Share

Tak Usah Malu Melamar

Penulis: Athmika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-26 23:16:49

Pov Agnes

Namaku Agnes Prabaningrum. Cantikkan namaku? Begitu pula parasku. Banyak laki-laki yang menyatakan perasaannya padaku. Namun, entahlah. Hatiku sepertinya hanya tertaut pada satu pria.

Mas Rahmat. Anak seorang petani dari desa sebelah. Parasnya yang tampan, tutur katanya yang lembut, juga sikapnya yang melindungi membuat hatiku telah tertaut sejak masa sekolah.

"Kamu ngga ingin punya keluarga seperti temanmu yang lain, Nes? Banyak laki-laki yang datang. Tapi selalu saja kamu tolak. Apakah kamu sudah mempunyai laki-laki yang kamu inginkan?" ujar ibukku yang mungkin sudah lelah dengan omongan tetangga tentang aku yang tak kunjung berumah tangga.

"Nanti kalau dia sudah putus dari pacarnya, Bu!" balasku cuek. Mau bagaimana lagi, hanya nama mas Rahmat yang masih utuh berdiam di hatiku.

"Masih berharap sama anaknya Sumi?" tanya ibukku, "apa sih yang kamu harapkan dari seorang buruh bangunan? Itu Budi yang sudah jadi staf pabrik atau si Ridwan yang sudah diangkat jadi ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Jalan Yang Tertutup

    "Otakmu sudah gila, Nes! Kamu itu perempuan. Sejak kapan perempuan melamar laki-laki," geram pak Samsul dengan Agnes. "Sudah bukan jamannya lagi perempuan harus malu-malu, Pak! Mas Rahmat sudah putus sama pacarnya. Ini kesempatan yang bagus agar Agnes bisa bersatu sama mas Rahmat," kekeh Agnes yang membuat pak Rahmat menggeleng. "Tokno anakmu kuwi, pak! Wong wedok kok gatel. Ra enek harga dirine babar blas! Opo yo ora ngisin-ngisini nek nganti tonggo-tonggo krungu prawane Samsul nglamar lanangan! Rep mbok dokok ngendi raine wong tuamu?" keluh bu Ana. (Biarkanlah saja anakmu itu, Pak! Jadi perempuan kok gatal. Tidak mempunyai harga diri sama sekali. Apa nanti tidak memalukan kalau sampai 0ara tetangga tau kalau anak gadisnya Samsul melamar laki-laki. Mau ditaruh dimana muka orang tuamu) "Pokoknya kalau bapak tidak melamarkan mas Rahmat, aku tidak akan keluar kamar. Biar bapak ibu menyesal sudah menolak menyanggupi permintaan Agnes," seru Agnes seraya menutup kamarnya dengan ker

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   bab 21

    "Aku masih belum menerima keputusan bapak dan ibu soal hubunganku dengan Rahma. Tetapi kenapa bapak dengan seenaknya menerima lamaran dari Agnes? Perempuan yang hanya aku tau namanya tapi tidak mengenalnya. Tidak, pak! Maaf, Rahmat tidak mau," Rahmat yang diberitahu tentang lamaran dari Agnes pun menjadi naik pitam karena dia masih sangat mencintai Rahma. Bahkan masih ingin berjuang untuk mendapatkannya. Lalu kenapa orang tuanya seenak hati mengambil keputusan? " Usiamu sudah tua, Mat! Mau sampai kapan kamu betah melajang? Lagi pula, buat apa lagi kamu berjuang untuk Rahma? Kalian itu tidak jodoh bersanding. Weton, bentrok. Keturunan tempuk. Apalagi kalian Jilu! Mau kamu cepat-cepat ditinggal sama bapak ibu," hardik bu Sumi. Bukan hanya itu sebenarnya alasan bu Sumi tidak setuju Rahma menikah dengan Rahmat. Banyak hal yang menjadi pertimbangan. Apalagi sudah sedari muda dia sangat mengenal siapa itu ibunya Rahma. Perempuan yang selalu memperhitungkan apapun dengan uang."Zaman s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Kesepakatan apa?

    "Maaf, tapi aku tak ingin menyakiti Rahma lebih dalam lagi dengan menjadikannya sebagai istri kedua. Kamu tentu paham akan hal itu bukan?" Rahmat mencoba bertindak tegas kali ini. Tak ingin lagi jika ia harus kehilangan Rahma. Apalagi akhir-akhir ini tidurnya sering tak nyenyak karena selalu memimpikan seorang gadis kecil yang memanggilnya papa. Ah, dia jadi teringin tidur lagi apabila mengingat hal itu. Wajah cantik, dengan gaun yang mekar membuat impiannya mempunyai anak perempuan semakin besar. 'Apa Rahma sudah mengandung benihnya? Tetapi jika iya, kenapa Rahma selama ini selalu diam dan tak menuntut pertanggung jawaban darinya.' "Kamu tak bisa meninggalkan aku begitu saja, Mas! Saat susah, kamu bersamaku. Saat sudah mempunyai segalanya, kenapa kamu mau meninggalkan aku? Sebegitu tak berhargakah keberadaanku selama ini disampingmu," ucap Agnes dengan air mata mengalir deras. Bukannya bersimpati, Rahmat justru tersenyum sinis menanggapi ucapan Agnes," apa kamu pernah mera

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Di Persimpangan

    Rahmat berlalu pergi tanpa menghiraukan lagi bagaimana nasib Agnes yang sedang diinterogasi sama orang tuanya.Tujuannya hanya satu, memastikan mimpinya. Apakah benar jika Rahma sekarang sedang mengandung benihnya?"Apa aku susul Rahma di rumah sakit saja ya?" batin Rahmat.Langkahnya semakin ringan saat tau kemana arah tujuannya sekarang harus melangkah. Sudah cukup baginya memberi luka untuk Rahma. Mungkin sekaranglah saatnya dia untuk memberi bahagia.Drt drt drtPonsel Rahmat berbunyi. Sebuah nama yang ia kenal sudah tertera disana."Ada apa, lek?" sapa Rahmat pada seseorang di seberang sana."Apa kabar itu benar? Kamu mau menceraikan Agnes karena kehadiran mantanmu yang sudah janda?" balas seseorang dari seberang."Lek Pardi tak perlu ikut campur lagi urusan pribadiku. Lebih baik paklek urusi saja istri paklek yang sedang pulang ke rumah keluarganya,"balas Rahmat sengit.Sungguh, dia tak suka urusan pribadinya lagi-lagi harus dirusuhi orang lain." Paklek hanya khawatir sebagai pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Rahasia Apa?

    "Oohhhh... Jadi kamu lebih memilih perempuan yang bisa menjadi mantan dari pada saudara sendiri yang suatu saat bisa membantu?" teriak bu Tini seketika menghentikan langkah pak Samsul. "Apakah kurang aku dalam membela keluargaku buk? Apakah kurang pula bantuanku selama ini, buk? Ibu bahkan lebih mengedepankan kebutuhan Ratno daripada aku hingga aku harus berjuang habis-habisan hingga mempunyai segala hal saat ini. Bahkan saat ibu meminta sertifikat dengan alasan tak masuk akal pun, aku tetap memilih ibuk. Karena apa?" Pak Samsul sengaja menjeda ucapannya. Dan itu membuat perhatian semua orang tertuju kepada lelaki paruh baya itu. " Karena aku ingin ibu lebih menghargai Ana sebagai menantu ibu. Ana yang menemani aku berjuang untuk mendapatkan sertifikat itu. Tetapi kenapa dengan lancangnya, ibu memberikan sertifikat itu kepada Ratno. Tak selamanya saudara harus terus membantu tanpa imbal balik, bu! Apalagi sampai membuat anak ibu bertengkar dengan istrinya," sambung pak Samsul kemba

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Menuntut Harta Gono-gini

    Keadaan keluarga pak Samsul menjadi tegang. Keadaan sang kepala keluarga menjadi pemicu utamanya. Pak Samsul yang telah dipindah ke dalam ruang rawat biasa namun sedari tadi belum juga membuka mata. "Kenapa kamu jadi semurahan itu, Nes! Ibu bukan hanya kecewa denganmu, tapi ibu juga sangat malu sama Rahmat. Kamu yang meminta untuk jadi istrinya, tetapi kamu juga yang sudah berkhianat darinya. Apa yang kamu inginkan sebenarnya, Nes?" Bu Ana berkata dengan lirih namun sanggup menembus relung hati Agnes. " Bu," Airmata Agnes sudah mengalir dengan deras. Ada penyesalan besar yang bersarang di hatinya. Namun mau bagaimana pun, keadaan tak akan kembali seperti sedia kala. " Ibu sudah melarangmu, tapi kamu yang tetap kekeh dengan pendirianmu. Ibu berusaha menerima Rahmat dengan segala kekurangannya demi kebahagian anak ibu satu-satunya. Namun apa yang ibu unduh, ternyata tak sepadan dengan apa yang ibu" korbankan. Setelah ini, apa lagi yang akan kamu berikan kepada kami, Nes?" tambah bu A

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Harta yang tak bisa dituntut

    "Apa ini? Bagaimana bisa?" Agnes dan keluarga besarnya sangat terkejut karena tuntutan harta gono-gini tentang sawah, tanah dan ruko yang setau mereka dimiliki Rahmat selama masa pernikahan dengan Agnes ternyata tidak bisa dijadikan bahan tuntutan. Apalagi, fakta yang baru terungkap ternyata Rahmat memiliki semua itu sebelum laki-laki yang akan menjadi mantan suami Agnes itu membelinya sebelum lamaran resmi terjadi. "Bagaimana bisa?" teriak bu Tini karena syok cucunya tak memiliki hak apapun akan harta suaminya. "Bukankah di surat itu sudah tertera jelas kapan aku membelinya? Bahkan jauh sebelum kami menikah, aku sudah memiliki aset-aset tersebut," jawab Rahmat tenang. "Lalu kenapa setelah kalian menikah, pak Haji masih mengelola itu semua? Kenapa bukan kamu sendiri yang mengelola," tanya Ratno yang juga tak kalah terkejut. Andai bakal tau seperti ini, dia akan lebih hati-hati untuk menutupi aib keponakannya. Ini sudah dicerai, tak ada harta lagi. Mau hidup pakai apa Agnes

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   bab 26

    " Dia akan menjadi princess yang cantik dan penuh percaya diri karena ayahnya akan selalu menjadi garda terdepan untuk selalu melindunginya," ucap Rahmat sembari bernapas lega, perempuan yang selama ini dicarinya kini telah ketemu. Apalagi saat melihat perut Rahma yang membuncit, semakin yakin pula bahwa mimpinya bukan sekedar bunga tidur. Rahma dan Mimi tak bisa menyembunyikan raut wajah terkejut. Darimana laki-laki ini bisa menemukan lokasi tempat tinggal Rahma? "Aku sudah membuntuti Mimi berulang kali. Namun baru kali ini tujuan kepergiannya sama seperti tujuanku." Rahmat mendekati Rahma dan mencoba mengelus perutnya. Sebuah sambutan luar biasa karena anak di dalam perutnya juga bergerak seakan mengetahui jika yang menyentuhnya adalah ayahnya. " Selamat sore, anak ayah! Sehat kamu, Nak,"ucap Rahmat yang dibalas sundulan dari janin yang ada didalam perut Rahma. Rahmat tentu saja sangat bahagia pertanyaannya mendapatkan sambutan. Rahma yang tersadar akan kelakuan Rahmat seg

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03

Bab terbaru

  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Tuduhan Orang

    "Kenapa kalian dulu berpisah?" Aku dan Mimi menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di sekitar rumah sore ini karena sedari tadi aku sudah merasa tidak nyaman di punggung belakangku. "Karena ada masalah," jawabku singkat. Ya kali aku mau bilang kalau kami berpisah karena kepercayaan kuno? Kan tidak masuk akal! "Masalah apa? Aku lihat Rahmat sangat mencintaimu. Jadi pasti bukan dia yang buat masalah kan?" cerca Mimi lagi. Aku hanya menghembuskan napas lelah. Aku tak mau membongkar hal tak penting di masa lalu. Tetapi kenapa, Mimi malah mengoreknya sedari tadi. "Itu semua hanya masa lalu, Mi! Yang mungkin juga akan menjadi masalah suatu saat nanti juga karena kini semua orang menjadi tau, bahwa kami kembali bersama," Aku terdiam. Namun tidak dengan kakiku. Rasa panas di punggung sedari tadi membuatku semakin yakin kalau buah hatiku semakin tidak sabar untuk keluar dari dalam perut. " Balik yuk! Ngeri aku mendengarmu merasakan kesakitan. Apa operasi aja yuk! Jangan khawatir. Nant

  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Memanfaatkan Keadaan

    "Ngapain kamu disini?" Pagi-pagi buta Mimi sudah terlihat di depan rumahku. Kurang kerjaan sekali sebenarnya. Mentang-mentang sekarang sudah tak kerja malam, jam segini sudah berkeliaran di rumah orang. "Mau jaga kamu. Siapa tau mau lahiran kan?" ucapnya santai. Mimi segera masuk ke dalam kamar yang biasa ia gunakan saat menginap disini. "Edo mana?" tanyanya langsung saat boneka hidupnya tak terlihat. Aku hanya menggeleng melihat sahabatku tak tau diri itu. "Ini masih jam lima. Edo juga masih terlelaplah." Tak kuhiraukan lagi keberadaannya. Aku harus segera beberes mumpung Edo belum terbangun. "Ngga usah masak! Aku dah pesan gulai dari waring depan gang. Lebih baik sekarang, kamu prepare apa yang akan kamu bawa kalau sampai melahirkan." Mimi beralih menuju lemari perlengkapan bayiku. Sedangkan aku, aku malah memilih berdiam diri sembari melihat betapa repotnya sahabatku itu. " Perlengkapan mandi dibawa tidak?" tanya Mimi padaku. Aku hanya menggeleng sebagai jawaba

  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Semoga berbahagia, Mimi

    "Do'amu terkabul. Aku akan menikah dengan seorang mafia." ucap Mimi dengan santainya. Aku sontak tertawa mendengar gurauan Mimi yang tidak tau aturan. Mana ada mafia di zaman sekarang. "Kalau bercanda yang masuk akal sedikit. Mana ada mafia di negara kita," balasku seraya terkekeh. Ada-ada saja!!! Namun tatapan mata tajam Mimi membuatku merasa kalau dia sedang tidak bercanda. "Mi,,," ucapku seraya membalas tatapan tajam matanya. Mimi hanya menjawab dengan mengangguk sebagai jawabannya. Namun... "Hwa...bagaimana ini, Ma! Kenapa ada manusia seperti dia yang mau menerima sampah seperti aku." Teriakan Mimi yang melengking membuat Edo yang sedang bermain pun menjadi ikut terkejut dan menangis. Lekas saja kegeplak punggungnya gemas karena teriakan dia, membuat Edo terkejut dan menangis. " Cup cup cup, sayang! Tante ngga marah kok. Cup cup cup ya." Aku mencoba mengangkat Edo dan menimangnya agar bisa diam. " Jangan teriak bisa ngga sih. Kalau anakku sudah menangis kaya

  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Rencana Pernikahan

    "Mau kemana kamu?" Aku sebenarnya sudah sangat kesal dengan kehadiran mas Rahmat disini. Tak tau kah dia kenapa aku lebih memilih rumah yang tiada tetangga seperti ini untuk dikontrak? Tentu saja untuk menghindari ucapan pedas dari orang-orang yang mengenalku sebagai orang ketiga diantara pernikahan Rahmat dan Agnes. Namun sepertinya, mas Rahmat tidak pernah peduli tentang hal itu. "Mau apalagi sih kamu kemari, Mas? Aku sudah lelah menjadi pergunjingan warga karena kehadiran kamu yang terus-menerus membuat aku selalu saja disindir yang ngga-ngga," seruku yang mulai lelah dengan sikap mas Rahmat yang bebal. Apalagi Agnes pun pernah datang ke rumah ini hanya untuk mencaci makiku. Sungguh! Kesalahan pertama yang berdampak selamanya kalau sudah seperti ini. " Apanya lagi yang mesti dipermasalahkan sih? Aku duda, kamu janda. Lalu apa salahnya?" ucap mas Rahmat tanpa merasa bersalah. Ingin rasanya kuremas mulut mas Rahmat yang terlalu santai dengan keadaan. Sama sekali dia tak per

  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Rencana oh Rencana

    Pov Rahma "Kita buat acara tujuh bulanan yang bagaimana ya sebaiknya?" ucap Rahmat dengan senyum melebar mengungkapkan betapa bahagianya dia dengan kehamilanku ini."Huft... Apa kamu ngga malu dengan kehamilanku ini? Setidaknya, jika kamu ngga malu, pikirkan bagaimana perasaanku," ucapku sembari menimang Edo yang terlihat sudah sangat ngantuk sekali. "Kenapa harus malu? Tak ada yang memalukan dengan anak kita," kekeh Rahmat yang membuatku menggeram kesal. "Anak ini ada di luar pernikahan. Nasabnya jatuh padaku, ibunya. Semua orang bahkan tau bahwa aku adalah orang ketiga diantara hubunganmu dengan Agnes dulunya. Apa kamu sadar beban apa yang akan ditanggung anakmu?" tanyaku berapi-api. Bukan aku tak menerimanya. Aku hanya menyesalkan kehadirannya yang diluar pernikahan. Itu akan menjadi ujian yang berat kala ia dewasa nanti. "Aku hanya akan berdoa kepada Tuhan saja semoga aku dan dia baik-baik saja, diberi kelancaran sampai melahirkannya nanti, dia lahir dengan sempurna tanpa

  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   bab 26

    " Dia akan menjadi princess yang cantik dan penuh percaya diri karena ayahnya akan selalu menjadi garda terdepan untuk selalu melindunginya," ucap Rahmat sembari bernapas lega, perempuan yang selama ini dicarinya kini telah ketemu. Apalagi saat melihat perut Rahma yang membuncit, semakin yakin pula bahwa mimpinya bukan sekedar bunga tidur. Rahma dan Mimi tak bisa menyembunyikan raut wajah terkejut. Darimana laki-laki ini bisa menemukan lokasi tempat tinggal Rahma? "Aku sudah membuntuti Mimi berulang kali. Namun baru kali ini tujuan kepergiannya sama seperti tujuanku." Rahmat mendekati Rahma dan mencoba mengelus perutnya. Sebuah sambutan luar biasa karena anak di dalam perutnya juga bergerak seakan mengetahui jika yang menyentuhnya adalah ayahnya. " Selamat sore, anak ayah! Sehat kamu, Nak,"ucap Rahmat yang dibalas sundulan dari janin yang ada didalam perut Rahma. Rahmat tentu saja sangat bahagia pertanyaannya mendapatkan sambutan. Rahma yang tersadar akan kelakuan Rahmat seg

  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Harta yang tak bisa dituntut

    "Apa ini? Bagaimana bisa?" Agnes dan keluarga besarnya sangat terkejut karena tuntutan harta gono-gini tentang sawah, tanah dan ruko yang setau mereka dimiliki Rahmat selama masa pernikahan dengan Agnes ternyata tidak bisa dijadikan bahan tuntutan. Apalagi, fakta yang baru terungkap ternyata Rahmat memiliki semua itu sebelum laki-laki yang akan menjadi mantan suami Agnes itu membelinya sebelum lamaran resmi terjadi. "Bagaimana bisa?" teriak bu Tini karena syok cucunya tak memiliki hak apapun akan harta suaminya. "Bukankah di surat itu sudah tertera jelas kapan aku membelinya? Bahkan jauh sebelum kami menikah, aku sudah memiliki aset-aset tersebut," jawab Rahmat tenang. "Lalu kenapa setelah kalian menikah, pak Haji masih mengelola itu semua? Kenapa bukan kamu sendiri yang mengelola," tanya Ratno yang juga tak kalah terkejut. Andai bakal tau seperti ini, dia akan lebih hati-hati untuk menutupi aib keponakannya. Ini sudah dicerai, tak ada harta lagi. Mau hidup pakai apa Agnes

  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Menuntut Harta Gono-gini

    Keadaan keluarga pak Samsul menjadi tegang. Keadaan sang kepala keluarga menjadi pemicu utamanya. Pak Samsul yang telah dipindah ke dalam ruang rawat biasa namun sedari tadi belum juga membuka mata. "Kenapa kamu jadi semurahan itu, Nes! Ibu bukan hanya kecewa denganmu, tapi ibu juga sangat malu sama Rahmat. Kamu yang meminta untuk jadi istrinya, tetapi kamu juga yang sudah berkhianat darinya. Apa yang kamu inginkan sebenarnya, Nes?" Bu Ana berkata dengan lirih namun sanggup menembus relung hati Agnes. " Bu," Airmata Agnes sudah mengalir dengan deras. Ada penyesalan besar yang bersarang di hatinya. Namun mau bagaimana pun, keadaan tak akan kembali seperti sedia kala. " Ibu sudah melarangmu, tapi kamu yang tetap kekeh dengan pendirianmu. Ibu berusaha menerima Rahmat dengan segala kekurangannya demi kebahagian anak ibu satu-satunya. Namun apa yang ibu unduh, ternyata tak sepadan dengan apa yang ibu" korbankan. Setelah ini, apa lagi yang akan kamu berikan kepada kami, Nes?" tambah bu A

  • Menjadi Yang Kedua Demi Buah Hati   Rahasia Apa?

    "Oohhhh... Jadi kamu lebih memilih perempuan yang bisa menjadi mantan dari pada saudara sendiri yang suatu saat bisa membantu?" teriak bu Tini seketika menghentikan langkah pak Samsul. "Apakah kurang aku dalam membela keluargaku buk? Apakah kurang pula bantuanku selama ini, buk? Ibu bahkan lebih mengedepankan kebutuhan Ratno daripada aku hingga aku harus berjuang habis-habisan hingga mempunyai segala hal saat ini. Bahkan saat ibu meminta sertifikat dengan alasan tak masuk akal pun, aku tetap memilih ibuk. Karena apa?" Pak Samsul sengaja menjeda ucapannya. Dan itu membuat perhatian semua orang tertuju kepada lelaki paruh baya itu. " Karena aku ingin ibu lebih menghargai Ana sebagai menantu ibu. Ana yang menemani aku berjuang untuk mendapatkan sertifikat itu. Tetapi kenapa dengan lancangnya, ibu memberikan sertifikat itu kepada Ratno. Tak selamanya saudara harus terus membantu tanpa imbal balik, bu! Apalagi sampai membuat anak ibu bertengkar dengan istrinya," sambung pak Samsul kemba

DMCA.com Protection Status