Pagi yang cerah dan penuh bahagia bagi pasangan Dania dan Sangga. Tawa riang mengiringi keduanya kala mengawali hari.Beberapa kali Dania memukul dada lebar sang suami, bukan kesakitan tetapi Sangga justru tertawa lebar dengan kemarahan istrinya."Kenapa tidak pakai pengaman sih? Lihat Pillar masih
Entah mengapa Sangga dan Dania merasa tidak nyaman jika Pillar bersama dengan Kemala. Setelah pulang dari rumah sakit, bayi mungil itu sering rewel jika dekat atau saat dalam pengawasan Kemala. Hal itulah yang membuat Dania lebih memilih untuk mencari pengasuh lain untuk Pillar jika dirinya kembali
Di sebuah kafe Kemala dan Cyrus duduk saling berhadapan, mereka tampak berbincang serius sehingga camilan dan minuman yang mereka pesan sejak tadi tidak tersentuh. “Apa saja usahamu untuk bisa menggaet hati Sangga?” tanya Cyrus yang terdengar tidak sopan karena menyebut sosok yang jauh lebih dari d
“Dion! Jika Cyrus datang dan mengatakan ada hal penting yang harus dia bicarakan, minta dia untuk membicarakan di sini! Entah sama kamu atau sama Pak Anto, atau kau bisa jadwalkan pertemuan denganku.” “Baik, Pak!” jawab singkat Dion sambil tersenyum seolah memahami rasa cemburu yang dirasakan oleh
Mendadak rumah keluarga Adityawarman berubah seperti tempat posyandu. Keberadaan tiga bayi di ruang tamu tampak semakin membuat ramai rumah mewah tersebut. Nungki terlihat sangat repot dengan dua anak kembarnya, meskipun tidak lahir dari rahimnya tetapi dia tetap menyayangi dua bayi mungil itu seper
“Tadi Leo datang,” ucap Dania saat menyambut kepulangan Sangga. Dania meraih tas kerja Sangga dan meletakkannya meja yang berada di kamar mereka lalu kembali menghampiri Sangga dan membantunya untuk melepas jas dan dasinya. “Ya, beberapa hari yang lalu dia sudah mengabariku jika mau datang melihat
Menikah bukanlah hal yang mudah, bukan hanya sekedar menyatukan dua anak manusia dengan akad. Itulah yang dirasakan oleh Kemala selama ini. Dia mengabaikan beberapa pria yang memiliki niat baik kepadanya hanya untuk menanti janji Santi terbukti. Santi yang berjanji, tetapi Sangga yang harus menepat
Dania terdiam duduk di sofa di dekat bukaan lebar di kamar Pillar. Saat ini dia sedang memberikan ASI kepada Pillar. Jika biasanya tatapan mata Dania akan selalu melakukan interaksi dengan putranya, tetapi kali ini pandangannya menerawang jauh memikirkan ucapan Kemala. “Dania … seandainya Mas Sangg
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany