Kenneth sadar posisi ini membuatnya bereaksi, tapi ia juga tidak bisa melepaskan Bella begitu saja sampai akhirnya Bella yang mendorongnya dengan kuat, namun tangan Kenneth masih menahan pinggang Bella agar tidak bangkit dari pangkuannya.
"Aku harus memastikan kue buatanku."
"Kau berusaha melarikan diri dariku, Bella." kening Kenneth bersandar di sebelah pundak Bella, "biarkan seperti ini sebentar saja, jangan bergerak atau kau tidak akan bisa kabur dariku."
Bella terdiam, benda di bawahnya terasa keras sementara nafas Kenneth terdengar berat. Meski Bella tau statusnya sebagai istri, tapi nyatanya menyiapkan diri untuk malam pertama ia masih takut.
Bagaimana bisa wanita yang memulai duluan, Bella tidak mau, lebih tepatnya ia merasa malu.
Sentuhan yang Kenneth berikan terlalu dalam sampai Bella merasa sesuatu yang aneh dalam dirinya, tapi bukannya mendorong Kenneth untuk menjauh, Bella justru menikmati sentuhan yang pria ini berikan.Bagaimanapun Kenneth berhak atas Bella, pria ini adalah suaminya. Jadi, bukan masalah kalau Kenneth menginginkan sentuhan lebih dari sekedar ciuman atau pelukan.Kenneth menarik diri, membelai wajah Bella dengan satu tangannya. Ingin menyentuh Bella saat ini juga, namun apakah tindakan itu tidak terlalu terburu-buru?"Aku tidak mau memaksamu meskipun aku sangat ingin menyentuhmu." ucapnya lirih.Tatapannya terlihat sulit di jelaskan, kali ini Bella tidak ingin menghindar. Satu tangannya membalas sentuhan Kenneth, untuk pertama kalinya Bella menyentuh rahang kokoh pria yang ma
Satu malam yang indah, itulah yang Kenneth dan Bella lakukan semalam. Ia telah meresmikan hubungan mereka sesungguhnya dalam ikatan yang lebih dekat lagi, hubungan yang meyakinkan keduanya adalah pasangan sesungguhnya. Pagi ini, kamar masih berantakan akibat permainan semalam. Bella dan Kenneth melakukannya beberapa kali sampai akhirnya mereka tidur terlambat, saling berpelukan tanpa busana di balik selimut. "MOM, DAD!" teriak Gio sambil menggedor gedor pintu, Bella dan Kenneth terlonjak bangun. "Astaga, sudah jam berapa sekarang." Bella bergegas turun dari tempat tidur memakai bajunya kembali dan mengemasi barang yang berserakan di lantai, sebelum membuka pintu Bella lebih dulu melemparkan baju ke arah Kenneth, "jangan biarkan putra mu melihat sesuatu yang tidak pantas diperlihatkan untuk anak di bawah umur." katanya. Kenneth mengusap wajahnya, ia masih mengumpulkan nyawa karena kaget suara teriakan dan gedoran tangan Gio di pintu kamar.
Pekerjaan Kenneth hari ini berada di luar ruangan bersama dengan Jessy, wanita itu yang menemaninya bertemu seseorang untuk membahas kelanjutan program reality show yang akan tayang satu minggu lagi. Posisinya Kenneth duduk di belakang bersebelahan dengan Jessy, seorang sopir mengemudi di depan, tanpa ragu Jessy menautkan tangannya pada jemari Kenneth sambil tersenyum menggoda. "Apa yang kau lakukan?" Kenneth menepis tangan Jessy tapi perempuan itu tidak berhenti begitu saja, sekali lagi menautkan tangan sampai sulit Kenneth lepaskan. "Jessy," tegur Kenneth, tatapannya tidak bersahabat tapi rupanya Jessy tidak peduli sampai dengan santai kepalanya justru bersandar di lengan Kenneth. "Kenapa kau menghindar, bukankah aku artis terbaik di perusahaanmu. Sesekali setidakn
