“Kalian pergilah terlebih dahulu. Aku akan menyusul,” kata Brent dengan eskpresi wajah yang dingin. Dia tampak tidak ingin diganggu atau dibantah.Beverley tidak mengerti apa masalahnya, tapi dia terlalu malas untuk bertanya. Akhirnya dia bersama dengan Jace melanjutkan langkah ke kamar hotel yang akan mereka tempati.Sementara itu, Brent berjalan menuju ke koridor di mana sebelumnya dia melihat seorang wanita yang sangat dikenal. Tangannya merogoh ponselnya lalu segera menelepon seseorang. Beberapa saat kemudian, suara manis kekasihnya terdengar.“Halo, Sayang. Apa kau sudah sampai di Hawaii?” tanya Natalie.“Aku tiba di sini beberapa saat yang lalu,” jawab Brent tanpa ekspresi. “Apa kau masih sibuk dalam sesi pemotretan di studio?”Natalie tidak langsung menjawab. Wanita itu kemudian tertawa kecil. “Aku sedang beristirahat sejenak. Hari ini sangat melelahkan. Aku tidak bisa mengobrol banyak denganmu.”“Oh ya?” Brent menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu kamar yang tertutup.
Beverley tidak begitu peduli dengan Brent yang masih belum kembali. Saat ini dia sudah sampai di kamar dan menerima beberapa arahan dari staf hotel. Setelah mereka pergi, dia segera mengagumi seluruh kamar yang sangat luas itu.Itu benar-benar kamar yang menakjubkan. Selain kamar tidur utama, ada juga ruang tamu yang cukup besar dan dapur yang dilengkapi dengan pantry, bar mini, dan mesin pembuat kopi. Kapan lagi dia memiliki kesempatan untuk menikmati kemewahan seperti itu?Ranjang king size-nya dihiasi dengan handuk-handuk yang dibentuk menjadi dua angsa yang saling berhadapan. Ada lilin-lilin cantik dan taburan bunga mawar segar di sekitarnya.Beverley mendengkus. “Jadi, Carol bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Tapi ini tidak akan berguna,” komentarnya.Kemudian dia membuka pintu kaca yang mengarah ke teras balkon yang cukup luas. Teras itu menghadap langsung ke laut. Itu tempat yang sangat strategis untuk menikmati keindahan Pantai Waikiki.Ini sudah hampir senja. Beverley ingin
“Aku tidak akan keluar selama tidak ada pakaian yang bisa aku pakai!” seru Beverley yang kemudian menutup pintu kamar mandi dengan cukup keras.Brent mendengkus. “Terserah,” gumamnya dengan dingin. Dia meninggalkan Beverley lalu mulai sibuk dengan laptop dan pekerjaannya.Sementara itu, Beverley menunggu di dalam kamar mandi dengan sabar. Namun, setelah waktu yang lama, tidak ada seorang pun yang datang mengantarkan pakaian. Dia menjadi kesal. Apakah Brent menipunya?Dia kembali membuka pintu lalu bertanya, “Brent, kenapa masih belum datang juga?!”Brent tidak menjawab pertanyaannya. Dia menjadi tidak sabar dan memilih keluar dari kamar mandi untuk memastikan apakah pria itu masih di kamar.Samar-samar suara Brent terdengar dari ruang tamu. Pria itu sedang menelepon seseorang. Beverley hanya mendengar beberapa kalimat sebelum akhirnya pria itu menutup teleponnya. Tepat setelah itu, bunyi ketukan pintu terdengar.Kemudian Brent membuka pintu yang langsung memperlihatkan Jace yang sedan
Beverley kembali ke kamar dengan wajah lesu. Dia membuka pintu dan langsung melihat Brent yang menunggunya di sofa dengan penampilan yang rapi. Pria itu menatapnya dengan tajam.“Kenapa kau lama sekali!” Brent terdengar jengkel. Beverley menghela napas lalu tanpa mengatakan apa-apa langsung masuk ke kamar mandi.Brent mengerutkan kening. Kenapa wanita itu terlihat kesal dan tidak bahagia? Dia pun menunggunya keluar sambil mengemasi beberapa barang yang akan dibawa pergi tak lama lagi.Setelah beberapa saat, akhirnya Beverley keluar dari kamar mandi. Brent langsung memerintah, “Bersiaplah! Kita harus pergi menemui calon investor.”“Apa?” Beverley segera menggeleng. “Tidak. Aku lelah dan tidak ingin ke mana-mana. Kau pergilah sendiri,” ucapnya sambil berjalan ke dapur.Dia membuka kulkas kecil dan mengambil air mineral. Ketika dia hendak membuka tutup botolnya, Brent langsung merebutnya. “Kau harus ikut.”“Brent, berhentilah memaksaku!” Beverley berseru dengan kesal. “Jika aku mengataka
“Itu tidak benar, Brent.” Beverley menggelengkan kepalanya beberapa kali. “Aku sama sekali tidak mengenalnya. Pria itu menabrakku dengan keras, lalu mencoba menahan tubuhku yang hampir jatuh.”Brent mengerutkan kening. Dia mengangkat pergelangan tangan Beverley yang tadi pagi sempat memerah. “Lalu bagaimana dengan ini?” tanyanya penuh selidik.Beverley tidak tahu harus mengatakan apa. Jika dia memberitahu Brent tentang tindakan buruk Natalie, apakah pria itu akan percaya?“Lihat, kau bahkan tidak bisa menjawab!” Brent menggertakkan giginya. “Apakah pria itu melakukan kekerasan kepadamu padahal dia tidak mengenalmu? Atau apakah kau akan mengatakan dia melecehkanmu seperti kau selalu menuduhkan itu padaku?”Kata-kata itu membuat Beverley marah. “Dia tidak melakukan itu tapi apa yang kau lakukan di masa lalu adalah nyata!”Brent tertawa mengejek. “Omong kosong!”“Kau tidak pernah mau mengakuinya bukan? Dasar pria brengsek!” Beverley memaki. “Tanyakanlah pada kekasihmu kenapa foto seperti
Pada hari berikutnya, Beverley dan Brent akhirnya kembali ke Los Angeles. Itu lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan. Namun, tidak ada satu pun yang merasa keberatan dengan itu.Setelah melakukan penerbangan panjang, mereka akhirnya sampai di bandara. Brent pergi lebih dulu, meninggalkan Beverley kepada Jace. Pria itu terburu-buru karena suatu urusan.“Ma’am, biarkan aku membantumu,” ucap Jace yang hendak memapah Beverley. Dia khawatir dengan luka di telapak kakinya yang belum sembuh.“Tidak perlu, Jace. Aku hanya akan berpegangan padamu.”Jace akhirnya mengulurkan tangannya dan menuntun Beverley keluar dari bandara. Mereka langsung masuk ke mobil yang sudah lama menunggu dan dengan cepat kembali ke rumah.Sementara itu, Brent bukan pergi untuk urusan pekerjaan melainkan untuk menemui Natalie. Dia masuk ke sebuah apartemen mewah yang dihuni oleh orang-orang kaya dan bergengsi. Keamanan privasi di sana sangat tinggi yang membuatnya merasa lebih tenang.Dia naik ke lantai 12 lalu berja
Brent berjalan cepat masuk ke mobilnya. Dia membuka dua kancing kemejanya lalu menggulung lengannya. Rasanya sangat panas dan gerah.Ryan yang duduk di kursi kemudi menatapnya dengan sudut alis terangkat. “Apa yang salah? Apa kau baru saja keluar dari tungku api?”“Jalankan mobilnya sekarang!” Brent sedikit menggeram. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu meningkatkan suhu AC di mobilnya.“Aneh sekali.” Ryan bergumam sambil melajukan mobil meninggalkan wilayah apartemen.Sepanjang jalan Brent merasa frustrasi. Dia membuang napas berkali-kali. Kali ini sudah terlalu jauh. Gairahnya sudah meledak di ubun-ubun dan dia butuh pelampiasan.“Apa yang salah denganmu?!” Ryan dengan kesal kembali bertanya. Dia merasa sangat terganggu dengan Brent yang tidak bisa duduk diam dengan tenang.Dia menoleh ke samping dan memerhatikan Brent dari atas ke bawah. Dengan cepat dia langsung mengalihkan tatapannya ke jalanan. “Sial! Apa kau sedang terangsang sekarang?!”Brent merasa ingin memukul Rya
Makan siang akhirnya dilakukan. Ada banyak jenis makanan di meja, tapi Brent lebih tertarik dengan mac and cheese buatan Beverley. Dia ingin tahu apakah wanita itu bisa memasak dengan baik.Dia segera mengambil garpu dan mencicipinya. Awalnya dia tidak berharap banyak, tapi rasanya ternyata sangat enak. Itu terasa seperti meleleh di mulutnya. Dia langsung menyukainya.“Bagaimana? Apa rasanya enak?” Michael bertanya dengan penasaran.Brent berdeham, lalu tersenyum. “Istriku memasak dengan baik,” katanya sambil menatap Beverley dengan intens. Wanita itu hanya mengusap lehernya dengan canggung.Michael tertawa kecil. “Sepertinya aku tidak salah memilih menantu,” ucapnya dengan senang. Dia langsung melanjutkan makan siangnya dengan lahap.Sementara itu, Beverley tidak banyak bicara. Ini adalah pertama kalinya dia duduk dan makan bersama Brent maupun ayahnya. Jadi, dia merasa tidak terbiasa.Pada saat itu, tiba-tiba Brent menggeser piring berisi taco ke hadapannya. Dia menatapnya dengan ti
Brent dan rekan-rekannya berhasil mengumpulkan bukti-bukti kejahatan Natalie dalam waktu tiga hari yang singkat. Mereka menyerahkannya kepada pihak kepolisian hingga akhirnya penangkapan pun dilakukan.Beverley ikut dalam penangkapan itu. Pada awalnya Brent melarangnya, tapi dia bersikeras ingin ikut. Dia ingin melihat apakah Natalie akan mengakui kejahatannya.“Dia memiliki niat untuk mencelakaimu, Sayang,” ucap Brent saat mobil yang mereka tumpangi sampai di apartemen Natalie. Dia menatap istrinya itu dengan lembut. “Jangan sampai dia melakukannya lagi.”“Jangan khawatir, Brent. Dia tidak akan melakukannya karena kita datang bersama petugas polisi.”Brent akhirnya mencium keningnya dengan penuh cinta. “Baiklah. Ayo turun.” Dia membuka pintu lalu menuntun Beverley keluar dari mobil.Beverley tertawa kecil. Sejak mengetahui kehamilannya, sikap Brent menjadi lebih lembut padanya. Pria itu juga akan mengabulkan apa pun keinginannya. Dia begitu manis dan penuh kasih sayang.Para petugas
Kematian Chris merupakan pukulan berat untuk Brent dan Michael. Chris telah banyak merugikan mereka dan menyebabkan banyak masalah untuk keluarga. Namun, mereka sama sekali tidak menginginkan kematiannya.Berhari-hari setelah proses pemakaman dilakukan, Brent menjadi sangat sibuk. Dia berjuang untuk menyelidiki siapa yang telah mendalangi kecelakaan itu. Pihak kepolisian melakukan penyelidikan, tapi dia tidak bisa hanya mengandalkan mereka.Karena masalah itu, waktunya untuk Beverley juga berkurang banyak. Wanita itu memakluminya. Namun, dia menjadi penasaran seserius apa masalahnya.Hampir tengah malam, Brent belum naik ke kamar tidur padahal dia sudah pulang dari kantor. Beverley menuruni tangga dengan hati-hati. Tidak ada seorang pun yang terlihat di mansion itu. Para pelayan sudah beristirahat.Dia mengintip ke luar halaman dan melihat mobil Ryan parkir di sana. ‘Mereka masih ada di sini,’ batin Beverley.Dengan hati-hati dia melangkah mendekati ruang baca yang jarang digunakan. I
Air mata menetes di wajah Brent. Dia langsung berbalik lalu memeluk Beverley. Tubuhnya gemetar dan dia menangis dalam diam.Beverley memeluk pria itu dengan erat. Dia mengerti kesedihannya. Brent biasanya terlihat begitu membenci Chris. Namun, pria itu selalu melindunginya.Semarah apa pun Brent, dia tidak pernah bertindak kejam atau terlalu jauh pada Chris. Ancaman-ancaman yang keluar dari mulutnya hanya kata-kata yang tidak sungguh-sungguh dia lakukan. Pria itu diam-diam selalu menyayangi saudaranya. Atau dia tidak pernah menyadarinya.“Aku tidak buru-buru untuk berdamai dengan dia. Kupikir … masih ada banyak waktu yang tersisa,” bisik Brent dengan mata terpejam.“Seharusnya aku tidak pergi ke New York. Itu pastilah tanda-tandanya," gumamnya.Beverley mengusap punggung Brent dengan lembut. Telapak tangannya merasakan jejak kain melintang di punggungnya. Keningnya berkerut dalam. Apakah yang Chris katakan benar? Dia mencoba mengesampingkan hal itu sementara.“Brent, bahkan jika kau t
Tubuh Chris tergeletak di tengah jalan. Darah segar mengalir dari kepalanya. Wajahnya bersimbah darah. Dia berdiam dan tak bergerak.Beverley gemetaran melihat apa yang baru saja terjadi. Wajahnya pucat pasi. “Tidak. Tidak. Chris, apa kau baik-baik saja?!”Dia mencoba berdiri, tapi kakinya sakit dan lemah. Perut dan kepalanya juga sakit. Dengan panik dia merangkak mendekati pria itu.Chris tersedak dan kehabisan napas. Beverley langsung menangis setelah melihat betapa buruknya kondisinya. Dia segera memegang tangannya.“Chris, aku akan memanggil bantuan. Tolong bertahanlah,” pintanya dengan suara bergetar. Dia segera mengambil ponselnya tapi Chris mencengkeram tangannya.“Beverley ….” Chris memanggilnya dengan lemah.“Jangan katakan sesuatu dulu, kumohon.” Beverley sambil menangis mencoba mengendalikan tangannya yang gemetar. Dia menekan nomor 911 dengan panik.“Maafkan aku … Bev,” bisik Chris dengan susah payah. Dia merasa tubuhnya melayang semakin tinggi. Dadanya sesak. Rasa sakit m
Upacara pemakaman untuk Emma dilakukan dengan cepat. James dan Beverley sepakat untuk membuat semuanya sederhana dan tidak mencolok. Mereka juga tidak mengundang banyak orang.Pemakaman itu dilakukan sehari kemudian. Beverley berdiri di belakang ayahnya yang berjongkok di dekat batu nisan. Upacara pemakaman itu sudah selesai. Orang-orang yang datang sebagian sudah pergi.Michael menghampiri Beverley. Pria tua itu menepuk pundaknya dan berbisik, “Brent seharusnya akan segera tiba di LA. Anak itu benar-benar ….”Beverley menggeleng dan tersenyum. “Dia mengalami beberapa kendala yang membuatnya tertunda. Tidak apa-apa. Lagi pula dia berada di negara bagian lain. Perjalanan pulang akan memakan waktu berjam-jam.”Kemarin Brent bilang akan segera pulang setelah rapat selesai. Namun, pria itu mengaku menemukan masalah serius yang mustahil untuk ditinggalkan. Akhirnya dia baru bisa kembali hari ini.“Aku senang karena kau memakluminya. Setelah Brent tiba di mansion nanti, aku akan langsung me
Keesokan harinya, sesuatu yang mengejutkan tiba-tiba terjadi. Pagi itu Beverley baru sampai di kafe Katy. Ponselnya berdering. Ada panggilan masuk dari James.“Sangat jarang James meneleponku,” gumamnya. Dia segera menjawab telepon itu. “Halo, Ayah.”Suara tangisan James tiba-tiba memasuki telinga Beverley. Pria itu tidak mengatakan apa-apa dan itu membuatnya khawatir. “Ayah, ada apa? Kenapa kau menangis?”James terisak. “Emma ….”“Kenapa dengan Emma?” Beverley segera berdiri dari kursi. Perasaannya menjadi tidak tenang. Apa sesuatu yang buruk telah terjadi?“Dia mengonsumsi begitu banyak obat-obatan terlarang. Dia overdosis, Bev,” bisik James dengan suara lemah.Beverley menggeleng tidak percaya. “Bagaimana … bagaimana mungkin?”Suara isak tangis James kembali terdengar bersama dengan suara keributan beberapa orang. Ada banyak orang di tempat di mana pria itu berada. Dan itu semakin membuat Beverley khwatir.“Ayah, di mana Ayah sekarang? Aku akan segera ke sana.”“Datanglah ke rumah,
Pagi itu Beverley bangun dengan tubuh pegal-pegal. Sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya. Dia mengusap lembut dada Brent yang menjadi bantalnya, lalu menghela napas.Hari ini pria itu akan pergi ke New York seperti biasa. Itu akan memakan waktu beberapa hari. Jadi mereka telah menghabiskan malam yang panas sebelum berpisah.“Aku tidak mau pergi,” bisik Brent dengan mata terpejam. Suaranya masih serak karena baru bangun tidur. Belaian di dadanyalah yang telah membangunkannya.“Kenapa?”“Mungkin karena aku tidak mau berpisah denganmu. Apa kau mau ikut?”Beverley mendesah. “Masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan, Brent. Kau tahu aku sangat sibuk akhir-akhir ini,” jawabnya sambil mendengarkan detak jantung Brent.“Ya. Kau bahkan menjadi lebih kurus.” Brent mengusap punggung istrinya. “Jangan terlalu lelah, Sayang. Kau makan dengan baik, kan?”Beverley mengangguk. Sebenarnya dia merasa lelah. Tubuhnya terasa lebih lelah dari biasanya. Mungkin karena sekarang pekerjaannya dua
Brent tidak bisa berkata-kata. Tanggapan Beverley benar-benar di luar dugaannya. Wanita itu sama sekali tidak marah atau berpikir negatif padanya. Dia justru peduli pada Brent yang tidak nyaman dengan tindakan Natalie.“Sayang, kau memang tampan. Sangat wajar jika ada wanita yang terobsesi denganmu. Apa kau takut, hm?” Beverley mengusap kepala Brent seperti seorang ibu yang sedang memedulikan anaknya. “Tenang saja. Aku tidak akan membiarkan seseorang melecehkanmu lagi.”“.…”Brent tidak tahu apakah harus tertawa. Dia menahan senyumnya. Hatinya merasa hangat dengan perlakuan Beverley. Tanpa mengatakan apa-apa dia langsung mencium bibirnya dengan lembut.Natalie yang melihat itu menjadi cemburu. Dia kesal setengah mati. Siapa yang tahu ternyata Beverley tidak terpancing olehnya? Wanita itu justru begitu melindungi Brent!Kemudian Beverley melepaskan ciuman Brent. Dia tertawa kecil lalu berbalik menatap Natalie. Eskpresinya berubah menjadi dingin. Tatapannya tajam.“Apa kau belum puas me
Beverley menggigit bibirnya ketika tangan Brent mengusap celana dalamnya. “Kau sudah basah, Sayang,” bisik pria itu penuh kepuasan. Beverley hanya bisa menahan rasa malu.Tangan Brent menekan titik sensitifnya dari luar celana dalam. Beverley langsung mencengkeram paha pria itu. “Brent, aku takut keluar di sini,” desisnya dengan khawatir.Pria itu mencium pipinya dengan lembut. “Aku akan bertanggung jawab.”Celana pendek Beverley terbuat dari bahan katun sehingga itu mempermudah Brent untuk bertindak lebih jauh. Jari-jarinya menyusup masuk ke celana dalamnya. Dia akhirnya menyentuh lubangnya yang basah.Tubuh wanita itu langsung gemetar ketika jari-jari Brent menggosok area itu. Beverley susah payah menahan erangannya. Dia menggigit jarinya agar tidak ada suara yang keluar.Brent terkikik. Beverley menjadi kesal. “Untuk apa kau tertawa? Kau benar-benar menyiksaku!”“Menyiksamu?”“Ya-mmhh ….” Brent menggosok titik sensitifnya lagi dan tubuh Beverley langsung menegang. Kepalanya mendong