Cyrus mendengar dengan saksama semua penjelasan Dokter Pasha Amir tentang pasiennya yang bernama Nico. Tidak ada kebohongan atau pun rekayasa atas keterangan yang pernah dokter itu sampaikan di depan polisi untuk bisa menangguhkan penahanan pengusaha muda yang saat ini menjadi klien Cyrus tersebut.
Tanpa menyebut nama, Sangga sudah tahu siapa sosok yang ingin disebut oleh Anto Wijaya. Ya, Dion mantan kekasih Dania yang saat ini telah menikah dengan Reisa. Sangga sadar hal yang tidak ingin di sampaikan oleh Anto Wijaya adalah mengenai kebersamaa Dania Dion saat dirinya mengalami koma, bagaimana
Anto Wijaya [ Selamat Dion, kamu menjadi salah satu yang direkomendasikan untuk menggantikan posisi Dania ] [ Setelah cuti yang kamu ambil, kamu bisa kembali bekerja dan menunjukkan performa yang baik ] [ Selama masih di SPA, aku akan selalu mendukungmu ] [ Semoga sukses ] Seharusnya pesan-pesa
Mendengar kabar duka yang menimpa Reisa membuat Dania bergegas pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan sepupunya tersebut. Meskipun saat ini dia masih dalam keadaan lemah karena morning sickness yang dia alami di kehamilan yang kedua ini. Dengan perlahan Dania memasuki ruang perawatan Reisa. Ina
Tidak seperti kehamilan anak pertamanya yang terasa begitu anteng dan kuat. Di kehamilan yang kedua kali ini, setiap pagi selalu ada drama morning sickness yang membuat Dania merasa lemah tidak berdaya untuk menjalani hari. Sangga yang tidak terlalu banyak mendampingi Dania saat kehamilan anak perta
Tidak kuasa lagi Dion menahan kepedihan di hatinya, hingga membuatnya mengabaikan rasa malu saat harus meneteskan air matanya. Baru saja dia kehilangan putrinya kini istrinya sudah mengajaknya untuk bercerai. “Apa salahku, Rei? Apa salahku, hingga kau menginginkan perceraian?” tanya Dion yang dibay
“Bagaimana, Reisa mau?” tanya Sangga kepada Dania sambil memangku Pillar yang belum tidur. “Jika tidak mau jangan dipaksa, bisa melukai harga dirinya. Takutnya dia marah lagi seperti dulu, saya tidak mau ada kejadian buruk lagi dengan kehamilanmu kali ini.” Dania yang sedang menyiapkan pakaian gant
Setelah menjalani perawatan beberapa hari di rumah sakit, akhirnya hari ini Reisa sudah diizinkan untuk pulang. Bukan ke ruko tempat Reisa kembali, tetapi ke rumah masa kecilnya, rumah peninggalan leluhurnya yang kini sudah berganti kepemilikan menjadi atas namanya. Ya, meskipun secara hukum rumah i
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany