Share

Kabar baik dan buruk

Author: Rini Annisa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Semburat merah menghiasi langit pagi ini, selesai salat Subuh aku segera berkemas. Memasukkan semua baju ke dalam koper, begitu juga baju suamiku, Syaid. Setelah tiga hari berlibur di hotel pantai, kami berencana pulang. 

Aku sudah tak sabar untuk menyampaikan kabar gembira pada Mama dan Papa juga Mbok. Mereka pasti sangat gembira karena ini merupakan cucu pertama. Aku terus tersenyum sepanjang perjalanan pulang. 

"Win, kamu terus tersenyum. Kamu bahagia kan, humairo!" kata Sayid sembari menggenggam jari tanganku. 

"Aku bahagia, Mas. Sudah lama aku mendambakan kehadiran anak, kini buah hati kita sudah ada dalam rahimku. Makasih ya, sayang!" ujarku sambil mengecup tangannya. 

Kulihat wajah Sayid juga memancarkan aura, tak dipungkiri lagi dia pasti lebih bahagia. Walaupun senyum juga menghias bibirnya, Sayid tetap konsentrasi menyetir. 

"Mas, apa Mama dan Papa kamu sudah di kabari perihal kehamilanku?" tanyaku penasaran. 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Telepon dari Bram

    Untuk sementara aku melupakan soal mantan pacar Sayid. Mungkin karena kami masih tinggal di Indonesia jadi aku pun tak perlu mengkhawatirkan itu.Namun, justru saat ini aku kembali dekat pada mantan suamiku, Bram. Ya, aku sudah berjanji padanya akan membantunya keluar dari penjara apabila dia menyerahkan diri.Siang itu, saat lagi santai aku dan Sayid berada di kamar untuk istirahat. Tiba-tiba ponselku berdering, kulihat di layar Bram memanggil. Aku cemas Sayid akan marah bila ku angkat, tapi bila tak di angkat penasaran karena ponsel itu terus berdering."Win, ponselnya bunyi terus. Diangkat dung, bising," keluh Sayid dengan mata masih terpejam."Iya, aku angkat. Maaf kalo sudah mengganggu," sahutku bergegas bangun dan berjalan menuju balkon kamar."Halo, ada apa Bram?" tanya ku pelan hampir berbisik."Win, sesuai janji aku sudah menyerahkan diri ke polisi. Sekarang aku sudah berada di tahanan, kemari lah

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Bram bebas dari penjara

    Selesai belanja dan membelikan makanan untuk Mama, kamipun pulang. Namun, saat naik eskalator di sisi sebelah aku seperti mengenal wajah wanita itu. Bergandengan tangan dengan seorang pria.Laras??Sengaja aku tidak memanggil namanya, bahkan saat kami berjalan bersebelahan di eskalator Laras juga terkejut melihatku. Namun, aku pura-pura tidak melihatnya, aku tak mau kejadian buruk yang dulu terulang lagi.Sayid lalu mengajakku bicara karena aku diam saja. "Humairo, besok nggak usah mengantar Mas ke bandara. Jaga anak kita baik-baik di kandungan mu.""Iya, Mas. Aku akan selalu menjaganya dengan baik," jawabku sambil menoleh ke arah Laras yang masih belum terlalu jauh dariku.Kemudian tanpa menoleh lagi aku meneruskan langkah keluar dari Mall. Sampai di rumah sudah malam, untung saja Mama belum tidur karena kami membelikan makanan kesukaannya.Setelah pamit pada Mama untuk masuk ke kamar, Sayid segera masukk

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Diculik

    Sudah seminggu ini semenjak Bram bebas, aku tidak mendengar kabarnya lagi. Syukurlah, semoga dia bisa hidup baik tanpa bertemu denganku lagi.Sayid juga sudah seminggu di Abu Dhabi, aku sangat merindukannya. Rindu sentuhan dan pelukannya tiap malam, tanpa Sayid aku tidur kedinginan memeluk guling. Seperti biasa sebelum tidur, Sayid pasti akan menelepon."Assalamualaikum, humairo!""Wa'alaikumussalam ya sayang!" jawabku tersenyum sendiri."Belum tidur ya? Apa aku mengganggu?""Belum Mas, aku kangen banget sama kamu sayang. Tiap malem aku tidur kedinginan tanpa pelukanmu," kataku sedih."Bersabarlah humairo, Mas juga kangen di sini. Mas malah tak terbiasa tidur tanpa kamu, gimana anak kita sehatkan?" tanya Sayid mesra."Alhamdulillah, baik aja Mas. Kenapa Mas nggak tanya keadaanku malah terus tanya anak," ucapku merajuk."Hahahaha ... Kamu cemburu, humairo! Dasar, sama anak sendiri

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Penyelamatan yang tragis

    Aku tersadar setelah disiram air, pelan-pelan kubuka mata mengamati dimana aku berada. Kepalaku juga terasa pusing, saat kesadaran pulih sepenuhnya aku terkejut berada di suatu tempat seperti gudang.Aku merasa tangan dan kakiku diikat, saat kucoba untuk bergerak. Terikat dengan tali di sebuah kursi yang ku dudukkan. Mencoba melepaskan diri dari ikatan, namun usahaku sia-sia.Apa dan siapa yang melakukan ini padaku, aku merasa ketakutan dan teringat Mama. Pasti Mama mencari-cari dan kehilangan diriku, tanganku segera meraih kantong. Dengan susah payah, namun sial hp ku tidak ada. Apa mungkin di ambil orang yang telah menculik ku?"Sudah sadar, Win?" Terdengar suara mengejek di hadapanku."Kau ...?" kataku kaget."Ya, aku. Kau masih mengenalku?" cibirnya tanpa embel mbak lagi."Bagaimana aku melupakanmu, perbuatan mu tak mungkin aku lupakan seumur hidup. Dasar pelak*r!" kataku mencacinya.

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Bram meninggal

    Begitu ambulans tiba, Bram segera di angkut dan dibawa kerumah sakit. Aku mengikuti dari belakang dengan mobil Papa, sedangkan Papa ikut ke kantor polisi.Aku, Nina dan Mama kerumah sakit. Aku tak mungkin meninggalkan Bram yang sedang sekarat. Tak hentinya diri ini menangis, kalo terjadi apa-apa pada Bram aku tidak bisa memaafkan diriku."Sudahlah, Win. Sabar ya Nak! Semua bukan salahmu," hibur Mama mengelus pundak ku."Kalo Bram meninggal, Winda merasa bersalah Ma. Winda sudah buat Bram terbunuh. Hiks," tangis ku semakin keras.Mama cuma menggeleng kepala, tidak mempan lagi menasehati. Nina yang duduk di dekat supir, menoleh kebelakang."Win, doakan aja supaya Bram selamat. Kamu menangis nggak akan menyelesaikan masalah. Bram pasti sedih melihat kamu menangis," ujar Nina tegas."Kamu tau Bram udah berjasa menemukan tempat penculikan kamu. Makanya kami bisa tiba dengan cepat," kata Nina mencoba menghentika

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Praduga

    Beberapa hari setelah Bram wafat, aku sering termenung. Mengingat kembali kenangan saat hidup bersamanya. Bram, sebenarnya kamu lelaki yang baik, hanya sayang berada disisi orang yang jahat."Ma, kamu ingin punya anak berapa, sayang?" tanya mu kala itu.Aku terdiam sambil berfikir, "Ehm, dua anak aja cukup ya Pa!" jawabku nyengir."Aku pengen banyak biar rame, jangan seperti ibu yang melahirkan aku doang jadinya aku nggak punya saudara," ujar Bram manyun.Aku pun mencubit pinggangnya gemas. Bram mengadu, kemudian memelukku dari belakang. Kami berpelukan sambil memandang keluar jendela kamar. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahku hingga rambutku berterbangan.Bram menyibak rambutku kebelakang, lalu mencium tengkukku. Seketika aku geli dan meneruskan ciumannya hingga ke leher. Bram memutar tubuhku hingga kami berhadapan dengan posisi masih saling memeluk.Bram menciumi seluruh wajahku, lalu menggendong dan mereb

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Menjenguk ibu

    Mobil yang disupiri Pak Rudi berhenti didepan gang. Untuk masuk kedalam mesti berjalan kaki karena gang terlalu sempit.Begitu kami turun dari mobil, banyak orang sekitar yang memperhatikan. Sambil mengangguk dan tersenyum, aku dibantu Mbok dan pak Rudi menurunkan barang.Sekitar lima rumah kami lewati, menyapa beberapa ibu-ibu yang sedang duduk santai. Aku mencoba ramah dan senyum, dibalas dengan senyuman mereka.Sampai di rumah kontrakan ibu terlihat sepi. Pintu rumah tertutup rapat. Kami menurunkan barang di lantai. Seorang ibu mendekat, sambil beramah tamah."Oh, ada tamunya Bu Bram ya! Kenalkan saya Bu Ani, tetangga sebelah kanan," katanya sambil menunjuk rumah."Iya, Bu Ani. Ibu ada dirumah?" tanyaku.Ibu itu menghela napas, menatap kami satu persatu. Aku menunggu dengan sabar apa yang akan diucapkannya."Semenjak menempati kontrakan ini, ibu Bram jarang sekali keluar. Bahkan kami nggak

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Pacar Haris

    Beberapa kali panggilan ku tak dijawab. Lalu saat diangkat terdengar suara wanita diseberang sana."Halo, siapa ini?" tanyanya.Mengapa dia tanya, apakah di ponsel Sayid tak tertulis siapa yang memanggil. Sambil menggerutu aku pun mematikan panggilan dan membanting ponsel ke ranjang.Huh, dari tadi kenapa selalu terdengar suara perempuan. Siapa dia? Ah lebih baik aku tanya Sayid saja daripada terus menduga. Namun, tiap aku telepon Sayid entah keman dan lagi-lagi wanita yang sama.Lebih baik aku mandi saja, setelah itu turun kebawah untuk makan bersama Papa. Aku pun menyambar handuk dan masuk kamar mandi. Saat mandi entah mengapa terus terpikir Sayid, teringat akan mantan pacar Sayid.Ketakutan mulai menyelimuti hatiku, takut bila Sayid terpikat mantan pacarnya. Lamunanku tersentak kala mendengar ponsel berdering, gegas mengenakan handuk.Langsung menyambar ponsel setelah melihat dilayar siapa yang memanggi

Latest chapter

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Akhir yang bahagia : Kelahiran anak

    Selesai mandi, aku dan Sayid siap-siap sholat berjamaah. Dalam doa aku meminta pada pencipta agar menguatkan cinta kami dan kekal dalam rumah tangga selamanya. Hati terasa tenang sudah mengadu kepadaNYA.Sayid mengajakku turun usai sholat, karena ingin melihat sekeliling rumah. Ya rumah yang Papa bangun ini lumayan besar dan megah. Untuk sementara kami tinggal disini dulu.Aku menemani Sayid berkeliling, sore ini udara sudah terasa dingin. "Kamu kedinginan humairo?" tanya Sayid kemudian melepaskan jaketnya dan memakainya di bahuku."Iya, Mas! Sepertinya sudah mulai turun salju ya!" jawabku sambil mendongak ke atas."Iya, memasuki musim dingin disini. Kalo kamu nggak tahan didalam rumah aja, biar Mas sendiri yang berkeliling," ujarnya sambil memelukku."Nggak apa-apa, Mas! Sekali ini aja, lagian baru sekarang aku kemari bareng suami. Mas masih ingat perkenalan kita dulu?" tanyaku bernostalgia.Sayid mengang

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Pembantu aneh

    Kami tiba di bandara Internasional tepat waktu, satu jam sebelum keberangkatan. Setelah mengecek semua barang lalu menunggu di bagian maskapai. Selama satu hari kondisi tubuhku harus fit. Sebelum terbang juga sudah memeriksa kandungan. Dokter menyatakan sehat dan boleh naik pesawat.Sayid terus memegang dan menjagaku agar nyaman. Akhirnya pesawat yang ditunggu tiba, terdengar dari pengeras suara agar penumpang segera naik kedalam pesawat. Mencari nomer kursi, seorang pramugari membantu kami.Setelah penumpang masuk dan penuh, seorang pramugari sedang memberi arahan bagaimana bila pesawat dalam keadaan darurat. Ada keasyikan sendiri memandang pramugari, selain cantik juga dituntut berani untuk memberi layanan yang nyaman bagi penumpang.Selama di pesawat aku habiskan untuk tidur, sesekali Sayid mengajak ngobrol. Wajahnya begitu senang karena bisa mengajakku tinggal di Abu Dhabi. Namun, aku masih perlu menyesuaikan diri disana. Lagian kami akan t

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Terbang ke Abu Dhabi

    Ustad berhenti bicara untuk menunggu keputusan Bu Ningsih. "Gimana, Bu?"Bu Ningsih terdiam, matanya melirik amplop tebal di atas meja kemudian menatap kami satu persatu. Mungkin masih bimbang antara menerima atau menolak."Kalo Ibu merasa kurang bisa kami tambah tapi maaf nggak bisa lebih dari sepuluh milyar," ucap Papa tegas.Bu Ningsih terlihat menelan saliva mendengar nominal yang disebut Papa. Baginya uang segitu tidak akan bisa didapat seumur hidupnya. Kemudian dengan mengangguk pelan, Bu Ningsih setuju."Baik, karena Ibu sudah setuju kita tanda tangan di surat bermaterai ini. Dengan begitu jika kedepannya ada masalah lagi, surat ini bisa jadi rujukan," ujar Papa sambil menyerahkan kertas dan pulpen.Papa bertanda tangan dulu baru menyerahkan pada Bu Ningsih. Dengan tangan gemetar Bu Ningsih membubuhkan tandatangan. Bu Ningsih meminta tambahan dua milyar untuk merenovasi rumah agar kokoh hingga cucunya dewasa.&nb

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Negoisasi

    "Tadi malam, pas tengah malam Winda teriak ketakutan karena di kamar kalian ada hantunya. Awalnya kami nggak percaya, lalu melihat ada bekas cakaran di jendela kami berjaga dan tidur bareng. Papa pun inisiatif memanggil ustad untuk melihat," tutur Mama berhenti sebentar mengambil napas."Apa? Hantu, Ma?" tanya Sayid kaget."Iya, setelah ustad periksa bukan hantu melainkan kiriman orang untuk menakuti Winda," jelas Mama.Sayid mengernyitkan dahi lalu menggenggam tanganku. "Kamu nggak apa-apa, kan humairo?" tanya Sayid cemas.Aku menggeleng dan tersenyum, Mama menggeleng lega dan Papa hanya melengos. "Sayid, itu karena Winda nggak patuh sama Papa. Udah dilarang keluar tapi masih aja ngeyel, akhirnya terjadi seperti ini."Sayid menatapku meminta penjelasan. Aku pun menceritakan dari awal, Sayid mengangguk mendengarkan. Tiba-tiba dia tersenyum lalu mengatakan hal yang mengejutkan."Pa, Ma, gimana kalo Winda Sa

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Mendayung kenikmatan

    "Win, bagaimana kalo kamu tinggal di Abu Dhabi aja? Mungkin disana lebih aman dan nyaman buat kamu," cetus Mbok tiba-tiba dapat ide."Apa, Mbok?" tanyaku kaget takut salah dengar. Mbok tersenyum lalu mengulang lagi perkataannya. "Mbok bilang kamu tinggal aja dengan mertua di Abu Dhabi. Pasti disana nggak ada orang yang akan membuat hidupmu sulit.""Mbok yakin?" tanyaku tak percaya."Dulu, sewaktu Den Sayid melamar kamu Mbok dengar kalian akan tinggal disana dan kamu setuju saat itu kan?" Kata Mbok balik bertanya."Iya, Mbok! Tapi, semua keluarga Winda disini, Mbok pasti nggak mau kan kalo Winda ajak kesana?""Mbok disini aja, udah tua! Nanti merepotkan besan disana, lagian Mbok nggak terbiasa tinggal di luar negeri. Nanti Bapakmu mencari Mbok kalo Mbok tinggal jauh," ujar Mbok tertawa.Aku pun tersenyum dan menepuk tangan Mbok, ada-ada saja Mbok ini. Namun, jika dipikirkan apa yang dikatakan

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Teror kiriman orang

    "Bagaimana, Pak Ustad?" tanya Papa penasaran.Kami semua menanti apa yang akan disampaikan Pak Ustad. Apa memang benar hantu atau manusia, bila hantu toh rumah selama ini dalam keadaan aman. Namun, bila manusia sepertinya kurang kerjaan karena kamarku terletak diatas jadi siapa yang melakukannya."Kamar siapa yang diganggu tadi malam?" tanya Ustad menyelidik."Kamar putri saya, Winda," jawab Papa sambil menunjuk diriku.Pak Ustad memandangku tajam, lalu mengangguk. "Apa ananda Winda ada menyakiti seseorang?" tanya Pak Ustad padaku.Semua orang di ruangan menatapku, pertanyaan Pak Ustad membuat semuanya bingung. Tak terkecuali aku yang merasa tak pernah sekalipun mengganggu atau menyakiti orang lain.Aku menggeleng, kemudian balik bertanya pada Pak Ustad. "Memang kenapa, Pak Ustad?""Gangguan tadi malam adalah kiriman seseorang untuk menakuti kamu. Namun, dibalik itu ada dendam didalamnya. Mung

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Suara misterius

    "Dikamar Winda ada hantu, Ma! Winda takut!" kataku gemetar memeluk Mama."Apa? Hantu?" kata Mama terkejut."Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Papa begitu tiba di samping Mama. Haris juga keluar kamar dan mendekati kami."Kata Winda dikamarnya ada hantu, Pa!" jawab Mama sambil mengerinyitkan dahinya.Papa tertawa. "Mana mungkin ada hantu, selama ini rumah ini baik-baik aja kok. Ya kan Haris?" kata Papa beralih pada Haris."Bener, Mbak! Nanti Mbak cuma mimpi dan menginggau," sahut Haris setuju pada Papa."Ta-tapi tadi memang bener, Mbak udah bangun lalu mendengar suara cakaran di jendela loh," kataku tetap kukuh kalo aku tidak mimpi."Baiklah, kita lihat sekarang ke kamarmu!" seru Papa sambil berjalan masuk kamarku.Haris mengikuti langkah Papa, kemudian aku dan Mama dibelakang. Sambil memeluk Mama, mataku terus mengamati sekeliling kamar. Suara itu tak terdengar lagi."N

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Pacar Haris

    Beberapa kali panggilan ku tak dijawab. Lalu saat diangkat terdengar suara wanita diseberang sana."Halo, siapa ini?" tanyanya.Mengapa dia tanya, apakah di ponsel Sayid tak tertulis siapa yang memanggil. Sambil menggerutu aku pun mematikan panggilan dan membanting ponsel ke ranjang.Huh, dari tadi kenapa selalu terdengar suara perempuan. Siapa dia? Ah lebih baik aku tanya Sayid saja daripada terus menduga. Namun, tiap aku telepon Sayid entah keman dan lagi-lagi wanita yang sama.Lebih baik aku mandi saja, setelah itu turun kebawah untuk makan bersama Papa. Aku pun menyambar handuk dan masuk kamar mandi. Saat mandi entah mengapa terus terpikir Sayid, teringat akan mantan pacar Sayid.Ketakutan mulai menyelimuti hatiku, takut bila Sayid terpikat mantan pacarnya. Lamunanku tersentak kala mendengar ponsel berdering, gegas mengenakan handuk.Langsung menyambar ponsel setelah melihat dilayar siapa yang memanggi

  • Menjadi Cinderella Kaya Raya Setelah Dicerai   Menjenguk ibu

    Mobil yang disupiri Pak Rudi berhenti didepan gang. Untuk masuk kedalam mesti berjalan kaki karena gang terlalu sempit.Begitu kami turun dari mobil, banyak orang sekitar yang memperhatikan. Sambil mengangguk dan tersenyum, aku dibantu Mbok dan pak Rudi menurunkan barang.Sekitar lima rumah kami lewati, menyapa beberapa ibu-ibu yang sedang duduk santai. Aku mencoba ramah dan senyum, dibalas dengan senyuman mereka.Sampai di rumah kontrakan ibu terlihat sepi. Pintu rumah tertutup rapat. Kami menurunkan barang di lantai. Seorang ibu mendekat, sambil beramah tamah."Oh, ada tamunya Bu Bram ya! Kenalkan saya Bu Ani, tetangga sebelah kanan," katanya sambil menunjuk rumah."Iya, Bu Ani. Ibu ada dirumah?" tanyaku.Ibu itu menghela napas, menatap kami satu persatu. Aku menunggu dengan sabar apa yang akan diucapkannya."Semenjak menempati kontrakan ini, ibu Bram jarang sekali keluar. Bahkan kami nggak

DMCA.com Protection Status