Keesokan harinya setelah mengantarkan Gio ke sekolah, Bella menuju tempat yang Sean katakan untuk melihat lokasi syuting serta mengikuti rapat pembaharuan tokoh pengganti, di sini Bella akan mengetahui apa saja yang akan dilakukan dan juga siapa artis yang akan ia gantikan perannya. Perjalanan ke lokasi itu membuat Bella berdebar gugup, seseorang yang belum pernah berperan penuh sandiwara tiba-tiba saja ditawarkan pekerjaan seperti ini. Bella menoleh ke arah Kenneth yang fokus mengemudi. "Jadi siapa orang yang akan menggantikan Jessy di acara ini?" tanya salah satu crew pada Pieter. "Kamu akan melihatnya kalau dia datang, oh satu lagi, Tuan Kenneth sebentar lagi akan tiba, jadi bagian tim produksi silahkan ke ruang pertemuan lebih dulu." Pieter menghubungi Sean, pria itu nanti yang akan bertanggung jawab mengenai busana serta riasan yang akan Bella pakai. Lima belas menit setelahnya Kenneth dan Bella pun datang, tidak lama ada mobil lain di belakang mereka yang tak lain adalah Sean
Bella dan Kenneth tiba di rumah, baru saja Kenneth melonggarkan kancing lengan bajunya, Bella tiba-tiba saja berbalik membuat Kenneth setengah terkejut."Kenapa kau tidak mengatakannya dari awal?!"Untuk beberapa saat Kenneth mengedipkan matanya, "Bella, aku...,""Kau sengaja merencanakan ini semua kan? Berpasangan di satu acara publik denganku, apa kamu ingin namaku di cap semakin buruk di mata orang lain?" Bella menyela kalimat Kenneth."Tidak, aku sama sekali tidak berniat melakukan itu padamu." Kenneth berusaha membujuk tapi Bella mundur menghindari sentuhan Kenneth.Bella menghembuskan nafas berat, ia sudah khawatir kalau nanti Anthony mengetahui kedekatannya dengan Kenneth, tapi sekarang Bella justru satu layar di depan publik dengan Kenneth.Demi apapun, Bella takut Anthony datang menghampiri meskipun Delina mengatakan dia siap mengawasi pria itu, namun Bella tetap tidak bisa merasa tenang.Tatapannya Bella ke arah Kenneth, "Aku sudah berusaha menghindar agar tidak bekerja di s
Langit sudah mulai gelap dan pesta ulang tahun hampir selesai, kini waktu menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit. Bella masih asik berbicara dengan beberapa ibu dari anak-anak lainnya saat Gio menghampiri, ternyata selain mengajak Bella datang ke acara ulang tahun itu, Gio juga ingin memperkenalkan pada temannya kalau dia punya ibu yang cantik."Mom, aku ingin pergi ke suatu tempat." ucap Gio.Bella tersenyum, ia pun mengangguk sambil berpamitan pada pemilik acara sebelum pulang dengan Gio. Ternyata berbaur dengan ibu-ibu lainnya cukup menyenangkan, Bella sempat bingung harus mengatakan apa, tapi rupanya mereka lebih ramah dari yang Bella duga."Gio, sudah malam. Kita sebaiknya pulang saja."Gio menggeleng cepat, "Aku ingin pergi ke tempat lain, Paman Supir juga tahu tempatnya." jawab Gio.Bella menatap supir pribadi Kenneth, lelaki berusia empat puluh lima tahun itu pun berkata, "Tuan Kenneth sudah memberi izin agar saya mengantar Tuan Muda." ucapnya.Bella mengusap kepala Gi
Bella dan Kenneth pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri. Meski Bella merasa jika dia masih memiliki utang kepada Kenneth tentang identitasnya. Namun dia akan berusaha melakukan yang terbaik untuk rumah tangga mereka.“Gio rupanya sudah tidur,” bisik Kenneth saat mereka sudah sampai di rumah.“Aku akan mengecek ke kamarnya dulu,” ujar Bella.Wanita itu pun melangkah menuju ke kamar sang anak untuk melihat kondisi putranya tersayang itu. Dan ternyata Gio memang sudah lelap tertidur.Perlahan, Bella mendekati Gio dan membelai rambut putranya dengan penuh kasih sayang.“Kamu adalah segalanya untuk mommy, Nak,” bisik Bella di telinga Gio.Bocah kecil itu menggeliat perlahan, tetapi matanya tetap terpejam. Bella tersenyum, dikecupnya pipi gembul Gio sekali lagi sebelum ia meninggalkan kamar itu.“Sudah tidur?” tanya Kenneth saat Bella kembali ke kamar tidur mereka.“Sudah, sepertinya Carlo sudah mengajaknya bermain sehingga dia kelelahan,” jawab Bella.Kenneth tersenyum, kemudian ia pun
Bella melihat ada cukup banyak crew telah siap dengan tugas masing-masing, debaran di dadanya masih terasa belum normal tapi Bella harus melawan rasa gugupnya sendiri."Oke, mari kita mulai. Sir, Anda sudah mengerti arah peran akan seperti apa, bukan?" ucap Pieter.Kenneth mengangguk yakin, "Mulai saja sekarang." jawabnya, Pieter pun menginstruksikan untuk semua crew bersiap dan syuting pun dimulai.Awal pembukaan, ada beberapa bintang tamu undangan turut hadir dalam acara tersebut sebagai perkenalan, peran Bella adalah sebagai guru dan proses syuting dalam setengah jam berlangsung dengan baik sampai salah seorang tamu bertanya."Apa kalian punya hubungan?"Bella dan Kenneth saling bertatapan, tiba-tiba saja Kenneth berpindah posisi duduk di sebelah Bella, menggenggam tangan perempuan itu dengan sengaja menunjukkan di depan kamera."Bagaimana menurutmu, apa kami cocok?" ucap Kenneth, di sini ia tak perlu bersikap canggung atau gugup saat melakukan perannya, ada banyak kamera menyorot
"CUT!" Pieter kemudian bertepuk tangan beserta beberapa crew yang lainnya, "Bella, pertahankan peranmu seperti ini, kalian terlihat seperti pasangan sungguhan." puji Pieter. Kenneth membantu Bella berdiri, "Kamu yakin tidak apa-apa?" tanya Kenneth memastikan, Bella mengangguk meskipun beberapa saat lalu hampir saja kepalanya menghantam lantai. Bella melihat di bekas lantai ada bekas minyak, ini pasti ulah Kenneth saat mengeluarkan bahan-bahan tadi tak sengaja menumpahkan ke lantai. Bella tersenyum ke arah para crew, sebagian memang memujinya tapi tatapan sinis lain tentunya masih belum menghilang. "Istirahat lima menit," Pieter melihat para crew, "jeda selama lima menit, kita mulai kembali setelahnya." Bella duduk mengatur nafasnya sementara bekas minyak tadi di bersihkan oleh crew, "Aku tidak mengacaukan acaranya kan?" tanya Bella. "Tentu saja tidak, kamu lihat Pieter tadi memujimu, itu artinya kamu sudah mulai menikmati peran dengan baik." jawab Kenneth. Lima menit berlalu da
Gio keluar dari sekolah melihat Kenneth dan Bella datang menjemput, "Mom, dad!" kemudian memeluk Bella, "aku kira paman Carlo yang akan menjemput."Bella mengusap kepala putranya, "Hari ini mommy dan ayahmu pulang lebih awal jadi bisa untuk menjemputmu, ayo pulang."Gio mengangguk antusias, Kenneth pun mengendarai mobilnya, tapi bukan untuk pulang ke rumah melainkan ke sebuah mall terdekat untuk membeli beberapa barang."Bukankah dia CEO Skydance entertainment?" bisik seseorang."Lalu apa itu pengasuh putranya? Tapi mereka terlihat seperti pasangan.""Hei, apa kalian tidak tahu. Mereka sekarang bekerja sama dalam sebuah acara variety." rekan lainnya menunjukkan video Kenneth dan Bella hari ini, ketika perempuan itu menganga tak percaya."Kirim linknya padaku.""Aku juga.""Mom, apa mereka membicarakan kita?" tanya Gio.Bella menggeleng pura-pura tidak mendengar apapun, "Mereka membicarakan yang lain, ayo ikuti ayahmu." jawab Bella.Kenneth menuju toko tas wanita, Bella melihat tag har
Peran Bella di acara tersebut adalah sebagai guru yang seolah tertarik dengan ayah dari anak muridnya, dari awal acara di mulai Kenneth sudah menunjukkan ketertarikan dengan Bella, itu untuk menarik minat penonton.Tapi begitu Bella melihat video yang direkam hari ini membuatnya tidak puas, syuting sesi pertama sama persis dengan yang Pieter katakan kalau Bella terlalu kaku untuk melakukan peran bersama beberapa artis undangan.Sesi kedua sudah lebih baik walaupun ada sedikit masalah Bella terpeleset karena minyak, untungnya itu bukan menjadi masalah besar. Bella menggeser komentar di dalam video tersebut, sesaat hatinya merasa down saat membaca beberapa komentar hujatan."Jadi dia pengganti Jessy?""Siapa namanya, dia bukan artis.""Oh tidak, pria tampan itu hampir menciumnya.""Menjauh kau dari pria itu, sialan. Jessy lebih cocok ketimbang dirimu.""Aku mengenalnya. Dia pengasuh anak dari pria itu.""Wah, ternyata dia wanita penggoda hahaha.""Dia tidak pandai melakukan peran, pergi
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati