Dengan perasaan bersalah yang dalam, Nouval membawa Seruni memeriksakan diri ke IGD rumah sakit dekat kediaman orang tuanya. Sudah seminggu istrinya itu merasa tidak enak badan, pucat, juga tidak terlalu suka makan, hingga bobotnya turun. Tubuhnya yang sintal berisi jadi seperti istri yang teramat sengsara setelah menikah.Menunggu hasil tes yang dilakukan petugas UGD, membuat Nouval menjadi sangat cemas. Terutama karena istri keduanya itu terus menyandarkan kepala ke pundaknya. Begitu pucat dan lemah.“Semoga hasil pemeriksaan nanti bukan hal yang bahaya.” Kata-kata itu lebih ditujukan untuk menenangkan dirinya yang penuh rasa bersalah, ketimbang menenangkan Seruni. Nouva merengkuh wanita muda itu ke dalam pelukannya untuk mengusir dinginnya ac ruangan.“Bapak Nouval,” panggil seorang petugas berpakaian putih.“Ya!” sahut Nouval.“Bisa bertemu dengan dokter, Pak!”Nouval mengangguk dan membantu Seruni berdiri. Perlahan-lahan mereka berjalan menuju ruangan dokter yang sudah dibukakan
Bulan-bulan yang berat, dirasakan oleh tiga orang yang berada dalam kerumitan jalinan rumah tangga poligami mereka.Bagi Sassy, dia sudah merasa ragu tentang keputusannya menerima pernikahan kedua suaminya. Meskipun sudah diusahakannya, tetap saja, rasa egois dan kecemburuan besar di hatinya, menciptakan lubang besar antara dirinya dngan Nouval, yang hari demi hari makin dalam. Membuatnya makin takut dan gamang untuk terus berusaha mendekati suaminya lagi. Dia tengah berada di sebentang tali atas lubang jurang yang teramat dalam itu.Sementara bagi Nouval sendiri, dia tak mampu lagi memenuhi daftar persyaratan yang dibuat Sassy selama kehamilan awal Seruni. Takdir membuat kehamilan istri keduanya itu tidaklah semudah yang dia kira.“Tolong, bersabarlah .... Kehamilan Seruni tidak mudah. Tidak semua calon ibu bisa melewati kehamilan yang ringan dan menyenangkan.”Berkali-kali Nouval meminta pengertian Sassy setiap kali istri pertamanya itu mendebat dan mempertanyakan ketidak hadiranny
Nauval sangat sibuk malam itu. Orang tua Seruni tiba dari luar kota. Jadi, meskipun hari ini adalah jadwalnya untuk tidur di rumah, Nouval memilih untuk pulang ke rumah orang tuanya, sebagai bentuk penghormatan pada mertuanya itu. Dia akan mengganti waktu Sassy besok atau lusa.“Ibu senang karena akhirnya kau hamil. Kami semua bahagia mendengarnya,” ujar ibunya Seruni. Wanita muda itu hanya tersenyum senang. Dia tak mau jauh dari pelukan ibunya.Nouval membiarkan saja. Dianggapnya itu sebagai ekspresi rindu sang istri yang sudah berbulan-bulan tak bertemu kedua orang tuanya. DIa merasa sedikit bersalah dalam hati. Baru menyadari bahwa tak sekalipun dia mengajak sang istri untuk pergi mengunjungi kedua mertuanya di kampung, sejak pernikahan itu.Malam itu Seruni ingin tidur dengan ibunya. Nouval mengijinkan. Karena hal itu pula akhirnya Nouval memutuskan untuk pulang ke rumahnya meskipun waktu sudah sangat larut.Saat dia tiba di rumah, rumahnya itu sduah gelap. Menurutnya, Sassy past
Sementara di rumah sakit, Sassy merenungi kehidupan rumah tangganya setengah tahun ke belakang. Di kantor, Nouval sedikit merasa tidak enak karena harus meninggalkan Seruni disaat kedua mertuanya datang berkunjung.Meskipun istri keduanya itu mengatakan tidak apa-apa dan dia harus mengurusi Sassy yang tengah sakit, tetap saja Nouval jd terpikir akan pandangan dua mertuanya itu.“Pak, ada pertemuan nanti sore dengan klien,” kata sekretarisnya memberi tahu.“Jam berapa?” tanya Nouval. Dia takboleh berlama-lama di kantor, karena Sassy masih di rumah sakit.“Jam lima, Pak,” jawab si sekretaris cepat.Nouval mengangguk. “Katakan padanya untuk tepat waktu. Karena hari ini saya harus menjaga Sassy yang sedang dirawat di rumah sakit!”“Akan saya sampaikan.” Sekretarisnya mengangguk dan segera keluar dari ruangan Nouval.Pukul lima kurang, sekretarisnya mengabarkan kalau calon klien itu batal hadir karena suatu hal. Maka, segera pria itu membereskan mejanya dan keluar dari kantor. Dia akan m
Hari itu, hati Sassy sangat bahagia. Bunga di hatinya kembali mekar. Dia senang Nouval bersikap seperti dulu lagi. Lembut dan sangat pengertian. Dia ingin Nouval terus seperti itu. Jadi, dia juga menunjukkan sikap yang sangat pengertian pada suaminya.Nouval sendiri juga ikut bahagia melihat wajah Sassy yang kmbali cerah. Baginya, kesalahpahaman mereka sudah diselesaikan semalam. DIa sudah kembali tenang. Smeua akan baik-baik saja.“Apa enggak berangkat kerja?” tanyanya saat Nouval yang tadi pergi justru balik lagi dengan membawa bungkusan makanan di tangan.“Mari sarapan dulu. Dugaanku, kau tak akan menyukai makanan rumah sakit!”Sassy ikut tersenyum melihat senyum memikay suaminya pagi itu. Wajah Nouval yang cerah, mengirim efek posisif ke dalam hatinya pagi itu. Dia jadi lebih bersemangat.Sesekali Nouval menyuapi istrinya dengan sarapan yang dia pesan di kantin rumah sakit. Itu jauh lebih enak dari pada bubur yang disiapkan rumah sakit pagi itu.“Aku akan ke kantor setelah ini.
Dengan memiliki seorang anak lelaki, berarti tujuan utama pernikahan itu tercapai. Kelangsungan nama keluarga Ariobimo bisa dilanjutkan. Selain itu, dengan memiliki seorang putra, maka kedudukannya sebagai istri akan lebih kuat lagi di keluarga besar suaminya.Dua pernikahan Nouval kembali tenang. Badai besar sepertinya mulai menjauh. Dua istrinya sepertinya mulai saling menahan diri dari cemburu dan desakan ingin selalu di dekatnya.Satu bulan pertama, Nouval sangat senang. Dia merasa tenang dan tenteram. Pekerjaannya bisa lebih fokus dan satu kasus berat kembali dapat diselesaikannya dengan gemilang. Memasuki bulan kedua, hatinya sepertinya mulai merasakan ketidak nyamanan.Dia mulai merindukan rengekan Sassy ataupun kemanjaan dan bujukan halus Seruni. Baginya, kehidupan rumah tangganya jadi terasa monoton dan membosankan. Bagaimana dia merasa kehilangan percikan api dalam hubungannya dengan Seruni yang baru seumur jagung?Bukan berarti istri-isrinya menolak melayani kebutuhannya,
Sudah dua minggu sejak persalinan Seruni. Suaminya tidak pernah lagi tidur di rumah. Nouval selalu punya alasan untuk tidak pulang. Kejengkelan Sassy kembali muncul. Dia merasa Seruni mulai ingin meggunakan anaknya sebagai alat untuk merebut Nouval darinya.“Sekarang dia merampas waktu dan perhatian Nouval dariku. Besok lusa apa lagi yang mau dirampasnya!” geram Sassy. Kebenciannya mulai tumbuh.Meskipun jengkel, saat perayaan pemberian nama, Sassy tetap tak ingin menunjukkan wajahnya di kediaman sang mertua. Dia yakin hanya akan menjadi cibiran orang saja di saja. Dia telah dicap sebagai menantu jahat dan paling bertanggung jawab atas apa yang menimpa ayah mertuanya yang tak juga pulih hingga saat ini.“Jangan mengira aku akan mendiamkan hal ini terlalu lama!” ujarnya sinis. Kilatan matanya terlihat berbahaya. Sebuah rencana cerdas sudah berkelebat di otaknya. Sassy tak akan mengalah lagi kali ini.“Aku mau kita berbulan madu di ulang tahun pernikahan kita.” Sassy mengirimkan pesa
Nouval ingin sekali mengatakan, Ya. Namun, dia teringat pada mamanya yang akan kerepotan mengurusi Seruni jika masih tidak mau makan lagi malam ini.“Aku ke rumah Mama malam ini.”Pria itu akhirnya membalas pesan istrinya dengan berat hati. Dia tahu Sassy mungkin juga akan sedih jika ditinggalkan. Namun, Nouval bertekad untuk menyelesaikan masalah Seruni sebelum dirinya pergi bersama Sassy minggu berikutnya.Dirinya sampai di rumah dengan tatapan khawatir sang mama.“Di mana Seruni?” tanyanya setelah mencium tangan mamanya.Wanita itu tak mengatakan apa pun, melainkan melihat ke arah lantai dua. Nouval langsung mengerti apa yang terjadi. Kakinya melangkah panjang dan langsung naik ke lantai dua mencari Seruni. Suara tangisan bayi mereka bisa didengarnya sejak dari tangga terbawah.Dilompatinya dua undakan sekaligus agar segera sampai di kamar dan melihat apa yang tengah terjadi di kamar itu. Pintu dibukanya dengan keras karena merasa sangat jengkel.“Apa---“Kalimat yang tadi mendesak