Share

56 - Kamu Menguping Mereka?

Penulis: Inthary
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-12 23:34:53

"Maafkan istriku, Galih. Aku nggak tahu kenapa dia jadi begitu. Sikapnya berlebihan. Kalau aku tanya kenapa dia melakukannya, dia hanya bilang bercanda," ucap Teo tidak enak hati.

Meminta maaf itu perlu, jadi sebelum Galih memperlebar jarak di antara mereka dia perlu turun tangan.

Galih mengaduk kopi hitamnya dengan ritme sama, memutar ke arah kanan lalu berbalik ke kiri. Begitu seterusnya tanpa berniat diminum. "Nggak masalah. Aku tahu dari dulu Janeta memang begitu kan? Semua pria juga dipeluk kalau dia kenal."

"Tapi istrimu pasti marah."

"Bukan marah lagi. Cemburu buta malah."

Teo jadi semakin bersalah. Seharusnya kebencian Janeta pada Bening tidak dilampiaskan pada Galih juga. Pria itu menggaruk kepalanya dengan gusar. "Aku akan bicara pada istriku untuk lebih menjaga sikap."

Galih akhirnya mengangkat cangkirnya untuk meneguk sekali, lalu diturunkan kembali ke tumpuan cangkir. "Tenanglah, Teo. Aku bisa mengendalikan istriku. Kalau sudah diberi itu pasti dia tidak akan cemburu la
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   57 - Perih, Mas!

    "Siapa yang menguping? Aku hanya tersesat waktu mendatangi ruangan kamu," elak Janeta. Semalam dia memang datang hanya untuk melihat apa kamu masih kerja atau sudah pulang. Habis itu aku pulang kok."Teo menarik dasinya secara brutal sampai dia hampir tercekik. "Tolong, Neta! Kalau emang kamu benci sama Bening, bukan begitu caranya. Kamu nggak perlu sampai mematai-matai mereka. Apa kamu akan tetap begini setelah tahu kalau aku diberi fasilitas mobil mewah dari Galih?"Mata Janeta membulat penuh. Embel-embel mewah membuat dia meneguk ludah, "Secara cuma-cuma?""Tentu saja nggak. Aku harus mengembalikannya kalau masa kerjaku sudah habis.""Pelit sekali. Kenapa harus diambil lagi kalau niatnya mau memberi," ejek Janeta."Hei, bukan Galih yang menginginkan mobil itu kembali tapi aku yang tahu diri untuk mengembalikannya. Lagi pula staf biasa sepertiku Gimana bisa dapat mobil mewah kalau direktur utamanya bukan teman sendiri. Intinya, cobalah untuk melepaskan dendam kamu. Kalau sama Genta

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   58 - Dari Mana Kamu Tahu Soal Genta?

    "Mau ke rumah sakit nggak?" tanya Galih cemas. Dia sudah memberikan pertolongan pertama dengan merendam kelopak mata Bening dengan air dingin yang dia tuang ke dalam wadah besar. Tapi tidak tahu apakah ada efek membaik setelahnya. Bening masih merasakan perih tapi hanya samar-samar. Dia menggeleng, "Nggak perlu sepertinya, Mas. Tinggal sedikit saja perihnya. Ngomong-ngomong aku tetap marah sama kamu."Galih sudah meminta maaf berulangkali. Dia tidak sengaja mengatakan hal menegangkan saat Bening mengambil tulang sialannya lagi. "Kan aku sudah bilang kalau taruh dulu tulang itu. Kamu ambil lagi. Kenapa? Mau melemparnya padaku?"Bening mendelik, "Iya. Kalau kamu bicara ngawur aku bisa langsung melempar tulang iga sapi itu padamu, Mas." Ancaman kosong karena Bening tidak mungkin melakukannya. Galih menarik kepala istrinya untuk diberi kecupan pada kelopak matanya. Cukup lama sampai Bening merasakan sensasi hangat yang menenangkan. Wanita itu tidak ingin marah lagi. "Alasannya apa, Mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   59 - Jangan Bilang Kalau Mas Galih..?

    "Kamu lupa kalau semua media memberitakan tentang hubungan kalian? Aku jadi penasaran apa yang membuat kamu bisa menikahi Galih? Padahal kamu punya pacar setia yang beberapa tahun sudah menjalin hubungan sama kamu. Tiba-tiba putus bukannya aneh?" tanya Janeta dengan nada mencurigai. Anna yang berada di dekat mereka ikut menyimak. Sejujurnya dia juga penasaran kenapa Bening memilih pria yang usianya di atasnya. "Dari dulu kamu nggak pernah berubah, Janeta! Rasa penasaran kamu itu benar-benar menyebalkan," seloroh Galih yang tanpa bersikap serampangan menghampiri wanita itu. Dia tidak akan tersinggung demi melindungi Bening. "Kalau kamu ingin tanya sesuatu lebih baik langsung saja sama aku, Janeta. Aku akan jawab dengan jujur.""Istriku buat ulah lagi?" tanya Teo begitu melihat kerumunan itu. "Nggak. Dia hanya penasaran dengan hubungan kami," ucap Galih sembari memeluk pinggang istrinya. "Kita baru sampai dan kalian sibuk bergosip? Mengisi tenaga dulu bisa kan?" sela Junar. Dia tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   60 - Ceroboh Sekali!

    Janeta mengangkat bahu, sikap ambigu yang membuat Bening semakin berpikir buruk. "Jelaskan, Mbak! Selama aku masih sopan sama mbak," tuntut Bening. "Orang yang kamu maksud adalah suamimu kan? Tanya saja sama dia. Itu orangnya," tunjuk Janeta dengan isyarat dagunya. Galih sedang berjalan ke arah depan, entah apa yang dilakukan olehnya selagi para pria bergosip di ruang makan. Bening tersulut keinginan untuk mengetahui yang sebenarnya, ditambah muka Janeta yang mendukung bahwa semua argumen yang dia ucapkan tadi adalah sebuah kenyataan. Apalagi mereka punya masa lalu bersama. Bening segera menghampiri suaminya, menahan langkahnya sebelum Galih mencapai pintu depan. "Mas, Aku ingin bicara sesuatu."Galih yang tidak tahu jika istrinya sedang mencurigainya terlihat biasa saja. Dia bahkan masih bisa mencubit hidung istrinya seperti yang selalu dia lakukan. "Bicaralah! Kenapa kamu tegang begitu?""Aku sedang nggak bercanda, Mas. Kata Mbak Janeta tadi Kalau yang menghamili dia bukan dosen

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   61 - Kamu Mau Aku Mendatangimu Sekarang?

    Semua orang diam, bukan hanya Bening. Tindakan refleks Junar memberikan asumsi lain. Apakah Junar menyukai Bening? Apakah Junar menikung sahabatnya sendiri? "Suasana macam apa ini?" seloroh Janeta dengan nada menyindir. Hanya dia yang sikapnya terlihat santai. Benar-benar wanita yang sangat suka melihat wanita lain dilimpahkan kesalahan. Junar lupa dimana mereka sekarang. Sikapnya hanya sekedar pergerakan normal ketika melihat orang sedang dalam bahaya. Apalagi jarak diantara dia dan Bening hanya dua jejak langkah. Bagaimana bisa dia hanya diam?Menyadari tatapan resah dari Galih, dia segera melepaskan pegangan tangannya pada Bening. Cairan merah itu sudah tidak lagi terlihat namun perlu mendapat pengobatan ekstra. Biarkan saja Galih yang melakukan tugasnya. Dari pada nanti dia yang menjadi sasaran kemarahan sahabatnya itu. Galih belum juga bereaksi. Ada saat dimana dia menjadi pria yang memiliki ego tinggi. Kenapa dia tidak bisa menolong istrinya sendiri? Kenapa orang lain harus m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   62 - Biar Aku Bantu Menyelesaikan!

    "Nggak lucu," komentar Bening. Dia buru-buru menghapus air matanya, "aku nggak di Jakarta sekarang.""Kemana? Sama Om Galih?" tanya Genta. Dia baru ingat siapa Bening, "sorry, aku lupa. Kalau bukan sama Om Galih, sama siapa lagi?""Villa." Bening hanya menanggapi pertanyaan pertama. "Villa mereka banyak. Villa yang mana?""Yang pernah kamu datangi waktu sendirian," ucap Bening tanpa maksud apa-apa. Dia juga tidak menyadari sudah mengakui bahwa dia mencari tahu soal Genta pada asisten rumah tangga villa itu. "Pasti mbak Marni yang cerita kan?" tebak Genta. Hubungannya lumayan dekat dengan Marni, jadi pria itu jelas bisa menebaknya. "Kok kamu bisa tahu?""Karena hanya mbak Marni yang tahu gimana aku. Ngomong-ngomong kamu ke sana untuk honeymoon?"Bening menggeleng, lagi-lagi tanpa sadar dia merasa bicara langsung ada Genta. "Nggak. Kami liburan bareng maksudnya ada banyak orang. Kalaupun honeymoon kenapa aku malah telepon kamu?""Ya mungkin saja kalian sedang bosan melakukannya," can

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   63 - Kalian Kan Pasangan Yang Tak Terpisahkan

    "Neta!" teriak Teo. Pria itu berlari ke arah Janeta dan tanpa sadar menyingkirkan Bening dari sana. "Kita ke rumah sakit sekarang!"Tanpa basa-basi, dia membopong istrinya untuk keluar dari sana, meninggalkan Bening yang dengan tatapan bersalah mengikuti mereka. Teo tidak mengerti kenapa wanita itu tidak diam saja di sana malah merecokinya. "Kalau kamu bisa berdiri di sana kenapa nggak buka pintu mobilnya?" teriak Teo geram. Bening terpaku dengan sikap ketus Teo. Padahal Teo bukan pria yang bisa marah padanya. "Maaf." Dia buru-buru membuka pintu tapi tangan kekar mendahuluinya. Ternyata Galih. Pria tua juga ikut memburu Teo tapi dia tidak terlambat menyamai mereka. "Biar aku yang menyetir," tukas Galih. Dia memalingkan muka pada istrinya, "kamu di sini saja. Tunggu aku!"Bening mengangguk patuh. Dia masih sempat melihat Teo yang meliriknya dengan kesal, berbeda dengan Janeta yang masih bisa mengejeknya dengan seringaian smirknya. Kendaraan roda empat milik Galih keluar dari carpor

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   64 - Kamu Mau Bercerai?

    Ketegangan itu semakin nyata ketika Bening menampar muka Galih. Matanya sudah berkaca-kaca, "Aku akan tidur di kamar lain, Mas. Kalau kamu butuh aku, datang saja!"Tanpa melihat suaminya lagi, Bening melangkah ke luar dari kamar. Yang dia tahu kamar yang masih kosong ada di samping kamar Teo dan Janeta. Dia hanya perlu memakai kamar itu untuk sementara waktu ini. Bening membukanya dengan gerakan cepat hingga menimbulkan suara gedebug yang lumayan keras. Dia melemparkan tubuhnya ke atas ranjang, menumpahkan segala hal yang menggunung di kepalanya. Bening tahu dia berhak marah atas tuduhan tidak berdasar suaminya tapi dia tidak bisa melakukannya. Kenyataan yang ada, dia memang menghubungi Genta dan sejenak lupa bahwa dia sudah bersuami.°°°Galih menghela napas kasar. Hanya menatap kepergian Bening ke kamar lain membuat dia marah pada dirinya. Kenapa dia harus mengatakan kalimat kejam itu? Apa yang sebenarnya ingin dia perjelas? Apa benar Galih ingin istrinya kembali ke pelukan mantan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21

Bab terbaru

  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   101 - Terimakasih Kembali, Ratuku!

    "Mas, tolong ambilkan popok untuk Daryl. Tumben hari ini sudah ganti tiga kali," ucap Bening sedikit berteriak pada Galih. Bening dan Daryl ada di ruang keluarga sementara Galih sedang sibuk di dapur untuk membuat salad sayur. Melihat postingan seseorang di media sosial membuat lidahnya bergoyang. "Beli kan bisa, Mas. Ngapain kamu repot-repot bikin?" tanya Bening siang tadi ketika suaminya meneleponnya."Nggak. Pokoknya aku mau homemade. Nanti pulang dari kantor aku langsung mampir ke supermarket untuk beli bahan-bahannya. Kamu mau nitip sesuatu? Buah-buahan di kulkas masih banyak?""Masih, Mas. Eh, tapi aku mau anggur ya. Belikan yang manis.""Makannya sambil lihat aku nanti juga manis, Sayang.""Ish, benar-benar.""Tunggu aku ya. Aku nggak lembur kok. Nanti kita makan malam sama-sama," ucap Galih dengan cerianya. "Siap, laksanakan!""Biar saya saja yang ambilkan popok, Tuan," sela asisten rumah tangga mereka. Galih mengiyakan, "Terimakasih, Mbak. Ternyata membuat salad sayur ngga

  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   100 - Duh, Semakin Tersingkir Posisiku

    "Kalau ada yang bilang kado ini kurang mahal, berarti orang itu udah gi—nggak punya pemikiran untuk hemat," keluh Bening sembari menggelengkan kepalanya. Dia hampir saja salah bicara. Mana mungkin dia mengatakan suaminya gila? Yang ada dia diceramahi habis-habisan."Nggak apa-apa, Bening. Sekali-kali. Lagi pula Genta adalah keponakanku dan aku wajib memberikan kado istimewa."Bening mengangkat kunci yang diberi gantungan berbentuk salju itu ke depan wajahnya, "Ini kompleks perumahan atau apartemen, Mas?""Perumahan. Lokasinya nggak jauh dari rumah Tante Fitri jadi biar mereka bisa sering-sering main."Satu-satunya perumahan yang paling dekat dengan rumah Fitri adalah perumahan elite. Bening tahu berapa harganya karena dulu sekali dia pernah ditawari untuk membeli satu unit sebelum tempat itu dibangun. Niat hati Bening dan Genta ingin mengambil salah satu unit yang letaknya paling strategis karena dengan cara itu mereka bisa menabung bersama untuk mendapatkan rumah mereka sendiri. Sa

  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   99 - Kenapa? Kurang Mahal Ya?

    "Sinta. Suster Sinta," jawab Genta memperkenalkan sang calon istri. Galih terperanjat. Dia pernah mendengar nama itu di suatu moment. Tapi dimana? "Oh, saya ingat sekarang. Anda perawat di rumah sakit waktu itu kan?"Wanita bernama Sinta itu mengangguk sembari tersenyum. "Perkenalkan, saya Sinta, suster yang pernah merawat anda dan Mas Genta."Uluran tangan itu disambut oleh Galih dan Bening. "Duh, sudah manggil Mas," goda Bening. Dia berkedip manis pada Genta.Genta tampaknya salah tingkah. Dia tidak bisa berkata-kata. Hanya saja pandangannya condong ke arah Sinta sejak tadi. Pria itu menunjukkan perasaannya yang sesungguhnya. "Masuk, Sinta! Kita ngobrol bentar sebelum makan malam," ajak Karisma. Dia membawa calon keluarga besar mereka menuju ruangan yang dipenuhi banyak orang. Sinta melupakan sesuatu, dia kembali pada Bening sembari memberikan paper bag lumayan besar. "Untuk baby Daryl. Semoga jadi anak yang selalu dibanggakan oleh orang tuanya. Saya turut senang."Bening menyun

  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   98 - Bukannya Dia...

    "Gimana kalau Lingga Daryl Putra Galih.""Bagus, Mas. Aku suka.""Nama panggilannya Daryl."°°°Munculnya bayi mungil tampan yang sudah dinantikan banyak orang, tak urung membuat suasana rumah menjadi lebih berwarna. Kediaman rumah Galih tidak pernah sepi karena setiap hari sang nenek pasti akan datang bergantian. Entah itu moment dimana Karisma membawakan seperangkat alat makan yang normalnya digunakan anak usia lima tahun. Belum lagi Tiara yang menggunakan kesempatan emas itu untuk mendandani sang cucu dengan pernak-pernik kerajaan.Bening harus merelakan sang anak dimanja oleh para neneknya. Wanita itu hanya punya kesempatan untuk menggendong sang bayi ketika beranjak tidur."Duh, Daryl sayang, kenapa sih kamu nggak mau tidur sama nenek. Biar mama kamu lebih santai," keluh Karisma. Seharian wanita paruh baya itu sibuk menggendong Daryl sampai mamanya geleng-geleng kepala."Mamanya sudah terlalu santai, Nenek Sayang," jawab Bening seolah Daryl yang menjawab. Dia membawa satu nampan

  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   97 - Gimana Kalau...

    Dokter wanita itu tersenyum, "Benar, Bu. Usia kandungannya sudah tujuh minggu. Selamat ya, Ibu. Kalau ada keluhan apa-apa bicara pada saya, saya akan meresepkan obatnya."Bening speechless. Dia tidak bisa berkata-kata. Yang dia lakukan hanyalah mengusap perutnya yang bahkan tidak dia ketahui ada keberadaan seorang bayi di dalam sana. Dia merasa tidak pernah mual di pagi hari. Semuanya baik-baik saja. Apa dia tidak normal?"Apa nggak mual nggak apa-apa, Dok?" tanya Bening. "Morning sickness? Tidak masalah, Bu. Semua kehamilan memiliki keluhan sendiri-sendiri. Ada yang mual di pagi hari sampai trimester kedua, ada yang tidak mual sama sekali sampai trimester tiga. Nanti kita pantau dulu apakah ibu mengalami gejala kehamilan yang bagaimana. Ada yang mau ditanyakan lagi, Bu? Kalau tidak saya pamit ke ruang sebelah ya. Masih ada pasien lain yang belum saya tangani.""Apa dokter menghubungi suami saya?" tanya Bening cepat. Pasalnya dia tidak melihat ponselnya ada dimana. Apalagi tas yang d

  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   96 - Kandungan Saya?

    "Bukan tiba-tiba, Pak. Saya sudah memikirkannya matang-matang. Saya ingin jadi ibu rumah tangga yang baik," ucap Bening dengan senyuman manisnya.Junar merespon dengan kening mengerut, "Kamu yakin?""Yakin, Pak. Saya sudah terlalu lama menjadi wanita karir. Saya mau istirahat dan menikmati hidup saya sebagai istri yang baik. Lagi pula suami saya kaya, Pak. Saya bisa minta uang sama suami saya," canda Bening. Dia sudah memikirkannya matang-matang sejak insiden yang terjadi pada Genta. Hidup itu jika dipikirkan hanyalah sebagai permainan. Kadang naik ke permukaan, kadang turun sampai ke dasar, kadang juga hilang tanpa bekas. Bening hanya tidak ingin melewatkan moment emas kebersamaannya dengan Galih. Junar tidak bisa berbuat banyak. Bening pasti sudah menimbang secara matang keputusannya. "Kamu tahu kan kalau kamu harus cari pengganti dulu sebelum kamu pergi?"Bening mengangguk, "Saya sudah pasang iklan, Pak.""Wah, ternyata kamu bersungguh-sungguh," komentar Junar dengan gelengan kep

  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   95 - Resign? Tiba-tiba?

    Tanpa pikir panjang Bening menarik Genta ke dalam pelukannya. Penampakan wajah Genta mengerikan, bukan seperti Genta yang dia kenal. Pria itu kacau, sangat kacau.Bening tidak tega meninggalkannya sendirian. Dia membawa Genta masuk. Hampir saja kakinya terkena pecahan kaca kalau Genta tidak menahannya."Hati-hati," gumam pria itu tanpa sadar. Bening menahan napasnya ketika melihat ruangan itu amburadul dengan barang-barang berserakan. Entah botol parfum yang pecah atau benda-benda bertebaran tanpa terlihat mana bagian-bagiannya. Semuanya kacau balau. "Duduklah! Aku cari obat merah. Mukamu kenapa jadi begini?" tanya Bening sendu. Ada beberapa goresan melintang yang entah disebabkan karena apa. Genta menahan gerakannya, pria itu justru menenggelamkan kepalanya dalam bahu Bening. "Di sini saja. Jangan kemana-mana."Bening tidak punya pilihan lain selain mengiyakan. Pelukan itu mengerat seiring dengan tangisan tanpa suara Genta. Bening menepuk bahunya, menenangkan meskipun dia tidak y

  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   94 - BUKA! INI AKU, BENING! BUKA, GENTA!

    "MERRY!" Genta berlari menghampiri Merry yang terbaring di bawah meja setelah pria itu melempar reruntuhan almari yang menghantam tubuhnya. Rasa sakitnya bahkan tidak sepadan ketika melihat sang mempelai wanita terkapar dengan darah dimana-mana. Genta bersimpuh di samping Merry, membawa kepala wanita itu ke atas pangkuannya. "Bertahanlah! Aku akan memanggil ambulans."Tatapan sendu Merry masih bisa terekam jelas di mata Genta. Pria itu meraung, mengumpat pada keadaan yang membuat dia tidak bisa menghubungi ambulans. Ya Tuhan, jemarinya tidak bisa bergerak. Tangannya sudah tidak mau berkompromi dengannya. Alhasil pria itu hanya memerintah pada pegawai butik yang masih bisa menyelamatkan diri."TELEPON AMBULANS!"Genta tidak sanggup melihat gaun yang tadinya berwarna putih broken white itu kini telah menjelma menjadi kemerahan. Matanya memanas, seiring dengan sentuhan pelan pada lengannya.Tatapan mata penuh cinta Merry menyapanya. "Ma-af," lirih Merry. Genta belum menjawab apa-apa

  • Menjadi Tante dari Mantan Kekasihku   93 - Cairan Merah Itu Berceceran Dimana-mana

    "Setelah Merry sempat dilecehkan dulu, dia mengalami trauma. Dia takut ditinggalkan dan tidak mau meninggalkan pria yang sudah serius dengannya. Kami sudah membawanya ke psikiater dan hasilnya sudah jauh lebih baik. Karena itulah aku ingin memberikan kesempatan entah keberapa kalinya pada Merry untuk hidup lebih baik. Tapi ternyata dia sangat mencintai Genta sampai tidak rel melepaskannya," jelas Ajik. Dia menghela napas kasar. Raut wajah cemasnya sudah lebih dari cukup untuk membenarkan ucapannya. Genta terdiam. Dia mencoba memahami alasan Ajik. Biar bagaimanapun adiknya tetap anggota keluarga yang harus dilindungi. Berbeda dengan pamannya yang langsung bicara, menjawab penjelasan Ajik. "Aku turut prihatin tapi semua keputusan tetap pada Genta." Lalu Galih menoleh pada keponakannya."Gimana, Genta? Apa kamu mau menerima Merry? Aku akan berusaha membuat dia berubah. Dia pasti menurut untuk berobat ke psikiater lagi kalau kamu yang meminta," bujuk Ajik. Satu-satunya jalan untuk membu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status