Keesokan harinya setelah mengantarkan Gio sekolah, Bella kembali melakukan rutinitas kerja seperti biasanya sebagai pramusaji, sekarang ini Bella menikmati pekerjaan paruh waktu ini meski bayaran yang ia dapat tidak sebanyak jumlah saat menjadi seorang pemeran sebuah acara variety.
Setiap pembeli yang datang di sambut dengan ramah oleh Bella, sikapnya yang terlalu ramah itu di anggap berlebihan oleh orang di sekitarnya namun Bella tidak menyadari akan hal itu.
Lima jam Bella bekerja hari ini sebelum memutuskan pulang, kebetulannya sang ibu datang menghubungi untuk meminta bertemu, mau tak mau Bella setuju.
Dan di sinilah mereka sekarang berada, sebuah restoran kecil yang tidak mungkin di datangi oleh Kenneth.
"Bella, apa Kenneth sudah memberitahumu sesuatu kalau dia mula
Pagi harinya kondisi Kenneth masih tak kunjung membaik sampai harus mendapatkan satu kantong darah agar tubuhnya tidak terus kehilangan sel darah merah. Sejak semalam, Bella juga menemani Kenneth sampai pagi ini.Tapi Kenneth baru sadarkan diri setelah satu kantong darah telah habis. Perlahan tubuhnya mulai menunjukkan proses pemulihan, wajahnya juga tidak pucat seperti semalam."Bella, sejak kapan kamu di sini." Kenneth bergerak duduk tapi Bella menahan agar Kenneth tetap berbaring."Jangan bergerak dulu, kondisimu belum membaik." tegur Bella.Kenneth kembali berbaring, ia ingat semalam sedang menyiapkan sesuatu ketika Bella pulang untuk kejutan, tapi setelahnya Kenneth tidak ingat apapun, lalu kenapa sekarang ia ada di rumah sakit?
Hari berikutnya juga terjadi hal serupa, Kenneth yang mual tidak karuan lalu membaik secara ajaib, Kenneth bisa bekerja lagi seperti biasanya tanpa kendala sambil menunggu proses pencarian ibu kandung Gio.Kenneth masih sabar sampai sekarang ini, pekerjaan juga berlangsung lancar tanpa kendala.Siang itu Carlo datang ke ruangan Kenneth untuk membawakan roti gandum serta jus untuk Kenneth konsumsi sebagai makan siang, malam, sore dan pagi, semua menu yang sama dan lebih gilanya Kenneth tidak pernah bosan hanya dengan menu seperti itu."Carlo, apa sudah di temukan di mana keberadaan ibu kandung Gio?" tanya Kenneth.Carlo menggeleng, "Informasinya belum saya terima, Sir. Kemungkinan jika bukan besok maka akan tiba lusa." jawab Carlo.
Setengah jam Bella menunggu Kenneth membukakan pintu tapi tidak ada suara yang terdengar dari dalam, justru satu persatu lampu di rumah Kenneth padam. Tubuh Bella sudah lelah untuk pekerjaan hari ini, begitu tiba di rumah ia justru semakin di buat lelah.Memang bukan salah Kenneth, Bella sadar kalau ia pantas menerima hukuman, tapi mengapa harus melarangnya bertemu dengan Gio?Bella meraih payung yang ia letakkan di luar kemudian menarik koper berjalan melewati derasnya hujan, setengah tubuhnya sudah terlanjur basah sementara jarak ke jalan utama lumayan jauh.Tiba di pemberhentian bus, saat itu waktu telah menunjukkan pukul sembilan malam. Bella melihat jalanan telah tergenang oleh air, sekarang Bella tidak punya tujuan karena jarak penginapan dari posisinya sekarang sangat jauh.
Bella masih tidak habis pikir, ia juga tidak pernah sadar kalau periode bulanannya akhir-akhir tidak lancar, Bella tidak curiga sama sekali kalau di dalam perutnya telah terisi oleh nyawa baru.Sudah jelas siapa ayah dari anak di kandungannya, tapi Bella tidak berani mengatakannya pada Kenneth di situasi seperti ini, Kenneth sudah menganggapnya sebagai pembohong dan pria itu pasti tidak akan percaya kalau Bella tiba-tiba datang untuk mengatakan ia hamil anak Kenneth.Lalu apa keanehan Kenneth beberapa hari ini juga karena bayi ini? Bella tidak bisa mengkonfirmasi, tapi itu bisa saja terjadi karena Kenneth adalah ayah dari anak di rahim Bella sekarang. Hati Bella terasa nyeri secara tiba-tiba, harusnya ini menjadi kabar bahagia atas rumah tangganya dengan Kenneth, bukan kehancuran yang memisahkannya dengan Kenneth karena kebohongan yang sudah Bella lakukan.
Sepanjang hari selama satu minggu sejak Kenneth mengusir Bella, selama itu pula Gio terus bertanya di mana Bella, mengapa tidak pulang, kerap kali Kenneth mendengar Gio mengamuk hanya ingin bertemu dengan Bella, tapi apapun itu Kenneth tidak mau mencari tahu di mana Bella apalagi membawa wanita itu pulang ke rumahnya.Kenneth masih sakit hati karena kebohongan Bella selama empat tahun, puncaknya di minggu ke dua Gio masuk rumah sakit karena demam tinggi, Kenneth tahu kalau Gio merindukan Bella, keadaan seperti ini sudah sering terjadi setiap Gio berjauhan dengan Bella.Namun untuk yang satu ini Kenneth perlu bertindak egois, Gio akan terbiasa tanpa kehadiran Bella. Kenneth juga tidak tahu di mana Bella sekarang, lebih tepatnya Kenneth tidak mau tahu.Meskipun kenneth merasakan rumah menjadi sangat kosong dan hampa t
Sore hari setelah sebulan tidak pernah bertemu Kenneth sama sekali, Bella hanya bisa menghabiskan waktunya dengan membaca serta olahraga santai agar tubuhnya yang mulai menunjukkan perubahan tetap sehat.Sesekali Bella juga akan keluar apartemen, pergi ke taman bermain untuk melihat banyak anak-anak di sana, Bella merindukan Gio dan ia juga ingin tahu seperti apa kondisi putranya sekarang. Tapi Bella tidak pernah melihat Gio datang ke sekolah setelah masalahnya dengan Kenneth, sepertinya pria itu melarang Gio ke sekolah karena Kenneth tahu Bella akan datang menemui Gio di sana.Cklek.Suara pintu yang terbuka membuat Bella bergegas keluar untuk melihat, Sean datang membawa dua kantong belanjaan berisi sayuran dan kebutuhan harian Bella."Sean, harusnya kamu
Sean menawarkan jus buah yang baru saja ia buat untuk Bella, "Minumlah, ini bagus untuk perkembangan bayimu.""Sean, mengenai apa yang kamu katakan tadi...,"Pria itu tertawa rendah, "Tidak perlu memikirkan terlalu serius Bella, kamu bisa memikirkan dengan santai atas apa yang aku katakan tadi, tidak perlu terburu-buru. Lagi pula ayah dari bayimu juga tidak mau bertanggung jawab, jadi aku pikir aku bisa menggantikannya." Sean menepuk kepala Bella dengan lembut, "minum jusnya, aku akan pulang karena sudah malam."Bella melihat Sean meraih jaketnya di kursi kemudian keluar dari apartemen itu, Bella menghela nafas, tapi ia kaget karena Sean datang kembali, kedua alis Bella terangkat naik."Apa kau meninggalkan sesuatu?" tanyanya.
Setiap hari selain hari libur, Bella bisa bertemu dengan Gio sampai hari ketujuh Bella bertemu putranya, tubuh Gio mulai terlihat lebih sehat, makannya juga sangat lahap. Setiap Kenneth mengantarkan Gio sekolah, saat itu juga Sean akan menjemput Gio ke apartemen Bella.Seperti sekarang, sudah tujuh hari berlalu Bella mengajak Gio tanpa sepengetahuan Kenneth, meski tahu konsekuensinya akan membuat Kenneth marah tapi Bella tidak peduli, sebagai seorang ibu yang ada dipikiran Bella sekarang adalah bagaimana caranya agar putranya bisa sehat kembali.Lihatlah sekarang, baru tujuh hari dan Gio sudah menunjukkan perkembangan sangat pesat. Tangan Bella mengusap kepala putranya, saat ini Gio tengah asik menyantap makanan yang sudah Bella masak."Masakan mommy paling enak." Gio mengedipkan sebelah matanya dengan senyum tulus
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati