Baru kali ini Sangga merasa tidak tenang saat bepergian jauh. Pikiran terus terbayang pada calon anak yang masih berada di dalam rahim istrinya. Sangga tersenyum sendiri sambil menggelengkan kepala, seolah tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi kepadanya. Seperti inikah perasaan bahagia seoran
“Ditinggal papanya sebentar saja sudah rewel, kalau dilihat gaya manjanya sepertinya cucuku nanti akan lahir perempuan,” ucap Santi dengan senyum bahagia. Dania dan Sangga tersenyum mendengar ucapan Santi. Hampir bersamaan Nadia dan Sangga mengusap perut di mana calon anak mereka tumbuh. Kehadiran
Apa lagi ini? Setelah kemarin ada yang memanggil suaminya dengan ‘Ayah Sangga’ sekarang ada lagi anak laki-laki yang memanggilnya dengan sebutan ‘Papa Sangga’. Dania langsung memegang kepalanya yang mendadak menjadi pusing. “Mungkin aku harus menemui dokter Ardian lagi,” ucap Dania yang menunjukka
Bukan tanpa sebab jika Sangga menginginkan Dania tidak lagi memanggilnya Om. Bukan hanya karena sebentar lagi mereka akan memiliki anak, tetapi juga Sangga sering melihat orang-orang memandang mereka dengan tatapan yang aneh. Bagaimana tidak, Dania yang perutnnya mulai terlihat membuncit masih tetap
Chiara bisa melihat perubahan mendasar dalam diri Dania saat memilih pakaian. Dahulu sahabatnya itu akan melihat harga terlebih dahulu saat akan membeli baju, tetapi sekarang dia bisa fokus pada model dan bahan pakaian yang diinginkan. Ya, uang memang bisa merubah segalanya termasuk kebiasaan. “Jan
Sangga telah berjanji akan menjadi pelindung bagi Dania, tetapi dengan mengijinkan Dania memasuki perusahaan Sari Pangan Andalan itu berarti Sangga telah membiarkan Dania memasuki sebuah tempat yang berbahaya dan penuh ancaman. Meskipun sudah meminta bantuan orang kepercayaannya untuk terus mengawas
Lima belas tahun Ari bekerja keras demi kemajuan Sari Pangan Andalan, tetapi dengan mudahnya Dania mengambil alih begitu saja. Meskipun Ari tahu dan sangat sadar, secara hukum dan tidak dapat di ganggu gugat, Dania adalah pemilik dari pemilik yang sah dari perusahaan tersebut. “Saya dan Dania sama-
Tidak tahu kemana lagi harus mengadu atas ketidakadilan yang dia terima di dalam hidup ini. Kini Ari sedang berada depan makam sang ayah, entah sedang apa dia di sana, tetapi yang pasti pria itu tidak sedang berdoa. Menjadi anak Arman Hirawan seorang direktur utama sebuah perusahaan besar tidak ser
Lima tahun telah berlalu, kini Pillar dan Pijar sudah sekolah, dan tentunya menambah kesibukan baru bagi Dania. Keinginannya untuk kembali ke perusahaan warisan kedua orang tuanya tampaknya memang harus dia urungkan demi menjaga tumbuh kembang anak-anaknya. “Kakak Pillar jagain adik, ya!” ucap Dani
Dania tampak ragu-ragu saat mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya, tetapi karena terus berulang akhirnya Dania pun menjawabnya. "Halo!" sapa Dania dengan suara lirih dan ragu-ragu. "Dengan Bu Dania Adityawarman?" Terdengar suara seorang pria dari ponsel Dania. "Ya, saya sendiri."
Hari bahagia Chiara dan Cyrus akhirnya datang juga. Meskipun tanpa kehadiran Dania, acara tersebut berjalan dengan khidmat dan penuh haru. Suasana hening tercipta kala penghulu yang duduk di hadapa Cyrus mulai menggenggam tangan pengacara muda itu dengan erat, seolah memberi tanda bahwa akad nikah
Dengan jemari yang masih saling bertautan Dion dan Reisa melangkah menuju ke poli kandungan seperti yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Dion menoleh ke samping, menatap wajah sang istri yang terlihat sangat tegang “Bagaimana jika hasilnya negative?” tanya Reisa dengan suara lirih dan terdengar
Di bawah sinar matahari pagi, di taman yang dipenuhi dengan warna-warni bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, Dania tampak sedang duduk di kursi taman sambil memangku si kecil, Pijar. Dania sengaja menjemur putrinya berharap mendapat manfaat dari sinar matahari pagi. Sementara itu di sudut yang be
Pagi ini Dion tampak berbeda, biasanya setelah menjalankan ibadah pagi dia akan berolahraga sebentar untuk menjaga kondisi tubuhnya agar tetap sehat dan fit karena sebagai pimpinan di Sari Pangan Andalan aktivitasnya semakin padat. Namun pagi ini dia justru kembali tidur, dan terlihat tidak berseman
Jika saat masih di rumah Ina mengatakan agar Reisa memangku anak Dania agar diompoli dan bisa segera hamil, tetapi kenyataan berbeda terjadi saat mereka sudah berada ruang perawatan Dania. Ina justru terlihat memonopoli bayi mungil itu dan tidak memberi kesempatan kepada Reisa untuk memegangnya. Di
“Aku tidak mau ikut,” ucap Reisa yang justru meringkuk di atas kasur setelah Dion mengajaknya untuk menjenguk Dania yang baru saja melahirkan. “Kenapa?” tanya singkat Dion didahului oleh hembusan napas kasar. “Mama sudah siap di bawah, katanya mau ketemu sama cucunya,” sambung Dion mencoba merayu R
Lega rasanya hati Sangga, bukan hanya proses kelahiran anak keduanya yang berjalan lancar, tetapi juga karena keluarga kecilnya kini terasa lengkap dengan dua anak, lelaki dan perempuan. Setelah bayi mungil itu dibersihkan, kini sudah berada Bersama kedua orang tuanya. Tanpa Dania sadari air matany