Ludas kamu bicara soal kebohongan,sedangkan kamu sendiri tadi baru saja membohongi ibu kandungmu sendiri,memang benar aku membohongi ibu dan adik kamu,terapi itu semua hanya untuk membersihkan jejahatan yang kamu lakukan,sedangkan kamu membohongi adik dan ibu kamu sendiri hanya untuk melancarkan aksi kejahatanmu Ludas,harusnya kamu malu,kamu memperlakukan ibu kandung kamu sendiri d enfan membuat dia malu,satu Indonesia tahu kalau dia memiliki anak Teroris Mafia kelas atas,kamu sebagai putranya hanya membuat adik kami da ibu kamu malu saja,tidak bisa di bayangkan jika mendiang ayah kamu masih hidup,dan ia melihat apa yang di lakukan putra kesayangannya."
"Tutup mulutmu selamat tinggal Edra."
Derrrrrrrr.......".
Suara bunyi tembakan terdengar bersumber dari ledakan senjata api
Ludas menoleh ke arah belakangnya,betapa terkejutnya ia melihat sosok wanita yang ia kenal sudah menembaknya dari belakang wanita tersebut tidak lain dan tidak bukan ternyata Namira,"Ya"Iya,"Tentu nanti setelah kamu pulih dari rasa lemas karena kamu baru saja menyumbangkan darah untuk Ludas.""Aku tidak apa-apa,ayolah kita ke ruangan dr susilo,aku sudah tidak punya waktu,jika ka Ludas sudah sadar aku akan langsung ngomong sama ka Ludas.""Ya sudah kalau itu mau kamu,ayo kita ke ke ruangan dr Susilo."Mereka mendatangi rumah sakit besar yang menangani penyakit Namira dan sangat mengejutkan di sana Namira bertemu dengan orang yang sangat ia kenal dengan bak,seseorang di dalam masa lalunya ."Pagi suster ,saya sudah ada janji dengan dr Susilo Jatmiko hari ini,ingin membahas tentang oprasi pita suara.""Mohon maaf pak,dr Susilonya mendadak sekali ada seminar di luar negri,mungkin pulangnya bulan depan,tetapi di sini ada dokter penggantinya ko.Apa bapak berkenan?""Oh...iya boleh sus.""Oke mari saya antar ke ruangannya."Mereka pun bergegas menuju ruangan dokter pengganti dokter Susilo,dan betapa ka
Edra mencari tempat yang nyaman untuk menelpon ia pun mulai memegang ponselnya."Halo ibu.""Ada apa nak Edra telpon ibu?"jawab ibu dengan nada sedikit ketus."Bagaimana kabar ka Ludas bu?""Ludas belum sadar dari komanya.""Oh...,"Ibu,saya mau memberitahukan bahwa Namira,sekarang sedang proses oprasi pita suara ,dan semua ini atas dasar keinginan Namira sendiri bu.""Alhamdulillah akhirnya Namira mau untuk oprasi pita suara.Lalu bagaimana dengan biyaya oprasinya nak Edra?""Soal itu,ibu tenang saja ,nanti saya yang akan bertanggung jawab,saya itukan suaminya Namira bu,masa istri sendiri sedang butuh bantuan tidak di bantu.""Mohon maaf nak Edra nantikan nak Edra akan berpisah dengan Namira,nanti ibu dan Namira akan kembalikan uang nak Edra secepatnya.""Tidak perlu bu!"Oh iya bu,apa ibu kenal dengan dr Bagja?""Bagja,"Nak Bagja maksud nak Edra?""Iya bu,yang ciri-cirinya orangnya matanya sipit,hidung
Setelah mendengar siapakah sosok Bagja,Edra langsung memutuskan untuk membatalkan oprasi Namira,Edra akan membawa Namira ke rumah sakit luar negri.Dengan langkah terburu-buru kakinya melangkahkan ke arah tempat Namira ."Tunggu!""Ada apa?" Tanya Namira ."Kita batalkan oprasi ini Namira!"Ayolah kita pulang!"Aku punya kenalan dokter luar negri akan lebih baik jika kamu nanti berobat di luar negri aja ya!""Kenapa Mas Edra punya ide mendadak begitu?"Sudah nanggung Mas,kalau ke luar negri kejauhan.""Ya,"Karena.Kamu minta mendadak buru-buru oprasi pita suara,kamu juga minta di oprasinya juga dadakan,sedangkan dulu kamu tidak mau di oprasi ,padahal aku sudah susah payah membujuk kamu supaya mau ikut oprasi pita suara.""Ya bukan begitu mas,maksudku ini semua sudah terlanjur,aku sudah selesai menjalani prosedurnya di rumah sakit ini mas, tinggal masuk ruang bedah aja Mas.""Aku mau yang terbaik untuk kamu Nam
