Selama perjalanan pulang, Dania hanya diam. Ada banyak hal yang mengganggu pikirannya saat ini. Sebenarnya ingin mengabaikannya, tetapi otaknya tidak bisa lupa begitu saja. “Dania!” panggil Sangga saat menyadari istrinya sedang melamun, diraihnya tangan Dania lalu diletakkan di dadanya. “Untuk semu
Reisa meneteskan air mata saat merasakan pergerakan di belakangnya. Dion meninggalkan dirinya begitu saja setelah menuntaskan hasratnya. Awalnya Reisa menduga kedatangan Dion adalah untuk memperbaiki hubungan mereka, tetapi ternyata hanya untuk membalas perlakuan buruk Ari selama ini kepadanya. Mal
Meskipun tidak turut andil apapun hingga Dania menjadi sarjana, tetapi Sangga begitu bangga melihat istrinya menggunakan toga. Sangga menghampiri sang istri untuk segera melakukan sesi pemotretan, foto-foto yang akan menjadi kenang-kenangan di masa yang akan datang. “Kau tidak ingin memperbaiki mak
Meskipun langkahnya terseok-seok, tetapi Santi sangat bersemangat untuk segera bertemu dengan Dania. Ingin rasanya segera memeluk menantu kesayangannya itu yang sebentar lagi akan memberinya cucu. “Kalau mama capek, saya bisa pinjam kursi roda ke perawat,” ucap Sangga yang kasihan melihat sang mama
“Pertimbangkan tawaranku!” “Tidak!” jawab Kemala dengan tegas. “Tawaranmu tidak menarik bagiku,” sambungnya terdengar balik mengejek. “Saya rasa, dengan kita bekerja sama ….” “Itu tidak mungkin, karena kita memiliki impian yang sama, itu artinya … sejatinya kita bersaing,” sergah Kemala, memotong
Baru kali ini Sangga merasa tidak tenang saat bepergian jauh. Pikiran terus terbayang pada calon anak yang masih berada di dalam rahim istrinya. Sangga tersenyum sendiri sambil menggelengkan kepala, seolah tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi kepadanya. Seperti inikah perasaan bahagia seoran
“Ditinggal papanya sebentar saja sudah rewel, kalau dilihat gaya manjanya sepertinya cucuku nanti akan lahir perempuan,” ucap Santi dengan senyum bahagia. Dania dan Sangga tersenyum mendengar ucapan Santi. Hampir bersamaan Nadia dan Sangga mengusap perut di mana calon anak mereka tumbuh. Kehadiran
Apa lagi ini? Setelah kemarin ada yang memanggil suaminya dengan ‘Ayah Sangga’ sekarang ada lagi anak laki-laki yang memanggilnya dengan sebutan ‘Papa Sangga’. Dania langsung memegang kepalanya yang mendadak menjadi pusing. “Mungkin aku harus menemui dokter Ardian lagi,” ucap Dania yang menunjukka
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany