Share

143

Author: El Alfun27
last update Last Updated: 2025-04-07 23:51:19

Sore ini tepat jam dua siang, Arsya menginjakkan kakinya kembali di pesantren modern. Dia berniat untuk mendaftar kuliah disana.

Sebenarnya pendaftaran jam sembilan tadi, cuma karena Arsya ada urusan lain, jadi dia ikut tahap dua untuk hari ini. Arsya sudah membawa syarat dan data yang harus dipenuhi.

Arsya berjalan dari parkiran, dia menggunakan motor CBR berwarna merah dengan sedikit polesan warna putih. Wajahnya yang tampan dan bersih, sangat terlihat jelas meskipun dari kejauhan.

Tak kalah dengan Abidzar, sosok Arsya juga karismatik. Meskipun jarak umur kedua saudara itu cuma terpaut empat tahun.

Dengan memakai setelan jas dan celana hitam, Arsya melewati area parkiran umum. Dimana disana juga ada tamu atau pendaftar kuliah. Ada beberapa perempuan yang juga sedang memarkirkan motornya.

Sejenak pandangan mereka teralihkan ketika melihat kedatangan Arsya. Tanpa Arsya sadari, kini dirinya jadi pusat perhatian beberapa orang.

Naum Arsya yang juga tidak kalah cueknya dengan sanga kak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Istri Duda Muda   144

    Abidzar yang terkejut langsung menutupi wajah Layla. Layla pun sembunyi dibelakang Abidzar. Malu sudah pasti. Tapi mereka lupa untuk mengunci pintu depan."Arsya?" Ucap Abidzar kaget. "Iya Bang. Ini aku, maaf sudah mengganggu aktivitas kalian." Ucap laki-laki itu sedikit merasa bersalah."Sebentar. Arsya, kamu balik badan terlebih dahulu. Layla kamu segera pakai cadarmu kembali." Ucap Abidzar. Seketika laki-laki itu membalik badan. Sementara Layla langsung menuju kamarnya untuk menggunakan jilbab dan cadarnya.Ketika Layla sudah memasuki kamarnya. Abidzar berbicara kembali."Sudah Arsya." Ucap Abidzar sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar."Astaghfirullah Maaf Bang. Aku benar-benar gak tau. Karena pintunya gak kekunci jadinya langsung masuk deh. Hitung-hitung mau buat kejutan." Arsya- adik laki-laki Abidzar. Sedikit mirip dengan Abidzar. Dia baru lulus SMA. Waktu pernikahan Abidzar dia tidak datang karena sedang melaksanakan ujian nya di luar kota."Kejutan-kejutan, bisa-bisa n

    Last Updated : 2025-04-08
  • Menjadi Istri Duda Muda   145

    Layla sedang berada di kamar Abidzar. Kamar yang begitu rapi, dengan desain modern. Berwarna hitam lekat. Layla mendekati meja belajar Abidzar, terdapat beberapa buku islami dan juga beberapa kitab. Bahkan juga banyak komik di rak buku terbawah.Layla ingat, waktu itu Abidzar pernah bilang kalau dia suka komik. Beberapa komik best seller pun dia juga mengoleksi nya.Lalu Layla melihat sebuah lipatan kertas yang terselip di beberapa buku di rak kedua. Layla ingin tahu kertas itu, jadi dia mengambilnya dengan ragu.Aku mencintaimu, Jihan. Seperti itulah tulisan di kertas itu. Singkat, tapi bisa membuat hati Layla sakit.Meskipun Jihan adalah masa lalu Abidzar, tetap saja Layla merasa cemburu dengan tulisan Abidzar itu.Suara langkah kaki terdengar dari luar kamar Abidzar, membuat Layla menaruh kembali kertas itu ke tempat semula.Ternyata Abidzar datang dari luar. Dia langsung menuju ke arah Layla dan memeluknya."Humaira ku belum tidur ya." Ucap Abidzar dengan nada serak nya."Apa sih

    Last Updated : 2025-04-09
  • Menjadi Istri Duda Muda   146

    Abidzar mengikuti langkah Ryan, mereka jalan bersebelahan di lorong kelas santri putra. Abidzar sedikit penasaran dengan calonnya Ryan, karena tadi dengan jelas Abidzar melihat nama calonnya itu adalah Jihan. Abidzar sempat berpikir kalau Jihan yang di maksud mungkin Jihan yang itu, tapi kan nama Jihan itu banyak bukan cuma satu doang di muka bumi ini.Ketika sampai di parkiran luar, Ryan mengetuk kaca mobilnya dan menyuruh calonnya itu turun. Dan benar saja Abidzar sempat tertegun sebentar, bukan tertegun karena terpesona dengan Jihan tapi dia sangat syok kalau calonnya Ryan adalah Jihan. Jihan yang sangat dikenal oleh Abidzar, seseorang yang pernah dekat dengannya namun hanya dalam batas suka sesaat."Bang Abi, ini Jihan, calonku. Kami akan segera menikah dalam waktu cepat ini." Papar Ryan menjelaskan.Jihan pun juga syok, dia juga belum mengetahui kalau ternyata sepupu yang Ryan maksud adalah Abidzar. Jihan tidak berani menatap Abidzar, bahkan sedari tadi dia terus menunduk.Abidza

    Last Updated : 2025-04-10
  • Menjadi Istri Duda Muda   147

    Jihan sedang berada di suatu tempat, tepatnya di taman tengah kota. Dia sedang menunggu kedatangan seseorang. Jihan sudah merencanakan sebuah rencana, dimana dia akan membuat ancaman terhadap Layla.Seorang laki-laki memakai topi hitam dan masker mendekati Jihan."Ada apa?" Tanya nya dengan nada serak."Aku butuh bantuan mu." Jawab Jihan dengan nada sangat serius."Itu sih gampang. Kalau ada cuan nya semua beres." Ungkap laki-laki itu.Namanya Kemal, dia teman kuliah Jihan. Jihan sedang kuliah di sebuah universitas swasta memasuki semester enam. Kemal merupakan teman satu jurusan dan satu angkatan juga.Entah apa yang sudah membuat Jihan hingga mempunyai rencana jahat terhadap Layla. Kebencian dan kedengkian sudah menguasai dirinya. Teman dekat Jihan pun sedikit menjauh darinya, mereka tidak ingin berurusan dengan kejahatan. "Teror wanita ini. Alamat nya sudah lengkap. Pakai ancaman apapun, buat dia takut. Buat dia sejauh-jauhnya dari laki-laki ini." Ungkap Jihan sambil menyodorkan

    Last Updated : 2025-04-11
  • Menjadi Istri Duda Muda   148

    "Tidak bisa begitu, ini semua bukan hak pengurus santri wati yang menentukan. Tapi sebelumnya dirembuk dulu, kalau seperti ini saya yang kecewa sama kalian. Bahkan untuk kegiatan selanjutnya bisa saja saya tidak mempercayai tugas ini lagi ke kalian, mau kalian begitu?" Tanya Aldo sangat tidak suka dengan cara pengurus santri wati yang terlalu bersikap disiplin. Padahal mereka sendiri juga sering telat dalam mengumpulkan tugas nya. Dasar para wanita, tidak pernah mau mengalah dah merasa salah.Para pengurus santri putri hanya menunduk, entah sedang merasa bersalah dengan Aldo atau dia tidak enak kepada Ustadz Bimo.Salsabila hanya diam, dia tidak ada niatan untuk meminta maaf kepada Aldo. Aldo jadi sedikit kesal, padahal dia mengira kalau Salsabila itu santri yang begitu disiplin, ternyata perkiraan nya salah.Memang benar, kita tidak bisa melihat orang hanya dari sisi luar saja. Terkadang mereka tidak sesuai dengan yang kita tafsirkan. Arsya hanya melihat kejadian itu tanpa ada niat

    Last Updated : 2025-04-12
  • Menjadi Istri Duda Muda   149

    Diana terkesiap ketika mendapati Arsya mendekati nya. Aldo yang melihat Arsya langsung tersenyum hangat, dia sangat merindukan adik dari sahabat nya yang sudah di anggap saudara ini."Halo Sya, lama tidak bertemu, gimana kuliahnya?" Sapa Aldo menyambut uluran tangan Arsya yang masih terdiam menelisik Diana."Alhamdulillah lancar Bang." Ungkap Arsya lemas, Arsya melihat kedekatan Diana dan Aldo langsung teringat perkataan waktu itu. Dimana Aldo bercerita kalau dijodohkan dengan seorang wanita yang sangat berbanding terbalik dengan nya. Arsya hanya menghembuskan nafas panjangnya."Loh, kamu tadi panggil nama Diana, memangnya kalian kenal?" Tanya Aldo sambil menatap Arsya dan Diana bergantian."Nggak!" Ucap Diana."Iya." Ucap Arsya.Aldo bingung dengan jawaban dari dua orang yang berada di hadapannya itu, yang satunya menjawab iya dan yang satunya menjawab tidak."Kami dulu pernah satu sekolah bang, aku kenal dengan Diana tapi mungkin Diana yang tidak kenal denganku." Jawab Arsya akhirny

    Last Updated : 2025-04-13
  • Menjadi Istri Duda Muda   150

    Layla merasa juga kalau wajahnya memanas. Dia kesusahan dengan cadarnya.Salah satu perempuan menegur Layla,"Di buka lah cadarnya, masa makan saja masih pakai cadar. Malu ya, takut dibilang jelek, takut dibilang gak cocok sama suaminya. Padahal kan suaminya itu ganteng banget loh."Dia Dewi, anak gadis nya pak Budi, anak dari ketua RT di lingkungan itu. Terlihat sangat ketus dan jutek.Namun meskipun seperti itu dia jadi gadis rebutan beberapa lelaki. Banyak yang menginginkan nya, tapi Dewi banyak menolak.Layla tidak menjawab, dia masih menahan wajahnya yang dirasa sudah terdapat beberapa benjolan itu."Iya Mbak Layla, kita kan di ruangan ini khusus para perempuan, kenapa masih memakai cadar. Apa segitunya ya kalau orang bercadar itu." Ucap Bu Asih-yang merupakan tetangga julit itu."Maaf Bu, sepertinya saya ada masalah sedikit, saya harus pamit dari sini terlebih dahulu." Ucap Layla langsung berdiri meninggalkan ruangan itu.Layla tidak menghiraukan tatapan beberapa ibu-ibu yang tid

    Last Updated : 2025-04-14
  • Menjadi Istri Duda Muda   151

    Layla terdiam mendengar ucapan Abidzar. Pikiran nya menelusuri perkataan Abidzar, apa benar yang dikatakan Abidzar demikian adanya. Layla langsung menatap Abidzar dengan lurus."Tidak Mas, kita tidak ada rasa apapun. Aku bertemu dengan nya beberapa kali, kalaupun ada itu bukan rasa suka, melainkan hanya kagum biasa saja." Jawabnya lembut."Tapi dia tadi selalu memperhatikan mu, aku tidak suka." Kilah Abidzar berubah menatap ke lain arah menghindari tatapan Layla.Layla menarik bibirnya ke atas tersenyum senang, dia terlihat menjelajahi sikap Abidzar."Melihat belum tentu suka, memperhatikan juga belum tentu ada rasa. Mas Abi kalau cemburu bilang, tidak baik ditutupi." Canda Layla menarik lengan kanan Abidzar dan mengecupnya singkat."Bukankah diri ini sudah ada penghuninya, dan pemilik nya sudah jelas di depan mata. Buat apa cemburu, kalau Mas Abi sudah tahu kebenaran nya?" Imbuh Layla.Abidzar yang mendapat perhatian kecil dari istrinya langsung tersenyum lebar. Dia langsung mengecup

    Last Updated : 2025-04-15

Latest chapter

  • Menjadi Istri Duda Muda   152

    Abidzar sudah terlihat siap dengan pakaian khas nya. Dia memakai sarung hitam polos, dengan hem lengan panjang berwarna dongker dan tak lupa kopyah hitamnya, yang bertuliskan santri.Begitu lah pakaian khas Abidzar, sejak mondok bahkan sampai sekarang pun. Berbeda dengan waktu mengajar, maka dia akan memakai searagam pengajar yang telah disediakan oleh pihak pesantren.Layla menghampiri Abidzar dengan sedikit melangkah pelan, sangat pelan hingga Abidzar tidak menyadari kedatangan istrinya itu."Duaaaar." Ucap Layla dengan raut tidak bersalah. Dia berhasil membuat Abidzar terkejut."Astaghfirullah, Mas kira apa. Hampir saja jantung Mas mau copot." Ucap Abidzar memegangi dadanya dengan deru nafas panjang."Kasian sekali Mas Abi, kaget gak? Pasti kaget ya." Ujar Layla dengan tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya.Abidzar yang melihat tingkah Layla langsung melajukan langkahnya meninggalkan Layla yang masih tertawa di ruang tamu.Abidzar berpura-pura marah terhadap Layla, d

  • Menjadi Istri Duda Muda   151

    Layla terdiam mendengar ucapan Abidzar. Pikiran nya menelusuri perkataan Abidzar, apa benar yang dikatakan Abidzar demikian adanya. Layla langsung menatap Abidzar dengan lurus."Tidak Mas, kita tidak ada rasa apapun. Aku bertemu dengan nya beberapa kali, kalaupun ada itu bukan rasa suka, melainkan hanya kagum biasa saja." Jawabnya lembut."Tapi dia tadi selalu memperhatikan mu, aku tidak suka." Kilah Abidzar berubah menatap ke lain arah menghindari tatapan Layla.Layla menarik bibirnya ke atas tersenyum senang, dia terlihat menjelajahi sikap Abidzar."Melihat belum tentu suka, memperhatikan juga belum tentu ada rasa. Mas Abi kalau cemburu bilang, tidak baik ditutupi." Canda Layla menarik lengan kanan Abidzar dan mengecupnya singkat."Bukankah diri ini sudah ada penghuninya, dan pemilik nya sudah jelas di depan mata. Buat apa cemburu, kalau Mas Abi sudah tahu kebenaran nya?" Imbuh Layla.Abidzar yang mendapat perhatian kecil dari istrinya langsung tersenyum lebar. Dia langsung mengecup

  • Menjadi Istri Duda Muda   150

    Layla merasa juga kalau wajahnya memanas. Dia kesusahan dengan cadarnya.Salah satu perempuan menegur Layla,"Di buka lah cadarnya, masa makan saja masih pakai cadar. Malu ya, takut dibilang jelek, takut dibilang gak cocok sama suaminya. Padahal kan suaminya itu ganteng banget loh."Dia Dewi, anak gadis nya pak Budi, anak dari ketua RT di lingkungan itu. Terlihat sangat ketus dan jutek.Namun meskipun seperti itu dia jadi gadis rebutan beberapa lelaki. Banyak yang menginginkan nya, tapi Dewi banyak menolak.Layla tidak menjawab, dia masih menahan wajahnya yang dirasa sudah terdapat beberapa benjolan itu."Iya Mbak Layla, kita kan di ruangan ini khusus para perempuan, kenapa masih memakai cadar. Apa segitunya ya kalau orang bercadar itu." Ucap Bu Asih-yang merupakan tetangga julit itu."Maaf Bu, sepertinya saya ada masalah sedikit, saya harus pamit dari sini terlebih dahulu." Ucap Layla langsung berdiri meninggalkan ruangan itu.Layla tidak menghiraukan tatapan beberapa ibu-ibu yang tid

  • Menjadi Istri Duda Muda   149

    Diana terkesiap ketika mendapati Arsya mendekati nya. Aldo yang melihat Arsya langsung tersenyum hangat, dia sangat merindukan adik dari sahabat nya yang sudah di anggap saudara ini."Halo Sya, lama tidak bertemu, gimana kuliahnya?" Sapa Aldo menyambut uluran tangan Arsya yang masih terdiam menelisik Diana."Alhamdulillah lancar Bang." Ungkap Arsya lemas, Arsya melihat kedekatan Diana dan Aldo langsung teringat perkataan waktu itu. Dimana Aldo bercerita kalau dijodohkan dengan seorang wanita yang sangat berbanding terbalik dengan nya. Arsya hanya menghembuskan nafas panjangnya."Loh, kamu tadi panggil nama Diana, memangnya kalian kenal?" Tanya Aldo sambil menatap Arsya dan Diana bergantian."Nggak!" Ucap Diana."Iya." Ucap Arsya.Aldo bingung dengan jawaban dari dua orang yang berada di hadapannya itu, yang satunya menjawab iya dan yang satunya menjawab tidak."Kami dulu pernah satu sekolah bang, aku kenal dengan Diana tapi mungkin Diana yang tidak kenal denganku." Jawab Arsya akhirny

  • Menjadi Istri Duda Muda   148

    "Tidak bisa begitu, ini semua bukan hak pengurus santri wati yang menentukan. Tapi sebelumnya dirembuk dulu, kalau seperti ini saya yang kecewa sama kalian. Bahkan untuk kegiatan selanjutnya bisa saja saya tidak mempercayai tugas ini lagi ke kalian, mau kalian begitu?" Tanya Aldo sangat tidak suka dengan cara pengurus santri wati yang terlalu bersikap disiplin. Padahal mereka sendiri juga sering telat dalam mengumpulkan tugas nya. Dasar para wanita, tidak pernah mau mengalah dah merasa salah.Para pengurus santri putri hanya menunduk, entah sedang merasa bersalah dengan Aldo atau dia tidak enak kepada Ustadz Bimo.Salsabila hanya diam, dia tidak ada niatan untuk meminta maaf kepada Aldo. Aldo jadi sedikit kesal, padahal dia mengira kalau Salsabila itu santri yang begitu disiplin, ternyata perkiraan nya salah.Memang benar, kita tidak bisa melihat orang hanya dari sisi luar saja. Terkadang mereka tidak sesuai dengan yang kita tafsirkan. Arsya hanya melihat kejadian itu tanpa ada niat

  • Menjadi Istri Duda Muda   147

    Jihan sedang berada di suatu tempat, tepatnya di taman tengah kota. Dia sedang menunggu kedatangan seseorang. Jihan sudah merencanakan sebuah rencana, dimana dia akan membuat ancaman terhadap Layla.Seorang laki-laki memakai topi hitam dan masker mendekati Jihan."Ada apa?" Tanya nya dengan nada serak."Aku butuh bantuan mu." Jawab Jihan dengan nada sangat serius."Itu sih gampang. Kalau ada cuan nya semua beres." Ungkap laki-laki itu.Namanya Kemal, dia teman kuliah Jihan. Jihan sedang kuliah di sebuah universitas swasta memasuki semester enam. Kemal merupakan teman satu jurusan dan satu angkatan juga.Entah apa yang sudah membuat Jihan hingga mempunyai rencana jahat terhadap Layla. Kebencian dan kedengkian sudah menguasai dirinya. Teman dekat Jihan pun sedikit menjauh darinya, mereka tidak ingin berurusan dengan kejahatan. "Teror wanita ini. Alamat nya sudah lengkap. Pakai ancaman apapun, buat dia takut. Buat dia sejauh-jauhnya dari laki-laki ini." Ungkap Jihan sambil menyodorkan

  • Menjadi Istri Duda Muda   146

    Abidzar mengikuti langkah Ryan, mereka jalan bersebelahan di lorong kelas santri putra. Abidzar sedikit penasaran dengan calonnya Ryan, karena tadi dengan jelas Abidzar melihat nama calonnya itu adalah Jihan. Abidzar sempat berpikir kalau Jihan yang di maksud mungkin Jihan yang itu, tapi kan nama Jihan itu banyak bukan cuma satu doang di muka bumi ini.Ketika sampai di parkiran luar, Ryan mengetuk kaca mobilnya dan menyuruh calonnya itu turun. Dan benar saja Abidzar sempat tertegun sebentar, bukan tertegun karena terpesona dengan Jihan tapi dia sangat syok kalau calonnya Ryan adalah Jihan. Jihan yang sangat dikenal oleh Abidzar, seseorang yang pernah dekat dengannya namun hanya dalam batas suka sesaat."Bang Abi, ini Jihan, calonku. Kami akan segera menikah dalam waktu cepat ini." Papar Ryan menjelaskan.Jihan pun juga syok, dia juga belum mengetahui kalau ternyata sepupu yang Ryan maksud adalah Abidzar. Jihan tidak berani menatap Abidzar, bahkan sedari tadi dia terus menunduk.Abidza

  • Menjadi Istri Duda Muda   145

    Layla sedang berada di kamar Abidzar. Kamar yang begitu rapi, dengan desain modern. Berwarna hitam lekat. Layla mendekati meja belajar Abidzar, terdapat beberapa buku islami dan juga beberapa kitab. Bahkan juga banyak komik di rak buku terbawah.Layla ingat, waktu itu Abidzar pernah bilang kalau dia suka komik. Beberapa komik best seller pun dia juga mengoleksi nya.Lalu Layla melihat sebuah lipatan kertas yang terselip di beberapa buku di rak kedua. Layla ingin tahu kertas itu, jadi dia mengambilnya dengan ragu.Aku mencintaimu, Jihan. Seperti itulah tulisan di kertas itu. Singkat, tapi bisa membuat hati Layla sakit.Meskipun Jihan adalah masa lalu Abidzar, tetap saja Layla merasa cemburu dengan tulisan Abidzar itu.Suara langkah kaki terdengar dari luar kamar Abidzar, membuat Layla menaruh kembali kertas itu ke tempat semula.Ternyata Abidzar datang dari luar. Dia langsung menuju ke arah Layla dan memeluknya."Humaira ku belum tidur ya." Ucap Abidzar dengan nada serak nya."Apa sih

  • Menjadi Istri Duda Muda   144

    Abidzar yang terkejut langsung menutupi wajah Layla. Layla pun sembunyi dibelakang Abidzar. Malu sudah pasti. Tapi mereka lupa untuk mengunci pintu depan."Arsya?" Ucap Abidzar kaget. "Iya Bang. Ini aku, maaf sudah mengganggu aktivitas kalian." Ucap laki-laki itu sedikit merasa bersalah."Sebentar. Arsya, kamu balik badan terlebih dahulu. Layla kamu segera pakai cadarmu kembali." Ucap Abidzar. Seketika laki-laki itu membalik badan. Sementara Layla langsung menuju kamarnya untuk menggunakan jilbab dan cadarnya.Ketika Layla sudah memasuki kamarnya. Abidzar berbicara kembali."Sudah Arsya." Ucap Abidzar sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar."Astaghfirullah Maaf Bang. Aku benar-benar gak tau. Karena pintunya gak kekunci jadinya langsung masuk deh. Hitung-hitung mau buat kejutan." Arsya- adik laki-laki Abidzar. Sedikit mirip dengan Abidzar. Dia baru lulus SMA. Waktu pernikahan Abidzar dia tidak datang karena sedang melaksanakan ujian nya di luar kota."Kejutan-kejutan, bisa-bisa n

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status