Beranda / Pernikahan / Menikah dengan Mantan / Jangan pernah Bertemu dengan Rangga lagi!

Share

Jangan pernah Bertemu dengan Rangga lagi!

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-30 10:55:04

“Heuh?” Damian tampak bingung dengan ucapan Rangga mengenai Indi. “Kenapa bisa begitu?” tanyanya ingin tahu.

Rangga menoleh kepada Damian dan menatapnya lekat. ‘Mana mungkin aku beri tahu bagaimana dulu kami menjalin hubungan,’ ucapnya dalam hati.

Rangga dan Indi yang memiliki hubungan luar biasa saat masih menjadi sepasang kekasih lantas tidak akan pernah memberi tahu apa yang mereka lakukan meski Damian sudah tahu. Namun, detailnya tidak akan pernah ia beri tahu.

“Saat tahu gue nikah sama Zoya pun Albert nggak suka. Memang kayaknya Albert nggak mau punya mama baru. Makanya nggak pernah ada yang dia sukai termasuk Indi,” tutur Rangga akhirnya mendapat alasan logis mengapa Albert tidak menyukai Indi.

Damian manggut-manggut dengan pelan seraya menatap Rangga. “Begitu rupanya. Tapi, sekarang kayaknya mereka bersahabat.”

Rangga terkekeh pelan. “Mungkin karena dia tahu kalau gue dan Indi udah nggak bersama lagi.”

Damian tersenyum tipis mendengar jawaban Rangga. Selalu ada saja jawaban yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikah dengan Mantan   Kasih Sayangnya tidak ada Sama Sekali

    Hari di mana Damian harus pergi ke Bandung telah tiba. Damian harus menyelesaikan pekerjaannya di sana bersama dengan Diego yang kini sudah taubat dan tidak mau lagi mabuk di depan banyak orang. Akan menjadi masalah besar dan Indi akan semakin marah kepadanya.“Elo udah dapat izin dari Indi, bakalan ke Bandung?” tanya Diego yang tengah menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawa ke Bandung.“Udah gue kasih tahu dari seminggu yang lalu. Indi udah sehat lagi, udah ke butik juga. Tadi udah pamit juga, nanti Manda bakalan nemenin Indi di rumah. Hanya dua hari, nggak lama.”Diego menganggukkan kepalanya. “Nanti Rangga juga ikut ke Bandung. Anaknya dititip ke neneknya, karena nggak percaya sama mantan bininya.”Damian mengerutkan keningnya. “Kenapa begitu? Elo tahu, alasan mereka bercerai karena apa?”“Karena Rangga suka sama Indi.” Diego lalu tertawa setelah menjawab pertanyaan Damian.“Gue serius, Diego!” ucap Damian datar.“Eh, tapi beneran. Indi dulu pernah deket sama Rangga. Tapi, waktu

  • Menikah dengan Mantan   Bisakah Kita Bercinta di Malam ini?

    Dua hari berlalu ....“Pulangnya malem? Kok gitu? Kenapa nggak sekarang aja? Nggak tahu apa, kalau aku lagi kangen banget sama kamu.”Indi tengah kesal kepada Damian karena tiba di Jakarta pada tengah malam sebab masih banyaknya pekerjaan yang harus dia selesaikan di sana.“Sayang. Nanti aku bawakan moci kesukaan kamu. Tapi, janji jangan ngambek. Okey?” Damian membujuk sang istri agar jangan merajuk.Indi kemudian mengembungkan pipinya lalu menganggukkan kepalanya. “Ya udah.”Damian lantas terkekeh di seberang sana. “Sudah makan siang, heum?”“Nggak. Nafsu makan aku lagi berkurang dan nggak tahu penyebabnya apa. Apa karena kelamaan diet?”“Makanya nggak usah diet-diet. Pokoknya nggak mau tahu, kamu harus makan! Jangan sampai nanti sakit lagi, Indi. Bisa nurut nggak, sama suami?”Indi lantas memutar bola matanya pelan. “Tapi, udah makan buah-buahan banyak banget tadi. Makanya nggak mau makan nasi. Entar malam aja deh, makannya.”“Makan buah apa?” tanya Damian ingin tahu.“Banyak. Mangg

  • Menikah dengan Mantan   Perut Indi Sakit

    Indi lalu menolehkan kepalanya dengan pelan kepada Damian. "Heuh?" ucapnya dengan pelan.Damian menghentikan sentuhan lembut itu lalu menghampiri Indi. Duduk di samping sang istri seraya menatapnya dengan lekat. "I miss you. Dari atas sampai bawah."Indi terkekeh pelan. "Hanya rindu bercintanya aja, atau memang rindu ke orangnya juga?""Kalau bisa keduanya, kenapa harus memilih satu?"Indi terkekeh pelan. "Aku juga, sih. Kangen."Damian mengulas senyumnya. Ia lalu melanjutkan apa yang ingin dia lakukan sedari tadi—menggerayani tubuh Indi yang sudah sangat ia inginkan.Damian kemudian membuka handuk yang melilit di pinggangnya itu. Setelahnya, ia membuka celana serta kaus yang ia kenakan hingga kini hanya tersisa celana dalam saja."Aku tidak akan melepaskanmu malam ini, Honey!" bisik Damian kemudian membuka bra yang dikenakan oleh istrinya itu.Detik berikutnya, Damian menyesapi kedua pucuk merah muda itu dengan penuh. Satu persatu ia mainkan hingga membuat Indi memekik serta membusun

  • Menikah dengan Mantan   Damian yang Protektif

    Senyum yang tadi mengembang lantas pudar. Yara memintanya pergi bahkan kini tidak ingin melihat wajahnya. Terus berpaling ke lain arah.“Yara. Yang bawa lo ke sini itu Reiner. Jang—”“Lo kan, yang udah kasih tahu dia alamat rumah gue? Kenapa sih? Lo ini sahabat gue atau dia?” Yara memarahi Vita.Perempuan itu lantas memainkan jari jemarinya seraya menatap Yara yang emosinya tengah meluap-luap.“Yara. Kamu mau ngapain?” Reiner mencegah Yara yang hendak melepas suntikan infusannya.“Nggak usah sentuh aku, bisa?! Aku nggak apa-apa. Nggak usah sok perhatian!” sengalnya sembari melepas cairan infusan itu.“YARA!! Kamu lagi sakit. Aku lebih tahu kondisi kamu!” pekik Reiner sudah tidak bisa lagi menahan kesabarannya.Yara terdiam. Hanya menundukan kepalanya setelah dibentak keras oleh lelaki itu.“Sabar!” ucap Vita dengan pelan. Hanya menggerakan bibirnya hingga tak terdengar oleh Yara.Reiner menarik napasnya dalam-dalam kemudian menatap Yara seraya duduk di atas bangsal menatap Yara dengan

  • Menikah dengan Mantan   Sering Makan di Sini dengan Rangga?

    Di kediaman Rhea.Indi, Gladis dan juga Manda sudah berada di sana. Tengah duduk di atas tempat tidur sembari menatap Rhea yang tengah memberi ASI bayinya itu.“Rhe. Lahir normal apa caesar?” tanya Indi dengan sangat pelan.Rhea menoleh kepada Indi. “Normal, Ndi. Gue bener-bener nggak tahu kalau dia udah pengen keluar. Karena Regina bilang, masih dua mingguan. Ternyata dia udah nggak sabar pengen keluar,” jawab Rhea lalu mengulas senyumnya.Indi tersenyum tipis. “Tega bener lo, sama kita-kita.”Rhea mengusapi lengan Indi. “Gimana, udah berhasil … programnya?”Indi menggeleng pelan sembari tersenyum lirih. “Damian harus menjeda pengobatannya dulu karena fokus ke kepala atas dulu. Minggu depan, baru mau periksa lagi. Doain, semoga berhasil.”“Aamiin!” Ketiga sahabat Indi meng-aminkan dengan kompak.Indi lalu menghela napasnya dengan panjang. “Meski harus nunggu sampai tahunan, gue sih nggak masalah. Yang bermasalah tuh si Damian-nya. Nggak percaya diri, takut gue berpaling. Capek gue, d

  • Menikah dengan Mantan   Kecemasan Indi

    Sepulang dari mall, Damian tampak diam bahkan tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut lelaki itu. Seperti terkunci dan tidak tahu apakah ia tengah marah, atau sedang malas bicara saja.Sementara Indi memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum tidur sebab waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam.Di dalam kamar mandi, Indi tampak menatap dirinya di pantulan cermin. Lalu menggosok giginya. Pikirannya terarah kepada Rangga yang tiba-tiba ada di sebuah restoran Jepang. Yang mana dulu pernah ia datangi bersama Indi. Namun, lelaki itu hanya menemani Indi saja. Tidak makan apa pun.“Wajar aja kalau Damian larang gue deket sama Rangga lagi. Damian lagi sensitive, kayak pantat bayi. Udah pasti tahu apa yang Rangga rasakan,” gumamnya lalu berkumur-kumur.Masuk kembali ke dalam kamar dan mengenakan baju tidurnya. Ia lalu melirik Damian yang tengah sibuk dengan laptopnya.“Kayaknya malam ini nggak akan ada pertempuran. Kamu lagi sibuk, ya?” kata Indi memastikan.Damian menoleh

  • Menikah dengan Mantan   Di Mana-mana ada Rangga

    Hari pernikahan Gladis telah tiba. Indi dan juga Damian tengah bersiap-siap hendak pergi ke acara resepsi yang digelar di sebuah hotel bintang lima yang tak jauh dari rumah mereka.“Sayang. Kenapa cantik sekali? Nggak bisa, kalau biasa aja?” protes Damian pada Indi yang terlihat begitu cantik.Gaun yang ia kenakan begitu elegan. Long dress berwarna hitam mengkilap dengan belahan dada yang sedikit terbuka. Menampilkan pancaran aura cantik pada perempuan itu.Indi kemudian menghela napasnya dengan panjang. “Nggak usah lebay. Aku emang udah cantik dari dulu. Kalau nggak cantik, mana mungkin kamu mau sama aku.”Damian lantas menatap datar wajah istrinya itu. “Kecantikan kamu boleh diperlihatkan hanya di depan aku saja. Di depan orang lain, dilarang keras!” ucap Damian penuh sensi.Indi lalu menyunggingkan bibirnya. “Nggak usah aneh-aneh, Damian. Ayo! Yang lain udah pada datang soalnya.” Indi menarik tangan Damian keluar dari rumahnya.Sebab acara resepsi Gladis sudah dimulai. Ia tidak mau

  • Menikah dengan Mantan   Jebakan untuk Indi

    Indi mengembungkan pipinya lalu mengambil airnya kembali dan meneguknya. “Damian masih lama nggak, sih? Kenapa belum juga nongol,” gumam Indi seraya mengedarkan matanya mencari suaminya itu.“Kalau udah urusan kerjaan mah udah pasti lama, Ndi. Kayak nggak tahu Damian aja. Udah, enjoy aja di sini sama gue. Tungguin acara sakral selesai, gue mau nyanyi. Jangan dulu pulang, ngapa.” Manda memohon kepada Indi agar menemaninya di sana. Sebab Diego pun belum juga datang.Indi menghela napas kasar. Ia lalu mengangguk terpaksa sebab mau bagaimana lagi. Sementara Damian pun belum terlihat batang hidungnya pun. Tidak tahu ke mana lelaki itu menerima panggilan tersebut.“Rangga temennya Guntur. Wajar aja kalau dia datang. Gue lupa ngasih tahu elo, waktu itu si Gladis nganter si Guntur ke rumahnya Rangga. Baru tahu juga kalau suaminya kenal dekat sama Rangga.” Manda menjelaskan kenapa Rangga bisa ada di sana.“Lagian nih ya, Ndi. Kalau emang elo nggak ada hubungan apa pun sama dia, ngapain harus s

Bab terbaru

  • Menikah dengan Mantan   Tamat

    Satu minggu kemudianIndi sudah merasakan mulas yang tidak biasa. Setiap sepuluh menit sekali, la merasakan nyeri itu di perutnya.Waktu sudah menunjuk angka dua pagi. Damian yang baru masuk ke dalam kamar langsung menghampiri Indi yang tengah meringis kesakitan sembari memegang perutnya"Sayang. Damian memegang tangan Indi."Damian kayaknya aku mau lahiran deh. Perut aku sakit banget, lirih Indi lalu meringis kembali."Heeuh?" Damian tampak linglung dan juga panik. Ia kemudian menghubungi sopir untuk membawa mereka ke rumah sakit"Ketuban kamu kayaknya udah pecah juga. Sayang. Kita ke rumah sakit sekarang juga. Damian lalu menggendong tubuh Indi dan membawanya masuk ke dalam mobil"Ke rumah sakit sekarang juga!" titah Damian kepada sopirnya itu.Ia lalu menghubungi Ayu untuk memberi tahu kalau Indi akan melahirkan sekarang juga"Regina. Indi mau lahiran. Tadi gue lihat air ketuban dia udah pecah." Damian menghubungi Regina untuk mempersiapkan ruang persalinan untuk Indi.Oke, oke. Gu

  • Menikah dengan Mantan   Dikubur Secara Bersamaan

    Damian lalu menerima panggilan tersebut meski hatinya sudah was-was khawatir pihak kepolisian tahu siapa yang telah menyebabkan kematian Daniel"Selamat malam, Pak Damian. Mohon maaf telah mengganggu waktu Anda di malam-malam begini," ucap kepala polisi-Iman di seberang sana."Malam. Ada apa ya, Pak?" tanyanya dengan suaranya yang terdengar begitu santai. Padahal jantungnya berirama dengan cukup kencang."Jadi begini, Pak Damian. Kami mendapat laporan dari tetangga sebelah rumah yang ditempati oleh Saudara Daniel dan Pak Pradipta. Ada jasad yang dikubur di belakang rumah. Setelah diidentifikasi, ternyata mayat tersebut adalah Pak Pradipta dengan luka bekas tembak di bagian kepalanya."Kami pun melakukan memeriksa rekaman CCTV di rumah itu, dan yang telah membunuh beliau adalah anaknya sendiri yaitu Saudara Daniel. Untuk itu, besok pagi dimohon untuk membuat laporan pengambilan jenazah agar dimakamkan dengan layak. Juga dengan jasadnya Saudara Daniel yang masih ada di ruang jenazah."D

  • Menikah dengan Mantan   Panggilan dari Kantor Polisi

    Indi menerbitkan sentumnya dengan lebar lalu menganggukkan kepalanya. "Yuk! Aku juga kepengen."Damian lantas terkekeh mendengarnya. Ia kemudian menarik tangan Indi dan membawanya masuk ke dalam kamar yang tak jauh dari tempat di mana mereka mengobrol.Setibanya di dalam kamar. Indi memilih untuk membuka bra-nya terlebih dahulu karena bra yang ia kenakan cukup susah dibuka bila selagi bercinta itu akan dilakukan.Sementara Damian membuka jam tangan lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci miliknya terlebih dahulu."Damian memang rajin. Kalau mau bercinta, pasti dicuci dulu." Indi geleng-geleng kepala lalu tersenyum tipis.Sembari menunggu Damian selesai, Indi memilih untuk membuka ponselnya dan memainkannya sebentar.Sampai akhirnya Damian pun masuk kembali ke dalam kamar. Hanya mengenakan handuk yang dia lingkarkan di pinggangnya lalu menghampiri Indi dan menautkan bibirnya dengan lembut. Tangannya menyusup di balik dress yang Indi gunakan. Mengusapi paha mulus Indi dengan lembu

  • Menikah dengan Mantan   Sudah Lama tidak Ditengok

    Satu minggu berlaluDamian sudah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik. Kini, mereka sudah berada di rumah bersama Diego dan juga Manda. Sementara Arnold tengah menyelesaikan masalahnya dengan keluarga besarnya"Ngapain juga lo harus pulang. Minggu depan juga ke rumah sakit lagi. Pan Indi mau lahiran. Udah ngos-ngosan tuh orangnya. Udah gak kuat kayaknya pengen ngeluarin tuh hasil keringat kalian." Diego menunjuk Indi yang tengah duduk menyandar di sandaran sofa.Ia lalu menoleh pada Diego dan mengusapi perut buncitnya itu. "Kayaknya nggak akan sampai seminggu deh. Dua sampai tiga hari juga udah mau bro jol Ini anak. Punggung gue udah kerasa panas soalnya," ucap Indi memprediksi kalau la akan lahiran dalam hitungan hari."Aku akan ambil cuti sampai kamu melahirkan, Sayang. Sesuai janjiku, akan menemani kamu saat lahiran nanti." Damian lalu mengulas senyumnya. Mengusapi perut buncit istrinya dengan lembut."Iya, Damian. Ternyata kamu nggak jadi pengangguran karena papa kamu m

  • Menikah dengan Mantan   Tinggal di Rumah Damian saja

    Arnold merelakan jabatan serta statusnya demi menyelamatkan Damian agar jangan sampai diusik oleh keluarganya yang kini sudah mengetahui bila Damian adalah anak kandungnya.Sekali pun Bara tidak pernah keluar dari rumahnya padahal berita itu sudah surut karena permintaan dari Arnold. Sudah satu minggu berlalu, semuanya menjadi normal kembali setelah Arnold menyatakan yang sebenarnya tentang Damian."Jadi, Papa sama istri Papa mau udahan?" tanya Indi sembari menemani mertuanya itu makan siang di kantin rumah sakit.Arnold mengangguk. "Dan Papa tidak perlu harus ke pengadilan lagi. Karena Papa tidak akan mencari pasangan lagi. Selama ini, Papa hanya mencintai mamanya Damian, Kiran. Hanya dia satu-satunya perempuan yang mengisi hidup Papa."Indi manggut-manggut dengan pelan. "Tahu begini mah, kenapa nggak dari dulu, yaa." Indi meringis pelan menahan malu.Arnold terkekeh pelan. "Karena Om Ferdy baru kasih tahu kalau dia ternyata bukan anak kandung dari istrinya Kakek Bara. Makanya Papa t

  • Menikah dengan Mantan   Keluar dari Perusahaan

    Damian sudah dipindahkan ke ruang rawat VIP. Banyaknya media yang berdatangan ke rumah sakit untuk meminta penjelasan kepada Damian lantas membuat Indi geram."Hhh! Sialan bener ini media. Nggak tahu aра, kalau ini rumah sakit. Pengen gue bogem satu- satu kayaknya ini orang!"Indi lalu beranjak dari duduknya."Indi, Indi. Indiraaaaa!!" Bahkan Damian tidak mencegah istrinya yang ingin melabrak awak media."Heh!" Indi sudah tidak tahan lagi dan akhirnya keluar dari ruang rawat suaminya itu. "Kalian tahu privasi orang, nggak? Suami saya masih sakit! Nggak bisa diganggu apalagi ditanyakan dengan pertanyaan konyol kalian!"Semua awak media lantas terdiam mendengar Indi yang marah-marah sembari berkacak pinggang sebab kesal."Kalau memang benar suami saya adalah anaknya Pak Arnold, kalian mau apa? Mau ngantre j

  • Menikah dengan Mantan   Juga Anak Haram

    Bugh!"Berita konyol apa ini, Arnold? Bahkan sudah tersebar dua hari yang lalu, hanya saja kami baru tahu sekarang! Beritanya baru saja ramai sekarang!" pekik Bara-sang papa yang begitu marah melihat berita tersebut.Arnold hanya diam. la pun bingung kenapa berita itu bisa tersebar dan orang yang menyebarkannya adalah Daniel-orang yang hampir membunuh anaknya itu."Katakan, Arnold!" pekik Bara lagi. "Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga kita! Semua orang membicarakan kamu karena hal bodoh yang sudah kamu lakukan ini, Arnold!"Bugh!Sekali lagi, lelaki berusia tujuh puluh lima tahun itu memukul wajah Arnold yang tidak mau berucap sepatah kata pun.Tak lama setelahnya, Lyra-istrinya Arnold yang tak

  • Menikah dengan Mantan   Daniel masih Hidup?

    Dua hari berlaluPerlahan, mata Damian terbuka. la lalu mengedarkan pandangannya di seluruh sudut ruangan tersebut. Hanya terdengar suara dari monitor detak jantungnya saja. Tidak ada suara apa pun di sana.Baru saja Indi masuk ke dalam sana, ia lantas terkejut kala melihat mata Damian yang akhirnya terbuka. Dengan langkah lebarnya, ia kemudian menghampiri Damian dan menggenggam tangannya."Damian. Akhirnya kamu siuman juga," lirih Indi lalu mencium tangan suaminya itu.Damian mengulas senyum tipis. Kondisinya masih sangat lemas belum bisa berucap sepatah kata pun. Hanya menatap Indi yang tengah memanggil Dokter Ryan menggunakan tombol di sana."Lihat kamu udah buka mata kayak gini buat aku lega, Damian. Itu artinya kamu sudah

  • Menikah dengan Mantan   Belum Tahu bila Dipta sudah Mati

    Hampir dua jam lamanya proses operasi pengambilan peluru yang menancap di dalam perut. Damian akhirnya selesai dilakukan.Damian dibawa ke dalam ruang ICU untuk dilakukan pemulihan pascaoperasi."Proses operasinya berjalan dengan lancar Beruntung, peluru itu tidak masuk ke bagian yang paling dalam. Dalam dua sampai tiga hari, Pak Damian pasti akan sluman," tutur Dokter Ryan menjelaskan kondisi Damian setelah operasiIndi meme jamkan matanya, lega mendengar ucapan Dokter Ryan karena operasi berjalan dengan baik. "Dokter gak bohong, kan? Suami saya tidak mengalami hal yang buruk, kan?" tanya Indi memastikan kembali kepada Dokter Ryan.Pria itu menganggukkan kepalanya dengan yakin. "Tentu saja. Bu Indi. Kami tidak pernah memberikan keterangan palsu bila mengenai kondisi pasien. Pak Damian hanya mengalami kritis pascaoperasi saja.

DMCA.com Protection Status