Vali begitu cemas memikirkan istrinya. Kakinya sedari tadi tidak bisa diam dan terus melangkah kesana kemari. Lyan sendiri sudah mencoba menenangkan sang Alpha tapi tetap saja Alpha sekaligus sahabatnya itu tidak tenang. “Apa aku harus menyusul Rea?” tanya Vali “Tidak. Bukankah istrimu sudah mengatakan untuk tetap di pack” jawab Lyan “Tapi aku khawatir” “Tidak ada suami yang tidak khawatir di saat istrinya menjemput bahaya” ucap Lyan *** “Goa apa ini?” tanya Rea “Aku tidak tahu. Bahkan ini pertama kali aku tahu disini ada goa. Karena saat ke daerah ini, aku tidak pernah menemukan goa” jawab Reiki bingung “Kita masuk” putus Rea final “Yang benar saja. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam sana” Reiki tidak setuju “Lalu jika aku tidak masuk, bagaimana bisa kita tahu apa yang ada di dalam sama? Jika kalung itu ada disana bagaimana?” “Apa harus?” “Harus” Akhirnya Rea dan Reiki masuk ke dalam goa dengan langkah yang hati-hati, malah mereka terlalu berhati-hati. “Goa ini terli
“Banyak sekali” ucap Reiki begitu memasuki ruang harta. Banyak harta yang di tumpuk disana. Bahkan mata Reiki saja begitu silau sekarang. Benda-benda yang berkilau begitu banyak di sekitar mereka. “Bagaimana kita mencari kalung bermata safir itu? Lihat, banyak sekali kalung seperti itu disini. Kita tidak mungkin asal mengambil kan?” tanya Reiki Karena benar adanya, jika banyak sekali kalung bermata safir di sekitar mereka. Mata Reiki jadi bingung melihatnya. Rea kemudian turun dari punggung Reiki dan mulai menjelajah satu persatu tempat disana. Tidak bisa wanita itu pungkiri jika dia sama bingungnya dengan Reiki. Tapi mau bagaimana lagi, mereka harus tetap mencari. Saat keduanya sedang mencari dengan teliti tiba-tiba Reiki terpikirkan sesuatu. “Rea, apa kamu sadar jika disini bersuhu sangat hangat?” tanya Reiki “Kita sekarang berada di goa yang cukup dalam, tentu saja terasa hangat” “Bukan. Bukan seperti itu. Disaat hawa dingin di hutan ini terasa, maka tidak ada satu tempat pu
“Papa!” teriak RiverVali menoleh dan terkejut saat melihat sang putra berlari kearahnya. Pria kecilnya itu tadi sedang tertidur saat para musuh menyerang dan Vali sudah memberikan sihir untuk menutup suara yang masuk ke kedua telinga sang putra agar River nyenyak dalam tidurnya.“River, masuk nak. Papa mohon” ucap Vali dari kejauhan“Tapi papa akan sendirian jika River di dalam” ucap bocah kecil itu sambil terus berlari pada sang ayahJarak mereka cukup jauh tapi mereka bisa mendengar suara masing-masing. Hingga tubuh putranya terbang dan berada di gendongan salah satu penyihir musuh. Dengan seringai mengejek sang penyihir itu menodongkan belati kearah jantung River.Vali langsung gelap mata melihat hal itu. Melihat River yang terus berontak kesakitan membuat jiwa ayahnya terguncang.“Lepaskan putraku penyihir sialan!” teriak Vali marahTanpa babibu, pria itu segera berganti shift dengan Reiden dan mulai berlari cepat. Menerjang semua yang menghalangi langkahnya. Kini putranya adalah
River pingsan setelahnya. Bocah itu tidak kuat menahan sakit yang mendera hingga pingsan. Kayne segera mengangkat sang cicit dan memindahkan pada gendongan Luci.“Bawa River ke mansion kita” perintah KayneLuci mengangguk mengerti dan dalam kedipan mata, terbukalah portal penghubung pack Vali dan mansion De Sade. Luci segera masuk dan membuat portal segera menghilang.Kayne sendiri mulai bertarung melawan para penyihir yang tersisa. Penyihir yang di kirimkan oleh Raja penyihir bukan lah tandingannya. Mereka berada di bawah Kayne.Kayne mulai mengeluarkan kekuatan yang hanya di miliki keluarganya. Lightning nama kekuatannya. Kayne bisa bergerak cepat tanpa bisa di baca oleh musuh. Dulu dia adalah panglima perang garda terdepan, karena kekuatannya dia bisa menghabiskan 1000 musuh dalam sekali gerak.Xavier menarik ekor Vali yang sedang dalam bentuk Reiden. Reiden sendiri terkejut atas tarikan Xavier.“Kenapa kau menarikku?” tanyanya“Menyingkir atau kau akan mati oleh tebasan ayahku” pe
BRAK “Putraku!” teriak Rea “Dimana putraku?” tanya Rea dengan berlari menyusuri mansion Vali dan yang lainnya memaklumi kekhawatiran Rea. Disaat wanita itu berusaha melindungi putrinya malah putranya yang terluka. Pasti kini dia merasa bersalah pada River. Aceline mendengar keributan yang di buat oleh Rea keluar. Aceline berjalan dengan cepat dan segera membawa Rea dalam pelukannya, menghentikan tindakan Rea. “Tenang. Tenang dulu” ucap Aceline Rea terus berontak dalam pelukan sang paman. Vali yang melihat hal itu segera melangkah cepat kearah keduanya. “Biarkan aku yang memeluknya” suara Vali mengudara Aceline mengangguk dan memberikan Rea pada pelukan Vali. Vali dengan sekuat tenaga mencoba menahan rontaan Rea. “Tenanglah sayang. Jika kamu seperti ini, Rain akan takut nantinya” Vali mencoba menenangkan Rea Mendengar kata Rain, Rea mulai berhenti berontak. Dia lupa jika putrinya berada di sini. Putrinya itu sangat perasa, bisa gawat jika dia melihat ibunya dalam mode seperti
Phellan Apollyon adalah raja dari klan penyihir. Raja tamak yang begitu mencintai kekuasaan dan tahta. Phellan sudah hidup selama 200 tahun dan masih menjabar sebagai raja hingga sekarang. Dimana biasanya para raja akan turun tahta di usia 150 tahun karena sudah tua dan menghabiskan sisa hidupnya dengan damai. Phellan yang merasa jika kekuasaan membuatnya bisa melakukan apapun, membuat pria itu tidak ingin turun dari tahtanya. Dia naik tahta di usianya yang 26 tahun setelah membunuh kedua orang tuanya dan kedua saudara laki-lakinya. Karena hal itu, dulu Kerajaan Penyihir Utara sempat goyah. Kepemimpinan yang adil tiba-tiba berubah menjadi tirani. Semua rakyat kerajaan merasa hidup dalam neraka. Tapi untungnya saat itu ada beberapa keluarga bangsawan penyihir yang membantu rakyat biasa untuk bertahan hidup. Diantaranya adalah Keluarga Goulet, De Sade, dan Olden. Ketiga keluarga itu memiliki kekayaan yang bisa di sandingkan dengan keluarga kerajaan. Melihat banyak rakyat yang kelapar
Floricel yang tahu dengan apa yang akan Phelan lakukan, memilih untuk tetap berada di Kerajaan. Keluarganya sendiri lebih memilih untuk pergi. Alasannya karena jika dia pergi dan membawa putrinya, kemungkinannya untuk bertemu Darren sangat besar. Jika di dalam kerajaan maka Floricel akan aman dari Darren dan orang-orang Isabel. Floricel sendiri meminta sang ayah untuk membuat barrier tambahan di pintu masuk kerajaan, dia meminta agar Darren tidak bisa masuk ke dalam. Kayne menyetujui permintaan itu. Itu lah salah satu alasan kenapa Darren tidak pernah bisa menemui anaknya ataupun Floricel. Karena wanitanya menutup semua aksesnya. Dimana seluruh keluarga besar De Sade memilih pergi dengan cara berpencar. Mereka terkenal akan kelihaiannya dalam bersembunyi, membuat Darren kesusahan mencari. *** Di kelahiran Rea, sempat terjadi ledakan mana yang cukup besar. Floricel langsung menyegel mana itu beserta jiwa sang putri dan membuat Floricel mati. Phelan langsung tertarik akan ledakan m
“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Kayne“Maksud kakek?” tanya Rea“Rea, aku yakin kamu sudah tahu siapa musuh kita. Jadi, kakek meminta untuk menyelesaikan ini secepatnya” ucap Kayne“Kamu sudah mendapatkan apa yang di perlukan bukan?” Rea mengangguk“Kita lakukan secepatnya” saut Wendy“Rea, sudah tidak ada waktu untuk mempersiapkan diri. Phellan semakin bergerak liar dan acak. Pria tua itu mulai menyerang untuk mendapatkan Rain”“Lalu?” tanya Vali“Lalu apa lagi? Tentu Rea harus mulai merapalkan mantra yang di perlukan serta mengontrol mananya agar tetap sama” jawab Wendy“Kita lakukan sekarang nek” Rea berdiri dari duduknya“Jaga si kembar selagi aku melakukan pelatihan singkat” Vali mengangguk***“Pejamkan matamu dan taruh tangan sebelah kananmu di atas buku. Lalu fokuskan pikiranmu dengan apa yang ingin kamu lakukan” ucap WendyRea segera memejamkan mata dan mulai melakukan seperti apa yang di ucapkan Wendy. Wanita itu mulai menaruh telapak tangannya di atas buku, lal