"Sekali lagi saya meminta maaf karena sudah menikahkan Cakra dengan tiba-tiba, tapi saya sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Saya dan keluarga saya mengucapkan terimakasih sudah menerima semua kejadian ini dengan lapang dada."
Sebelum pulang Hendrawan berterimakasih pada Pramudyantoro dan istrinya karena sudah berbaik hati menerima semua ini dengan tangan terbuka."Gapapa, lagipula Cakra memang salah. Kalau saya menjadi orangtua Nayra saya juga akan melakukan hal yang sama. Kelihatannya Nayra juga gadis yang baik, istri saya aja langsung suka sama Nayra," jawab Pramudyantoro."Idih, kenapa ga mama aja yang nikah sama dia kalau mama suka?" tanya Cakra berbisik pada Kania dengan kesal.Setelah orang tua Nayra pulang gadis itu harus tinggal di rumah Cakra. Pikirannya masih saja tidak tenang tiba-tiba dia harus terlempar ke rumah orang asing yang bahkan dia belum kenal sebelumnya.Kania mengantarkan Nayra ke kamar Cakra, entah sihir apa yang Nayra miliki sampai dia bisa membuat Kania menyukainya secepat ini."Nah ini kamar Cakra, sekarang akan jadi kamar kamu juga, semoga kamu betah tinggal di sini ya, Cakra emang orangnya suka aneh-aneh jadi maklumin aja," ucap Kania sambil tersenyum."Iya Tante.""Eh Tante lagi? Mama dong sayang, sekarang saya kan mama kamu juga," pinta Kania supaya Nayra memanggilnya Mama."Iya Ma," ralat Nayra ragu-ragu."Besok, mama akan renovasi kamar Cakra sesuai pilihan kamu dan gantiin gordennya juga, sekarang biar apa adanya dulu ya.""Iya Ma, gapapa kok.""Ya udah kalau ada apa-apa kamu bisa minta tolong sama Cakra, kamu istirahat dulu, mama ke bawah ya," pamit Kania.Cakra tidak masuk ke kamarnya melainkan menemui sahabat karibnya yaitu Reno yang sejak tadi shock mendengar Cakra tiba-tiba sudah menikah dan membawa seorang istri ke rumahnya.Reno juga orang kepercayaan Pramudyantoro di kantornya. Dia juga merupakan teman baik Cakra.Sekarang mereka berdua sedang mengobrol santai di tepi kolam renang."Ahahaha, gimana ceritanya kamu bisa bawa bini ke rumah? How about Verlisa bro? Gimana sama pacar kamu itu?" tanya Reno tidak percaya."Ya mana aku tau? Ini namanya musibah. Ini nih jodoh yang salah tau ga? Jodohku yang bener itu Verlisa, pacar aku yang cantik dan bakal aku nikahin."Reno malah semakin tertawa keras mendengar penuturan dari Cakra yang mengatakan kalau jodohnya saat ini salah karena dia tidak menikah dengan gadis yang dicintainya."Mana ada jodoh yang salah? Kalau kamu udah nikah segampang dan semudah ini ya berarti emang dia jodohmu man," ucap Reno menjelaskan."Ga ga gaa, ga bisa. Jodoh apanya? Kenal juga engga. Pokoknya kamu harus bantuin aku supaya pisah dari wanita itu. Jodoh aku tuh Verlisa," kata Reno dengan gemas."Kamj mau bilang jodohmu Verlisa sampai mulutmu berbusa kalau Allah bilang engga ya engga. Jodoh kamu adalah orang yang kamu nikahin saat ini, siapa namanya tadi? Nayra? Iya Nayra, soalnya kamu udah nikahin dia dan orang tua kamu juga udah kasih restu dengan mudah. Itu namanya jodoh.""Ya ga gitu lah, kok kamu belain orang tua aku sih?"Cakra tidak terima Reno malah membela orang tuanya dengan ikut-ikutan mengatakan kalau Nayra adalah jodohnya hanya karena dia telah menikahi gadis itu.Cakra semakin merasa tidak ada orang yang berada di pihaknya untuk membantunya berpisah dari Nayra."Heh aku bilangin ya, salah satu tanda jodoh itu ya karena kamu dimudahkan dalam segalanya, dalam urusan menghalalkan dia, so, terima aja lah, dia juga oke kok buat kamu," nasihat Reno yang sekarang mulai berbicara serius pada Cakra."Engga, pokoknya jodoh aku Verlisa, kalau semua orang ga ada yang di pihakku, aku tahu kok mau minta bantuan sama siapa."Tiba-tiba Cakra teringat sesuatu dan dia mulai tersenyum senang setelah mendung menggelayuti wajahnya akibat tidak ada orang yang membelanya.Cakra lalu masuk ke dalam kamarnya dan melihat Nayra sedang menata barang-barangnya dan memasukkan baju-bajunya ke dalam lemarinya.Melihat itu pun Cakra menjadi sangat kesal dan menghampiri istrinya. Akankah dia akan menjadi suami yang jahat?"Ngapain kamu pakai lemari saya?" tanyanya pada Nayra."Ya buat naruh baju lah, tadi mama udah bilang kalau kamar kamu kamar saya juga," jawabnya dengan enteng."Enak aja kamu ya, mau ambil kamar saya. Ga gaa, semua ini, kamar ini dan semua barang-barang ini semuanya milik saya, sama seperti saat saya tidur di rumah kamu, kamu harus tidur di sofa dan bukan di kasur saya.""Sama seperti saat kamu tidur di kamar saya, kamu juga harus tidur di sofa kalau ga mau satu ranjang sama saya, saat tidur di rumah saya, saya di sofa, sekarang saat tidur di rumah kamu, kamu yang harus di sofa juga" balas Nayra.Cakra membulatkan mata tidak menyangka Nayra akan berbicara seperti itu untuk membalasnya. Cakra tertawa mendengar perkataan Nayra yang menurutnya aneh itu."Heh denger ya, jangan sembarangan kalau ngomong, ini kamar saya," kata Cakra sambil menunjuk kamarnya."Saya juga bisa bilang ini kamar saya," balas Nayra tidak mau kalah."Apa perlu saya tanya sama mama kamu supaya dia bilang kalau kamar ini juga milik saya?" tanya Nayra dengan tenang.Cakra merasa kesal dengan Nayra dan memilih untuk diam lalu merebahkan dirinya di kasur besarnya. Dia sengaja tidur dengan posisi tidak teratur supaya Nayra tidak mendapatkan tempat di sana.Nayra hanya meliriknya dan dia memilih untuk duduk di sofa sambil membaca novel yang dibawanya.Sedangkan Cakra sangat bingung akan menjelaskan pada Verlisa dengan alasan apa.Verlisa adalah pacar Cakra yang sekarang sedang berada di luar negeri bersama orang tuanya.Belum pasti kapan Verlisa akan pulang, tapi yang pasti Cakra sangat mencintainya dan berniat akan menikah dengannya.'Sekarang hanya Oma yang bisa bantuin aku, cuma Oma yang peduli sama hubungan aku sama Verlisa,' kata Cakra dalam hati.Namun sayangnya Oma Dewi sedang berlibur bersama teman-temannya dan belum bisa pulang untuk saat ini.'Semoga aja Verlisa bakalan maafin aku, pokoknya aku ga bisa putus dari dia cuma gara-gara masalah ini,' pikir Cakra.Saat makan malam tiba, Oma Dewi ternyata sudah pulang, Cakra sangat senang sekali dan cepat-cepat mengadu pada Omanya itu.Oma Dewi yang dasarnya sangat sayang dan memanjakan Cakra juga merestui hubungan Cakra dengan Verlisa pun merasa sangat kesal saat tahu Cakra dinikahkan paksa seperti itu.Selain terkejut dan kesal dengan berita yang Cakra ceritakan dengan penuh drama, Oma Dewi juga langsung membenci Nayra dan tidak menyukainya."Heh kamu ini bener-bener ya, ga tau diri banget jadi orang, kalau gagal nikah ya harusnya ga usah menyeret cucu saya buat nikahin kamu dong," omel Oma Dewi pada Nayra."Mampus kamu," ujar Cakra dengan senang."Cucu saya ini, dia sudah memiliki pacar yang jauh lebih cantik daripada kamu," ucap Oma Dewi lagi.Bersambung."Cakra bakal nikah sama pacarnya, kamu ini bener-bener ya," ucap Oma Dewi dengan kesal sebelum semua orang berkumpul untuk makan malam."Siapa yang bakal nikah Bu?" tanya Pramudyantoro yang mendengar perkataan ibunya."Kamu ini gimana sih? Main setuju-setuju aja anaknya dinikahin paksa begini?" protes Oma dengan kesal."Buk, udahlah, lagian Nayra ini juga gadis baik-baik kok–""Baik-baik apanya? Bukan gadis baik kalau dia ditinggal calon suaminya sendiri di hari pernikahannya, kamu ini harusnya mikir dong nasib anak kamu. Dia jelas-jelas dimanfaatin oleh perempuan ini dan orang tuanya buat nutupin aib mereka yang batal nikah," ucap Oma panjang lebar.Cakra merasa terwakili oleh perkataan Omanya, hatinya benar-benar bersorak senang akhirnya ada orang yang membelanya."Omaa, Oma tenang dulu, mereka ga manfaatin Cakra kok Oma, Cakra sendiri yang salah, kalau dia ga masuk ke kamar Nayra dan berlaku tidak baik padanya, pernikahan ini juga ga akan terjadi," ujar Kania berusaha untuk tenang.
"Kamu tenang aja, kalau dia jodoh kamu, dan orang yang baik buat kamu, pasti bakalan balik dan jemput kamu kok," ucap Cakra."Ya tapi sekarang dia udah pergi, salah saya juga apa coba? Padahal sebelumnya dia laki-laki yang baik makanya saya cinta sama dia." Nayra menangis sesenggukan meratapi apa yang terjadi padanya.Ia masih belum mengikhlaskan Ezhra yang pergi meninggalkannya dan tidak datang untuk menikahinya.Saat ini dirinya benar-benar sangat sedih dan moodnya sedang tidak baik. Nayra ingin sekali bertemu Ezhra dan bertanya kenapa dia meninggalkannya. Berulang kali Nayra mencoba untuk berusaha mengikhlaskan, namun dia tidak bisa membohongi hati kecilnya yang masih ingin menuntut Ezhra supaya menikahinya."Saya sama Ezhra udah persiapin semua acara pernikahan kita. Ga pernah sedikitpun terpikir kalau dia bakalan ga hadir kaya gini," curhat Nayra dengan sedih dan masih berada di pelukan Cakra.Sedangkan laki-laki yang kini berstatus sebagai suami sah Nayra itu bingung harus baga
"Ya Allah kok bisa pecah sih?" tanya Nayra cemas karena takut semua orang akan terbangun karena terganggu oleh suara itu.Dan benar saja Kania dan suaminya terkejut dan mengira ada maling yang masuk sehingga dia buru-buru untuk mengeceknya. Nayra buru-buru mengumpulkan pecahan vas bunganya dan Kania pun melihatnya."Nayra? Ngapain kamu di sini? Mama kira apa?" tanya Kania begitu melihat Nayra.Mendengar itu Nayra pun terkejut dan kebingungan."Kok kamu disini? Cakra mana?" tanya Pramudyantoro ikut bertanya pada Nayra."Udah udah ga usah kamu bersihin. Biar bibi aja yang yang beresin," ujar Kania menghentikan Nayra.Kania bingung saat melihat ada bantal dan selimut yang Nayra bawa. Dia menatap Nayra mencoba mencari kebenaran apa yang sedang Nayra sembunyikan."Nayra, ini–" kata Kania sambil menunjuk bantal dan selimutnya. "Oh itu–""Sekarang kamu jelasin sama mama kenapa kamu malam-malam bisa ada di sini bawa bantal sama selimut segala? Kamu mau nonton TV di sini? Tapi di kamar Cakra
Pagi-pagi sekali Nayra sudah bangun untuk sholat subuh dan mencopot tirai pembatas tidurnya karena teringat pada apa yang Cakra katakan semalam.Lagipula Kania juga sudah bilang akan merenovasi kamarnya hari ini, dia takut tiba-tiba Kania datang dan melihat tirai pembatasnya lalu akan bertanya padanya soal itu.Sebenarnya Nayra bisa berkata jujur, tapi dia tidak ingin menambah masalah. Dia ingin supaya tidak terjadi keributan karena hal sepele, ya meskipun dirinya dan Cakra sering berdebat setiap saat."Cakra, bangun! Sholat subuh dulu."Meskipun merasa malas dengan Cakra namun Nayra tetap membangunkan Cakra untuk sholat subuh."Udah siang ah, udah telat," jawabnya."Ya makanya kalau dibangunin tuh jangan susah. Sekarang udah bangun kan? Sholat dulu.""Apaan sih? Kata malaikat pencatat amal baik dia udah tutup buku, percuma saya sholat udah telat ga dapat pahala," kata Cakra beralasan.Laki-laki itu benar-benar susah untuk bangun pagi apalagi untuk sholat. Nayra hingga heran denganny
"Omaa, Kania ngerti ini mungkin terlalu cepat dan mendadak, tapi Oma jangan salahin Nayra juga dong," kata Kania sedih.Selesai sarapan pagi, Oma Dewi, Kania dan Pramudyantoro berbicara bersama membahas masalah pernikahan Cakra."Kamu ini kalau udah ngerti semuanya, udah ngerti perempuan itu maunya menikah sama siapa ya harusnya jangan kamu tahan buat jadi istrinya Cakra dong, itu sama aja kamu ngerebut calon istri orang buat anak kamu. Kok rendahan banget sih kaya nyuri pengantin aja buat anak laki-laki kalian.""Lebih baik sekarang kita cari solusi untuk masalah ini," ujar Oma Dewi lagi. "Akan lebih baik jika kita membantu menemukan calon suami gadis itu dan kita bantu dia buat menikah karena mereka pasti saling mencintai, bukannya malah ditahan buat lanjutin pernikahannya sama Cakra," usul Oma Dewi.Pramudyantoro dan Kania terdiam mendengar penjelasan dari Oma Dewi. Menurut Pram itu tidak perlu dilakukan karena keluarga Nayra sudah menjelaskan semuanya. Di satu sisi mereka juga me
"Pak ini uangnya ya, tapi maaf saya ga jadi naik, soalnya ternyata suami saya udah jemput saya, maaf ya pak," kata Nayra pada sopir taxi yang baru datang untuk menjemputnya.Setelah menjelaskan pada sopir taxi tersebut Nayra lalu masuk ke mobil Cakra.Bukannya menuju ke rumah Nayra, Cakra justru berhenti di taman dan menyuruh Nayra turun. "Mau ngapain?" tanya Nayra setelah turun dari mobil."Mau beli pesawat terbang. Yang namanya di taman ya ngapain lagi? Kamu pikir mau umroh?" jawab Cakra. Laki-laki itu menyuruh Nayra untuk mengikutinya dan duduk dibawah pohon yang rindang. Nayra hanya menurut saja.Setelah mereka duduk, Cakra mulai berbicara dengan Nayra."Kamu tahu kan saya punya pacar?" tanya Cakra."Dan saya juga tahu kamu masih mengharapkan calon suamimu itu," lanjutnya.Nayra menatap Cakra namun tidak berkomentar apa-apa."Dengerin saya baik-baik, kita menikah karena terpaksa, karena orang tua kita sama-sama salah paham jadi mereka menganggap pernikahan ini harus dilanjutkan.
Tubuh Nayra bergetar berharap apa yang ia dengar saat ini salah."Papa udah tahu kenapa laki-laki itu ga datang buat nikahin Nayra karena dia menikahi wanita lain Ma.""Astagfirullah kenapa gitu Pa? Papa tahu darimana?" tanya Maya dengan sedih."Orang tua Ezhra udah bilang semuanya tadi. Hari dimana mereka seharusnya pergi ke rumah kita dan menikahkan anaknya dengan Nayra. Mereka justru datang ke tempat lain.""Tapi Pa? Kalau mereka memang berniat menikahkan Ezhra dengan perempuan lain, kenapa mereka ga bilang sebelumnya? Apa mereka menang berniat untuk mempermalukan keluarga kita?"Maya tidak kuat menahan tangisnya. Dia membayangkan betapa hancurnya hati Nayra jika mengetahui kebenaran ini.Dan benar saja Nayra sungguh tidak percaya pada apa yang ayahnya katakan. Laki-laki yang ia cintai dan berjanji akan menjadikannya wanita satu-satunya yang akan Ezhra cintai, dengan tega laki-laki itu justru menorehkan luka berat padanya tepat di hari pernikahannya. "Papa juga ga tahu Ma. Mereka
Hari sudah malam dan Cakra hendak kembali ke kamarnya untuk istirahat, namun Pram ayahnya Cakra memintanya untuk menemuinya di ruang kerjanya.Cakra hanya mendengus kesal tidak berdaya menolak permintaan ayahnya.Dengan langkah malas laki-laki itu tetap berjalan menuju ruang kerja ayahnya."Papa mau ngomong serius sama kamu," ujar Pram begitu Cakra datang.Pram menatap wajah putra satu-satunya itu sebelum melanjutkan pembicaraanya."Sekarang kamu udah nikah, status kamu sebagai seorang suami dan kamu harus bertanggung jawab sama istri kamu. Menafkahinya, menyayangi dia karena sekarang dia adalah partner hidup kamu."'Buset sejak kapan bokap gue jadi pak ustadz yang biasa ceramahin orang pas nikahan?' batin Cakra.Cakra tersenyum bingung dan ingin menyanggah apa yang Pram katakan.Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan berkata "Paaa, semua kejadian ini hanya salah paham. Cakra ga mau lanjutin kesalahpahaman ini lebih lama lagi pa, Cakra ga cinta sama dia.""Cinta atau tidak, suka
Hari demi hari berlalu, bahkan sekarang sudah bertahun-tahun Nayra hidup sendiri tanpa Cakra. Baginya sesuatu yang ia anggap sebagai takdir, cara terbaik untuk menerimanya meskipun suka atau tidak adalah dengan menjalaninya dan tidak berputus asa.Suatu hari Nayra sedang sibuk melakukan acara berbagi takjil gratis di pinggir jalan. Hari ini adalah bulan puasa, dia dan teman-teman komunitasnya sibuk melakukan banyak acara-acara berbagi di bulan yang penuh arti ini.Malam hari sehabis sholat tarawih di salah satu masjid yang besar di kotanya, perempuan itu hendak pulang ke rumah karena hari sudah malam.Saat ia hendak berjalan tiba-tiba seseorang memanggilnya dan membuat perempuan itu harus menoleh ke belakang.Netra perempuan itu langsung menatap laki-laki dengan sarung dan peci hitam dengan baju koko yang berdiri tepat di depannya. Hanya berjarak beberapa meter dari dirinya berdiri saat ini.Mata laki-laki itu tampak berbinar dan tidak percaya bisa melihat Nayra di masjid ini."Nayra,
Nayra sangat pusing dengan pekerjaannya. Beberapa hari kemarin dia harus lembur karena banyak sekali yang harus ia kerjakan. Malam ini, dia juga harus berada di ruangan dalam gedung tinggi yang menjadi kantornya itu.Untung saja masih ada beberapa teman yang masih di sana dan Nayra tidak perlu takut. "Iya Ma, Nayra akan pulang setelah semua selesai," ujarnya saat Maya menghubunginya. Perempuan itu sungguh pusing melihat Nayra yang hanya menghabiskan waktunya unjuk bekerja saja, padahal ia ingin Nayra bisa mencari pasangan lagi dan menikah."Kenapa kamu harus bekerja hingga larut seperti ini Nay? Orang tuamu tidak hidup kekurangan. Apapun yang kamu inginkan masih bisa dipenuhi oleh orang tuamu. Jadi tolonglah, pulang dan jaga kesehatanmu," omel Maya.Nayra sudah pusing dengan pekerjaannya, ditambah lagi harus mendapatkan omelan dari Maya, dia serasa tidak kuat lagi dengan semua itu."Maa, tolonglah, aku pasti akan pulang tapi tidak sekarang. Mama jangan khawatir."Nayra buru-buru un
"Paa, apa kita buat rencana baru aja biar Nayra sama Septian bisa saling kenal dan lebih dekat lagi?" tanya Maya sambil bersiap-siap di dalam kamarnya. Hari ini mereka akan menghadari pernikahan Savia, siapa yang menyangka jika gadis itu akan menikah dengan Reno? Teman baik Cakra. Hendrawan yang sudah putus asa, tidak memiliki ide apapun terhadap saran dari Maya. "Lebih baik jangan dipaksakan Ma, semua yang terjadi sama Nayra, papa juga merasa bersalah. Tapi kalau saja Ezhra tidak pergi saat itu...."Hendrawan tidak melanjutkan kata-katanya. Ia tidak tahu jika Ezhra sudah kembali dan beberapa kali menemui Nayra, karena perempuan itu tidak menceritakannya pada orang tuanya. Maya pun mendekati suaminya itu dan menarik nafas berat. "Tidak ada yang salah Pa, mungkin memang takdir cinta Nayra harus seperti ini. Tugas kita sekarang hanya mendoakan dia dan mencoba berusaha agar dia mendapatkan kebahagiaannya lagi," tutur Maya tidak ingin membuat suaminya merasa bersalah. "Tapi apa yang
Berbulan bulan lamanya Nayra belum juga menandatangani surat cerai nya. Ia pikir tidak akan ada bedanya saat ini dia bercerai atau tidak. Semuanya akan tetap sama, dia tidak akan bertemu dengan Cakra dan tetap sendiri.Perempuan itu menjalani hari-harinya dengan mulai bekerja di sebuah perusahaan impiannya.Maya dan Hendrawan hendak menjodohkannya dengan Septian sekarang angkat tangan karena Nayra benar-benar tidak bisa menerimanya."Bagaimana jika dia trauma karena pernikahannya Pa?" tanya Maya saat sedang menikmati kopi bersama di ruang keluarga.Hendrawan menyeruput kopinya dengan santai. Dia tidak bisa berkomentar atas kalimat istrinya itu."Mama jadi khawatir sama dia. Jangan sampai Nayra tidak mau menerima siapapun hingga tua nanti." Maya menjadi sangat sedih saat memikirkan itu. Berbagai cara sudah ia lakukan supaya bisa membuat Nayra melupakan hubungan pernikahannya yang pernah terjadi dengan Cakra.Tapi apa yang Nayra katakan? Bagaimanapun sesuatu yang pernah terjadi padanya
Berhari-hari Nayra terdiam murung di dalam kamar miliknya. Rasa kecewanya pada Cakra masih saja memenuhi pikiran dan hatinya. Namun kejadian yang menimpa Cakra hingga membuatnya masuk penjara juga menjadi pertanyaan di hati dan pikirannya. Dulu ia menahan kesedihan karena ingin ikut bersama laki-laki itu menjalani hukumannya di desa. Ia rela menemani Cakra dan tidak tinggal di rumah orang tuanya.Sekarang ia menangis karena orang yang dulu ia bela dan ia temani sekarang tega mengkhianati. "Kamu tanda tangani saja surat cerai itu Nay. Mau tidak mau kamu harus melakukannya tanpa memikirkan apapun. Mama sudah tidak bisa lagi mentoleransi kesalahan yang laki-laki itu lakukan," ujar Maya dengan kecewa. Perempuan itu mungkin merasa lebih kecewa dari Nayra. Hati seorang ibu yang telah membesarkan anaknya hingga dewasa dengan penuh cinta, namun setelah dewasa anaknya menikah dengan laki-laki yang salah dan tidak membuatnya bahagia sungguh merupakan hal tersedih bagi Maya.Perempuan itu ber
"Jadi kamu lebih memilih laki-laki itu dan menjebaknya daripada menikah denganku?" tanya Axzo yang merupakan kekasih Verlisa.Malam hari selesai dari sebuah club, Verlisa menceritakan bahwa dia tidak bisa dan tidak mau bersama Axzo lagi. Laki-laki itu tentu tidak terima dengan apa yang Verlisa katakan dan pengakuan dari wanita itu membuatnya sakit hati."Dia pacar aku, yang sampai saat ini masih aku cintai—""Lalu kamu jadikan aku ini apa? Selama ini apakah kamu hanya pura-pura mencintaiku?" tanya Axzo dengan sesak.Laki-laki itu memarkirkan mobilnya di sebuah jalanan yang sangat sepi, bahkan mungkin hanya ada kendaraan mereka saja di jalan itu. Verlisa protes kenapa Axzo menghentikan mobilnya. Axzo keluar dari mobil dan berteriak dengan begitu kencang untuk menyalurkan emosi dirinya.Axzo sangat mencintai Verlisa, tapi wanita itu mematahkan hatinya. Baru kali ini Axzo merasa benar-benar tertekan dan sakit hati."Maafkan aku, tapi aku pikir aku bisa mencintaimu dan berusaha mencoba
Sore hari Cakra pergi ke rumah Savia karena ia tahu pasti Nayra ada di sana. Selama mereka menikah dan memiliki masalah, Nayra selalu pergi ke rumah sahabatnya itu.Laki-laki itu merasa tidak berani menemui istri dan Savia karena masalah yang terjadi. Tapi mau bagaimana? Jika ia tidak segera menyelesaikan masalah ini, maka semuanya akan semakin memburuk."Aku mau ketemu sama Nayra," ujarnya saat Savia yang membukakan pintunya."Dia lagi pergi." Savia tidak berbohong akan hal itu, Nayra memang sedang pergi ke masjid untuk menemui salah satu orang yang akan ia minta pendapat dan bisa mengambil keputusan dengan jernih.Cakra tidak percaya jika Nayra tidak ada di rumah Savia. "Aku ga percaya. Aku butuh ketemu sama dia, tolong jangan halangi aku," pintanya dengan penuh harap."Kalau dibilang ga ada ya ga ada, emangnya kalian lagi ada masalah apa lagi sih? Kok kelihatannya masalah selalu ada. Kasihan besti aku tuh kamu sakitin terus."Bukannya ingin ikut campur, Savia hanya merasa kasihan d
Nayra belum bisa menceritakan apa yang terjadi pada Savia. Masalah rumah tangganya kali ini benar-benar sudah membuatnya hampir menyerah.Ia pikir apa Cakra sebenarnya bukanlah jodohnya? Setelah ini bagaimana? Apa perpisahan adalah jalan keluarnya? "Nay, aku tahu kamu pasti lagi ada masalah, tapi aku ga akan minta kamu cerita kalau emang kamu belum mau," ujar Savia saat perempuan itu sedang makan bersama.Nayra hanya diam. Sebenarnya ia juga butuh seseorang yang bisa membantu mencari solusi untuk masalah ini tapi siapa? Bukankah apa yang terjadi ini adalah aib? Aib suaminya sendiri, yang menyakitinya dan membuat Nayra sedih.Awalnya Nayra menentang orang tuanya demi ikut dengan Cakra sebagai istrinya. Tapi apa yang ia dapatkan sekarang? Cakra menyakitinya. Jika Nayra bicara soal masalah ini dengan orang tuanya, mereka pasti akan langsung membuat Nayra dan Cakra bercerai dan tidak akan memaafkan laki-laki itu."Untuk sementara waktu ini boleh ya Sav aku nginep dulu di rumah kamu. Aku
"Kamu benar-benar udah gila Saa, aku benci sama kamu," ujar Cakra pada Verlisa yang masih berada di hotel.Perempuan itu terkejut, Cakra yang dulunya sangat mencintainya dan berjanji akan menikahinya kini mengatakan kalau dirinya membencinya?Itu sungguh tidak bisa ia terima. Verlisa menatap Cakra tidak percaya. "Benci kamu bilang? Mas Cakra Yudhistira, apa yang mengubah rasa cintamu itu jadi benci ke aku?" tanya Verlisa dengan geram. Perempuan yang awalnya duduk santai di sofa itu menatap Cakra sambil mencoba mengendalikan dirinya."Kamu ga bisa maksa aku Sa, aku udah nikah, aku sudah menyadari kalau memang Nayra yang terbaik buat aku."Cakra berhasil membuat Verlisa murka dengan ucapannya. Perempuan itu semakin benci dengan Nayra.Laki-laki itu cukup geram dan marah juga dengan apa yang terjadi. Ia berniat akan mengusir Verlisa. "Sekarang kamu pergi, ngapain kamu di sini ha? Aku udah ga bisa lagi sama kamu. Aku mau cari Nayra," ujarnya menyuruh Verlisa keluar dari kamarnya.Ucapan