"Tidak."Aku tidak akan pernah bercerai dengan kamu Namira,kamu gak boleh meninggalkan aku Namira,kamu istri aku Namira,jangan tinggalkan aku,Namira aku sangan mencintaimu."Tutur Edra di ruang tunggu oprasi hingga ia terjatuh oh ternyata ia hanya bermimpi.Lalu tiba-tiba datanglah ibunda Namira.Yang sudah menyaksikan dan mendengar Edra bermimpi tentang Namira dan menyebut-nyebut tentang Namira."Nak Edra kenapa?"Memang tadi bermimpi tentang Namira?"Sampai -sampai nak Edra menyebut-nyebut nama Namira.""Iya bu ,saya bermimpi tentang Namira ,di mimpi itu Namira meninggalkan saya lalu menikah dengan laki-laki lain bu."Jika seseorang bermimpi kehilangan seseorang atau di tinggalkan seseorang itu tandanya ia mencintai orang uang sefang di impikannya tersebut.Apa jangan-jangan Edra mencintai Namira diam-diam,tapi itu sangat mustahil,Edra ini kan tidak tertarik sama perempuan,tapi ini aneh sih seharusnya setelah semua yang terjadi Ludah sud
"Apa ibu Kirana hanya punya satu anak saja?""Tidak bu,saya punya dua anak?""Boleh saya tahu identitas semua anak?""Iya boleh bu ,anak pertama saya bernama Edro prakasya,anak kedua saya bernama Edra Prakasya,saya punya anak kembar laki-laki.""Tolong beritahu saya sedetail-detailnya tentang anak kembar ibu,saya melihat Edra itu sepertinya tidak ada hal yang menyimpang dari Edra,Edra terlihat seperti laki-laki sejati,bahkan dia bermimpi menyebut nyebut nama Namira,apa seorang yang tidak tertarik pada wanita apa iya bisa sampai memimpikan wanita.""Sebenarnya Edro itu bukan Edra,Edra bukan Edro.""Ibu Kirana membuat saya bingung apa maksud ibu Kirana bilang begitu?""Sebenarnya anak saya yang pertama bernama Edro Prakasya,dialah yang sebenarnya seorang gay,sedangkan Edra Prakasya itu laki-laki normal,harusnya ibu jangan terlalu percaya sama ibu Ribka,iya memang benar dia itu teman saya,tapi dia hanya tahu sepenggal kisah dari anak-ana
"Anda ini seorang dokter,berpendidikan tinggi,tolong jaga tatak rama anda,jangan pernah pegang-pegang tangan istri orang!""Justru karena saya seorang dokter jadi saya berhak memegang tangan,dada, dan bagian tubuh dari pasien saya,dengan tujuan ingin menyembuhkan pasien-pasien saya,bukan karena hawa nafsu sesaat,saya wajib dan harus menjaga ,memastikan pasien-pasien saya dalam kondisi baik-baik saja.""Sekarang dokter boleh pergi,ada saya suaminya yang akan jaga 24 jam,untuk istri saya."Tutur Edra dengan menekan kata istri saya dengan penuh ketegasan.Mendengar Edra dan Bagja ribut Namira,menuliskan kata-kata."Kalian tidak perlu ribut di sini,aku baru saja selesai oprasi,aku butuh ketenangan,aku mau istirahat,tolong aku mau sendiri,tinggalin aku sendiri."Tulis Namira sambil mengepalkan kedua tangannya seraya memohon."Iya Namira dimana-mana seorang dokter kerika menangani pasien jika sudah tidak ada lagi keperluan itu pergi dari ruangan pasien,buk
"Kaka sudah sadar ?"Turut Namira masih menggunakan bahasa isyarat."Iya,kaka mu sudah sadar.""Aku mau ikut.""Jangan dulu,kamu belum sembuh benar.""Ayolah aku mau ikut aku mau tahu kondisi ka Ludas kaya apa,aku pakai kursi roda ya please.""Oke,Baiklah aku cari kursi roda dulu,kamu tunggu di sini!"Edra menanyakan apakah ada kursi roda yang akan di pergunakan untuk orang yang sedang membutuhkan pinjaman kursi roda,Edra berkata jika sudah selesai kursi rodanya akan segera di kembalikan,untungnya para perawat tidak mengetahui kalau kursi rodanya untuk Namira,kemungkinan jika mereka tahu mereka tidak akan mengijinkan."Namira aku dapat kursi rodanya,sebentar aku angkat kamu dulu ya."Edra mengangkat tubuh Namira ke arah kursi roda,untuk pertama kalinya mereka bersentuhan begitu dekat,Edra pernah menatap Namira ,tapi itu ia lakukan ketika Namira sedang tidur,mata dan mata saling menatap sudah hampir dua bulan mereka menikah.
"Awalnya tujuanku menikahi Namira itu hanya untuk mempermudah misi pekerjaanku,tapi setelah selang beberapa hari ,selang berapa bulan,aku merasakan sesuatu,dulu aku pikir pernikahan yang tidak di inginkan dan tidak aku impikan itu akan berakhir dengan cepat,tapi ternyata aku salah aku terjebak dengan drama yang sudah aku buat,dulu ketika melamar Namira aku menyuruh ibuku berpura-pura mengidap sebuah penyakit sehingga umurnya tidak lama lagi,aku membuat drama begitu supaya Namira segera mau menerima lamaranku,karna yang aku lihat Namiravitu gadis penuh kelembuatan dan penuh kasih sayang.dan berharap pernikahan ini akan berakhir dengan cepat,tapi ternyata aku salah,aku terjebak di dalam pernikahan ini,lama-kelamaan aku menikmati peran ku sebagai suaminya,aku menikmati saat-saat dia membutuhkan pertolonganku,aku menikmatinya jika dia bergantung pada ku,aku menikmati membantunya,dan aku menikmati cinta yang sedang aku rasakan untuknya.Aku mencintainya,tapi aku tidak ta
"Namira maafkan aku, sekarang aku sudah tidak bisa memberi uang belanja banyak, seperti dulu kala.""Gak papa mas, sebagai istri aku hargai keputusan kamu untuk mengundurkan diri dari pekerjaan kamu yang dulu, aku paham dan aku bisa ngertiin keputusan kamu mas, aku dukung kamu mas, uang blaja yang kamu kasih udah cukup ko, buat makan kita sehari-hari.""Iya, sekarang memang cukup, tapi nanti kalo anak kita mulai sekolah, yang segitu pasti kurang.""Ya kan nanti aku bisa jualan Mas.""Jualan,"Kamu mau jualan apa?""Apa aja , nasi goreng, atau tahu gejrot.""Kamu ini, ngurus anak aja kamu capek banget.""Gak papa kan aku bantu suami sendiri.""Terimakasih ya, kamu udah jadi istri yang baik untuk aku.""Sama-sama mas, terimakasih juga kamu juga sudah jadi suami yang baik untuk aku dan juga sudah jadi ayah yang baik untuk Salman."Oh sungguh bahagia hidup bersama keluarga, penuh kasih sayang mesra, rukun damai sejahtera rumahku itulah surgaku di dunia oh sungguh bahagia. Gumam Namira.Nam
"Itu tidak akan terjadi, kamu sudah di tangkap Toni."Jawab Edra.Beberapa menit kemudian Edra menemui Ludas di ruang tahanan ."Kak,ada Ranti mau bertemu ka Ludas, Ranti itu cinta mati sama ka Ludas, dia sanggup menunggu ka Ludas."Tutur Edra"Tapi orang tuanya sangat benci sama aku." Jawab Ludas."Aku tidak punya alasan lagi untuk menerima dia kembali."Sambung Ludas lagi."Kalau sudah menyangkut orang tua memang susah sih Ka.""Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik buat anaknya.""Terus kaka mau putusin Ranti?""Entahlah, itu membuatku lelah, ini semua sangat melelahkan.""Kenapa kamu jadi ikut-ikutan panggil aku dengan sebutan ka.""Soalnya di suruh Namira.""Ayolah kita ini kan seumuran.""Nanti Namira bisa ngambek kalau denger aku panggil kaka pake nama doang.""Kak, sekarang kaka sudah menjadi paman, karena Namira sekarang sudah melahirkan.""Benarkah."'Iya nanti aku vidio call ya."Edra menelpon Namira, Ludas melihat wajah keponakannya itu lewat siaran vidio call, Lud
"Nak, maapin ayah ya nak'ayah gak bisa temenin kami di saat-saat kamu akan lahir ke dunia ini, kamu harus tahu sudah datang sekali sama kamu Nak."Sambung Edra kembali sambil mencium perut sang istri.Esok harinya Edra mengantar sang istri, ibu mertua dan ibu kandungnya, mereka di asingkan ke tempat yang di rasa jauh lebih aman,mereka berangkat menggunakan pesawat terbang milik pertahanan negara, pesawat terbang milik TNI angkatan udara."Nak, hati-hari di jalan ya'Nak ayah pasti akan merindukanmu, sayang kamu masih ingat kan nanti kalau anak kita lahir nama calon anak kita masih kamu hafal?"Tanya Edra."Iya masih mas."Jawab Namira sambil mengangguk."Nak nanti kalau mau lahir, jangan lama-lama ya di dalem, kasihan ibu kamu, nanti kalau mau lahir kamu gak boleh bikin mamah kelamaan ngerasain sakit ya nak, yang nurut yang cepet keluarnya ya Nak!" Tutur Edra sambil mengelus-elus, dan mencium perut Namira.Tak terasa air mata dari keduanya mengalir, Namira tak kuasa harus berpisah dengan
Sebenarnya Ludas juga sangat merindukan Ranti, sudah bertahun-tahun Ludas berpisah jarak dengan Ranti, Ludas pikir Ranti akan meninggalkan nya sendirian, tapi kenyataannya Ranti memilih setia menunggunya.Hari silih berganti, bulan silih berganti bulankandungan Namira sudah semakin membesar, kini kandungannya sudah berkisar tujuh bulan, perutnya nampak sudah mulai membesar, berita tentang selamatnya Namira dan Edra terdengar oleh Toni, Toni tidak menyangka ternyata Edra dan Namira bisa selamat dari ledakan bom yang dulu ia pasang, Toni merencanakan berencana menculik Namira dengan cara menyamar sebagai dokter kandungan, namun semua trik dan rencananya sudah tercium oleh tim Intel, Namira di perintahkan untuk pergi dari kampung halamannya, Namira akan di asingkan ke luar negeri agar persalinannya berjalan dengan lancar dan selamat."Komandan Edra sepertinya mayor harus berpisah dengan sang istri , karena istri komandan harus di asingkan ke sebuah tempat demi keselamatan istri komandan
"Terimakasih dokter kita pamit pulang dulu dokter."Tutur Namira.Mereka pun pulang dengan membawa rasa tak sabar ingin cepat-cepat janinnya terlihat dan detak jantungnya terdengar."Andai saja Ludas menculik kamu pada saat kita pengantin baru, mungkin sekarang kamu sudah melahirkan."Tutur Edra."Mas kok ngomongnya gitu sih.""Salah masudnya kalau aja,aku eh maksudnya kalau aja,malam pertama kita sudah kita lakukan di awsl kita menikah ,kamu pasti udah hamil,bahkan kamu bisa jadi udah melahirkan.""Mas gak ada yang lebih indah dari rencana Allah,rencana Allah memang di luar dugaan kita.""Iya ,kamu benar Namira, kehendak Allah itu memang indah, meski di awal sangat pahit,tapi setelah semua ini kita mengikuti takdir yang Allah rencanakan." Ujar sang ibuSetelah sampai di rumah, Edra dan Namira berbaring sejenak sebelum mereka menyantap hidangan makan malam yang sudah di masak ibu."Aku udah siapin nama untuk calon anak kita."Tutur Edra." Mas kayaknya udah gak sangat ya mau cepet-cepet
Semua warga terkejut ternyata Edra itu menyamar dan seorang anggota Intel."Nah,ibu-ibu bapak-bapak. Saudara Edra sudah cukup jelas memberikan pernyataan, jadi ibu-ibu dan bapak-bapak jangan mudah terprofokasi.Dan tentang urusan Ludas,biarkan polisi yang mengurusnya,kita tidak perlu ikut campur urusan keluarganya ibu Aminah,karena negara kita ini negara hukum,sudah saya kira masalah ini sudah selesai ,mari sekarang kita semua bubar!" Edra Memutuskan untuk membawa Namira pergi ke kota, karena ia merasa di kampungnya Namira sudah tidak aman dan nyaman untuk Namira tinggal."Namira kamu sama ibu ikut aku aja ya ke Jakarta, aku takut nanti bibi Ribka berbuat hal-hal yang gak baik lagi, apalagi kamu sekarang lagi hamil anak aku.""Ibu di sini saja, tapi kalau Namira ibu rasa ikut nak Edra saja.""Kenapa ibu gak mau ikut Edra Bu?""Karena ibu lebih betah di kampung, dari pada tinggal di kota, ibu dari kecil sudah biasa hidup di kampung.""Tapi ibu kan belum sembuh benar, aku kawatir kalau
"Aku tidak mengarang cerita, memang Mba Elvira itu seorang ibu yang gagal, dia tidak becus mengurus anak-anak nya, di mulai dari putranya yang di tangkap polisi terus Namira yang hamil hasil kumpul kebo." Tutur Bibi Ribka"Tutup mulut kamu Ribka." Sambung ibu Aminah."Loh,"Emang kenyataannya Ludas di tangkap polisi kan."Ujar bibi Ribka"Perkara tentang Ludas di tangkap polisi itu memang benar, tapi perkara tentang Namira hamil karena hasil kumpul kebo itu adalah fitnah kejam." Tutur Edra."Bibi Ribka,dendam itu seperti racun pekat yang ada di dalam hati , berdamailah dengan masa lalu bibi,pak Lurah dan warga setempat, perkenalkan nama saya'Edra Prakasya, dan saya punya saudara kembar bernama' Edro Prakasya, saya adalah salah satu anggota dari tim badan Intelejen negara republik Indonesia, yang sedang menyamar sebagai Edro, dan saya itu laki-laki normal, anak yang ada di dalam perut istri saya itu adalah anak saya, sebenarnya sosok laki-laki yang sering di sebut-sebut gay itu adalah ka
"Namira."Sahut Bagja."Kang Bagja, eh maaf dr .Bagja, dokter lagi ada di kampung?""Iya, aku ambil cuti, ijin pulang kampung, kamu lagi ada di kampung juga?""Iya dokter, ibu lagi sakit, tapi sekarang udah mendingan, udah sehat sekarang mah.""Oh.""Duluan ya dokter, mau pulang.""Iya."Tak terduga mendadak kepala Namira terasa pusing, dan Namira terjatuh pingsan, dr. Bagja yang belum jauh berjalan langsung menolong Namira yang terjatuh pingsan, dr. Bagja membawa Namira ke pukesmas terdekat di desa itu, di pukesmas itu Bagja langsung memeriksa keadaan Namira."Nampaknya tidak ada gangguan di tenggorokan bekas operasinya, ada hal lain yang menakutkan Namira jatuh pingsan." Tutur Bagja kepada salah satu nakes di pukesmas tersebut.Bagja pun meminta bantuan bidan yang sedang berjaga di pukesmas tersebut, terang saja dugaan Bagja benar Namira sedangberbadan dua. Berita tentang ketuhanan Namira sontak membuat heboh dan menggemparkan isi jagat raya desa itu, bagaimana mungkin Namira yang b
Jadi nggak Edra sudah jujur sama Namira?" Tanya ibu."Iya Bu, Masa Edra udah cerita semua tentang dirinya sebenarnya, kita sudah resmi jadi suami istri beneran Bu.""Ibu bahagia sekali mendengar rumah tangga kalian baik-baik saja, ibu berharap kamu bahagia selalu sama suami kamu ya nak."Tiba-tiba terdengar suara bunyi ponsel Edra berbunyi Edra di hubungi Letnan untuk melakukan seribuan misi dalam pekerjasnmenjadi, Edra di minta untuk datang ke markas sekarang juga."Namira, aku harus pergi untuk menemui Letnan aku ada tugas di markas, aku di minta untuk datang menghadap Letnan, aku Pamit untuk pergi kembali ke kota ya, ibu Edra pamit ya, ibu cepet sembuh ya.""Ya mas baru aja kita sampe.""Ini sudah jadi tugas Namira aku harap kamu ngerti ya sayang.""Iya Mas, hati-hati di jalan ya mas".Edra pergi meninggalkan Namira di kampungnya karena tugas dari pekerjaannya, Namira tinggal di rumahnya sendiri untuk mengurus ibunya yang sedang sakit, di lain hari tepatnya pagi-pagi sekali terdeng