“Apakah om salah bicara?” tanya Anto Wijaya dengan saat melihat Dania sedang mengalami kram. “Aku akan menghubungi suamimu,” sambung Anto Wijaya yang bergegas memainkan ponselnya. “Tidak usah, Om! Saya tidak ingin membuatnya khawatir,” tolak Dania tetapi sepertinya Anto Wijaya tidak mempedulikannya
“Kau sudah yakin dengan pilihanmu?” tanya Sangga dengan suara yang lembut tetapi dibarengi dengan tatapan mata tajam yang membuat Dania tidak berani membalas tatapan mata itu. Tidak ada jawaban, Dania justru memalingkan wajahnya karena merasa tidak nyaman. Sampai saat ini Dania sendiri masih ragu d
“Apa Tuan Sangga Adityawarman sedang membutuhkan kehangatan dari wanita lain?” tanya Nungki dengan senyum menggoda. “Tidak!” jawab Sangga dengan tegas. “Saya sudah ada janji dengan Leo. Waktu kami tidak banyak, jadi tolong segera panggilkan dia!” sambungnya tanpa basa basi sambil melihat jam mewah
“Saya tidak ingin turu campur dalam urusan rumah tangga Pak Sangga dan Dania, tapi … saya rasa ini hanya sebuah kesalahpahaman saja. Sangat disayangkan pernikahan yang baru seumur jagung harus ….” Anto Wijaya menggelengkan kepala tidak sanggup untuk melanjutkan kalimatnya. Pria paruh baya itu menyay
Sangga terdiam dengan cangkir yang sudah berada di dekat bibirnya, dilihatnya sang istri yang masih berdiri di dekat pintu. “Belum tidur?” tanya Sangga setelah menyesap teh jahe buatan Kemala. “Belum,” jawab singkat Dania yang mengalihkan pandangannya ke arah Kemala. Dania segera mendekat dan dud
“Kau akan meneruskan gugatanmu?” tanya Sangga saat Dania merapikan dasinya. “Bukankah kita sudah membicarakan hal itu tadi malam?” Bukan jawaban yang didapat oleh Sangga, tetapi istri kecilnya itu justru melontarkan pertanyaan balik. “Aku hanya ingin memastikan.” “Tidak!” jawab Dania dengan seny
Awalnya Cyrus tidak percaya dengan ungkapan ‘cinta pada pandangan pertama’ sampai dirinya sendiri merasakan hal tersebut. Hingga saat tatapan matanya bertemu dengan mata indah Dania. Tetapi Cyrus harus segera mematikan api cinta di hatinya kala menyaksikan perut Dania yang dalam keadaan membuncit.
Dania tidak ingin terlalu memikirkan apa yang diucapkan Chiara, tetapi mungkin sebagai seorang wanita yang sudah menikah Dania harus lebih bisa membawa diri saat berinteraksi atau berhubungan dengan pria lain. Ada atau pun tidak ada hati yang dilibatkan, Dania tetap harus berhati-hati dan membatasi
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany