Alyuura turun dari mobil itu, namun dia tidak disambut dengan ucapan apapun. Lucas benar-benar diam pada saat itu. Tidak ada yang diucapkan Lucas, bahkan walau hanya sekedar sapaan saja tak dia ucapkan. Alyuura tidak bisa menebak apa yang dipikirkan oleh Lucas sekarang. Lucas juga tidak menatap Alyuura, begitu juga dengan Alyuura. Setelah Alyuura berdiri di depan Lucas, Lucas berbalik dan berjalan lebih dulu meninggalkan Alyuura. Alyuura juga tidak menyapa Lucas, dia merasakan situasi sekarang sedang terasa tidak nyaman.Alyuura disambut oleh beberapa pelayan yang ada di situ, mereka segera membawa Alyuura ke kamar Alyuura dan melayani Alyuura dengan telaten. Mereka memandikan Alyuura, menyiapkan pakaian dan mendandani Alyuura. Alyuura sendiri berpesan agar tidak didandani terllau berlebihan, dia ingin bersantai dan merasa tidak nyaman kalau didandani menor. Sesampainya di kamar, Alyuura langsung mandi di sebuah bath tub selebar hampir setengah kolam renang yang besar. Bahkan bathtu
"Kau ingin bertanya apa? tanyakan saja," ujar Alyuura. "Baiklah, aku ingin bertanya padamu. Tapi kau harus menjawabnya dengan jujur. Aku tidak suka ada kebohongan yang aku dapat, meskipun kebohongan itu sangat kecil." Tatapan mata Lucas menjadi lebih tajam daripada tadi. "Aku ingin kau memberitahukan ciri-ciri orang yang bersama mu itu."Alyuura sedikit menganga. Tidak, dia tidak terkejut, hanya saja dia sedang berpikir untuk menjelaskannya mulai dari bagian yang mana. "Perlahan saja. Aku tahu kau pasti tidak bisa menjelaskannya secara detail," ucap Lucas. Dia sedikit menggeser tubuhnya yang sudah duduk di atas kasur Alyuura. "Rambutnya hitam pekat," ucap Alyuura. Itu hal yang paling dia ingat. Kebetulan sekali di dimensi itu sedikit berkabut, membuat penglihatannya sedikit dihalangi. "Matanya merah, sangat merah. Sedikit bercahaya di tengah tempat yang berkabut itu. Tubuhnya tinggi, sedikit jangkung dengan rambut sepanjang setengah leher, sedikit gondrong."Lucas berusaha menyimak
"Ada apa? kalian nampaknya jadi lebih sibuk," ujar Alyuura menyapa para pelayan yang sibuk beberes. Mereka jauh lebih kelihatan repot daripada biasanya. "Ah! Nona Alyuura, maaf kami membuat kebisingan yang mengganggu anda. Kami sebenarnya sedang mempersiapkan--"BrukkPelayan itu jatuh tersungkur karena disenggol oleh pelayan lain. Beruntung pelayan itu tidak sedang memegangi barang yang mudah pecah. Jadi tidak ada barang yang pecah saat dia terjatuh. "Hm? mempersiapkan apa?" tanya Alyuura. Pelayan yang menyenggol rekannya itu kemudian menjawab. "Tuan Lucas biasanya akan memeriksa kondisi istana dalam kurun waktu tertentu. Jadi kami bersiap-siap seandainya terjadi pemeriksaan mendadak. Karena, kalau keadaan istana tidak sesuai keinginannya maka kami akan dimarahi."Alyuura sebenarnya masih kurang puas dengan jawaban itu. Dia yakin ada sesuatu yang disiapkan dengan sengaja. Bukan hanya sekedar karena ada pemeriksaan keadaan istana. Pasti ada sesuatu yang hendak dilaksanakan di situ
"Ada apa? aku rasa wajahku tidak berantakan." Alyuura mengeluarkan cermin dari dalam boneka itu. Rpanya boneka itu multifungsi, pintar sekali Alyuura memilih boneka itu. Alyuura kemudian becermin dan menatap dirinya yang cantik dan rapih, tidak ada bekas puding yang tertinggal di wajahnya. Riasannya juga rapih dan cantik tanpa ada berantakan sedikitpun. Pelayan itu sudah membohongi dirinya. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh pelayan itu."Ada sedikit nagiannyang berantakan, Nona. Saya tidak akan lama memperbaiki riasan anda, anda percayakan saja pada saya," ujar pelayan itu. Alyuura memasang ekspresi datar. Dia berpikir sambil menatap pelayan itu. Di kemudian memasukkan cermin itu ke dalam bonekanya lagi dan kemudian mengangguk. Pelayan itu yang tadinya terlihat tegang kini tersenyum lega. Dia takut sekali kalau Alyuura tidak mau dibujuk dan pergi darinya begitu saja. "Bagian mana yang berantakan?" tanya Alyuura. "Bagian... di dekat mata dan di dekat pipi. Memang tidak te
"Dimana aku? kenapa semuanya gelap? aku tidak mungkin membuka pintu ya salah?" Alyuura tiba-tiba tersentak. Dia menutup mulutnya dan terpikir sebuah hal yang membuatnya takut. "Apa jangan-jangan aku... aku terjebak di dimensi lain lagi? tapi apa mungkin orang itu menggunakan kekuatannya sampai ke sini? bukankah Lucas sudah membuat pelindung untuk istana ini?"Tiba-tiba ada sebuah hembusan angin yang mengenai Alyuura. Hembusan angin yang tidak diketahui berasal dari mana itu cukup deras. Alyuura sampai mundur beberapa langkah dibuatnya. Alyuura tidak berani bergumam lagi, dia tidak berani bersuara. Bahkan dia rasanya enggan untuk bernapas karena takut suara hembusan napasnya itu terdengar oleh orang lain di tempat yang gelap itu. "Siapa kau? beraninya kau datang ke sini." Alyosha menoleh ke arah suara bisikan itu. Ada seseorang yang berbisik di telinganya. Namun Alyuura tidak tahu suara siapa itu. Alyuura menggerakkan tangannya di udara, berusaha meraba-raba daerah di sekelilingnya
"Kami sudah menemukan beberapa petunjuk. Dan petunjuk itu mengarah ke bangsa vampir. Kutukan yang dapat merubah darah, adalah kutukan yang dibuat oleh orang yang sangat kuat. Ada kemungkinan kalau bangsa druid juga melakukan hal ini. Namun setelah menginterogasi para ahli sihir yang berasal dari bangsa druid dan mengumpuljan bukti, kami menemukan fakta bahwa orang yang mengutuk Nona Alyuura adalah seorang vampir."Lucas melihat ke sekeliling, rumah yang sudah tua itu nampak sangat berdebu dan kusam. Banyak sarang laba-laba dan juga tikus-tikus yang berkeliaran di situ. Tentu saja, rumah itu sudah tak dihuni bertahun-tahun dan tak terurus, pastinya banyak hewan seperti itu di rumah itu. Lucas kemudian membuka sebuah kantong kain yang diserahkan oleh bawahannya tersebut. Dia membuka kantong itu dan menemukan tulang monster yang masih sangat kuat seperti besi baja. Tulang itu nampaknya sudah patah dan diambil beberapa bagiannya. "Dimana kau menemukan tulang Dura Cornum ini?" tanya Luca
"Tapi pastinya, vampir yang akan kau hadapi adalah vampir setara dengan Werewolf terkuat seperti dirimu. Dilihat dari besarnya energi yang diperlukan untuk membuat kutukan tersebut," ujar Yaris. Dia kemudian tersadar akan sesuatu dan menjentikkan jarinya. "Berarti kau harus fokus untuk mengawasi para vampir bangsawan. Karena banyaknya energi magis yang digunakan untuk mmebuat kutukan itu sangat besar, maka yang membuat perjanjian itu pasti kalangan bangsawan vampir.""Ya, ada beberapa yang aku awasi di kalangan bangsawan vampir. Terutama dari keluarga Elfruaikiamu."Yaris sedikit menengadah, mencoba mengingat-ingat anggota keluarga dari keluarga Elfruaikiamu. "Seingatku, mereka punya dua orang penerus yang sama-sama memiliki posisi tinggi di dalam hierarki Dignity. Kalau tidak salam nama mereka berdua adalah Rai dan Rusha.""Ya, aku curiga pada salah satu dari mereka berdua."Yaris menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa tidak keduanya?"Lucas berbalik, menatap jendela ruangan yang sudah m
"Selamat datang, Lucas."Lucas tidak tersenyum, tidak juga cemberut, dia berekspresi datar. Dia melihat Alyuura yang sudah menyambutnya dengan senyuman lebar. Membuat dia bertanya-tanya kenapa Alyuura tersenyum seperti itu."Bagaimana pestanya? kau suka?" tanya Lucas. "Maaf aku datang terlambat.""Tidak apa-apa, aku sangat senang dengan pesta ini. Terimakasih sudah menyiapkannya untukku," balas Alyuura. "Aku juga sudah menunggumu untuk melakukan hal ini.""Hm? melakukan apa?" tanya Lucas penasaran. Alyuura kemudian meminta para pelayan di situ untuk mengambilkan kue ulang tahunnya. "Kau belum memakan kue ulang tahun mu? Kenapa? apa rasanya tidak enak?" tanya Lucas, dia mulai terlihat marah. Bukan, dia tidak marah kepada Alyuura melainkan marah kepada pelayan yang bertugas menyiapkan perayaan ulang tahun tersebut. "Tidak, aku belum memakannya bukan karena tidak suka. Aku ingin menunggumu. Jadi aku memakan kue ini bersama mu," jelas Alyuura. Lucas berkedip-kedip pelan beberapa kali
Namun, saat Alyuura hendak menunduk dan menangis, ia mendengar langkah kaki mendekatinya. Ia segera mendongak dan mendapati Lucas kembali menghampirinya. "Jika kamu ingin tahu, sekarang masukkan darahmu ke dalam wadah ini. Atau kamu bisa meneteskan darahmu ke dalam mulutku agar aku bisa menelan darahmu. Karena aku tidak bisa mengatakan apapun dengan kata-kata, maka aku akan membuktikan kata-kataku dengan tindakanku," kata Lucas sambil memberikan pisau pada Alyuura. Alyuura melotot, ia tahu bahwa tindakan Lucas sangat sembrono. Tapi apakah sesulit itu untuk mengungkapkan semuanya sehingga dia harus melakukan hal yang berbahaya seperti itu? Alyuura terperangah, matanya menangkap pisau tajam yang disodorkan Lucas padanya. Pisau itu masih terlihat sangat berkilau. Tidak ada keraguan sama sekali di wajah Lucas saat dia mengulurkan pisau itu. Segera Lucas menaruh pisau itu di tangan Alyuura, Alyuura terdiam dan tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Dia tidak mengerti pilihan Lucas. Dia l
"A-apa kau tidak khawatir kalau darah ku akan membuat kekacauan untuk pesta ini?" tanya Alyuura. Lucas menghela napas, lalu dia mengalihkan pandangannya dan menghadap ke arah lain. "Aku sudah memikirkannya sebelum aku mengadakan acara ini. Kau tidak perlu khawatir.""Benarkah? apa kau yakin setelah ini semuanya akan benar-benar kondusif? aku khawatir sekali kalau saja setelah ini pesta ini akan berantakan. Bahkan sampai sekarang kita belum punya solusi mengenai kutukan ini---""Kalau kau ingin acara ini dibatalkan katakan saja," balas Lucas, ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali. Sebuah ucapan yang memberikan dua opsi untuk Alyuura. Sebenarnya Lucas tidak memaksa Alyuura kalau memang Alyuura tidak ingin acara ini diberlangsungkan. Meskipun sebenarnya Lucas sangat ingin bertunangan dengan Alyuura. Ucapan yang cukup menyakiti hati Alyuura, tapi Alyuura sudah terbiasa dengan semua perlakuan Lucas tersebut. Meskipun ucapan Lucas seringkali membuat Alyuura tersinggung atau menyaki
Ya, itu berarti cepat atau lambat Lucas dan Alyuura akan menikah. Itu adalah rencana Lucas. Apapun halangannya, mereka akan tetap menikah. Karena Lucas khawatir bila mereka tidak terikat sama sekali, akan ada alpha tekriat lainnya yang mengincar Alyuura dan hendak mempersunting Alyuura. "Silakan untuk meneteskan darah kalian di sini," ucap pendeta tersebut. Biarawati di situ langsung maju mendekati Lucas dan Alyuura sambil membawa sebuah wadah berbentuk mangkok yang terbuat dari berlian utuh. Alyuura ingin sekali memotong pembicaraan dan menanyakan perihal pertunangan ini pada Lucas. Mereka sama sekali belum berdiskusi tentang pertunangan ini. Bahkan acara ini diadakan mendadak sekali, kemarin seperti tidak terjadi apa-apa dan hari ini sudah ada pesta pertunangan yang diadakan besar-besaran. Mulut alyuura tergerak, bibirnya alyuura terbuka. Dia sudah memaksa dirinya sendiri untuk berbicara, namun lidahnya terasa kaku. Lidahnya tercekat, suaranya tidak bisa keluar pada saat itu juga
"Itu kan kalau kau menuduh ku lagi. Kalau kau tidak melakukannya, aku tidak akan meminta benda langka itu," ujar Dianne dengan mudahnya. Di saat kedua gadis cantik itu tengah berbincang, kepala pelayan istana mendatangi Alyuura. "Nona, anda dipanggil Tuan Lucas. Saya akan mengantarkan anda untuk bertemu dengan beliau, mari ikuti saya."Alyuura melirik ke arah Dianne. Dianne malah dengan santai menggerakkan tangannya seakan menyuruh Alyuura menjauh darinya. Alyuura mengeluarkan ekspresi tak percaya. Setelah acara ini selesai, Alyuura pasti akan mengambilkan kecoa sebanyak-banyaknya untuk menakut-nakuti Dianne nanti. Tapi sebenarnya Alyuura takut dengan katak, dan Dianne berani dengan katak. Bisa jadi nantinya malah Alyuura yang ditakut-takuti Dianne menggunakan katak. "Baiklah, ayo kita pergi." Alyuura kemudian berjalan di samping pelayan terebut. Dia sebenarnya masih enggan untuk mengakhiri perbincangannya bersama Dianne. Selama berada di istana Lucas, Alyuura hanya dapat berbinc
"Apa kau punya darah perak?" "Kalau kau tidak mau menjawab tidak apa-apa---""Siapa kau? apa yang dilakukan oleh Damian selama ini?" Alyuura mendadak menjadi sensitif. Meskipun dia sangat ramah dan juga lembut kepada orang lain, namun dia selalu mengingat pesa Lucas untuk bersikap waspada dan tidak terlalu mempercayai orang lain dengan mudah. Setelah insiden yang menewaskan neneknya, Alyuura tidak pernah percaya sepenuhnya pada orang lain terkecuali pada Lucas. Hanya Lucas satu-satunya orang yang Alyuura percaya kini. Pantas saja Rai tidak bisa menghubungi Alyuura sama sekali menggunakan kekuatannya. Rupanya rasa tidak percaya yang Alyuura miliki sekarang membuat Alyuura tidak mempceryaia Rai sehingga Rai tidak bisa menghubungkan dimensi miliknya secara langsung dengan Alyuura untuk bertemu. Ditambah lagi dengan penjagaan yang diperketat oleh Lucas. Lucas rupanya sudah banyak belajar bahwa dia bukannya harus mengekang Alyuura, namun menambah pengawasan terhadap lingkungan di sekita
"Damian?""Nona Alyuura? astaga, saya tidak menyangka bahwa adik saya berteman dengan anda. Senang bisa bertemu dengan anda, Nona.""Kakak mengenal Alyuura? oh iya, aku hampir lupa kalau kau adalah temannya Lucas," celetuk Dianne. "Rupanya Damian adalah kakak mu ya, Dianne?" tanya Alyuura, dia tidak menyangka sama sekali. Meskipun mereka memang mirip, namun Alyuura tidak terpikir bahwa akan terjadi sebuah kebetulan seperti ini. "Ya, lelaki menyebalkan ini adalah kakak ku. Maaf kalau ada perbuatannya yang membuat mu tidak nyaman. Di istana kami, kakak ku adalah orang paling menyebalkan yang sangat sering melakukan hal usil kepada ku," ujar Dianne, tentunya dengan sedikit Dilebih-lebihkan. Alyuura terkekeh. "Kakak mu adalah orang yang menyenangkan. Sewaktu aku baru datang pertama kali ke sini, dia orang yang menyapa ku dengan ramah. Dia adalah salah satu orang kepercayaan Lucas yang sangat ramah. Aku yang gugup dan tidak nyaman pad aawalnya berada di istana ini kemudian bisa merasa s
"Wah, dia cantik sekali.""Benar-benar seperti seorang malaikat.""Rupanya rumor kalau Tuan Lucas punya seseorang kekasih itu benar.""Dia benar-benar manusia, kan? manusia memang banyak yang cantik, tapi aku tidak pernah melihat yang seperti ini.""Langkahnya juga sangat anggun, tak hanya cantik, tapi perilakunya sangat manis.""Aku sangat iri pada Tuan Lucas. Aku tidak pernah melihat Tuan Lucas bersanding dengan seornag gadis, dan sekarang dia tengah menggandeng gadis misterius yang kecantikannya luar biasa.""Andai saja aku secantik gadis itu. Aku pasti akan sangat bahagia.""Apa mungkin gadis itu adalah elf? tapi telinganya tidak panjang.""Tidak, gadis itu adalah manusia. Aku bisa merasakan aura tubuhnya, dia juga tidak punya energi magis semacam elf. Hm, tapi ada yang aneh. Tubuhnya punya energi magis, apa dia benar-benar manusia?""Sudahlah, jangan membicarakan hal yang tidak kita ketahui. Tuan Lucas akan memenggal kepala kita dan mengoyak kita dengan kekuatan magisnya yang san
Tangan Alyuura digenggam oleh Lucas. Alyuura melirik ke arah Lucas yang rupanya sedang tersenyum kepadanya. "Jangan merajuk, dasar kelinci manja. Kalau kau merajuk, aku akan mencium mu sekarang juga."Alyuura tertegun, dia tidak pernah melihat Lucas tersenyum seperti itu. Bagi Alyuura, itu adalah senyuman yang sangat menawan. Meskipun Alyuura sering melihat aktor tampan di film yang ia tonton di televisi, namun wajah Lucas jauh lebih tampan daripada mereka.Dan setelah Alyuura perhatikan, Lucas rupanya memakai pakaian yang lebih formal daripada biasanya. Dia terlihat snagat sempurna. Oh tidak, dia memang sempurna. Tidak ada kekurangan yang terletak pada dirinya. Apa kalian bisa menyebutkan apa kekurangan Lucas? "Kenapa kau---""Simpan pertanyaan mu, mereka sudah menunggu kita."Alyuura dan Lucas kini melangkah menuju ke tempat di istana yang digunakan sebagai tempat diadakannya acara yang mewah itu. Dari lantai atas, tepatnya di ujung tangga sudah terdengar suara dari orang-orang
"Tahan dulu ya, Nona. Anda tidak boleh membuat lipstik anda terkena noda es krim. Setelah acaranya nanti selesai, maka anda boleh makan es krim sepuasnya. Tuan Lucas sudah menyiapkan hidangan yang sangat lezat untuk acara besar hari ini," ujar salah satu pelayan dengan warna rambut biru tua. Dia dengan telaten memoles kuku Alyuura, dengan cat kuku berwarna merah muda bercampur putih."Acara? ada acara apa memangnya hari ini? Lucas tidak memberitahu ku kalau dia mengadakan sebuah acara."Pelayan itu hanya bisa diam, dia tidak tahu harus menjawab apa. Sedangkan Alyuura sudah tidak sabar untuk mendengarkan jawaban dari pertanyaannya tadi."Mercy, katakan padaku ada acara apa hari ini? Kenapa semuanya seakan-akan merahasiakannya padaku?" tanya Alyuura. Dia sedikit mengguncang lengan pelayan berambut biru tua itu. Sontak para pelayan di situ melirik ke arah Mercy, ya naman pelayan itu adalah Mercy. Mereka semua nampaknya sudah sepakat untuk merahasiakan tentang acara apa yang akan diselen