Kenneth baru saja tiba di rumah dan ia melihat Bella sedang ada di dapur melakukan sesuatu, tanpa pikir panjang Kenneth menghampiri, memeluknya dari belakang sambil mencium bagian tengkuk Bella. "Kenneth," Bella sampai bergidik geli karena ulah pria di belakangnya, "apa yang kau lakukan!" "Memelukmu, memang apa lagi?" jawab Kenneth dengan santainya. Bella membasuh tangan kemudian berbalik mendorong Kenneth, kepalanya melihat arah kamar Gio karena yang di takutkan putranya datang kemudian melihatnya melakukan tindakan tidak pantas dengan Kenneth di dapur. "Gio bisa melihatmu seperti ini." tegur Bella. Kenneth mencium Bella dengan cepat, saat ini Kenneth tidak perlu lagi izin untuk mencium Bella, wanita ini sepenuhnya hany
Tapi kepuasan Kenneth tak cukup jika hanya melakukannya sekali, malam hari setelah memastikan Gio tidur, Kenneth kembali melanjutkan permainan dengan Bella tanpa menunda waktu lagi.Selain ciuman, ada juga hal lain yang membuat Kenneth kecanduan menyentuh Bella. Seperti yang ia lakukan sekarang, wajah Bella membuat Kenneth tidak ingin berhenti melakukan kegiatannya, tak peduli sekujur tubuhnya dipenuhi oleh keringat."Kenneth...," desis Bella, stamina Kenneth terlalu bagus sampai Bella tidak bisa menghentikannya, pria di atasnya ini mempesona di waktu bersamaan, Bella sampai tidak habis pikir kalau orang sedingin Kenneth yang ia kenal empat tahun lalu punya sisi lain seperti ini.Hubungan yang ia lakukan dengan Kenneth bisa saja membuat Bella hamil karena Kenneth tidak menggunakan pengaman setiap menekan kegagahanny
Seperti janjinya dengan Bella hari ini ia akan makan siang bersama, Kenneth sudah merapikan tempat kerja untuk menjemput putra dan istrinya, namun pintu ruang kerja lebih dulu di ketuk, belum ada kata mempersilahkan tapi pintu itu lebih dulu terbuka.Kenneth menghela nafas, "Jika kau datang untuk menggodaku lagi sebaiknya urungkan niatmu." katanya sambil meraih ponsel dan mengantongi di saku jas.Jessy menghalangi langkah Kenneth, "Aku tidak akan menyerah begitu saja meski kau mengancamku dengan karirku di perusahaan ini." ucapnya berani.Kenneth tau telah banyak peran sandiwara yang Jessy lakukan selama berkarya di dunia selebriti, tak heran perempuan ini mulai berani melawan atasannya sendiri. Kenneth tidak mengatakan apapun, ia hanya mendorong Jessy menyingkir dari jalannya.
Wajah Bella rasanya perih bekas tamparan Jessy barusan, belum selesai begitu saja ketika jari telunjuk perempuan itu menekan kening Bella."Kau pikir bisa menggoda Kenneth dengan penampilanmu seperti ini, aku sarankan padamu sebaiknya kau tahu batasan kalau dirimu di rumah ini hanyalah pelayan, ingat, PE-LA-YAN!" katanya penuh tekanan.Bella diam, ia terlalu terkejut sampai tidak tahu harus mengatakan apa, Jessy mencibir penampilan Bella sebelum mendorong Bella dari jalannya untuk menghampiri Gio dengan senyum palsunya."Gio, jangan takut denganku. Aku datang untuk memberimu mainan, oh ya mainan apa yang kamu suka?" ucap Jessy.Bella masih berdiri dari posisinya sekarang melihat ke arah Jessy yang berusaha membujuk Gio, sementara kini wajahnya masih perih, kebetulan di s
Bella mengusap punggung Kenneth dengan sabun, tubuhnya juga ikut basah tapi itu bukan masalah."Mengapa kamu sangat marah dengan perempuan tadi?" akhirnya Bella kembali bertanya meski tadi Kenneth sempat marah hanya karena Bella bertanya mengenai Jessy.Kenneth balik badan, tangan Bella pun masih bergerak memberikan sabun menyeluruh ke badan Kenneth, tatapan mereka saling bertemu."Dia perempuan yang kasar, dua tahun aku mengenalnya dan temperamen Jessy tidak pernah berubah," Kenneth menyentuh wajah Bella, "apa kau yakin dia tidak melukaimu, aku khawatir karena Jessy ringan tangan terhadap apa yang tidak dia sukai, karena itu aku sangat marah melihat dia datang ke rumah ini tanpa izinku." lanjutnya.Bella menggeleng meski sempat mendapat tamparan dari Jessy, "Lalu mengap
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati