***
Celine bangun keesokan paginya dengan perasaan tidak karuan. Saat ia menuruni tangga untuk menghindari Eldar. Rona memberitahunya bahwa Barra sedang mencarinya di bawah. Berita itu membuatnya kesenangan setengah mati. Mengetahui bahwa suaminya datang hendak bertemu dengannya.
Perasaannya mencelos saat tidak menemukan sosok Barra di lobby atau pintu masuk. Celine berlari ke parkiran dan mendapatkan mobil Barra yang pergi meninggalkan parkiran yayasan. Ia berusaha mengejar dan meneriakkan nama suaminya.
Nihil. Mobil Barra tetap melaju memberi lubang pada hatinya.
Rona lalu menghampirinya. Celine lalu bertanya apa yang disampaikan Rona saat Barra mencarinya, “Ap
***Barra mendengar teriakan suara perempuan dari balik balkon yang dilaluinya. Awalnya ia hanya mencari angin segar. Merasa panas sendiri karena tindakannya pada Celine di kamar mandi saat istrinya menantang Barra.“To-tolong! Lepas! Lepaskan aku, Eldar!”Barra dengan segera mengenal suara itu. Suara istrinya. Ia mencari-cari sisi balkon mana suara itu berasal. Ternyata balkon yang berada di sudut lantai gedung. Barra memicingkan mata karena sudut balkon tersebut kebetulan tidak dilengkapi lampu sudut seperti balkon-balkon di pinggirnya.Langkahnya melesat sekuat tenaga. Eldar bisa saja melakukan tindakan nekat lain terhadap Celine. Begitu sampai pada balkon yang dimaksud, Barra menarik ujung jas Eldar dan melempar pria itu ke sisi dinding l
***Ini adalah momen pertama kali bagi Celine menyatakan cinta pada suaminya. Bukan mau mengorek luka atau memperkeruh suasana. Tapi, ia masih penasaran mengapa Barra tidak bertanya lebih lanjut mengenai hubungannya dengan Eldar? Apa yang mereka lakukan di balkon? Mengapa Eldar menyerangnya?“Sayang.”“Uhm.”“Kau tidak ingin tahu kejadian sebenarnya di bar saat aku terlihat bermesraan dengan Eldar dalam sebuah foto?”Barra menggeleng.“Kau tidak ingin mengetahui apa yang Eldar lakukan di yayasan Hop
***“Sayang, apa yang disampaikan Ella semua ada benarnya. Aku tidak mau identitas Lola dikonsumsi publik hanya karena kasus yang menimpaku,” Barra membuka kancing kemeja dan masuk kamar mandi.Keduanya sudah pulang dari kantor Ella. Kuasa hukum Barra tersebut bukannya menolak ide untuk memasukkan dirinya ke daftar saksi yang dapat meringankan Barra bawah suaminya memang tidak bersalah terhadap tuduhan pengadilan.“Aku juga sepakat soal itu. Apa kita tidak bisa menyimpan informasi tentang Lola?”“Ella kan sudah menjelaskan mekanisme pertanyaan untuk para saksi. Bukan hanya dia sebagai pengacara pembela yang akan bertanya padamu di ruang sidang. Ada jaksa penuntut umum yang pasti memilik
***“Apa ada hal khusus yang kau bicarakan dengan Ella beberapa hari lalu?” Celine menatap suaminya dengan pandangan curiga.“Bahas persidangan. Bahas kemungkinan Dewan Direksi akan dikuasai Zoraya karena kini tiga puluh persen anggota direksi sudah berada di sisi perempuan iblis itu. Bahas tentang polosnya dirimu,” celoteh Barra dengan enteng.“Kau membahas kepolosan istrimu dengan sahabat sang istri?” Celine mendorong Barra ke atas ranjang mereka karena kebetulan suaminya sedang bersiap mengenakan kemeja.“Sayang, aku bukannya menolak ide liar yang akan kau praktekkan padaku sekarang,” protes Barra, “Tapi sebentar lagi aku harus menemui janji penting di bawah.&
*** Barra boleh bernafas lega karena Celine memberi mandat dan kepercayaan seutuhnya. Ide yang dipikirnya akan ditolak Celine atau istrinya akan beranggapan negatif. Hidup memang taman bermain. Saat kita membutuhkan sesuatu dan kita mengejarnya mati-matian ternyata hal yang kita cari ada di depan mata. “Jim, Pak Jhon sudah memberi kabar?” Barra menatap asistennya dari balik meja kerja. Jim menggeleng, “Saya sudah tanyakan pada Sekretaris Pak Jhon. Pesannya Bapak nanti yang akan menghubungi Pak Barra.” Barra mengusap janggutnya yang belum dicukur halus. Celine lebih menyukai jika jenggotnya sedikit kasar. Istrinya akan memekik kegirangan saat Barra mengusap janggut pada garis leher Celine.
***Celine sedang mematut diri di depan cermin. Ia merapikan dress berwarna cream selutut yang dikenakannya hari ini. Seminggu berlalu setelah kejadian Barra menemukan keberadaan Zoraya di sekolah Lola. Hari ini adalah sidang pembuktian untuk kasus yang menimpa suaminya.Semalam Celine meminta agar diperbolehkan hadir dalam persidangan Barra. Hal ini dilakukannya sebagai bukti dukungan pada suaminya.“Sayang, kau tidak perlu hadir. Doa dan kepercayaanmu terhadapku sudah lebih dari cukup,” ujar Barra sambil memeluk istrinya dari belakang.“Jangan mencoba mengubah keputusanku. P
***Setelah melewati malam penuh huru hara bersama istrinya, Barra yang tidak bisa tidur sepanjang malam memutuskan menyalurkan setengah sisa energinya untuk lari pagi. Meski udara pagi itu sebetulnya tidak bersahabat karena mendung, ia tetap memaksakan diri. Barra butuh sesuatu yang bersifat fisik untuk mengalihkan perhatiannya.Semalam istrinya marah besar saat Barra memberinya ide untuk pergi menyusul orang tua Barra dan tinggal sementara di sana. “Sayang, bagaimana jika kau dan Lola untuk sementara waktu menyusul orang tuaku?” Kalimat pembuka Barra pada istrinya selepas ia membersihkan badan.Celine yang sedang mengoleskan body butter tipis-tipis di sepanjang
***Tanpa bertanya pada Barra, Celine sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan kemenangan besar yang dikatakan Zoraya Kusuma padanya tadi. Celine mengantar Lola pulang lalu kembali pergi. Ia ada urusan di kantor Hope Foundation, Rona mendadak menghubunginya dan mengatakan ada hal penting yang ingin disampaikan.Tidak terlalu curiga dengan kabar Rona, kepala rumah tangga di yayasan tersebut. Celine berangkat sendiri tanpa mengabari suaminya lebih dulu. Ia tahu Barra saat ini sedang terpukul dengan kenyataan bahwa Zoraya berhasil masuk dalam dewan direksi PT. Hijau Hutama.Celine memarkir mobilnya seperti biasa. Kondisi yayasan juga cukup sepi. Mobil yang kini terparkir hanya mobil operasional milik yayasan dan miliknya. Ia mengunci pintu mobil dan memasuki gedung.&ldquo