Rumah kayu itu tidak besar, semua menjadi satu di dalam satu ruangan, kecuali kamar mandi dan dapur yang berada di ujung ruangan. Tidak sulit untuk mencari keberadaan Kenneth yang tengah duduk di sofa pinggir jendela sambil memeluk Gio yang tampak pulas tertidurBella berpikir ini masih sore, karena langit yang terlihat dari jendela masih sedikit terang meskipun hujan.Kenneth yang sedang menikmati secangkir teh panasnya menyadari bahwa istrinya telah bangun. "Buatkan makanan, aku lapar. Tadi, Gio sudah makan, aku mau memindahkannya dulu," Ucapnya tanpa memandang Bella dan masih memfokuskan matanya untuk membaca sebuah buku.Bella mengangguk, kemudian ia berusaha mencari pakaiannya. Namun ia tidak menemukannya. Kenneth memutar bola matanya jengah, saat melihat Bel
Hari sudah gelap, Kenneth membaringkan tubuhnya sambil menggunakan paha Bella sebagai bantal. Keduanya diam mendengarkan suara hujan turun deras, tidak ada tanda berhenti sejak tadi siang.Kenneth memejamkan matanya, Bella terkadang masih tidak mengerti Kenneth maunya apa. Kadang pria ini sangat baik, tapi terkadang pula tatapannya penuh ancaman yang membuat Bella tak bisa menolak kemauan Kenneth.Besok masih weekend, Bella punya libur satu hari lagi sebelum proses acara variety kembali dilakukan. Ini akan membuat emosinya naik turun karena berhadapan dengan Cassie, wanita itu pastinya tidak akan tinggal diam setelah Bella menunjukkan keberanian untuk melawan."Senin nanti kita punya jadwal syuting cukup padat dari pagi sampai malam hari, setelah syuting pagi, siang hingga malam kita akan menjadi pasan
Kenneth melihat kuda yang Gio maksud, "Ada apa dengan kudanya?" tanya Kenneth.Gio berlari di belakangnya, "Kudanya tidak bergerak." jawabnya.Tidak mungkin kuda yang kemarin Kenneth tunggangi dalam semalam mengalami gangguan kesehatan, begitu sampai di tempat kuda itu berada, Kenneth melihat hewan itu sudah makan dengan tenang. Kenneth menatap putranya sambil berkacak pinggang."Aku melihatnya tadi tidak bergerak, sungguh." Gio mengangkat tangannya menunjukkan bahwa dia tidak berbohong.Menghela nafas rendah, Kenneth juga tidak ingin marah meskipun Gio telah menggagalkan hubungan yang akan Kenneth dan Bella lakukan.Siang itu setelah Bella memastikan bajunya kering, ia bisa keluar dari rumah kayu lebih be
Kepergian Kenneth yang tiba-tiba tadi rupanya untuk membelikan Bella sebuah gaun pesta, malam ini ada acara yang sebelumnya tidak Bella ketahui.Bella terus menahan napasnya sambil merapikan gaun saat ia melangkahkan kakinya masuk ke ruang pesta. Sebenarnya ia malas datang ke pesta seperti ini. Tetapi, Kenneth mengatakan jika ini penting. Jadi, mau tidak mau dia harus datang. Apa lagi sebagai seorang artis baru, Bella harus bisa beradaptasi dengan baik.Gaun panjangnya ini terlalu seksi dan ketat menurut Bella, walaupun Sean dan Gio terus memujinya habis-habisan.Bella hanya berharap agar tidak ada orang yang menganggapnya murahan dengan penampilannya yang sekarang, terutama jika bertemu dengan Cassie yang menyebalkan itu.Ah, sial! Mengapa juga aku harus mengingat perempuan itu! Rutuk Bella dalam hatinya.Sambil terus meletakkan tangannya tepat di belahan pahanya agar tidak terlalu terbuka saat ia berjalan, Bella pun mengikuti Sean dan langsung mengembangkan senyumnya saat semua ora
Kenneth melihat bagaimana Cassie mengerjai Bella dengan menginjak ekor gaun wanita itu dan menabraknya keras hingga Bella terhuyung ke belakang.Refleks Kenneth pun bergerak menangkap tubuh Bella dan memeluknya begitu erat, merasakan bagaimana pasnya tubuh langsing sang istri itu melekat di pelukannya.Bella sendiri pun refleks memeluk bahu Kenneth berpegangan.Untuk sesaat suasana pun hening saat Kenneth sudah membantu Bella menegakkan tubuhnya dengan posisi yang masih berpelukan berhadapan."Lain kali berhati-hatilah, di sini tidak ada yang tahu jika aku suamimu. Jadi, aku tidak bisa menjagamu terus!" bisik Kenneth di telinga Bella."Ingat juga jangan terlalu menebar pesona, aku tidak suka!" imbuh Kenneth lagi sambil memberikan tatapan intimidasi.Bella menelan salivanya dan terus menenangkan napasnya yang masih tersengal karena gerakan mendadak itu."Semua ini kamu sendiri yang
Tubuh Gio panas, terasa begitu jelas saat Belle memeluk putranya.Kenneth mengganti baju kemudian menggendong Gio, "Kita bawa ke rumah sakit. Kamu ganti baju yang lebih nyaman sebelum kita berangkat."Bella mengangguk, tanpa menunggu lama ia langsung mengganti baju dan mengejar Kenneth yang sudah sampai di dekat mobil menggendong Gio, Bella mengambil alih Gio dari gendongan Kenneth karena pria itu perlu mengemudi."Mommy." panggil Gio, suaranya lirih karena suhu panas di tubuhnya membuat Gio tak bertenaga."Iya, Mommy di sini."Gio memeluk leher Bella erat, suhu tubuhnya terasa lebih panas selama perjalanan menuju rumah sakit, Kenneth pun membelokkan kendaraan di tempat tujuan. Bella sudah lebih dulu keluar dari mobil sebelum
Bella merutuki bibirnya sendiri yang bicara tanpa berpikir lebih dulu, Kenneth pasti tidak percaya kalau pria itu yang pertama untuk Bella. Sebelum Bella masuk ke rumah itu, Kenneth mengenalnya sebagai wanita yang sudah melahirkan.Semua orang tahu jika wanita bisa hamil karena hubungan dengan pria, namun saat Kenneth tahu Bella baru pertama kali melakukannya dengan Kenneth, lalu anak yang Bella kandung sebelumnya dari mana?Air susu ibu tak mungkin keluar begitu saja tanpa alasan, terlebih lagi hormon tubuh Bella normal jadi tak mungkin mengeluarkan ASI jika tidak sedang menyusui."Bella, apa maksudmu aku yang pertama untukmu?" tanya Kenneth.Sesuai dugaan, Bella membungkam bibirnya, sekarang bagaimana ia bisa mengatakan pada Kenneth kalau Bella pernah ham
Pagi harinya Bella melihat Gio sudah lahap menyantap sarapan, sekarang baru pukul delapan pagi dan Kenneth sudah pergi entah kemana sejak Bella bangun. Tapi melihat kondisi Gio pagi ini lebih baik ketimbang semalam, Bella sudah merasa lega.Setengah sembilan Kenneth datang membawa baju untuk putranya dan setengah jam kemudian beberapa crew acara datang kalau mereka sudah menyiapkan tempat khusus di rumah sakit untuk area syuting, bahkan mereka sudah mendapat izin hanya dalam semalam."Apa ini?" tanya Bella heran."Kita akan melakukan syuting di rumah sakit, jadi sebaiknya kamu temui Sean karena dia sendiri yang akan membantumu untuk bersiap." jawab Kenneth.Bella menatap Gio, anak itu juga menatapnya sambil mengacungkan jempol, "Aku baik-baik saja," katanya.
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati