Share

Damon Diam-diam Suka

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2023-07-12 12:12:10

"Umm … a--aku akan memanggil Marc," gugup Disha, kemudian dia memutar tubuhnya membelakangi Damon dan berniat beranjak dari sana.

Namun tiba-tiba saja ….

Deg deg deg'

Disha berhenti melangkah, lengannya ditahan oleh seseorang yang tak lain adalah Damon. Jantung Disha dalam sana sudah berdebar kencang dan raut mukanya sudah pucat pias. Dengan perlahan dan tubuh yang sudah panas dingin, Disha menoleh ke arah belakang. "A--ada apa, Tuan?" tanya Disha dengan suara bergetar dan pelan.

Damon menaikkan sebelah alis. "Kau tidak mempersilahkan kami masuk?" ucap Damon dengan nada datar.

Yah, bukan hanya dia yang datang kemari. Tetapi Ando juga ikut dengannya.

"Oh, ya Ampun." Disha langsung menepuk jidat. "Silahkan masuk Tuan," ucapnya kemudian, setelah menarik lengannya lebih dulu dari cekalan Damon. Hal tersebut membuat Damon lagi-lagi menaikkan sebelah alis dengan kepala miring sedikit, merasa aneh juga geli dengan tingkah Disha yang menurutnya sangat menggemaskan.

'Menarik.'

"Silahkan duduk, Tuan," tambah Disha lagi dengan kepala tertunduk.

Damon dan Ando kemudian duduk di sebuah sofa yang ada di ruangan tersebut. Sedangkan Disha langsung menemui Marc.

"Sayang, sayang … Daddy kamu datang. Jemput kamu," ucap Disha setelah berada di dekat putranya.

Marc yang masih sedang menggembungkan pipi. "Aku tidak aku pulang, Mommy. Aku ingin di sini bersama dengan Mommy."

"Marc tidak boleh begitu." Disha berusaha membujuk putranya tersebut. "Daddy sudah capek-capek datang ke sini untuk menjemput Marc, masa Marc tidak menghargainya. Marc tidak kasihan dengan Daddy yah, habis kerja langsung ke sini demi menjemput Marc. Lagian kan Sabtu besok, Marc bisa datang lagi ke sini, Sayang."

"Baik, Mommy." Dengan lemah dan lesu Marc menganggukkan kepala. "Tapi setelah Marc selesai makan."

"Iya, Sayang." Disha tersenyum manis, memilih duduk di sebelah Marc. Dia mengulurkan tangan untuk mengusap pucuk kepala putranya, merasa senang dan juga legah karena Marc mendengarkannya.

Putranya ini memang anak yang berbakti dan baik. 'Sudah tampan, baik juga. Siapa lagi kalau bukan Marc Dala Lucas, putraku.' batinnya senyum-senyum manis sembari memperhatikan Marc yang sedang makan.

Tanpa dia sadari, seorang pria berdiri di ambang pembatas ruang–bersedekap angkuh dengan air muka sangat flat dan juga dingin. Garis bibirnya membentuk horizontal, tak ada senyuman di sana. Namun, matanya terpaku pada Disha, menatap intens pada perempuan  yang tengah tersenyum manis pada putranya tersebut.

'Cih, kurasa aku telah mengadopsi ibu dari anakku sendiri. Dia lebih manis dan menggemaskan darimu, Marc.' Damon menyeringai tipis kemudian beranjak dari sana.

Tadi dia hanya memastikan, ingin tahu putranya sedang apa dan dalam kondisi bagaimana.

***

"Tuan, tunggu sebentar." Disha sontak memegang pergelangan tangan Damon, tak sengaja dan tanpa dia sadari. Itu-- sangking gugup dan geroginya dia untuk menghentikan Damon. Ada yang ingin Disha katakan!

Damon berhenti melangkah, terdiam sejenak dengan menikmati aliran darahnya yang tiba-tiba terasa melaju dan juga merasakan setruman kecil ketika kulit tangan Disha menyentuh pergelangan  tangannya.

'Damn!'

Damon menoleh ke arah pergelangannya, menatap tangan kecil yang memegang pergelangan tangannya. Lalu dia menoleh pada Disha, tanpa melepas tangannya yang dipegang oleh Disha.

Sedangkan Disha, dia reflek membelalak saat sadar jika dia lancang menyentuh Damon. Buru-buru dia melepaskan tangannya dari Damon dan bahkan mundur beberapa langkah ketika dia merasa jaraknya dan Damon terlalu dekat.

"Ma--Maaf …." Disha menundukkan kepala. Namun detik berikutnya dia menaikkan pandangannya dan menatap Damon. "Aku hanya ingin mengatakan jika--jika banyak lebam di perut dan punggung Marc," cicitnya dengan suara yang melemah diakhir kalimatnya.

"Kau bilang apa?" Damon berucap dingin, mengerutkan kening dengan wajah yang tak bersahabat.

"Aku bilang tubuh Marc penuh dengan lebam!" pekik Dish–tanpa sengaja meninggikan suara. Membayangkan luka lebam itu, hati Disha terhenyak dan sakit.

Disha merasa kecewa dan sedih yah mendalam. Dia yakin rumah Damon besar dan ada banyak orang di sana. Tapi kenapa tak ada satupun yang sadar jika Marc penuh luka lebam?!

"Aku tidak tahu orang di rumah Tuan baik pada Marc atau tidak. Aku juga tidak tahu kenapa bisa Marc banyak luka lebam begitu sedangkan keluarga kalian tak ada yang tahu satupun. Kalian tidak peduli yah pada Marc?" cicit Disha dengan suara mengecil dan parau.

Damon diam, memperhatikan Disha dengan lamat. Tiba-tiba dia menarik pinggang Disha, lalu dengan secepat kilat dia menempelkan bibirnya di atas bibir Disha.

Sial! Dia sama sekali tak fokus pada perkataan Disha. Dia hanya fokus pada bibir pink Disha yang terlihat menggoda dan seperti memanggil namanya.

Damon menggerakkan bibirnya, mengecap rasa manis dari benda kenyal ranum tersebut dengan terburu-buru dan tak sabaran. Dia melumatnya habis, seolah ingin melahap bibir itu hingga tak tersisa sedikitpun.

Entah karena dia sudah lama tidak merasakan bibir ini, akan tetapi Damon rasa bibir Disha semakin manis dan nikmat. Ini lebih nikmat dibandingkan permen jelly kesukaan putra mereka.

"Pertemuan berikutnya, aku ini lebih dari ini, Wife," ucap Damon sembari mengusap lembut bibir Disha -- setelah lumatan panasnya pada bibir itu.

"Hah?" Disha melogo dan cengang tak paham.

Tanpa sadar Damon tersenyum tipis dengan ekspresi bingung Disha. Shit! Pipi perempuan ini memerah dan itu terlihat sangat cantik. Damon membelai pipi itu -- hanya sebenarnya karena setelahnya Damon beranjak dari sana tanpa mengatakan apa-apa pada Disha.

Damon tak ingin membuat putranya menunggu lama.

***

"Kenapa kau melarikan diri dari sini, Jagoan?" tanya Damon lembut dan hangat, sembari menggendong Marc dan mengelus pucuk kepalanya juga.

"Marc merindukan Mommy. Itu saja." Marc mengacungkan pundak.

Ceklek'

Sampainya dalam kamar Damon, dia menurunkan putranya di atas kasur. "Malam ini kau tidur dengan Daddy," ucapnya berjalan ke meja rias -- membuka arloji mahalnya lalu meletakkannya di atas meja rias.

"Setiap kali Marc habis dari rumah Mommy, Daddy selalu meminta Marc tidur dengan Daddy. Ada Daddy? Marc heran," celutuk Marc sembari duduk di pinggir ranjang king size mewah milik Daddynya. Dia duduk dengan bertopang dagu sembari menyatukan kakinya -- memperhatikan Daddynya yang saat ini sedang melepas tuxedo.

Damon menoleh ke arah Marc, tersenyum tipis dengan tatapan sayup dan intens. "Rahasia, Lion Cub." Setelah mengatakan itu, Damon menyeringai tipis.

Kemudian dia berjalan ke arah kamar mandi, berniat ingin menyegarkan tubuhnya. Namun tiba-tiba saja, Marc turun dari ranjang dan langsung berlari mengikuti Damon.

"Daddy, Marc ingin mandi. Marc suka shampo Daddy. Warna hitam …," ucap Marc antusias sembari buru-buru masuk dalam kamar mandi.

"Tidak." Tiba-tiba Damon menggendong tubuh Marc dan membawa putranya tersebut kembali ke ranjang. Dia mendudukkan Marc di sana. "Ini sudah terlalu malam untuk anak kecil mandi, Nak. Kau bisa sakit."

"Tunggu Daddy di sini. Okey?" ucap Damon setelah memperingati putranya. Kemudian dia kembali ke kamar mandi.

"Bukan karena sakit. Tapi karena Marc habis dari rumah Mommy," kesal Marc dengan pelan, kembali bersedekap sembari menatap pintu kamar mandi Daddynya dengan raut datar.

***

"Siapa yang melakukan ini, Marc?" tanya Damon pada putranya, menatap banyak bekas lebam di tubuh putranya dengan manik mata menggelap marah namun juga penuh ke khawatiran pada sang putra.

Marc menggelengkan kepala, bersedekap angkuh lalu berguling ke tempat biasa dia berbaring di kasur Daddynya.

"Katakan!" Damon mengatupkan rahang, menatap tajam ke arah putranya dengan air muka dingin dan mata yang menyorot marah.

"Ibu Ti …-"

Sebelum Marc mengatakan pelaku lebam ditubuhnya, wanita yang ia akan sebut tersebut lebih dulu muncul di kamar ini.

Ceklek'

Pintu terbuka dan memperlihatkan Kinja, memakai piyama seksi yang dibalut dengan selimut. Dia telah mempersiapkan ini untuk Damon, agar malam ini Damon menyentuhnya dan setelah pagi hubungan mereka lebih baik lagi.

"Aku ingin tidur di sini, Sayang." Kinja menutup pintu kemudian setelahnya berjalan ke arah Damon, tersenyum manis dengan tatapan sayup untuk menggoda suaminya tersebut.

Setelah kasus perselingkuhannya terungkap untuk yang kedua kalinya Damon sudah tidak satu kamar dengannya, mereka berpisah kamar -- bentuk hukuman Damon pada Kinja.

Damon sangat mencintainya karena itu meski sudah dua kali ketahuan berselingkuh, Damon masih tetap mempertahan rumah tangga mereka. Dan kenapa Kinja berselingkuh? Karena dia tidak bisa menahan godaan pria selingkuhannya yang merupakan mantannya ketika kuliah dulu. Damon terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Kinja haus kasih sayang dan belaian. Jadi dia tergoda oleh pria itu yang merupakan photograper-nya sendiri.

Untungnya Damon memaklumi perselingkuhan ini. Cih, Damon memang sudah bertekuk lutut padanya!

Setelah di depan Damon, perlahan Kinja berniat melepas kain penutup tubuhnya yang hanya berbalut piyama seksi-- mirip dengan lingeria.  Kinja sama sekali tak menyadari jika Marc ada di sana.

"Apa yang kau lakukan?! Marc ada di sini." Marc langsung menahan kain tersebut dan kembali membalutnya juga ke tubuh Kinja. "Jika kau ingin di sini, ganti pakaianmu dengan pakaian yang sopan. Jangan merusak otak anak kita," ucap Damon selanjutnya dengan nada dingin dan raut muka datar.

Kinja langsung menatap ke arah seorang anak kecil yang sedang berbaring santai di ranjang suaminya sembari bermain tablet. 'Anak sialan ini lagi! Semakin lama kau semakin menyusahkanku. Kau merebut Damon dariku! Sialan! Aku akan menyingkirkan-mu!'

"Damon, tapi aku sangat ingin …," ucap Kinja, merapatkan tubuhnya dengan Damon sembari membelai tubuh suaminya dengan jemari lentiknya. "Sudah lama kita tidak melakukannya juga, Damon Sayang. Aku sangat merindukan sentuhanmu."

"Kinja, Marc ada di sini. Tolong mengertilah." Damon mendorong tubuh Kinja dengan cukup kuat, menyingkirkan tubuh Kinja yang menempel padanya.

Sejujurnya Damon sudah tak pernah bergairah dengan Kinja. Dia berselingkuh dan itu sangat menjijikkan bagi Damon!

Ditambah lagi ada Disha yang … agkh!  Istri keduanya itu sangat spesial dan sangat menggemaskan. Ah, membayangkan Disha saja tanpa sadar membuat Damon menarik sudut bibirnya -- membentuk senyuman tipis yang membuatnya semakin tampan.

"Ini pasti bukan karena Marc. Ini karena wanita itu kan? Tadi kau ke sana, dan aku yakin kau dengannya telah melakukan hubungan suami istri. Karena itu kau tersenyum gila, Damon!" pekik Kinja tiba-tiba sudah menangis sembari memukul-mukul dada bidang Damon. 

"Shut up, Stupid!"

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Dipecat

    "Ini pasti bukan karena Marc. Ini karena wanita itu kan? Tadi kau ke sana, dan aku yakin kau dengannya telah melakukan hubungan suami istri. Karena itu kau tersenyum gila, Damon!" pekik Kinja tiba-tiba sudah menangis sembari memukul-mukul dada bidang Damon. "Shut up, Stupid!" Damon berucap dengan nada tinggi, melotot marah ke arah Kinja sembari mengatupkan rahang dengan kuat, "jaga batasanmu. Dan … keluar dari kamar ini!" dingin Damon, menatap tajam ke arah Kinja dengan air muka masih menunjukkan marah. "Da--Damon," cicit Kinja dengan raut sedih dan gugup ketakutan. Raut Damon benar-benar mengerikan, tetapi sikap pria ini lebih mengerikan dan bahaya baginya. Baru pertama kali Damon menemui istri keduanya, tetapi Damon sudah bersikap tak peduli padanya. "Pergi," geram Damon, mengelakkan tangan kuat dengan semakin mempertajam tatapan matanya pada Kinja. Pada akhirnya, Kinja beranjak dari kamar tersebut. Dia juga takut dan merasa terancam dengan tatapan mata Damon yang mengerikan. A

    Last Updated : 2023-07-14
  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Berharap Damon Datang

    Mata Disha sontak membelalak saat tak sengaja melihat sesuatu yang mengagetkannya. "Eh," kagetnya dengan pelan sembari reflek mengeluarkan handphone. Disha diam-diam mengambil foto, ajaibnya saat dia mengambil kedua pasangan yang ia pergoki tersebut tengah berciuman. Disha mengerjab beberapa kali, menatap foto yang berhasil ia tangkap sembari menggaruk alis. Dia tak menyangka tetapi dia juga bingung. Disha tak percaya harus melihat Kinja– istri pertama suaminya, tengah bersama seorang pria. Ya, jika teman saja, tak masalah. Tetapi mereka saling berciuman, bermesraan dan berbelanja di sini layaknya pasangan suami istri. Disha kembali mengerjab beberapa kali. Tetapi Disha juga bingung kenapa dia harus mengambil foto Kinja dan pria itu. 'Kasihan sekali Tuan Damon. Dia sangat mencintai Nyonya tetapi Nyonya …-' dewi batin Disha, tetapi dia berhenti membatin saat mengingat sesuatu. 'Tuan juga menciumku. Apa Tuan telah berkhianat pada Nyonya? Ah, bodo amat! Ngapain aku ngurusin hubungan m

    Last Updated : 2023-07-15
  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Istri Tak dianggap

    "Mommy melamun?" tanya Marc dengan nada pelan dan khawatir, memiringkan kepala– menatap lamat ke arah Mommynya. "Enggak, Nak." Disha buru-buru mengambil sesuatu dari tas belanjaannya, sengaja untuk mengalihkan atensi serta fokus putranya. "Mommy habis berbelanja dan habis beli es krim. Ayo, kita makan sama-sama.""Daddy melarang Marc makan es krim, Mommy," cicit Marc, menoleh sedih ke arah es krim di tangan Mommynya yang terlihat menggiurkan. "Tapi Daddy tidak di sini. Jadi …." Disha menyerut es krim tersebut dengan sendok kecil lalu mengangkatnya ke depan mulut putranya. "Daddy tak akan tahu. Ada …," tambah Disha sembari membuka mulut di akhir kalimat, isyarat agar Marc membuka mulut. Marc membuka mulut dengan patuh, menerima suapan eskrim tersebut dengan senang hati. Walau dia takut Daddynya tahu dia memakan Es krim. "Bagaimana jika Daddy memarahi Marc karena Marc makan es krim?" "Gimana Daddy mau memarahi Marc, Daddy kan tidak tahu Marc makan es krim." Disha menyuapkan es krim

    Last Updated : 2023-07-15
  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Mirip Masakan Sahabatku

    Setelah mandi dan berpakaian rapi, Marc segera keluar kamar dengan membawa bontot bekal– berisi makan malam yang Mommynya masak untuknya. Dengan hati-hati dan perasaan berbunga-bunga, Marc berjalan ke ruang makan. Sampainya di sana, anggota keluarganya yang sudah berkumpul di sana sontak memusatkan perhatian pada Marc. Lebih tepatnya pada benda yang Marc bawa. "Jagoan, apa yang kau bawa?" tanya Daniel ketika melihat cucunya tersebut meletakkan sebuah bontot di atas meja– tempat biasa cucu kesayangannya ini duduk. "Ini masakan Mommy, makan malam yang Marc minta dibuat oleh Mommy," jawab Marc dengan happy, terlihat riang dan tak sabaran untuk memakan makan malam spesial dari Mommynya tersebut. Daniel tersenyum lembut, mengusap pucuk kepala cucunya. Setelah itu dia duduk di ujung meja– tempat biasa dia duduk. Kemudian memerintah seorang maid untuk mempersiapkan makanan pada cucu kesayangannya. Ada dua anak kecil di rumah ini. Satu cucu kandungnya, Marc Dala Lucas, dan satu lagi Geba

    Last Updated : 2023-07-15
  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Damon Suka

    'Kalau tidak salah Disha pernah buat beginian deh di kontrakan Sera. Ah, mungkin kebetulan. Ya, kali hanya Disha yang bisa masak beginian.' batin Stella DL, adik sepupu Damon. Marc tidak peduli dengan keributan atau perkataan Mama tirinya, Marc sudah terbiasa dan kebal. Dia memilih makan dengan masakan lezat Mommynya. Sedangkan keluarganya, melihat Marc makan dengan lahap, mereka tentunya kaget. Karena Marc tak pernah makan dengan lahap seperti sekarang ini. Hal tersebut membuat Tiara penasaran dengan masakan yang Marc bawa itu. Anehnya masakan yang cucu buyutnya ini bawa adalah bunga pepaya tumis yang dicampur dengan kikil. Dan bisa-bisanya Marc yang tak pernah mau makan sayur dengan alasan pahit, begitu lahap memakan itu. "Nenek buyut boleh mencoba, Sayang?" tanya Tiara dengan lembut. "Hanya sedikit," jawab Marc datar, menganggukkan kepala singkat lalu kembali dengan lahap menyantap makan malamnya. Bukan hanya tumisan bunga pepaya, tetapi dia juga dimasakkan ayam kecap favoritny

    Last Updated : 2023-07-15
  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Terjebak dalam Lift

    "Ah, aku yang memasaknya, Damon sayang," ucap Kinja dengan bangga, tersenyum lebar ke arah Damon– memberikan tatapan cinta pada suaminya tersebut. Damon menaikkan sebelah alis. Namun, sebelum Damon mengeluarkan perkataannya pada Kinja yang berniat menanyakan makanan tersebut, Tiara lebih dulu bersuara. "Sudah tidak berguna dan tak tahu apa-apa, sekarang malah berbuat bodoh dengan mengaku-ngaku memasak makanan yang dibuat oleh Mommy kandung Marc. Damon juga tahu kamu berbohong. Dasar bodoh," sarkas Tiara dengan nada kesal bercampur cerewet, menatap lelah bercampur tak habis pikir pada Kinja. Heran saja, kenapa cucunya yang tampan dan cerdas ini dulu harus jatuh cinta pada wanita modelan seperti Kinja. Sudah tak bisa diandalkan dalam mengurus rumah, tidak setia juga pada suaminya."Ini makan malam Marc dari Mommy, Daddy," jawab Marc, memilih mendorong piring berisi tulisan bunga pepaya tersebut ke dekat Daddynya. Terpaksa Marc berbagi agar menghentikan keributan ini.Mommynya pernah

    Last Updated : 2023-07-16
  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Cinta yang Terlalu Besar

    "Ja--jangan jangan …." Stella memegang kepala, frustasi dan hampir gila membayangkan sahabatnya tersebut terjebak dalam lift bersama sepupunya yang dingin serta monster itu. "Disha ada di dalam," pekik Sera lebih dulu pada Stella. Stella langsung berlari ke lift dan menggedor-gedornya pintunya. "To--tolong buka!! Sahabatku terjebak di dalam," pekiknya sangat panik. Dia sangat panik karena dia tahu bagaimana sifat kakaknya tersebut jika merasa terganggu dan marah. Damon tak akan peduli itu perempuan atau laki-laki, dia akan melakukan kekerasan atau melenyapkannya. "Stella, hentikan!" Ando menarik Stella dari sana– jauh dari kerumunan staff yang antri ingin naik lift. "Kak Ando, temanku di dalam! Be--bersama dengan Kak Damon!" pekik Stella pada Ando, tak bisa membayangkan sahabatnya yang terjebak bersama monster itu. "Ouh, jadi Nona Disha sahabatmu?" "Hah?" ***"Ini dia," ucap Disha setelah menemukan ID card pemberian Stella padanya tadi pagi. Dia tak langsung memakai dan menyimp

    Last Updated : 2023-07-16
  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Damon Aneh!

    Sehabis pulang bekerja, Disha langsung membersihkan diri–mandi untuk menyegarkan diri dan pikiran. Setalah dia mandi, Disha mengenakan kaos putih lengan pendek yang ia padu dengan celana pendek selutut. Karena dia cukup bad mood mendengarkan kisah cinta suaminya dengan istri pertamanya, Disha berencana malam ini untuk keluar dan berbelanja cemilan atau apapun di swalayan dekat komplek rumahnya. Setiap Disha kesal atau bad mood, dia akan berbelanja. Dengan begitu gunda serta perasaan kesal dalam hatinya akan terobati. "Aku nggak pantas untuk protes pada hubungan toxic Tuan dan Nyonya. Aku juga tidak berhak ikut campur. Hais, aku hanya istri kedua yang hidup segan mati tak mau. Cuma pajangan dinding doang," gumam Disha, berjalan keluar rumah sembari membawa tas selempang kecil dan juga handphone yang ia masukkan dalam tas. Disha keluar dari rumah, menutup pintu lalu memutar tubuh untuk beranjak dari sana. Namun tiba-tiba saja seorang anak kecil sudah berdiri tepat di belanjanya– memb

    Last Updated : 2023-07-17

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Happy Happy Happy!!

    Beberapa bulan kemudian. "Namanya Davin Sbastian Lucas," ucap Daniel, memberikan nama pada cucunya yang baru lahir. Disha dan Damon sama-sama tersenyum mendengar nama tersebut. Nama yang bagus untuk putra mereka yang baru lahir. "Namanya indah dan bagus, Ayah," ucap Disha, tersenyum hangat ke arah ayahnya tersebut. "Humm, nama yang bagus." Damon ikut berkomentar, menggenggam tangan istrinya yang baru melahirkan dan terus menatap Disha dengan penuh cinta, hangat serta penuh kasih sayang. Istrinya ini baru saja melahirkan putra mereka. Damon sangat berterimakasih dan sangat bersyukur. Disha telah berjuang untuk sebuah kehidupan baru, dan Disha memang wanita yang hebat. Dia sangat hebat di mata Damon. "Arshila, sekarang kamu punya adik. Hihihi … adik yang tampan sekali," ucap Sera yang dengan menggendong bayi berusaha satu bulan, sembari memperlihatkan baby Davin pada bayi tersebut. Arshila Keyna Lucas. Bayi Sera dan Ben yang masih berusia satu bulan. Yah, Sera lebih dulu melah

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Kebahagiaan yang Indah

    Hingga tiba-tiba saja …."Aulia, bekalnya man--" Aulia spontan menoleh ke arah ambang pintu, menatap seorang pria yang terdiam di sana dengan raut muka yang sulit dijelaskan. Sadar akan keadaannya, Aulia buru-buru menyekat air mata yang sempat membasahi pipi. Dia berusaha untuk tersebut ke atas Ando, berdiri kemudian menghampiri suaminya tersebut. Dia memilih menunda untuk memakan bekal sarapan untuk suaminya tersebut. Ah, sepertinya Ando kembali karena ada hal penting. Mungkin handphone atau dokumennya tertinggal. "Ada apa, Tuan Ando? Ada yang ketinggalan yah?" tanya Aulia lembut dan hangat. Aulia selalu berusaha untuk menjadi istri yang baik pada suaminya. Meskipun Ando belum bisa menerima kehadirannya, tetapi Aulia akan tetap belajar menjadi istri yang baik. "Aku … meminta bekal sarapan dan makan siang," ucap Ando dengan pelan, menatap Aulia dengan pandangan yang sulit diartikan lalu menatap ke arah bekal yang sudah dimakan secara miris. Bukan! Ando bukan sedang marah karena

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Bekal yang Terabaikan

    Setelah pernikahan mereka, Ando memilih memisah dari keluarganya– dia memutuskan untuk tinggal rumah miliknya sendiri dengan istrinya, Aulia. Dia menikahi perempuan ini karena perasaan iba dan tanggung jawab atas perbuatannya pada Aulia. Oleh sebab itu, setelah menikahi Aulia, sikap Ando pada perempuan itu terkesan cuek. Sebab dia tidak mencintai Aulia. "Tuan Ando, aku sudah memasak sarapan. A--apa Tuan tidak sarapan lagi?" tanya Aulia, gugup setengah mati ketika berhadapan dengan suaminya tersebut. Hidupnya jauh lebih baik setelah menikah dengan Ando. Hanya saja, suaminya ini sangat cuek padanya. Dari hari pertama mereka menikah, Ando belum pernah sekalipun mau menyentuh masakan yang dia buat. Mereka bahkan pisah kamar. "Tidak." Ando berkata datar, "maaf, aku sudah terlambat," lanjutnya dengan menoleh ke arah jam tangannya. 'Padahal masih jam setengah tujuh.' batin Aulia murung. "Kalau begitu Tuan Ando bawa saja bekal ke kantor. Aku sudah menyiapkan bekal untuk sarapan dan maka

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Keindahan Cinta

    "By the way, kau menangis karena apa? Cemburu-- atau … kau takut kehilanganku karena kau mulai mencintaiku, heh?"Sera mengerjab beberapa kali, mengatur wajah untuk tak terlihat gugup dan agar biasa saja. Meskipun sejujurnya pertanyaan Ben tersebut sudah membuat jantungnya dalam sana berdebar kencang. 'Asal jawab saja.' batin Sera, diam-diam meneguk saliva secara kasar. "Jangan kepedean!" Sera berkata ketus, "aku menangis karena aku … aku mengidam ingin menangis. Udah, aku nggak mau drama lagi," cerocos Sera sembari turun dari pangkuan Ben. "Aku ingin tidur," ucapnya kemudian, naik ke atas ranjang dengan langsung membaringkan tubuhnya di sana. Ben berdecis geli, ikut merebahkan tubunnya di sebelah Sera– menarik perempuan tersebut untuk tidur dalam pelukannya. "Caramu mencintaiku sangat unik, Sera. Dan aku sangat menyukainya.""Aku tidak mencintai Pak Ben. Jangan kepedean," bantah Sera, memutar bola mata dengan jengah. "Kalau begitu, katakan jika aku tidak mencintaiku sembari menat

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Aku Ingin Menjadi Satu-satunya Pak Ben!

    "Kau sudah mengembalikan Marc dan Gebara pada Kak Damon dan Kakak ipar?" tanya Ben ketika melihat Sera masuk dalam kamar. Sera menganggukkan kepala, air mukanya terlihat datar dan tatapannya sedikit memicing dan malas; terkesan tengah marah dan kesal secara bersamaan. "Kenapa?" tanya Ben lagi saat menyadari raut muka Sera yang terlihat tengah menahan marah. "Ada yang mengganggumu, Humm?" "Ya, mantan istrimu menggangguku," ketus Sera, meraih bantal lalu melemparnya ke arah Ben yang duduk di ranjang. "Kau pernah menikah dan kau tidak mengatakannya padaku. Sebenarnya maumu apa, hah?"Mata Ben sedikit membulat, wajahnya mendadak kaku dan beberapa detik dia terlihat panik serta khawatir. Shit! Sera tengah hamil dan dia tak ingin masalah ini mempengaruhi kesehatan istri dan bayi dalam perut Sera. "Kau punya mantan istri. Kenapa kau menutup-nutupinya dariku? Apa yang kau rencanakan, Pak Ben yang terhormat? Jujur saja, sampai detik ini aku tidak tahu alasan kenapa kau melakukan semua ini

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Ben Dulunya Duda?

    "Kau bilang apa?" dinginnya, membuat Sera mendadak pucat pias– menciut dengan raut muka gugup dan harap cemas. "Aku hanya bilang tolong buka pintunya," ujar Sera gugup dan kaku, mendongak sepenuhnya ketika Ben tiba-tiba sudah berada di tepatnya– menarik pinggang Zelda dengan menyentak kuat lalu mengalungkan tangannya secara possessive di sana.Cup'Dengan cepat, Ben mendaratkan bibirnya di atas bibir Sera– meraupnya lalu melumatnya lembut namun sedikit menuntut. Sera awalnya menolak, tetapi pada akhirnya dia menerimanya. Bagaimanapun Ben sangat mahir dan Sera sulit menolaknya. "Bibir sangat manis," ucap Ben sembari membelai bibir Sera, membersihkan sisa pergulatan mereka di sana, "tetapi sayang, suka mengatakan kata kotor. Bisa ubah?" Ben menatap Sera, tepat pada manik mata perempuan tersebut– melayangkan tatapan yang menghunus tajam serta penuh peringatan. "Cik! Itu karena aku kesal saja," dengkus Sera pelan. "Tolong buka pintunya dan lepaskan aku," ucapnya kemudian sembari meraih

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    By One? Boleh

    "Benar anaknya begitu?" Disha mengganggukkan kepala, tersenyum simpul ke arah Neneknya untuk meyakinkan sang nenek jika Aulia adalah anak yang baik– tidak jahat sama sekali seperti kakaknya atau keluarganya. Tadi malam suaminya meminta bantuan padanya untuk berbicara pada neneknya agar Ando diizinkan untuk menikahi Aulia. Satu hal yang membuat Tiara tidak merestui, karena dia takut jika Aulia sama seperti kakaknya, Kalea. Sedangkan Daniel, dia tidak menyetujui pernikahan Ando dengan Aulia, karena dia takut jika Aulia hanyalah pion dari Arman. Namun, setelah Damon sendiri yang menjelaskan jika Aulia berbeda, bahkan korban kekerasan di rumahnya sendiri, Daniel akhirnya luluh. Dan sekarang giliran Disha yang membujuk sang nenek. "Aulia sangat baik, Nek. Selema di rumah, tinggal denganku dan Mas Damon, dia sangat-sangat baik. Masakannya juga enak dan … Marc serta Gebara suka dengannya. Aku rasa Aulia juga cocok dengan Pak Ando yang kaku. Soalnya Aulia kan manis dan ceria," ucap Disha,

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Belum Mendapat Restu

    "I'm sorry, Darling." Damon berkata lirih, tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya ke lantai– bertekuk lutut di hadapan Disha sembari memeluk kaki istrinya tersebut. "Ke-- kenapa, Mas Damon?" lirih dan cicit Disha, menunduk sembari menatap suaminya yang masih bersimpuh di lantai sembari memeluk kakinya. Ketika Damon tiba-tiba bertekuk lutut di lantai kemudian memeluk kakinya, ketakutan Disha seketika lenyap. Dia lega dan jauh lebih rileks. Disha mengulurkan tangan, menyentuh rambut Damon– menyisir dengan jemari tangannya yang lentik sembari sesekali mengelusnya. Tebakannya sudah mengarah ke sana. Namun, melihat Damon seperti ini rasanya Disha tidak sanggup untuk marah. Suaminya bersimpuh penuh penyesalan di hadapannya, sembari memeluk kakinya. Bagaimana Disha tidak tega?!"Aku melenyapkannya," ucap Damon dengan nada yang benar-benar pelan tetapi masih bisa didengar oleh Disha. Dia mendongak untuk menatap wajah cantik istrinya, masih memeluk kaki Disha sembari bersimpuh, "dia menantangku d

  • Menjadi Istri Kedua Billionaire    Maaf Sayang!

    "Akhirnya aku menemukanmu, Disha sayang!" ucap seorang pria yang tiba-tiba mendatangi Disha dan Sera, berniat memeluk Disha namun Sera lebih dulu mendorong pria tersebut. "Kamu ini siapa sih?" ketus Sera, menatap tajam dan kesal pada pria yang hampir saja memeluk sahabatnya tersebut. Sera menatap pria itu dari atas hingga bawah, memperhatikan penampilan pria tersebut yang menurutnya sangat narsis– memakai setelah jas kebesaran dipadu dengan sneakers putih serta kaca mata hitam. "Saya calon suami dek Disha. Minggir, saya ingin bicara dengan calon istri saya," ucap pria itu, mendorong pundak Sera agar dia bisa lebih dekat dengan Disha. "Wah!" Sera yang didorong seketika menatap nyalang dan marah pada pria tersebut. "Sepertinya tinjuku perlu kenalan dengan Bapak-bapak Jamet satu ini."Sera mengepalkan tangan dengan kuat, kemudian langsung melayangkan tinjunya ke wajah pria tersebut. Bug'"Argk.""Astaga, Sera!" Disha memekik, langsung menarik sahabatnya tersebut untuk menjauh dari A

DMCA.com Protection Status