Pukul sepuluh malam Kenneth pulang tanpa membawa Gio, putranya itu kembali tidur dengan Flo, setiap kali Flo menyingkap selimut, Gio akan memperbaikinya agar adiknya tidak kedinginan. Saat anak-anak sudah tidur, Bella pun membuka MacBook untuk melihat pekerjaan yang sempat tertunda. Besok ia akan bekerja seperti biasanya sebelum mengajak Kenneth untuk ke psikiater, meski pria itu terlihat biasa saja, namun mentalnya sedikit terganggu. Ada kemungkinan ketika Kenneth tak bisa mengontrol emosi, pria itu akan menyakiti dirinya sendiri. Perlahan malam mulai semakin larut, tak sadar sudah pukul satu dini hari Bella menyelesaikan setengah dari pekerjaan baru istirahat. Pagi hari Carlo menawarkan diri mengantarkan Gio ke sekolah, Bella pun tidak mempermasalahkan, ia dan Flo juga pergi ke perusahaan. Dari pagi sampai sore Bella di sibukkan dengan rapat grup dan juga tumpukan dokumen, Flo sendiri asik bermain atau sesekali mengganggu para karyawan yang sedang bekerja. "Maaf, Sir. Anda ingi
"Dokter menyarankan kita datang selama dua pertemuan lagi, jadi atur jadwal kerjamu di hari itu." ucap Bella yang sedang mengemudi. Kenneth tidak menjawab apapun, pria itu hanya melihat pemandangan di depan dengan perasaan aneh yang ia rasakan setelah melakukan hipnoterapi, rasanya lebih lega tapi juga membingungkan. Tatapannya melihat Bella, "Apa yang aku katakan saat tidak sadar tadi?" "Aku tidak begitu mendengar ucapanmu, kau hanya bergumam tidak jelas, tapi setiap memanggil namaku itu terdengar jelas, bisa kamu ceritakan apa yang ada di mimpimu tadi?" Kenneth menggeleng, "Entahlah, aku tidak ingat." Bella menoleh kemudian membelokkan mobil ke area makanan manis kesukaan anak-anak, "Aku akan membeli makanan kesukaan Gio dan Flo," Bella melepaskan sabuk pengaman kemudian turun dari kendaraan. Kenneth juga turun dari kendaraan, sepertinya ia butuh bersantai sebentar agar perasaan aneh yang ia rasakan ingin menghilang, mungkin ia kaget karena melakukan hipnoterapi untuk pertama k
"Apa ini kue buatan Gio?" tanya Kenneth sambil meraih satu potongan kecil yang sudah Bella tata di meja, "hm, enak walaupun ini terlalu manis."Pupil mata Kenneth melihat Gio datang menghampiri bersama Flo, mereka sudah berpakaian rapi dan juga sudah membereskan kamar mandi bersama Kenneth dari busa."Kue buatanku enak?" tanya Gio."Enak, nanti kalau membuat kue lagi sebaiknya Gio kurangi menambahkan gula ke dalamnya." jawab Kenneth.Wajah Gio tampak sumringah kalau kue buatannya enak, "Aku akan belajar lebih banyak lagi untuk membuat kue," Gio membantu Flo duduk di kursi kemudian menyerahkan kue buatannya.Bella juga sudah menyediakan kue yang tadi sempat dibeli bersama Kenneth, masakan di sajikan dan mereka pun makan malam bersama, Bella memperhatikan Kenneth begitu peduli dengan anak-anak.Kalau memang kasih sayang Kenneth lebih besar pada anak-anak, Bella juga tidak bisa memaksa Kenneth untuk menyayanginya sebesar pria itu pada anaknya, pasti ada porsi tertentu yang bisa Kenneth b
Keesokan harinya, Bella berangkat bekerja sementara ia mempercayakan Flo dengan Kenneth. Pukul sepuluh, Kenneth membawa Flo ke rumahnya, hari ini adalah proses pelelangan rumah dilakukan. Pukul sebelas nanti tempat itu akan ramai oleh para pembeli, Kenneth perlu memastikan kondisi rumahnya tak ada kerusakan, sejauh ini rumah itu memang terawat dengan baik. "Mommy dulu tinggal di sini?" tanya Flo. Kenneth menoleh ke arah putrinya, Kenneth tersenyum sambil menyentuh putri kecilnya itu, "Dulu mommy dan Gio tinggal satu rumah, nanti kalau daddy pindah rumah, Flo mau kan tinggal dengan daddy?" "Sama mommy juga?" "Tentu saja." jawab Kenneth. Namun ketika Kenneth sudah bersiap menyambut kedatangan para pembeli, suara kendaraan berhenti di depan dan seseorang berjalan masuk menghampiri. "Apa-apaan ini Kenneth?" "Aku menjual rumahku, ada tempat lebih bagus untuk tempat tinggal baru, kapan nenek tuba?" tanya Kenneth balik. Sesil melihat gadis kecil di sebelah Kenneth, wajahnya mirip den
Sore hari Kenneth menghubungi Bella untuk bertemu sebentar, dan kini mereka sudah ada di satu mobil yang sama. Bella baru saja meletakkan tas ketika pria di sebelahnya berkata, "Apa kamu tidak keberatan kalau bertemu dengan nenek?" "Kenapa mendadak kamu ingin aku bertemu dengannya?" "Bukan aku yang berniat mempertemukan kalian, tapi nenek lah yang ingin bertemu denganmu. Karena itu aku bertanya apa kamu tidak keberatan bertemu dengannya, sekarang Flo ada bersama nenek." Sontak Bella menoleh, "Kau serius?!" "Sungguh, aku tidak bercanda. Nenek sudah mengetahui hubungan kita, karena itu dia ingin bertemu denganmu." Bella terdiam, ia kembali teringat kalau dulu ia sempat dimaki oleh wanita tua itu karena tak pantas dekat dengan Kenneth, bahkan parahnya Bella juga pernah mendapatkan tamparan, mendadak detak jantungnya berdegup kencang. "Mungkinkah dia ingin aku pergi darimu?" "Aku tidak tau," Kenneth meraih tangan Bella dan menggenggamnya, "kalau itu terjadi aku akan ada di pihakmu
Dua hari kemudian Kenneth membawa anak-anaknya dan juga Bella untuk memasuki rumah baru bersama, lokasinya tak begitu jauh dari rumah lama Kenneth dan akhirnya mereka pun tiba di rumah dua lantai dengan halaman luas. "Apa ini rumah barumu?" tanya Bella, semua furniture terlihat baru. Tempatnya juga lebih luas. "Kamu suka?" Kenneth balik bertanya. "Meskipun aku suka, rumah ini bukan milikku." Bella menyusuri tiap ruangan, di belakang dekat dengan kolam renang ada ruangan gym, lalu di dekat tangga ada ruang kerja Kenneth dan satu ruang tamu. Di lantai atas ada dua kamar anak dan satu kamar utama. Ada juga ruangan khusus untuk penyimpanan puluhan bahkan ratusan buku milik Kenneth di salah satu ruangan di lantai bawah. Ketika Bella melihat rumah baru Kenneth, pemilik rumah itu sendiri membawa anaknya untuk menunjukkan kamar baru mereka, Flo dan Gio terlihat antusias, apalagi kamar mereka saling berdekatan. "Kamarnya cantik, banyak boneka." Flo memeluk boneka paling lembut, nuansa kam
Makan malam pun tiba, Kenneth dan Bella sudah menyiapkan makanan cukup banyak karena keluarga Wilson juga akan turut merayakan acara sederhana itu bersama Kenneth.Acara tersebut tidak berlangsung lama, pukul sembilan malam keluarga Wilson pun pulang. Tadinya Bella juga berniat untuk pulang, namun ia perlu membantu Kenneth membersihkan piring makan.Tidak ada asisten rumah tangga yang bisa dipanggil malam hari, Kenneth juga tidak suka kalau rumahnya kedatangan orang baru apalagi membiarkannya tinggal, alhasil asisten rumah tangga hanya akan Kenneth panggil ketika Kenneth sedang bekerja di kantor."Besok hari pertandingan Gio," ucap Kenneth mengingatkan Bella, "jangan lupa untuk hadir, lombanya di mulai pukul empat sore." kata pria itu lagi.Bella mengeringkan tangan, "Aku tidak mungkin lupa, tapi dimana lokasi lomba itu dilakukan?""Aku aku kirim lewat pesan agar kamu tidak lupa."Bella mengangguk setuju, ia pun melihat ke belakang karena Gio dan Flo tidak ada suaranya. Penasaran dima
Keadaan Sesil tidak menunjukkan tanda akan sembuh, justru semakin memburuk. Bella melihat kondisi wanita yang sudah tidak lagi muda itu berbaring tak berdaya, kesempatan hidupnya sangat tipis. "Apa yang dokter katakan mengenai kondisi nenek?" tanya Bella. "Belum pasti, faktor usia yang mempengaruhi kondisi tubuhnya semakin lemah." jawab pria itu. Mereka pun keluar membiarkan Sesil istirahat dengan benar sampai kembali sadar, "Bukannya Flo ikut kelas renang?" tanya Bella. "Pelatihnya sedang tidak ada, beliau baru akan datang setelah akhir musim panas. Bangunannya juga sementara direnovasi, jadi sementara les renangnya ditunda." Keduanya baru saja menutup pintu, namun suara alat penunjang kehidupan Sesil berbunyi keras, Kenneth segera masuk kembali ke ruangan itu dan menekan tombol panggil agar para dokter segera datang. "Nenek," ucap Kenneth panik. Tidak berselang lama seorang dokter bersama dua perawat berlari mendekat, para perawat pun meminta Kenneth agar menunggu di luar. Pri
Beberapa bulan berlalu, Bella membuka salah satu ruangan kosong yang mana kini Kenneth sedang menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kehadiran anak ketiganya, Kenneth bahkan membuat tempat tidur bayi seorang diri dan mendekorasi kamar. Antusias Kenneth tak pernah pudar sejak mengetahui Bella hamil, pria itu melakukan semuanya sendiri agar bisa membuat Bella tetap bahagia, sekarang saja Kenneth sedang menyiapkan kamar calon anaknya yang akan lahir sebentar lagi. "Ini sudah malam, sebaiknya kamu lanjutkan besok saja." Kenneth berbalik, "Aku tidak akan sempat, aku akan selesaikan pekerjaan ini dengan baik. Kita tidak tahu kapan bayinya akan lahir, mengingat usia kandunganmu sudah memasuki bulan kelahiran, jadi aku harus siap semuanya." Bella tersenyum, "Tapi ini sudah jam sebelas malam, kalau kamu tidak berhenti, aku tidak akan tidur." ancamnya. Tanpa mengatakan apapun kenneth langsung meletakkan alat yang ia pegang untuk membuat tempat tidur bayi, pria itu menghampiri Bella, meng
Perjalanan ke pusat perbelanjaan mereka jalani bersama, Kenneth menggandeng tangan Gio dan Flo bersamaan melewati setiap toko di sebelah mereka, tapi tujuannya sekarang adalah baju cantik untuk Flo dan juga hadiah untuk gadis kecil mereka. Bella mengikut di belakang memperhatikan kedekatan Kenneth, tiba-tiba Gio berhenti, anak itu berbalik menghampiri Bella dan menggandeng tangan ibunya, Gio mendongak seraya tersenyum. "Kalau Flo untuk daddy, aku akan bersama mommy." katanya. Bella mengusap kepala Gio, "Kalian itu tidak ada bedanya, sama-sama kesayangan mommy." jawab Bella. "Dad," panggil Flo, Kenneth menoleh dan putrinya sudah mengulurkan tangan minta gendong, dengan senang hati Kenneth mengangkat putrinya dan mereka berjalan menuju sebuah toko pakaian anak. "Aku ingin baju biru itu!" tujuk gadis kecil di gendongan Kenneth. Bella mendongak, setinggi itu bagaimana Flo bisa tahu ada baju cantik di sana, "Tolong turunkan baju itu, kami ingin melihatnya." ucap Bella pada pegawai.
Satu minggu setelahnya, baik Kenneth maupun Bella disibukkan dengan rutinitas pekerjaan yang mereka lakukan, mereka juga jarang di rumah sehingga sementara waktu Gio dan Flo di jaga oleh Delina. Tampaknya keinginan Delina pulang ke rumahnya harus tertunda demi menjaga kedua cucunya ketika orang tua mereka sibuk bekerja. Tiga hari terakhir, Bella dan Kenneth nyaris tidak saling sapa, jika Bella pulang ke rumah, terkadang Kenneth tidak ada karena dinas di kota lain. Kesibukan itu terus berlanjut sampai minggu kedua, dan hari ini Kenneth juga masih belum pulang. Ketika Bella tiba di rumah, Gio dan Flo sudah tidur. "Kamu dan Kenneth terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini." ucap Delina. Bella menoleh sambil meletakkan lembaran dokumen dan tasnya ke atas meja, "Ada proyek baru yang harus aku tangani di perusahaan, aku tidak bisa lepas tanggung jawab karena posisiku sebagai pemimpin di perusahaan cabang." "Jangan lupa untuk mengatur jadwal makan mu, meski sibuk, kau juga butuh tenaga."
Dress hitam yang dibeli tadi siang kini Bella pakai untuk bersiap datang ke pesta, rambutnya ditata sedemikian rupa untuk menampilkan leher jenjang dan aksesoris yang Bella gunakan. Penampilannya sepuluh kali lipat lebih cantik jika Bella merias dirinya dengan serius, tapi bagi Kenneth merias diri atau tidak, wanita berbaju hitam yang berjalan ke arahnya itu adalah yang paling cantik diantara wanita lainnya. "Perfect!" puji Kenneth seraya menawarkan lengannya untuk Bella gandeng. Bella tersenyum tipis, mereka pun pergi setelah mobil jemputan tiba, Kenneth membukakan pintu mempersilahkan Bella masuk ke dalam mobil lebih dulu. Tempat pesta digelar terlihat sudah ramai, banyak kendaraan juga yang tampaknya baru tiba, supir membukakan pintu agar penumpang di belakang turun. "Biarkan aku memperbaiki penampilanmu sedikit." ucap Bella sambil merapikan dasi kupu-kupu di leher Kenneth agar terlihat lebih nyaman dipandang. "Ayo kita masuk?" Kenneth kembali menawarkan lengannya, dengan senan
Pukul sembilan malam, Bella dan Kenneth sudah bersiap mengambil posisi berbaring ketika mereka melihat pintu terbuka, Flo muncul sembari memeluk boneka unicorn miliknya."Hai, dad.""Hai sayang, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kenneth.Flo menjatuhkan bonekanya, "Apa aku bisa tidur dengan daddy malam ini?""Tentu saja, kemarilah." Kenneth mengulurkan tangan menggendong Flo dan membiarkan putrinya itu tidur sambil memeluknya seperti anak koala.Tatapan Flo melihat Bella yang sedang melipat tangan di depan perut, namun dengan jahilnya Flo semakin erat memeluk Kenneth, "Ini daddyku.""Jadi apa putriku merebut suamiku sekarang?" "Tidak, ini suamiku." jawab Flo.Bella mendelik sementara Kenneth tertawa sambil mengusap punggung Flo, gadis kecil itu tiba-tiba bangun sambil mendorong jauh selimut yang sering Bella pakai."Ini, mommy tidur saja dengan selimut ini.""Astaga, apa kamu mengusir ibumu sendiri?" sahut Bella melihat putrinya mendorong selimut ke arahnya, Flo diam sebentar menatap B
Ada begitu banyak mainan dan souvenir yang Bella bawa untuk kedua anaknya, terlihat wajah antusias mereka ketika melihat setiap mainan yang ada, Bella dengan Kenneth duduk memperhatikan tanpa mengganggu Gio dan Flo mengacak acak tas berisi barang yang Bella beli di tempat liburannya."Kalian sudah datang?""Ibu," Bella membantu membawa belanjaan ke arah dapur, "banyak sekali.""Sudah tidak apa, karena kau dan suamimu sudah pulang, jadi ibu ingin membuat masakan kesukaan kalian. Tapi apa makanan kesukaan suamimu?" tanya Delina.Bella merapikan belanjaan, "Kenneth bukan pemilih makanan, oh ya, Gio punya alergi dengan seafood."Delina mengangguk mengerti, wanita paruh baya itu memperhatikan wajah putrinya. Sebelumnya ia sempat khawatir kalau pernikahan Bella dengan Kenneth akan berakhir sama seperti sebelumnya, tapi begitu melihat wajah Bella yang berseri seri seperti ini membuatnya turut bahagia."Bagaimana liburanmu dengan Kenneth?""Sangat baik, tidak pernah sebaik ini sebelumnya." ja
Beberapa hari setelahnya liburan masih berlanjut, keesokan harinya Kenneth mengajak Bella untuk mengunjungi beberapa tempat di sekitar lokasi mereka liburan, ada banyak souvenir cantik di tempat tersebut dan Bella membeli beberapa untuk Gio dan Flo."Bagaimana menurutmu kalau aku membeli ini juga?" Bella menunjukkan hiasan meja yang pasti akan cantik kalau diletakkan di meja belajar Gio.Kenneth mengangguk, "Beli saja apapun yang kamu suka." jawabnya.Bella tersenyum tipis, tanpa ragu memilih beberapa barang lain baru kemudian memilih menu makanan di salah satu restoran, makanan di sana cukup khas tapi juga cocok di lidah mereka."Cobalah, ini enak." Bella menawarkan menu pesanannya untuk Kenneth, pria itu dengan senang hati menerima suapan yang Bella berikan."Menu kesukaanmu tidak pernah berubah."Bella menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, "Setiap selera orang itu berbeda, dan aku akan selalu menyukai jenis makanan seafood.""Makanlah, kamu butuh banyak energi untuk membuahi."So
"Tunggu sebentar!" Bella mendorong wajah Kenneth, "kau serius kita melakukannya di tempat terbuka seperti ini?" "Kenapa tidak?" jawab Kenneth dengan sangat yakin, "ini momen yang mungkin tidak akan kamu lupakan setelah kita kembali menemui anak-anak, ketika kita pulang nanti, mari berikan kejutan untuk mereka." Kenneth kembali mencium Bella yang duduk di pangkuannya, lantas tanpa menunggu waktu lama diam-diam Kenneth memasukkan kegagahannya ke area sensitif Bella di bawah sana, erangan keluar dari bibir wanita itu, terlihat wajahnya sangat menikmatinya. Bella juga tak segan bergerak di pangkuan Kenneth untuk mendapatkan posisi ternikmat, duduk saling berhadapan seperti ini dan di bawah sana mereka saling terhubung untuk mengirimkan cinta lewat sentuhan yang dalam. Ini merangsang Kenneth untuk lebih bergairah, tanpa sadar menekan Bella untuk melakukan lebih cepat. "Babe, itu terlalu dalam." rintih Bella. "Kamu menyukai yang seperti ini kan?" balas Kenneth, Bella mengangguk mengiya
Liburan masih berlanjut dengan segala keromantisan yang Kenneth berikan, Bella bisa merasakan jika perubahan Kenneth sangatlah banyak, pria itu lebih sering tersenyum bahkan tak segan tertawa, berbeda dengan sikapnya dulu yang kaku dan dingin.Bella merasa lebih nyaman di dekat Kenneth, honeymoon bersama pria yang ia cintai tidaklah buruk, banyak tempat yang Bella dan Kenneth kunjungi seperti pasangan remaja yang baru saja mendapatkan pubertas pertamanya.Tak peduli usia mereka yang tidak lagi muda, tapi kebahagiaan yang menjadi pondasi utama hubungan telah dibangun sejak pernikahan resmi yang disaksikan oleh banyak orang.Dan yang paling penting sekarang adalah membuat anak ketiga yang mereka sepakati, entah itu akan lahir kembar atau tidak bukan masalah, toh dari pihak Bella maupun Kenneth mereka tidak punya gen untuk bisa memiliki bayi kembar."Aku merindukan Gio dan Flo." ucap Bella.Kenneth menoleh, "Ini baru tiga hari kita liburan, tidak mungkin kita pulang saat sedang menikmati