Share

Bab 24 MJDMP

Penulis: Pena_Zahra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 24 MJDMP

"Sudah lah, tak perlu dibahas, bukan hal penting. Mendingan kamu coba pakai ponsel kamu, cek fitur yang berlogo hijau itu," ucap dr. Ahmad seraya menunjuk ke arah layar Anjani, tepat ke sebuah aplikasi berwarna hijau yang hampir digunakan oleh seluruh pengguna android di dunia.

"Sudah?"

"Sudah, Bib."

"Nah, coba sekarang kamu pelajari, apa yang bisa kamu pahami dari halaman itu?" ucap dr. Ahmad memberi instruksi. Anjani menurut dan mulai mempelajari aplikasi yang sedang ia jelajahi. Dengan membaca instruksi ia sedikit-sedikit sudah mulai mengerti.

"Chat itu maksudnya pesan teks ya, Bib? Semacam SMS, gitu?" tanya Anjani memastikan.

"Iya, pesan teks salah satu yang paling sering digunakan. Tapi dalam fitur chat, kamu juga bisa mengirim pesan gambar, audio dan video," jelas dr. Ahmad.

Anjani mengangguk-angguk paham.

"Canggih ya, Bib? Dahulu saya pernah megang ponsel punya teman, bentuknya kecil, dan hanya bisa digunakan untuk mengirim pesan teks dan menelpon," jelas Anjani po
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sitti Sahria
lanjutkan tour ceritanya bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   Bab 25 MJDMP A

    Bab 25 MJDMP"Engkau bagiku seperti sebuah magnet untuk serpihan besi yang tertimbun di antara ribuan butir pasir, kau menarikku dengan kekuatanmu, memisahkanku dari tumpukan pasir yang mengganggu, menyadarkanku, bahwa sesungguhnya, berada di dekatmu aku merasa jauh lebih berharga." itulah bunyi pesan yang baru saja dikirimkan oleh Anjani untuk dr. Ahmad. Sebuah pesan yang mewakili isi hatinya "Pandai juga kamu bikin perumpamaan, ya?" puji dr. Ahmad seraya tersenyum kagum ke arah Anjani.Anjani hanya balas tersenyum. "Berarti sudah bener ya, Bib, cara kirim pesan teksnya?" "Sudah, sekarang coba kamu pakai fitur pesan suaranya, ada icon bergambar microfon di sebelah kolom untuk mengetik pesan teks, klik itu dan tahan selama kamu merekam suara." dr. Ahmad kembali memberi arahan, dan Anjani segera mengikuti arahan yang diberikan oleh dr. Ahmad.Ia mengirim voice note layaknya orang yang sedang mengetes microfone."Tes ... Satu dua, tes tes, kok hp Habib nggak bunyi suara saya, ya?" tan

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   Bab 25 MJDMP B

    "Project besar, Bib?""Iya, project memberikan Ummi menantu idamannya," jawab dr. Ahmad membuat Anjani tertunduk.Rasa bersalah kembali menyapa Anjani, ingin rasanya ia katakan alasan yang sebenarnya pada dr. Ahmad, supaya lelaki itu berhenti mengharapkannya.Akan tetapi ia merasa tak mampu. Menceritakan kembali luka lama begitu menyakitkan baginya, di sisi lain, ia khawatir kedepannya akan merasa semakin tidak nyaman, jika dr. Ahmad mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Ia merasa ini belum saatnya, ia khawatir rasa malu dan tak percaya diri akan mendominasi saat orang lain mengetahui kekurangan dalam dirinya, sehingga mempengaruhi performa kerjanya."Bib, saya harap Bib Ahmad berhenti mengharapkan itu terjadi," ucap Anjani setelah cukup lama terdiam."Memangnya kenapa, An? Bukankah semua hanya soal waktu?""Saya hanya tidak ingin Habib menunggu hal yang tidak pasti itu terlalu lama.""Ini sudah menjadi keputusan saya, An, dan kamu tidak berhak mengatur apa yang menjad

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   Bab 26 MJDMP A

    Bab 26 MJDMP"Ahmad?" sapa seorang wanita berparas cantik khas orang arab pada dr. Ahmad.dr. Ahmad dan Anjani menoleh bersamaan ke arah sang pemilik suara, seorang wanita cantik dengan tipe sejenis dr. Ahmad, mata lebar dengan bulu mata lentiknya, kulit putih dan hidung mancung sebagai anggota tubuh paling khas dari bangsa mereka."Najwa?" balas dr. Ahmad dengan raut wajah terkejut sekaligus tak menyangka."Ya salam, nggak nyangka ketemu ente di sini, kef bkher, ya?" tanya perempuan dengan nama Najwa tersebut dengan gaya bahasa khas orang jamaah (dzurriyat Rasul)."Alhamdulillah, Kher. Ente sendiri, kef? Bkher, ya? Sama siapa di Bangil?" tanya dr. Ahmad balik dengan gaya bahasa yang sama, gaya bahasa yang baru didengar oleh Anjani."Alhamdulillah, kher. Ana di Bangil sama—," Najwa menjeda ucapannya, kemudian menoleh ke belakang, menunjuk seorang lelaki berparas sebelas dua belas dengan Najwa dan dr. Ahmad yang tengah berjalan dari sebuah mobil."Siapa dia? Hawi ente? Apa calon?" tany

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   Bab 26 MJDMP B

    "Cara Habib berkomunikasi dengan Kak Najwa terlihat akrab dengan logat khas arabnya. Saya baru lihat Habib versi itu," jelas Anjani membuat dr. Ahmad tersenyum."Tapi saya versi yang asli ya seperti ini, An. Seperti yang setiap hari kamu lihat bagaimana saya berkomunikasi dengan keluarga di rumah. Sebab walaupun Abah dan Ummi sama-sama arab, mereka tak pernah mengajarkan saya untuk lebih mengedepankan budaya arab. Sebab saya bangsa Indonesia, lahir, besar dan hidup di Indonesia, sehingga budaya dan bahasa saya pun Indonesia.Abah selalu mengajarkan, untuk menghidupkan sikap nasionalis dalam jiwa, sebab mencintai tanah air adalah bagian dari iman. Tentang budaya arab, kami hanya sekedar tau dan menjaganya sebagai budaya nenek moyang.Hanya saja, saya memang mempelajari banyak cara berkomunikasi, sebab saya akan menyesuaikan cara bicara saya dengan lawan bicara. Saya lakukan itu dengan tujuan supaya orang bisa merasa nyaman saat berbincang dengan saya," tutur dr. Ahmad menjelaskan alasa

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   Bab 27 MJDMP

    Bab 27 MJDMP"Jujur, An, penolakan Zahira tak pernah membuat saya menyesal seperti saya menyesali penolakan kamu," jawab dr. Ahmad pendek, akan tetapi sarat akan makna."Sebab saya ditolak sebelum saya berharap, berbeda dengan saat kamu menolak saya, rasanya ada sesal saat sebuah harapan yang sangat kuat itu ternyata terhalang untuk terwujud. Tapi kamu tenang saja, hal itu tak lantas membuat saya putus asa, justru saya merasa tertantang, untuk menaklukkan hati kamu, An," lanjut dr. Ahmad lagi.Anjani kembali tertegun mendengar penuturan dr. Ahmad, merasa bersalah telah menangguhkan harapan lelaki sebaik dr. Ahmad. Tapi, memaksa menjawab iya pun tak kan merubah keadaan menjadi lebih baik. Justru semuanya akan semakin runyam sebab ketidaksiapannya."Maaf, Bib." lagi-lagi, hanya kata maaf yang bisa terucap dari bibir Anjani."Nggak apa-apa, An. Jadi kamu butuh belanja apa ini?" tanya dr. Ahmad berusaha mengalihkan pembahasan."Saya butuh ke toko bahan kue saja sih, Bib.""Ya sudah, kita

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   Bab 28 MJDMP A

    Bab 28 MJDMP"Bib, kok ngebut sangat?" tanya Anjani heran, sebab dr. Ahmad mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata."Hari ini hari sabtu, kan? Saya lupa kalau praktik buka lebih awal. Ini sudah jam setengah lima, jam lima saya sudah harus stand bye," jawab dr. Ahmad dengan pandangan masih fokus ke arah depan.Terlalu asyik bercengkrama bersama Anjani membuat dr. Ahmad melupakan jadwal praktik di rumahnya. Hal yang selama ini hampir tak pernah dilakukan olehnya yang memiliki kepribadian disiplin dalam segala hal."Ya Allah, Bib. Kok bisa lupa? Terus gimana?" sahut Anjani yang malah ikut panik."Ya nggak gimana-gimana, An. Ini mangkanya saya buru-buru pulang. Kamu sudah nggak ada yang perlu dibeli lagi, kan?" tanya dr. Ahmad memastikan semua kebutuhan Anjani telah terpenuhi.Anjani menggelengkan kepalanya cepat, "tidak ada, Bib," jawabnya sambil tertunduk. Merasa bersalah, sebab karena dirinya dr. Ahmad sampai terancam telat memulai jam praktiknya.Melihat Anjani yang h

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   Bab 28 MJDMP B

    "Berdua saja, Ummi," jawab Anjani sambil tertunduk. Ia paham, feeling seorang ibu sangatlah tajam. Ia yakin pertanyaan demi pertanyaan yang Ummi Fahira tanyakan padanya bertujuan untuk mencari tahu lebih banyak tentang apa yang telah terjadi di antara ia dan putranya.Ummi Fahira kembali tersenyum, "Kamu tahu? Kamu wanita pertama yang diajak makan bersama oleh Ahmad hanya berdua, lho, Anjani," jelas Ummi Fahira membuat Anjani kembali tersipu malu."Tapi, apa kata Ummi? Wanita pertama? Apa maksud Ummi? Masa iya dr. Ahmad tak pernah mengajak mantan istrinya makan berdua? Rasanya tidak mungkin jika mengingat betapa dr. Ahmad begitu mencintainya," batin Anjani yang tak sampai hati untuk menanyakannya langsung pada Ummi."Ummi, itu artinya Daddy suka ya sama Mbak Anjani? Soalnya tadi Daddy bilang mau minta Mbak Anjani untuk jadi Mommy Zahira," celetuk Zahira membuat Ummi Fahira terkejut, begitupun dengan Anjani.Ummi Fahira memang paham jika kepergian putranya bersama Anjani adalah bentuk

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   Bab 29 MJDMP A

    Bab 29 MJDMP"Maaf ya, tadi, Zahira—,""Tidak apa-apa, Bib. Saya paham kok, namanya juga anak kecil," sahut Anjani seraya tersenyum. Mereka berdua kini sedang berjalan beriringan menuju tempat praktik dr. Ahmad."Nanti saya akan coba kasih pengertian sama Zahira, ya? Sekali lagi, maaf.""Tidak apa-apa, Bib, saya maklum kok." Anjani menjawab sambil tersenyum manis."Ya begitulah anak kecil, ia hanya akan bersikap sesuai hatinya. Tidak ada noda kemunafikan dalam dirinya. Anak kecil memang tidak mengenal penolakan, ya, An? Semoga kamu mempertimbangkan harapan Zahira, An. Setidaknya, jika harapan saya tidak layak untuk kamu pertimbangkan, mungkin kamu bisa mempertimbangkan harapan Zahira," lanjut dr. Ahmad penuh harap.Anjani menghentikan langkahnya sejenak, begitupun dr. Ahmad. Pandangan mereka saling bersirobok, saling menyampaikan isi hati melalui pancaran sorot mata mereka.Posisi mereka yang sudah berada di teras rumah membuat para pasien yang sedang menunggu antrean jadi malah terfo

Bab terbaru

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 34 (ENDING)

    Bab 34 - DILEMASatu per satu rangkaian acara telah terlewati. Tak banyak yang dilakukan hari ini, hanya doa dan mauidzoh hasanah singkat. Tidak ada acara adat yang beragam. dr. Ahmad sengaja menfokuskan acara pada jamuan para tamu, sebagaimana judulnya tasyakuran.Satu per satu tamu undangan dan keluarga berpamit, kini hanya tersisa beberapa kerabat dan kolega dr. Ahmad, berkumpul untuk sekedar mengobrol, karena niatnya memang perkumpulan mereka untuk reuni.dr. Ahmad berkumpul dan bercengkrama dengan teman-temannya, sementara Anjani menemui para istri yang turut serta.Adapun Zahira, gadis itu berpindah-pindah, kadang berada di pangkuan Daddy-nya, kadang pula berpindah ke sisi Mommy untuk bersiaga. Kelucuan gadis itu menjadi bahan pembicaraan malam ini, gadis kecil dengan sikap dewasa namun tetap dengan cara khas anak-anak. Sungguh sangat menggemaskan.Sejak tadi, Anjani sebenarnya menahan sakit di perutnya. Semakin lama sakit itu semakin terasa intens. Namun di depan para tamu, ia

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 33

    Bab 33Anjani dan Zahira tengah berada di kamar untuk dirias. Malam nanti adalah malam acara 7 bulanan kehamilan Anjani.Sejak pagi, rumah sudah ramai kunjungan sanak saudara dr. Ahmad. Mereka berkumpul untuk meramaikan acara. Walaupun semua jamuan acara sudah di-handle oleh EO (event organizer) tapi tetap saja Mbak Sri dan kerabat dr. Ahmad menyibukkan diri menyiapkan jamuan.Zahira sangat bahagia hari ini, karena banyak teman saudaranya yang berkumpul. Terlebih, Anjani mengajaknya serta dalam hal tata rias, gadis kecil itu berasa akan disulap menjadi peri saat make up tipis disapukan ke wajah cantiknya.Zahira selesai lebih awal dirias. Gadis kecil itu kemudian dibantu oleh MUA untuk mengenakan gaunnya. Gaun berwarna biru langit senada dengan warna kebaya yang dikenakan Anjani juga jas yang dikenakan oleh Daddy-nya.Di depan cermin full body, Zahira memutar dirinya, mirip seperti tinkerbell yang imut dan menggemaskan.Anjani tersenyum melihat putri sambungnya begitu happy dan antusi

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 32

    Bab 32 - DILEMA"Bang ...." Anjani memanggil suaminya manja. Di minggu siang yang damai, karena hanya ada mereka berdua di rumah. Mbak Sri berpamit pulang kampung barang sehari, sementara Zahira, tadi.pagi dijemput saudara dari Surabaya untuk diajak ke taman safari.Anjani menolak untuk ikut serta, karena kehamilan yang semakin besar membuatnya merasa mudah capek saat melakukan perjalanan. Terlebih area taman safari sangat luas, kebun binatang Surabaya saja tak mampu ia taklukkan.Kandungannya sudah memasuki usia 7 bulan. Sejak masuk trimester tiga, Anjani menjadi sangat doyan makan. Setelah tiga bulan hanya terbaring dengan makanan infus, ia seperti balas dendam saat perutnya mulai bisa menerima makanan. Kata mbak Sri, itu namanya "Maruk'i". Akibat dari itu, berat badannya melonjak tinggi. Membuat aktivitasnya terasa sangat berat.dr. Ahmad pun tak mempermasalahkannya, asalkan masih di batas normal, dan asal istrinya bersedia melakukan senam hamil untuk tetap menjaga kebugaran. Apapu

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 31

    Bab 31 - DILEMASetelah rasa kram di perut Anjani berangsur hilang, dr. Ahmad membawa istrinya ke tempat makan. Sekedar duduk sembari menikmati es teh dan beberapa macam gorengan yang tersedia.dr. Ahmad memesan beberapa potong tempe mendoan, ote-ote dan juga pisang goreng. Kemudian membawany ke hadapan sang istri yang tengah duduk manis menikmati es teh."Masih anget, Sayang ... cobain, enak!" ucap dr. Ahamd seraya meletakkan sekotak forengan dengan toping cabe rawit yang menggugah selera.Tak menolak, Anjani pun langsung mencomot tempe mendoan dan memakannya."Enak?" tanya dr. Ahmad."Enak, Bang ... rasanya beda gitu kalau bikinan tangan orang," balas Anjani.dr. Ahmad terkekeh, "itu hanya perasaan kamu saja, kalau bagi Abang, ya jelas jauh lebih enak bikinan kamu," sanjung dr. Ahmad."Nah, itu juga cuma perasaan Abang. Jadilah makan gorengan aja bawa-bawa perasaan," sahut Anjani. Keduanya terkekeh bahagia.Sementara Anjani menikmati gorengan, dr. Ahmad mengangkat kaki Anjani dan me

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 30

    Bab 30 - DILEMAMobil dr. Ahmad melesat cepat membelah jalanan yang cukup senggang pagi ini. Sepanjang perjalanan, Zahira terlihat riang. Ia berceloteh dan bernyanyi. Sementara Ayuma lebih banyak diam. Moodnya hancur pagi ini. Ia sudah sangat keras memutar otak untuk menggagalkan rencana kepulangannya, namun ia tak mendapatkan hasil apa-apa. Pada akhirnya ia pun berada di mobil ini menuju bandara."Ante Yuma kenapa diem aja?" tanya Zahira menyapa Ayuma."Ante Yuma sedih, Sayang ...," sahut Ayuma mulai berdrama."Sedih kenapa, Ante? tanya Zahira peduli."Karena mau berpisah sama Zahira," sahut Ayuma. Anjani yang berada di bangku depan hanya bisa mengerlingkan kepala, senyum puas tergambar di wajah Ayuma saat melihat Anjani memalingkan wajah ke jendela, berhasil membuat Anjani kesal cukup membuatnya terhibur.Namun senyum itu mendadak berubah masam saat tangan dr. Ahmad meraihnya, lalu mereka saling berpandangan mesra dan menguatkan. Seketika rasa cemburu menguasai hati Ayuma."Ante Yum

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 29

    Bab 29 - DILEMA"Zahira ... dengar Daddy, Nak ... Mommy minta Ante Yuma untuk pulang itu bukan karena Mommy nggak suka sama Ante Yuma, Sayang ... tapi karena Mommy peduli sama Ante Yuma. Ante Yuma punya kesibukan di tempatnya, jadi Mommy nggak ingin merepotkan Ante Yuma di sini." dr. Ahmad menjelaskan dengan lembut pada Zahira. Namun gadis itu hanya terdiam."Lagi pula, tadi yang minta Ante Yuma pulang bukan Mommy, kok. Tapi Daddy," lanjut dr. Ahmad seketika membuat Zahira menoleh ke arahnya."Kok Daddy malah minta Ante Yuma pulang sih? Daddy nggak asih ah!" gerutu Zahira dengan kedua tangan disilangkan di dada.dr. Ahmad membelai kepala Zahira sayang. "Iya, Nak ... Daddy memang sengaja minta Ante Yuma untuk pulang, karena Daddy mau ajak Zahira ke Surabaya untuk bertemu saudara-saudara di sana? Gimana, Zahira mau, kan? Zahira bisa bebas bermain dengan banyak teman di sana." dr. Ahmad menyampaikan rencananya pada Zahira. Seketika raut wajah gadis itu berubah bahagia."Wah, beneran, Dad

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 28

    Bab 28 - DILEMA"Keterlaluan kamu, Ayuma!" uca dr. Ahmad menahan amarah."Kok aku? Istri kamu itu yang keterlaluan, mengganggu kenyamanan tamu di rumah suaminya. Emang dasar nggak ada akhlak!" gerutu Ayuma."Tapi kamu hampir saja menamparnya kalau aku nggak segera mencegah. Apa yang seperti itu dikatakan berakhlak?" balas dr. Ahmad tak terima.Ayuma terdiam, ia memalingkan pandangan dari dr. Ahmad. "Sorry ... tadi aku kelepasan. Ya coba aja bayangin, orang lagi tidur dipaksa bangun, kemudian diusir disuruh pindah, terus diomel-omelin, siapa yang nggak kesel coba?" balas Ayuma mulai memutar balikkan fakta."Semua tidak akan menjadi seperti itu kalau kamu langsung bangun dan menuruti permintaannya. Aku lihat sendiri Anjani membangunkanmu untuk shalat dengan penuh kelemah-lembutan, tapi kamu yang tiba-tiba ngegas!" balas dr. Ahmad memojokkan Ayuma.Ayuma semakin memasang wajah kesal."Sudah ya, aku di sini nggak sendang ingin menjelaskan siapa yang salah dan siapa yang benar, tapi yang j

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 27

    Bab 27 - DILEMAdr. Ahmad mengerjapkan matanya. Malam ini tidurnya terasa sangat nyenyak. Setelah bermalam-malam ia kesulitan tidur nyenyak akibat banyaknya permasalahan yang ia pikirkan, akhirnya ia menemukan kedamaian. Kedamaian yang ia dapatkan setelah kembali merasakan indahnya surga dunia bersama istrinya.Mengingat pergulatan hebatnya semalam, dr. 7 tersenyum sendiri, ia pun memiringkan tubuhnya, berniat merangkul sang istri. Namun betapa terkejutnya ia saat yang ia dapati adalah sebuah guling."Loh, Anjani mana?" gumamnya dalam hati. Lalu samar-samar ia mendengar bacaan Al Qur'an yang dilantunkan oleh suara lembut sang istri."Masya Allah ...." Seketika rasa damai semakin mengaliri hatinya. Hari masih menjelang shubuh, namun Anjani sudah sibuk menghadap Rabb-nya.dr. Ahmad terbangun, berjalan ke arah Anjani. Merai kepala bagian belakangnya, kemudian mengecup pucuk kepala istrinya tanpa menyentuh kulitnya."Bang ... sudah bangun?" tanya Anjani seraya menutup mushaf di tangannya.

  • Menjadi Janda di Malam Pertama   SEASON 2 MJDMP BAB 26

    Bab 26 - DILEMAdr. Ahmad mengusap wajahnya kasar, rasanya kepalanya hampir meledak. Belum sempat penat selepas mengantar Zahira ke rumah sakit hilang, Anjani semakin menambahnya secara bertubi-tubi. Beberapa kali ia menghela nafas panjang, berusaha menahan diri agar tak sampai dikuasai emosi."Kasih Abang waktu ya?" pinta dr. Ahmad setelah beberapa saat."Oke, sampai besok sore?" balas Anjani tegas."Sayang ... Zahira masih sakit, apa kamu tega?" dr. Ahmad terlihat memelas."Seharusnya tidak ada hubungannya antara Zahira sakit dengan Ayuma kalau Ayuma tak pernah berada di sini, Bang! Bukankah begitu? Bukankah selama ini kits mengurus Zahira sendiri? Kenapa sekarang seolah kita sangat butuh dengan Ayuma?" Anjani kembali berapi-api."An ... sekarang kondisinya beda, dulu ada Ummi, sekarang Ummi sudah nggak ada. Cobalah kamu mengerti sedikit saja!" pinta dr. Ahmad."Bang ... ada atau tidak adanya Ummi, tidak bisa menjadi alasan untuk kita membiarkan wanita lain masuk ke dalam kehidupan

DMCA.com Protection Status