Sebenarnya, aku memiliki perasaan yang campur aduk terhadap Naraya.Lama sekali aku berpikir haruskah aku membantunya atau tidak.Aku baru menyadari sesuatu setelah putriku berdiri di depanku dan terlihat ragu-ragu ingin bicara.Apa yang dialami Naraya sekarang adalah salah satu kemungkinan yang bisa saja terjadi pada putriku.Di lain ruang dan waktu, mungkin aku tidak tahu Karen sudah menukar anak kami.Bisa saja ada orang lain yang membantu anak bernama Naraya itu.Itu sebabnya aku mengirim Naraya ke luar negeri dengan harapan dia akan baik-baik saja.Dia ingat kebaikanku dan kembali untuk membantuku.Karen terkejut sekali sampai tidak bisa berkata-kata.Di sisi lain, Naraya tetap memastikan masalah ini beres."Aku pasti sudah mati kalau bukan karena ibuku! Berani-beraninya sekarang kamu memintaku memaafkanmu?"Wajah Jack tampak merah seperti terbakar. Dia pun mengulurkan tangannya hendak menarik Naraya pergi.Namun, Naraya menepiskan tangannya dan bahkan balas menendang kaki Jack."
Sejak saat itu, aku tidak pernah mengungkit soal bercerai lagi.Aku bahkan berdamai dengan Jack.Putriku benar-benar kebingungan. Dia sama sekali tidak mengerti kenapa aku ingin kembali ke pelukan pria bajingan itu."Ibu, jangan bilang Ibu lupa apa yang sudah dia perbuat? Ibu …."Jack pasti menyimpan niat buruk!Naraya sudah bisa menduganya.Jadi, dia sengaja membujuk putriku agar mau ke luar negeri.Jack sendiri tidak ambil pusing.Dia mengajakku kembali ke kampung halamannya, suasana hatinya benar-benar baik di sepanjang perjalanan.Malam harinya, dia bahkan berinisiatif memasak buatku sambil berkata, "Kamu pasti nggak tahu bagaimana caranya menggunakan kompor minyak tanah!"Aku mengangguk dengan patuh seolah-olah tidak melihat kekurangan apapun.Tidak ada yang tahu bahwa aku tidur dengan Jack itu hanyalah bentuk toleransiku.Di belakang, aku menggertakkan gigi dengan jijik sambil mencari tahu berbagai macam cara untuk menghabisi Jack.Hubungan kami tetap damai selama satu bulan.Hin
Ibu mertuaku diam-diam menukar adik iparku dengan putriku.Hanya karena dia tidak tega membiarkan putrinya hidup menderita.Parahnya lagi adalah suamiku menyetujui hal itu.Akan tetapi, diam-diam aku menukar mereka lagi tanpa memberi tahu siapa-siapa.Putriku pun dibesarkan dengan segala yang baik, sementara adik iparku kabur dari rumah karena tersiksa.Bertahun-tahun setelah itu, ibu mertuaku didiagnosis mengidap kanker. Dia pun melakukan tes DNA untuk menuntut bakti dari putrinya.Aku menatap suamiku yang sok itu dan berkata sambil tersenyum, "Oke! Kalau memang salah, ya sudah ayo ditukar!""Kukembalikan putrimu, jadi kembalikan putriku."....Ibu mertuaku menderita kanker.Aku sedang belanja bersama putriku, Cecilia Oktani, saat mendapatkan kabar itu.Suamiku, Jack Viron, berulang kali meneleponku seolah-olah ibunya akan segera meninggal.Para tetangga pun memadati rumah untuk menjenguk ibu mertuaku. Begitu aku masuk, ada yang memandangku dengan simpatik, tetapi ada juga yang terlih
Ekspresi ibu mertuaku dan suamiku sontak menjadi kaku, suasana mendadak menjadi sangat sunyi.Sudah menjadi rahasia umum bahwa Naraya Viron kabur dari rumah tiga tahun lalu hanya karena masalah dia memakan sepotong daging rebus.Ibu mertuaku memukulinya habis-habisan sambil mencacinya."Kamu dulunya hantu kelaparan, hah! Daging rebus itu buat keponakanmu! Masa iya kamu yang lebih tua berani-beraninya memakannya!""Sini, biar kuhajar kamu sampai mati hari ini! Dasar gadis sialan!"Ibu mertuaku kasar dan kejam sekali. Naraya pasti sudah mati dia pukuli jika bukan karena para tetangga menghentikannya.Padahal hari itu dingin sekali, tetapi Naraya hanya mengenakan baju lengan pendek dan celana pendek. Tubuhnya dipenuhi bekas luka.Ada yang bekas dipukuli dengan batang bambu, ada yang bekas disundut puntung rokok, bahkan ada pula bekas luka bakar yang besar di bagian wajahnya.Naraya yang tidak tahan lagi pun akhirnya memberanikan diri untuk pertama kalinya menyahuti ibu mertuaku, "Ternyata
Separuh tubuh ibu mertuaku terayun ke luar. Kedua tangan dan kakinya bergerak meronta, wajahnya tampak merah padam.Para tetangga yang menonton kehebohan ini pun bergegas menghampiri. Mereka memintaku untuk jangan berbuat bodoh.Aku menoleh menatap mereka dan balas memaki, "Kenapa sekarang kalian sok benar? Tadi kalian nggak bilang apa-apa waktu aku disuruh tukar anak! Sekarang?""Kalian pura-pura membela kebenaran mentang-mentang sesuatu sudah terjadi! Kuberi tahu, ya, masalah ini belum selesai!"Ucapanku ini menyulut kekesalan semua orang. Mereka menganggap ini bukanlah urusan mereka.Salah seorang gadis yang berada di antara kerumunan pun menyahut, "Kak, nggak usah takut sama orang-orang sok suci ini! Aku di pihak Kakak!""Jangan lakukan hal bodoh! Putrimu masih menunggumu!"Ekspresi Jack sontak berubah. Bisa gawat apabila masalah ini menjadi terlalu besar."Jessica! Cepat lepaskan ibuku!"Dia bergegas menghampiriku sambil memegang sebuah tongkat.Aku tidak sempat menghindar dan ter
Begitu keluar dari kamar rawat, putriku pun menatapku meminta pujian."Aktingku hebat, 'kan, Bu!"Aku mengangguk menyetujui, aktingnya memang sangat hebat."Ibu, Kakak 'kan sudah bilang Ibu nggak boleh merokok!" katanya dengan frustrasi sambil merebut rokok yang kupegang.Jack dan Karen tidak jadi lapor polisi karena aku menyandera putri mereka.Lucu sekali! Mereka mengaku-aku Cecilia sebagai putri mereka karena mereka ingin menikmati manfaatnya!Manfaat itu akan hilang seandainya sesuatu terjadi pada mahasiswa dari universitas ternama ini.Aku tahu betul cara menyandera orang!Aku pun menyemburkan yogurt yang kumakan, lalu mengeluarkan penggaris dan mengayunkannya ke arah putriku."Cuih! Kenapa rasanya asam sekali! Kamu mau membunuhku, hah! Sini biar kuhajar kamu sampai mampus, dasar gadis sialan!"Putriku sontak diam mematung, sementara ibu mertuaku bergegas mengadang dan berujung kutendang dengan kencang.Wajahnya meringis kesakitan, tetapi dia menguatkan diri untuk menenangkan putr
Jika ... Cecilia bukanlah putri kandung ibunya, lantas apa faedahnya semua sikap mereka selama beberapa hari terakhir?Jack tampak tertegun. Aku tahu dia baru teringat bahwa Naraya memiliki golongan darah B!Karen akhirnya masuk ICU, sementara Jack melakukan tes DNA lagi dengan putriku.Hasil tes DNA baru akan keluar tiga hari lagi.Selama tiga hari itu, Jack ibarat mayat hidup.Dia menatap Karen dari luar kaca ICU tanpa berkedip.Saat merasa lapar, dia hanya makan dua suap roti, lalu menatapku dengan mata menyalang.Pada hari ketiga, hasil tes DNA pun keluar."Hasil tes menyimpulkan bahwa Jack Viron adalah ayah kandung Cecilia Oktani!"Jack merasa seperti disambar petir di siang bolong. Kakinya sontak terasa lemas dan dia jatuh berlutut di hadapanku.Detik berikutnya, dia menunjuk ke arahku sambil berseru, "Jessica! Kamu benar-benar kejam! Kamu sengaja melakukan ini!""Akan kulaporkan kamu ke polisi! Kalau sampai ibuku kenapa-kenapa, aku nggak akan pernah memaafkanmu! Jangan sampai ib
Padahal sudah ribuan kali aku mempersiapkan mentalku, tetapi tetap saja ancaman Jack membuat nyaliku ciut.Aku bahkan sampai menyuruh putriku agar jangan keluar rumah dulu selama beberapa hari ke depan.Putriku sebenarnya merasa agak keberatan, tetapi aku balas bersikap dengan tegas.Putriku tidak boleh sampai kenapa-kenapa. Akulah satu-satunya target balas dendam Jack.Saat istirahat makan siang, aku menelepon putriku seperti biasa.Lama sekali dering sambung terdengar, tetapi teleponku tidak kunjung diangkat.Putriku sudah kecanduan ponsel, dia pasti selalu membawa ponselnya ke mana-mana bahkan saat pergi ke toilet.Aku mulai merasa cemas, jadi aku mengambil kunci mobilku dan berlari keluar sambil terus berusaha menelepon.Aku mengingatkan diriku untuk tidak panik. Aku baru saja mengontrak rumah itu, jadi Jack juga tidak akan tahu alamatnya.Meskipun begitu, ketegangan yang kualami bisa terlihat dari air mataku yang menetes.Begitu aku menyalakan mobil, sebuah telepon pun masuk ke po
Sejak saat itu, aku tidak pernah mengungkit soal bercerai lagi.Aku bahkan berdamai dengan Jack.Putriku benar-benar kebingungan. Dia sama sekali tidak mengerti kenapa aku ingin kembali ke pelukan pria bajingan itu."Ibu, jangan bilang Ibu lupa apa yang sudah dia perbuat? Ibu …."Jack pasti menyimpan niat buruk!Naraya sudah bisa menduganya.Jadi, dia sengaja membujuk putriku agar mau ke luar negeri.Jack sendiri tidak ambil pusing.Dia mengajakku kembali ke kampung halamannya, suasana hatinya benar-benar baik di sepanjang perjalanan.Malam harinya, dia bahkan berinisiatif memasak buatku sambil berkata, "Kamu pasti nggak tahu bagaimana caranya menggunakan kompor minyak tanah!"Aku mengangguk dengan patuh seolah-olah tidak melihat kekurangan apapun.Tidak ada yang tahu bahwa aku tidur dengan Jack itu hanyalah bentuk toleransiku.Di belakang, aku menggertakkan gigi dengan jijik sambil mencari tahu berbagai macam cara untuk menghabisi Jack.Hubungan kami tetap damai selama satu bulan.Hin
Sebenarnya, aku memiliki perasaan yang campur aduk terhadap Naraya.Lama sekali aku berpikir haruskah aku membantunya atau tidak.Aku baru menyadari sesuatu setelah putriku berdiri di depanku dan terlihat ragu-ragu ingin bicara.Apa yang dialami Naraya sekarang adalah salah satu kemungkinan yang bisa saja terjadi pada putriku.Di lain ruang dan waktu, mungkin aku tidak tahu Karen sudah menukar anak kami.Bisa saja ada orang lain yang membantu anak bernama Naraya itu.Itu sebabnya aku mengirim Naraya ke luar negeri dengan harapan dia akan baik-baik saja.Dia ingat kebaikanku dan kembali untuk membantuku.Karen terkejut sekali sampai tidak bisa berkata-kata.Di sisi lain, Naraya tetap memastikan masalah ini beres."Aku pasti sudah mati kalau bukan karena ibuku! Berani-beraninya sekarang kamu memintaku memaafkanmu?"Wajah Jack tampak merah seperti terbakar. Dia pun mengulurkan tangannya hendak menarik Naraya pergi.Namun, Naraya menepiskan tangannya dan bahkan balas menendang kaki Jack."
Berbeda dengan Karen yang marah, Jack justru tersenyum menyanjung kepadaku."Sayang, aku tahu kamu marah padaku! Ayo, lampiaskan saja amarahmu tanpa ragu! Aku nggak akan menghindar!"Jack mendekatkan wajahnya ke hadapanku, membuat bulu kudukku langsung meremang.Jack menyetujui rencana ibunya untuk menukar putriku yang baru lahir karena dia tidak suka dengan sikapku yang waspada terhadapnya.Sekarang, semuanya akan segera berakhir dan hidup Karen juga tidak akan lama lagi.Apa Jack masih merasa tidak puas?Entahlah!Yang jelas, aku tahu dia itu ibarat serigala berbulu domba yang sedang mengintai.Bagaimanapun juga, hartaku sebelum menikah cukup banyak.Putriku benar-benar kebingungan dengan sikap Jack."Pria itu memang nggak kenal menyerah kalau belum benar-benar putus asa," kataku sambil menatap putriku.Aku adalah tipe perempuan yang selalu bertindak lambat, tetapi mematikan.Pada hari Naraya mendarat, Karen berpakaian dengan rapi dan pergi menjemputnya.Dia tidak sabar sekali ingin
Padahal sudah ribuan kali aku mempersiapkan mentalku, tetapi tetap saja ancaman Jack membuat nyaliku ciut.Aku bahkan sampai menyuruh putriku agar jangan keluar rumah dulu selama beberapa hari ke depan.Putriku sebenarnya merasa agak keberatan, tetapi aku balas bersikap dengan tegas.Putriku tidak boleh sampai kenapa-kenapa. Akulah satu-satunya target balas dendam Jack.Saat istirahat makan siang, aku menelepon putriku seperti biasa.Lama sekali dering sambung terdengar, tetapi teleponku tidak kunjung diangkat.Putriku sudah kecanduan ponsel, dia pasti selalu membawa ponselnya ke mana-mana bahkan saat pergi ke toilet.Aku mulai merasa cemas, jadi aku mengambil kunci mobilku dan berlari keluar sambil terus berusaha menelepon.Aku mengingatkan diriku untuk tidak panik. Aku baru saja mengontrak rumah itu, jadi Jack juga tidak akan tahu alamatnya.Meskipun begitu, ketegangan yang kualami bisa terlihat dari air mataku yang menetes.Begitu aku menyalakan mobil, sebuah telepon pun masuk ke po
Jika ... Cecilia bukanlah putri kandung ibunya, lantas apa faedahnya semua sikap mereka selama beberapa hari terakhir?Jack tampak tertegun. Aku tahu dia baru teringat bahwa Naraya memiliki golongan darah B!Karen akhirnya masuk ICU, sementara Jack melakukan tes DNA lagi dengan putriku.Hasil tes DNA baru akan keluar tiga hari lagi.Selama tiga hari itu, Jack ibarat mayat hidup.Dia menatap Karen dari luar kaca ICU tanpa berkedip.Saat merasa lapar, dia hanya makan dua suap roti, lalu menatapku dengan mata menyalang.Pada hari ketiga, hasil tes DNA pun keluar."Hasil tes menyimpulkan bahwa Jack Viron adalah ayah kandung Cecilia Oktani!"Jack merasa seperti disambar petir di siang bolong. Kakinya sontak terasa lemas dan dia jatuh berlutut di hadapanku.Detik berikutnya, dia menunjuk ke arahku sambil berseru, "Jessica! Kamu benar-benar kejam! Kamu sengaja melakukan ini!""Akan kulaporkan kamu ke polisi! Kalau sampai ibuku kenapa-kenapa, aku nggak akan pernah memaafkanmu! Jangan sampai ib
Begitu keluar dari kamar rawat, putriku pun menatapku meminta pujian."Aktingku hebat, 'kan, Bu!"Aku mengangguk menyetujui, aktingnya memang sangat hebat."Ibu, Kakak 'kan sudah bilang Ibu nggak boleh merokok!" katanya dengan frustrasi sambil merebut rokok yang kupegang.Jack dan Karen tidak jadi lapor polisi karena aku menyandera putri mereka.Lucu sekali! Mereka mengaku-aku Cecilia sebagai putri mereka karena mereka ingin menikmati manfaatnya!Manfaat itu akan hilang seandainya sesuatu terjadi pada mahasiswa dari universitas ternama ini.Aku tahu betul cara menyandera orang!Aku pun menyemburkan yogurt yang kumakan, lalu mengeluarkan penggaris dan mengayunkannya ke arah putriku."Cuih! Kenapa rasanya asam sekali! Kamu mau membunuhku, hah! Sini biar kuhajar kamu sampai mampus, dasar gadis sialan!"Putriku sontak diam mematung, sementara ibu mertuaku bergegas mengadang dan berujung kutendang dengan kencang.Wajahnya meringis kesakitan, tetapi dia menguatkan diri untuk menenangkan putr
Separuh tubuh ibu mertuaku terayun ke luar. Kedua tangan dan kakinya bergerak meronta, wajahnya tampak merah padam.Para tetangga yang menonton kehebohan ini pun bergegas menghampiri. Mereka memintaku untuk jangan berbuat bodoh.Aku menoleh menatap mereka dan balas memaki, "Kenapa sekarang kalian sok benar? Tadi kalian nggak bilang apa-apa waktu aku disuruh tukar anak! Sekarang?""Kalian pura-pura membela kebenaran mentang-mentang sesuatu sudah terjadi! Kuberi tahu, ya, masalah ini belum selesai!"Ucapanku ini menyulut kekesalan semua orang. Mereka menganggap ini bukanlah urusan mereka.Salah seorang gadis yang berada di antara kerumunan pun menyahut, "Kak, nggak usah takut sama orang-orang sok suci ini! Aku di pihak Kakak!""Jangan lakukan hal bodoh! Putrimu masih menunggumu!"Ekspresi Jack sontak berubah. Bisa gawat apabila masalah ini menjadi terlalu besar."Jessica! Cepat lepaskan ibuku!"Dia bergegas menghampiriku sambil memegang sebuah tongkat.Aku tidak sempat menghindar dan ter
Ekspresi ibu mertuaku dan suamiku sontak menjadi kaku, suasana mendadak menjadi sangat sunyi.Sudah menjadi rahasia umum bahwa Naraya Viron kabur dari rumah tiga tahun lalu hanya karena masalah dia memakan sepotong daging rebus.Ibu mertuaku memukulinya habis-habisan sambil mencacinya."Kamu dulunya hantu kelaparan, hah! Daging rebus itu buat keponakanmu! Masa iya kamu yang lebih tua berani-beraninya memakannya!""Sini, biar kuhajar kamu sampai mati hari ini! Dasar gadis sialan!"Ibu mertuaku kasar dan kejam sekali. Naraya pasti sudah mati dia pukuli jika bukan karena para tetangga menghentikannya.Padahal hari itu dingin sekali, tetapi Naraya hanya mengenakan baju lengan pendek dan celana pendek. Tubuhnya dipenuhi bekas luka.Ada yang bekas dipukuli dengan batang bambu, ada yang bekas disundut puntung rokok, bahkan ada pula bekas luka bakar yang besar di bagian wajahnya.Naraya yang tidak tahan lagi pun akhirnya memberanikan diri untuk pertama kalinya menyahuti ibu mertuaku, "Ternyata
Ibu mertuaku diam-diam menukar adik iparku dengan putriku.Hanya karena dia tidak tega membiarkan putrinya hidup menderita.Parahnya lagi adalah suamiku menyetujui hal itu.Akan tetapi, diam-diam aku menukar mereka lagi tanpa memberi tahu siapa-siapa.Putriku pun dibesarkan dengan segala yang baik, sementara adik iparku kabur dari rumah karena tersiksa.Bertahun-tahun setelah itu, ibu mertuaku didiagnosis mengidap kanker. Dia pun melakukan tes DNA untuk menuntut bakti dari putrinya.Aku menatap suamiku yang sok itu dan berkata sambil tersenyum, "Oke! Kalau memang salah, ya sudah ayo ditukar!""Kukembalikan putrimu, jadi kembalikan putriku."....Ibu mertuaku menderita kanker.Aku sedang belanja bersama putriku, Cecilia Oktani, saat mendapatkan kabar itu.Suamiku, Jack Viron, berulang kali meneleponku seolah-olah ibunya akan segera meninggal.Para tetangga pun memadati rumah untuk menjenguk ibu mertuaku. Begitu aku masuk, ada yang memandangku dengan simpatik, tetapi ada juga yang terlih