Kenneth meraba wajah Bella yang cantik dengan penuh cinta. Lambat laun Kenneth mencium Bella dengan lembut, lalu perlahan merebahkannya ke atas ranjang.Sementara Bella memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan yang Kenneth lakukan kepadanya. Terlihat sekali bagaimana ia ingin mengingat setiap detik yang di lalui bersama Kenneth. Kalau memang itu keinginannya, Kenneth akan memberikannya, Kenneth akan melakukannya dengan sangat lembut.Kenneth mengecup lembut bibir Bella, turun mencium kelopak mata Bella yang terpejam, menyusuri hidungnya, hingga turun ke bibirnya yang bergetar. Perlahan Kenneth mencium bibirnya, lembut, penuh perasaan. Semula bibir Bella hanya terdiam , tetapi karena Kenneth terus mengecupnya dengan perlahan, akhirnya sedikit demi sedikit Bella dapat menikmatinya, dan membalas mencium bibir Kenneth.Merasakan bahwa Bella mulai merespon, tangannya mulai meraba ke lehernya, lalu perlahan menyusuri ke dadanya. Bella mulai mendesah. Begitu pelan, seolah tak berani menunj
Kenneth tahu Kenneth membutuhkan Bella bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologisnya sebagai laki-laki muda. Bella terbukti bisa menjadi lawan main yang setimpal baginya di ranjang. Seringkali itu yang dilupakan oleh kaum perempuan. Padahal merasa puas dan enak setelah bermain bersama sangat penting bagi laki-laki. Hanya itu cara mengunci laki-laki agar tidak mengumbar nafsunya ke mana-mana. Kenneth mendapatkan kedua hal itu dari Bella. Namun saat ini bukan hanya itu yang dapat membuatnya merasa betah berada di dekat Bella. Kenneth menggosok gigi sambil bersenandung. Sudah lama Kenneth tidak merasa segembira ini. Kenneth mencuci muka di wastafel, lalu memperhatikan pantulan wajahnya cermin. Ah, lucu, Ia membayangkan tinggal bersama Bella, dan memulai masa depan di sini. Harum aroma masakan tercium sampai ke kamar mandi. Kenneth segera ke luar, menghampiri Bella ke dapur. Seperti sepasang kekasih yang hidup bahagia, Kenneth memeluk pinggang Bella dari belakang, “Hmmm…,” gumam Bel
Hari ini Bella berangkat lebih awal ke lokasi syuting karena Kenneth harus ke perusahaan lebih dulu mengurus sesuatu, tiba di lokasi ia di sambut ramah oleh Sean."Kamu datang lebih awal." ucap Bella.Sean tersenyum sambil berjalan menuju ruang tata rias, "Aku bertugas juga di acara ini, untuk perlengkapan kamu gunakan nanti aku sendiri yang akan menyiapkan." lelaki itu menuju beberapa deretan baju yang sudah ada, memilih salah satunya untuk Bella gunakan."Ganti lebih dulu bajumu." kata Sean sembari menyerahkan baju yang sudah ia pegang.Bella menerima baju tersebut dan menuju ruang ganti, Sean memanggil staf bagian untuk merias wajah Bella. "Untuk hari ini gunakan lapisan yang tipis saja itu cukup, kemarin aku melihat ada retakan makeup di wajah Bella dan itu sangat tidak baik dilihat, apa kamu mengerti?""Saya mengerti, Sir."Sean lalu pergi dan tak lama Bella keluar dari ruang ganti, di dalam ruangan makeup ternyata sudah ada dua artis bintang tamu yang kemarin juga turut hadir di
Setelah selesai syuting pukul sembilan malam, Cassie dengan sengaja hendak menjegal kaki Bellla. Tetapi, wanita itu sudah bisa membaca dari gestur tubuh Cassie. Dan Bela sudah waspada. Dengan cepat, Bella pun menarik tangan Cassie lalu menatap wanita itu dengan tajam.“Kamu boleh saja merasa hebat atau merasa senior. Tapi ingat satu hal kalau aku tidak akan diam saja jika kamu tindas. Satu lagi, aku tidak akan membiarkan kamu atau siapa pun berani menyentuh atau membuat aku celaka. Aku diam bukan berarti kau bisa memperlakukanku seenaknya?” ucap Bella.Posisi saat ini Bella sedang menarik tangan Cassie. Sementara Cassie berusaha melepaskan diri sehingga mereka memang saling tarik menarik. Dan saat melihat Cassie berusaha melepaskan diri, Bella dengan sengaja melepaskan cekalan tangannya secara mendadak sehingga Cassie hilang keseimbangan dan langsung terjatuh dengan cukup keras.Bella hanya tersenyum tpis, kemudian ia sedikit menunduk sehingga wajahnya dan Cassie berdekatan.“Ini baru
"Mau ke mana lagi?" tanya Bella pada Kenneth. "Jalan-jalan," jawab Kenneth singkat. "Di hutan?" tanya Bella dengan polosnya. "Apa kau pikir ini di tengah kota?" tanya Kenneth sambil menatap Bella. "Maaf, maksudku…" "Ayo cepat naik! Lihat, Gio saja tidak takut. Apa kamu akan diam saja kalau anak kecil saja lebih berani ketimbang dirimu?" Kenneth tidak memperdulikan Bella, ia hanya memberi perintah padanya. Kenneth kembali memacu kudanya untuk memasuki hutan kembali. Hampir setengah jam berlalu Kenneth terus memacu kudanya, dan Bella menyadari ini bukan arah kembali ke tempat awal. Bella mulai mengedarkan pandangannya, yang terlihat hanya pepohonan saja tidak ada apa pun. "Kita ke mana?" Tanya Bella, namun Kenneth tidak menjawabnya. Bella sedikit mendengus, apa tidak bisa ia menjawab sedikit saja. Tidak berapa lama kuda yang di pacu Kenneth keluar dari
Rumah kayu itu tidak besar, semua menjadi satu di dalam satu ruangan, kecuali kamar mandi dan dapur yang berada di ujung ruangan. Tidak sulit untuk mencari keberadaan Kenneth yang tengah duduk di sofa pinggir jendela sambil memeluk Gio yang tampak pulas tertidurBella berpikir ini masih sore, karena langit yang terlihat dari jendela masih sedikit terang meskipun hujan.Kenneth yang sedang menikmati secangkir teh panasnya menyadari bahwa istrinya telah bangun. "Buatkan makanan, aku lapar. Tadi, Gio sudah makan, aku mau memindahkannya dulu," Ucapnya tanpa memandang Bella dan masih memfokuskan matanya untuk membaca sebuah buku.Bella mengangguk, kemudian ia berusaha mencari pakaiannya. Namun ia tidak menemukannya. Kenneth memutar bola matanya jengah, saat melihat Bel
Hari sudah gelap, Kenneth membaringkan tubuhnya sambil menggunakan paha Bella sebagai bantal. Keduanya diam mendengarkan suara hujan turun deras, tidak ada tanda berhenti sejak tadi siang.Kenneth memejamkan matanya, Bella terkadang masih tidak mengerti Kenneth maunya apa. Kadang pria ini sangat baik, tapi terkadang pula tatapannya penuh ancaman yang membuat Bella tak bisa menolak kemauan Kenneth.Besok masih weekend, Bella punya libur satu hari lagi sebelum proses acara variety kembali dilakukan. Ini akan membuat emosinya naik turun karena berhadapan dengan Cassie, wanita itu pastinya tidak akan tinggal diam setelah Bella menunjukkan keberanian untuk melawan."Senin nanti kita punya jadwal syuting cukup padat dari pagi sampai malam hari, setelah syuting pagi, siang hingga malam kita akan menjadi pasan
Kenneth melihat kuda yang Gio maksud, "Ada apa dengan kudanya?" tanya Kenneth.Gio berlari di belakangnya, "Kudanya tidak bergerak." jawabnya.Tidak mungkin kuda yang kemarin Kenneth tunggangi dalam semalam mengalami gangguan kesehatan, begitu sampai di tempat kuda itu berada, Kenneth melihat hewan itu sudah makan dengan tenang. Kenneth menatap putranya sambil berkacak pinggang."Aku melihatnya tadi tidak bergerak, sungguh." Gio mengangkat tangannya menunjukkan bahwa dia tidak berbohong.Menghela nafas rendah, Kenneth juga tidak ingin marah meskipun Gio telah menggagalkan hubungan yang akan Kenneth dan Bella lakukan.Siang itu setelah Bella memastikan bajunya kering, ia bisa keluar dari rumah kayu lebih be
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati