Zacky pergi keluar dari kamar itu dengan senyum bahagia, tentu saja setelah ia mengetahui sarapan apa yang diminta oleh istrinya itu. Zacky memang sangat memanjakan Bianca dan tidak pernah menolak apa pun yang wanita itu minta darinya.Semenjak hal yang menimpa Bianca dan Brian waktu itu, tentu saja Zacky tidak ingin lagi kecolongan dalam menjaga mereka. Apalagi ketika mereka benar-benar tidak bisa lupa begitu saja tentang kasus penculikan yang dilakukan oleh Elsa kepada Bianca dan Brian pada waktu itu.Sekarang pun, mereka masih menikmati masa liburan karena Zacky ingin Bianca dan Brian benar-benar melupakan kejadian yang na’as itu. Yang hampir saja membuat Zacky tidak lagi bertemu dengan Bianca. Begitu pula sebaliknya dengan Bianca yang entah bisa lagi bertemu dengan Brian atau tidak. Andai saja semua berjalan dengan rencana Elsa saat itu, pasti semua akan berbeda saat ini.“Aku akan membelikan di restoran yang paling enak untukmu, Sayang. Jadi, tunggu lah dengan tenang di sana. Aku
Tubuh Bianca masih bergetar sambil terus menggendong Brian yang juga masih menangis entah karena hal apa. Pikiran Bianca benar-benar tidak bisa bekerja saat ini, ketika ia teringat ucapan Olivia tadi. Ia masih tidak ingin percaya bahwa yang tadi dikatakan oleh ibu mertuanya itu adalah kenyataan.“Tidak! Mami pasti hanya sedang bercanda. Pasti Daddy mu itu hanya ingin memberikan kejutan pada Mami. Iya kan, Sayang?” tanya Bianca kepada Brian dengan senyum yang kaku.Namun, air matanya tidak bisa ia cegah untuk mengalir lambat di pipi. Bianca tidak mengerti mengapa dia harus bersedih jika memang ia menganggap bahwa Zacky hanya sedang mengerjainya.Zacky memang sering memberikan kejutan padanya dan Bianca selalu saja tidak bisa menebak dari kejutannya itu karena Zacky sangat ahli. Mungkin, begitu pula dengan kali ini dan Bianca mencoba untuk tetap tenang sekarang.Mungkin karena kelelahan menangis, Brian akhirnya tertidur dengan wajah da mata yang basah karena air matanya. Hati Bianca beg
Bianca tidak tahu berapa lama dia sudah tidak sadarkan diri. Saat dia membuka matanya, ia sudah berada di ruangan yang serba putih dan bau obat-obatan jelas tercium di indera penciumannya saat ini. Bianca perlahan mengedarkan pandangannya dan melihat Olivia dan Zahra menatapnya dengan pandangan cemas.“Sayang ... kau sudah bangun?” tanya Olivia dan mengusap rambut Bianca dengan lembut.“Ma-Mi ... di mana aku?” tanya Bianca yang bahkan tidak menjawab pertanyaan Olivia terlebih dahulu.“Kau ada di rumah sakit, Sayang. Tadi ... em, tadi kau pingsan dan saat kami datang kami langsung membawamu ke rumah sakit,” jawab Olivia berbohong.Hal yang sebenarnya terjadi adalah saat Olivia menelpon, dan ternyata yang menjawab panggilannya adalah manager hotel dan petugasnya. Saat mengetahui kondisi Bianca, Olivia langsung meminta tolong untuk mengantarkan Bianca ke rumah sakit karena saat itu Olivia dan yang lainnya sedang dalam perjalanan.Zahra tak berhenti menangis sambil menggendong Brian di da
“Tenang lah, Sayang. Ada kami di sini selalu bersamamu. Zacky pasti baik-baik saja saat ini dan kita akan bertemu dengannya lagi nanti,” ucap Olivia menghibur menantunya itu.Bianca yang berusaha untuk bangkit dari ranjang itu, langsung dicegah oleh Olivia dan ia memeluk Bianca dengan perasaan yang bercampur aduk. Sementara hatinya sendiri masih tidak bisa ia kendalikan. Pikirannya masih melayang entah ke mana memikirkan Zacky yang belum juga ditemukan.Akan tetapi, Olivia harus tetap terlihat kuat dan tegar di depan anak dan menantunya. Jika bukan dia, siapa lagi yang akan memberikan semangat dan juga dukungan kepada Bianca? Bianca hanya bergantung kepada keluarga mereka saja untuk saat ini, dan itu sudah menjadi tanggung jawab keluarga Albert juga menjaga dan melindungi menantu dalam keluarganya.“Bian ... pikirkan Brian untuk saat ini. Kita pasti akan segera mendapatkan kabar baik tentang Zacky. Kau pikir hanya kau saja yang kehilangan dia saat ini? Aku dan Mami mungkin lebih meras
Tak terasa 24 jam sudah pencarian dilakukan dan bahkan sampai beberapa orang penyelam mengalami luka ringan karena terlalu dalam menyelam ke dasar laut. Hal itu menyebabkan hidung dan telinga mereka mengeluarkan darah karena sudah tidak bisa lagi mengimbangi tekanan air laut di bawah sana.Tentu saja, tim penyelam juga mempunyai batasan dalam melakukan pekerjaannya dan itu semua sudah mereka lakukan. Bahkan atas desakan dan permintaan Albert, mereka sudah mencoba untuk melakukan semua yang terbaik yang mereka bisa. Namun, tetap saja mereka tidak bisa mengorbankan nyawa mereka demi pencarian itu.“Maaf, Tuan. Pencarian sudah dilakukan tanpa henti selama 24 jam dan regu penyelam sudah tidak sanggup lagi secara keseluruhan. Kita juga sudah mencari di setiap tempat yang memungkin dan bahkan sejauh aliran laut yang rasanya tidak mungkin terjangkau. Akan tetapi, semua itu tidak membuahkan hasil,” ungkap seorang pemimpin regu penyelematan kali ini.“Lalu bagaimana? Putraku masih belum ditemu
“Al! Apa-apaan kau ini?” tanya Olivia dengan meradang.“Apa maksudmu, Sayang?” tanya Albert pula dengan nada lembut.“Kenapa kau memutuskan untuk pulang dan meninggalkan Zacky sendirian di sini?”“Dia bisa pulang sendiri nanti jika ia merasa sudah lelah bersembunyi.”“Siapa yang kau katakan sedang bersembunyi? Kau berpikir Zacky akan melakukan lelucon konyol seperti itu pada kita? Kau tidak liat betapa menderitanya kita? Lalu ... dia pasti tidak akan tega melakukannya pada Bianca dan Brian juga,” ungkap Olivia penuh emosi dan kemarahan atas keputusan Albert.Ya ... saat ini mereka semua sudah berpindah ke hotel tempat di mana Bianca dan Zacky menginap selama berada di negara ini. Bianca tidak ingin lagi berada di rumah sakit dan terus saja berteriak histeris minta kembali ke hotel tempat ia menginap bersama suaminya.Bianca berkata jika mungkin saja Zacky sudah kembali ke sana dan sedang menunggunya. Sementara ia tidak bia menghubungi Bianca karena sudah pasti ponselnya rusak karena t
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun pun telah berganti. Tidak terasa sudah sepuluh tahun sejak kabar kecelakaan Zacky di laut saat itu. Namun, belum juga ada kabar tentang pria itu dan dia sama sekali belum kembali ke mansion.Semuanya sudah berjalan seperti biasa dan apa adanya. Seperti Zacky terlupa, tapi tidak pernah dilupakan sama sekali. Bahkan, Bianca masih tinggal di kediaman Albert dan Olivia bersama dengan putra semata wayangnya – Brian.Hari yagn dijalani Bianca tidak lah mudah karena beberapa kali ia mengalami mimpi buruk. Namun, tidak jarang dia bermimpi bertemu dengan suaminya itu dan merasa sangat bahagia. Hal itu membuat kejiwaan Bianca akhirnya terguncang dan dia tidak lagi seperti Bianca yang dulu.Dalam perawatan dan pengawasan khusus, Bianca kini selalu dijaga dengan ketat demi keselamatannya dan putranya. Meski Bianca tidak pernah sama sekali melukai Brian, tapi dokter tetap meminta mereka untuk waspada. Mental Bianca tidak sedang dalam keadaan baik
“Sayang ... kau bicara, Nak? Kau bicara!” seru Olivia dengan sedikit bersorak kegirangan.Namun, sayangnya Bianca tidak lagi merespon ucapan Olivia itu dan kembali bersikap diam seperti biasa. Bahkan tangannya yang tadi mendekap erat tubuh Brian perlahan jatuh ke bawah seperti tidak berdaya.“Mami ... Mami ... peluk aku lagi, Mami. Mami bicara padaku. Apa aku benar pintar seperti Daddy? Apa Mami masih merindukan Daddy? Ayo kita cari Daddy bersama, Mami!” ajak Brian dan mengguncang tubuh ibunya itu dengan sangat kuat.“Nak ... jangan begitu pada Mami, Sayang!” cegah Olivia dan kembali mengambil Brian ke sisinya.“Suster ... tolong bawa menantuku ke kasur. Biarkan dia istirahat!” titah Olivia kepada seorang suster yang menjaganya. Dan di sisi lain dua pengasuh pun langsung bergerak cepat untuk membantu sang suster.“Baik, Nyonya.” Suster itu menjawab setelah ia memegang tangkai kursi roda.Olivia dengan perasaan haru bercampur sedih mengajak Brian ke luar dari kamar Bianca itu. Kamar ya
“King! Aku yakin dia bisa membawamu ke jalan yang seharusnya kau tempuh,” jawab Zahra dengan keyakinan penuh.“Jangan konyol, Moms. Dia tidak sebanding denganku! Aku ini kakaknya, meski kami tidak sedarah. Aku tidak akan pernah tertarik dengan bocah ingusan seperti dia,” bantah Dayana dengan sangat tegas di depan Zahra dan wajahnya tampak sangat kesal.Dia segera pergi dari hadapan Zahra dan tidak ingin lagi membahas masalah yang sensitif itu. Bagaimanapun juga, Dayana menyadari bahwa dia sudah salah jalan. Namun, dia juga tidak meminta dirinya menjadi seperti itu. Semuanya terjadi dan mengalir apa adanya tanpa diminta dan dipaksa. Jadi, apa yang harus dia lakukan selain pasrah dan menerima semua keadaan itu dengan hati luas?Dayana memang gadis yang berasal dari keluarga terpandang dan bisa dikatakan semua yang dia lakukan pasti akan menjadi konsumsi publik. Akan tetapi, dia juga tidak bisa berpura-pura demi membuat orang lain senang dan puas. Dia ingin tetap menjadi dirinya sendiri,
Zahra tidak bisa berkata-kata saat baru saja mendengar pengakuan dari putrinya itu. Dadanya terasa penuh dan sangat sesak sehingga tidak bisa bernapas dengan baik. Dia tidak menduga bahwa Dayana akan mengakui hal besar dan sangat mengejutkan itu padanya dan Gerald.Saat ini Zahra bisa melihat perubahan warna pada wajah Gerald. Pria itu jelas sedang marah besar pada Dayana dan dia masih diam saja berusaha menahannya. Hal itu tentu saja mengingat bahwa Dayana adalah putri mereka satu-satunya.“Sayang ... tolong ralat lagi kata-katamu itu. Katakan padaku kalau kau hanya bercanda dan semua itu mungkin hanya sebuah prank atau kejutan untuk kami. Kau ingin membuat daddy marah seperti saat Mami marah ketika kalian bersekongkol membuatku cemburu dan marah besar saat itu kan?” tanya Zahra dengan menguatkan hati dan mencoba tetap tenang.“Tidak. Kali ini aku sangat serius dan aku memiliki pacar wanita. Dia adalah Jeslyn yang sering datang ke sini dan aku sering menginap di apartemennya,” jawab
Zahra kembali ke kediamannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia baru saja mengunjungi pemakaman keluarganya dan kemudian mendapati fakta bahwa King menaruh hati pada Dayana. Dia tidak akan mempermasalahkan hal itu jika memang sudah begitu takdirnya.“Ada apa, Sayang? Kenapa kau senyum-senyum sendiri?” tanya Gerald yang menatap istrinya dengan pandangan heran.“Bukan apa-apa, Sayang. Aku hanya merasa lucu saat seorang pria menyukai gadis, tapi mereka selalu bertengkar tiap kali bertemu,” jawab Zahra kepada Gerald.“Siapa yang kau maksud? Apakah itu kisah kita dulu?” tanya Gerald dan langsung melingkarkan tangannya di pinggang Dayana.“Tidak. Aku mengatakan tentang King. Eh ... tapi, ternyata kisah kita juga hampir sama seperti itu. Dulu aku dan kau juga selalu saja berdebat dan bertengkar tiap kali bertemu.”“Kau benar, Sayang. Kau tahu? Semua itu membuatku senang dan hidupku menjadi lebih berwarna.”“Jadi, kau suka bertengkar denganku?”“Hem ... sepertinya aku lebih suka berteng
“Apa benar kau tidak masalah sendirian, Nak?” tanya Zahra pada King dengan suara yang sangat lembut.“Aku tidak sendiri, Moms. Masih ada mamiku juga di sini,” jawab King saat melihat Auriel turun dari tangga.“Kakak. Kapan kau datang?” tanya Auriel yang langsung menyapa Zahra dengan sangat ramah.“Belum lama. Aku bahkan sudah mengunjungi Zacky, Mami, dan Daddy bersama King.” Zahra menjawab sopan dan kemudian keduanya bercium pipi kanan dan pipi kiri.Zahra memang sudah menerima kehadiran Auriel dan King sejak lama. Mereka sudah sangat baik satu sama yang lainnya. Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk saling berselisih lagi. Lagi pula, semuanya sudah cukup jelas dan tidak ada hal besar yang harus diperdebatkan lagi.“Silakan duduk, Kak. Aku akan membuatkanmu minum,” ucap Auriel dengan sangat ramah.“Tidak perlu, Sayang. Aku tidak tamu di sini dan jangan memperlakukanku seperti tamu,” tolak Zahra dengan senyum lebar.“Tapi, tidak ada salahnya seorang adik menjamu kakaknya yang datang
“Dad, aku dan Mami datang.”“Zack! Apa kau bahagia di sana bersama Bianca? Apa kau bertemu dengan Mami dan Daddy juga? Kalian pasti bahagia sudah berkumpul di sana bukan? Kenapa kalian semua meninggalkan aku sendiri di sini? Kalian tidak ingin mengajakku? Apakah aku masih begitu menyebalkan bagi kalian?”“Moms ...,” lirih King dengan nada pilu saat mendengar Zahra bertanya beruntun seperti itu di depan makam saudara kembarnya – Zacky.“Tuan Muda Zacky yang terhormat. Apa kau liat dengan siapa aku datang hari ini? Kau pasti senang melihatnya bukan? Lihatlah, dia begitu mirip denganmu saat kau masih muda. Aku bahkan merasa seperti usiaku baru dua puluh tahun saat berada di sampingnya,” ungkap Zahra yang sengaja menghibur diri dengan berkelakar seperti itu.King hanya bisa tersenyum tipis saat mendengar candaan Zahra pada Zacky yang kini hanya bisa mereka temui dalam bentuk batu nisan yang indah dan elegan itu. Meskipun begitu, Zahra tampak sangat bahagia dan seperti dia memang sedang be
Auriel sangat bahagia saat melihat putranya sudah kembali tersenyum dan tertawa seperti itu. Sudah sejak lama dia tidak melihat tawa King yang begitu lepas, bahkan dulu dia nyaris tak pernah tersenyum sama sekali. Hal itu membuat hati Auriel merasa sedih dan juga merasa bersalah karena tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dalam hati putranya itu.“Aku berpikir, Mami akan memberikan syarat yang luar biasa dan membuatku sedikit takut,” ucap King kepada Auriel yang masih menatap putranya yang dulu kecil itu tertawa bahagia.“Aku mana mungkin memberikan syarat yang membuatmu menderita, Nak. Kau adalah sumber kebahagiaanku dan kau adalah segalanya dalam hidupku. Karena kau ada, makanya aku masih ada dan berdiri di depanmu saat ini, Sayang.” Auriel mengungkapkan isi hatinya kepada King dengan sungguh-sungguh.“Oh, Moms. Jangan bicara seperti itu lagi dan membuat aku sedih.”“No, Sayang. Kau tidak boleh lagi bersedih setelah banyaknya kesedihan yang sudah kita lalui bersama dengan hebat.
“Apa kau benar-benar tidak akan datang, Sam?” tanya Queen yang saat ini masih membuka jendela kamarnya dan menunggu kedatangan sang kekasih.Dia berharap, Samuel bisa segera menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan kembali menemui dirinya. Cinta baru saja bersemi di antara mereka. Tentu saja hati berbunga bunga dan masih tetap ingin bersama lebih lama. Akan tetapi, sepertinya semua itu tidak akan terjadi malam ini dan Queen tidak bisa lebih lama menunggu.Gadis itu terlelap setelah jam dinding berada di angka satu. Dia tidak bisa lagi menahan kantuknya dan dia sadar bahwa Samuel tidak akan datang malam ini.“Selamat malam, Sayang. Apa kau menungguku datang?” tanya sebuah suara yang berbisik di telinga Queen saat ini.Perlahan, Queen membuka matanya dan wajah seorang pria tampak samar-samar di hadapannya saat ini. Pria itu tersenyum dengan sangat manis padanya dan memberikan sebuah kecupan di bibirnya. Dari kecupan itu saja, Queen tahu bahwa Samuel telah datang malam ini.“Aku menun
Charlos tidak pernah menyangka jika hidupnya akan didatangi oleh seorang gadis ingusan seperti Thabita. Dia tidak hanya menyebalkan, tapi juga sangat menganggu sehingga Charlos kehilangan waktu istirahatnya karena gadis itu terus saja mengusik ketenangannya.“Berhentilah bermain-main, Thabita. Aku tidak suka bercanda untuk masalah pernikahan!” tegur Charlos sekali lagi kepada Thabita dengan wajah yang masam.“Aku juga tidak pernah main-main soal pernikahan. Bukankah pernikahan itu adalah impian semua orang? Aku selalu bermimpi mempunyai suami yang usianya lebih tua dariku,” sahut Thabita yang tidak mau kalah.“Kalau begitu, kau carilah sugar daddy yang mau mengurusmu! Aku belum terlalu tua asal kau tahu!”“Usiamu bahkan sudah menginjak kepala 4 bukan? Apa itu belum terlalu tua namanya?” tanya Thabita dan jelas ucapan gadis itu membuat Charlos kehilangan kendalinya saat ini.Bagaimanapun juga, Charlos adalah pria biasa yang masih memiliki emosi tak terkontrol. Dia sudah biasa dilatih d
Namun, meskipun Thabita senang mendengarnya dia tentu juga merasa bingung dengan pernyataan Charlos tadi. Apakah benar pria itu akan membawanya pulang bersama rombongan tuan besarnya? Bukankah Charlos hanyalah seorang ajudan dan semua itu pasti tidak mudah baginya untuk berhasil meyakinkan bos untuk membawa wanita asing bersama mereka pulang.“Apa lagi yang kau pikirkan? Jangan banyak bergerak dan tetaplah tenang di atas ranjang ini. Aku tidak akan mengobati lukamu lagi jika kau masih tidak mendengarkan aku!” ancam Charlos pada Thabita dengan tegas dan terdengar tidak main-main.“Baiklah, Sayang. Apapun yang kau katakan,” sahut Thabita sengaja menggoda Charlos dengan sebutan sayang.Benar saja, wajah Charlos langsung memerah seperti merasa malu dan tidak bisa tenang di depan Thabita. Bagaimana bisa dia menjadi tidak konsen saat Thabita memanggilnya sayang seperti tadi? Apa yang gadis itu pikirkan dan Charlos membalikkan badan untuk membuang kecanggungannya dengan alasan akan meletakka