Share

Bab 16: Titik Balik

Author: Kakesa_D
last update Last Updated: 2025-01-21 08:35:15

Pagi itu, Damira bangun dengan semangat baru. Ia merasa bahwa segala kerja kerasnya selama ini mulai menunjukkan hasil. Di semester akhir, ia berhasil mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan yang diadakan oleh kampusnya bekerja sama dengan perusahaan internasional.

“Ibu, Damira dapat kesempatan magang di perusahaan luar negeri!” katanya dengan antusias melalui telepon.

Ibunya terdiam sesaat sebelum menjawab. “Kamu mau ke luar negeri? Nanti siapa yang menjaga Ibu di sini?”

Damira merasa bersalah, tetapi ia mencoba menjelaskan. “Bu, ini kesempatan besar. Kalau Damira sukses, bukankah itu juga akan membantu kita berdua?”

Ibunya akhirnya mengangguk pelan, meski raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran.

Persiapan Keberangkatan

Mengurus keberangkatan ke luar negeri bukanlah hal yang mudah. Damira harus memenuhi berbagai persyaratan, termasuk paspor, visa, dan dokumen lainnya. Untungnya, pihak kampus memberikan bantuan penuh kepada para mahasiswa yang terpilih.

Saat ia membere
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 17: Menapaki Jalur yang Berbeda

    Hari-hari Damira di negara baru dipenuhi dengan aktivitas yang padat. Selain bekerja dan belajar di perusahaan internasional tempat ia magang, Damira juga memanfaatkan waktu luangnya untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar. Kota itu menawarkan banyak hal baru yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya—budaya, makanan, dan kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang.Namun, di tengah kesibukan itu, Damira sering merasa rindu pada kampung halamannya. Terutama saat ia mengingat senyum ibunya, suara riuh di sekitar rumah, atau aroma khas masakan bibinya. Meski begitu, ia terus meyakinkan dirinya bahwa ini semua adalah bagian dari proses menuju kesuksesan.Perbincangan dengan Mr. RobertsSuatu hari, Mr. Roberts, supervisor Damira, mengundangnya untuk makan siang bersama. Ini adalah kesempatan langka, dan Damira merasa gugup tetapi juga antusias.“Damira, saya ingin mengucapkan selamat atas kemajuan yang kamu tunjukkan selama magang ini. Kamu memiliki potensi besar

    Last Updated : 2025-01-21
  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 18: Menyongsong Tantangan Baru

    Setelah hampir dua tahun berada di negeri asing, Damira mulai merasa semakin terbiasa dengan rutinitasnya. Kehidupannya kini penuh dengan pekerjaan, pelatihan, dan belajar. Meskipun demikian, ada kalanya ia merasa beban itu begitu berat, terutama ketika rindu pada keluarga semakin menyesakkan dada.Namun, Damira tetap bertahan. Ia tahu, setiap langkah yang diambil adalah bentuk perjuangan untuk masa depannya.Proyek Kolaborasi InternasionalDi tempat kerja, Damira mendapatkan tugas baru yang sangat menantang: menjadi bagian dari tim kolaborasi internasional. Proyek ini melibatkan rekan-rekan dari berbagai negara dan membutuhkan koordinasi yang sangat baik.“Damira, aku tahu ini proyek besar, tapi aku percaya kamu bisa melakukannya,” ujar supervisor-nya.Dengan semangat, Damira menerima tantangan itu. Ia mulai berkomunikasi dengan tim menggunakan bahasa Inggris dan mencoba menyelesaikan setiap tugas dengan cermat. Meski sempat merasa gugup, ia akhirnya menyadari bahwa kemampuan dan pen

    Last Updated : 2025-01-21
  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 19: Menata Kehidupan di Negeri Orang

    Damira semakin menyesuaikan diri dengan kehidupannya di luar negeri. Setiap pagi, ia memulai hari dengan rutinitas yang sama: bangun lebih awal, menyiapkan sarapan, lalu berangkat bekerja. Rutinitas ini mengajarinya tentang pentingnya kedisiplinan dan tanggung jawab, hal-hal yang semakin menguatkan karakternya.Mencari KeseimbanganMeski pekerjaan menyita sebagian besar waktunya, Damira tidak melupakan keseimbangan dalam hidup. Ia mulai mencari aktivitas lain untuk mengisi waktu luang, seperti bergabung dalam komunitas pekerja migran Indonesia dan mengikuti kelas yoga di akhir pekan.“Kamu harus menjaga kesehatan fisik dan mentalmu, Damira,” kata salah satu teman komunitasnya.Damira mengangguk. “Aku akan mencoba. Kadang sulit membagi waktu, tapi aku tahu itu penting.”Pelajaran dari Teman BaruMelalui komunitas tersebut, Damira bertemu banyak orang dengan latar belakang berbeda, termasuk para pekerja yang sudah lebih dulu menetap di negara itu. Salah satu yang paling berkesan adalah

    Last Updated : 2025-01-21
  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 20: Tekad yang Semakin Kuat

    Hari-hari Damira di negeri orang semakin dipenuhi dengan rutinitas yang padat, namun ia tetap fokus pada tujuan utamanya: menjadi sukses dan membuktikan bahwa pilihannya benar. Setiap tantangan yang ia hadapi, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupannya sehari-hari, hanya memperkuat tekadnya untuk tidak menyerah.Mendapatkan Kesempatan BaruSuatu hari, Damira mendapat kabar baik dari atasannya. Ia dipilih untuk mengikuti pelatihan khusus yang diadakan oleh rumah sakit, sebuah program yang hanya diberikan kepada pekerja dengan performa terbaik.“Damira, ini kesempatan besar. Jika kamu berhasil menyelesaikan pelatihan ini, peluangmu untuk mendapatkan promosi akan semakin besar,” kata atasannya.Mendengar kabar itu, Damira merasa semangatnya semakin membara. Pelatihan ini bukan hanya akan meningkatkan keterampilannya, tetapi juga menjadi bukti bahwa ia mampu bersaing di tingkat yang lebih tinggi.Tekanan dari KeluargaDi sisi lain, tekanan dari keluarganya di kampung halaman tidak ber

    Last Updated : 2025-01-21
  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 21: Membuka Jalan Baru

    Setelah beberapa bulan mempersiapkan diri, Damira akhirnya menemukan peluang beasiswa yang sesuai dengan bidangnya. Program ini menawarkan bantuan pendidikan untuk para pekerja yang ingin melanjutkan studi di luar negeri.Damira merasa peluang ini sangat berharga. Selain dapat melanjutkan pendidikan tanpa beban biaya yang besar, ia juga akan mendapatkan pengalaman internasional yang mungkin tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.Mengutarakan NiatMalam itu, Damira menelepon ibunya untuk memberitahu niatnya melanjutkan pendidikan ke luar negeri.“Bu, aku ingin coba mendaftar beasiswa untuk kuliah ke luar negeri,” ujar Damira.“Keluar negeri? Apa kamu yakin? Itu jauh sekali, Damira,” jawab ibunya dengan nada cemas.“Iya, Bu. Aku ingin belajar lebih banyak dan mencari pengalaman. Ini juga bisa membantuku mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di masa depan,” jelasnya.Ibunya terdiam sejenak. “Kalau itu memang yang terbaik untukmu, Ibu tidak akan melarang. Tapi jangan lupa, Damira, kamu tet

    Last Updated : 2025-01-22
  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 22

    Hari-hari Damira di negeri orang berjalan cepat. Jadwal magang yang padat membuatnya nyaris tak punya waktu untuk memikirkan hal lain selain tugasnya. Namun, setiap kali ada waktu senggang, ia memanfaatkannya untuk menulis jurnal. Ia mencatat setiap pengalaman, kesulitan, dan pelajaran yang ia dapatkan.“Aku harus mendokumentasikan semuanya. Kelak ini akan menjadi pengingat perjuanganku,” gumamnya suatu malam saat ia menuliskan pengalamannya menangani pasien yang sulit berkomunikasi.Selain bekerja di rumah sakit, Damira juga mencoba menjalin hubungan baik dengan rekan-rekan magangnya. Teman-teman dari berbagai negara memberikan pandangan baru yang membantunya memahami banyak hal, terutama tentang budaya kerja dan kehidupan di luar negeri. Ia mulai menyadari betapa luasnya dunia di luar sana dan bagaimana ia dapat berkembang lebih jauh jika terus belajar.---Menjadi InspirasiDi suatu sore, saat berbincang dengan Clara, supervisornya, Damira menceritakan sedikit tentang latar belakan

    Last Updated : 2025-01-22
  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 23

    Tawaran dari Clara terus terngiang-ngiang di kepala Damira. Program pelatihan lanjutan di rumah sakit tempatnya magang adalah peluang besar, bahkan mungkin lebih besar dari apa yang pernah ia bayangkan.“Ini adalah langkah awal menuju karir internasional yang selama ini aku impikan,” gumamnya sambil menatap layar laptop, membaca ulang email resmi yang dikirim Clara tentang detail program tersebut.Namun, seperti halnya keputusan besar lainnya, ini tidak datang tanpa dilema. Damira tahu bahwa menerima tawaran itu berarti memperpanjang waktunya di luar negeri, jauh dari keluarga. Ia juga khawatir tentang bagaimana ibunya akan bereaksi.---Percakapan dengan IbuMalam itu, Damira memberanikan diri untuk menelepon ibunya. Setelah berbasa-basi sejenak tentang kabar keluarga di kampung, ia mulai membahas tawaran pelatihan.“Ibu, aku dapat tawaran pelatihan lanjutan di sini. Kalau aku ikut, aku bisa lebih banyak belajar dan meningkatkan kemampuanku,” katanya hati-hati.Sejenak, ada keheninga

    Last Updated : 2025-01-22
  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 24

    Damira mulai menjalani program pelatihan lanjutan dengan semangat baru. Setiap harinya diisi dengan tantangan yang mengasah kemampuan dan wawasannya. Ia bekerja keras, berusaha menyerap setiap pelajaran yang diberikan. Namun, di tengah kesibukannya, Damira sering merenung. Apa sebenarnya arti kebahagiaan?Baginya, kebahagiaan bukan hanya tentang menikah dan memiliki keluarga, seperti yang selalu diinginkan ibunya. Ia ingin lebih dari itu—ia ingin menjadi pribadi yang kuat dan berdiri di atas kakinya sendiri sebelum berbagi hidup dengan orang lain.---Percakapan dengan ClaraDi sela-sela kesibukan, Clara, mentornya, sering memberikan nasihat berharga.“Damira, kamu punya potensi besar. Tapi ingat, hidup ini bukan hanya soal kerja keras. Jangan lupa menikmati perjalananmu,” ujar Clara suatu sore saat mereka sedang berdiskusi di ruang pelatihan.Damira mengangguk. “Saya mengerti, Bu. Tapi saya ingin memastikan bahwa saya benar-benar siap, baik secara mental maupun finansial, sebelum men

    Last Updated : 2025-01-22

Latest chapter

  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 36

    Hari-hari terus berlalu, dan Damira semakin terbiasa dengan rutinitasnya di rumah sakit. Ia belajar lebih banyak setiap harinya, menghafal istilah medis dalam bahasa Jerman, serta memahami cara menangani pasien dengan profesionalisme yang tinggi. Namun, ada satu hal yang masih sulit ia hadapi—rasa rindu pada keluarganya. Suatu malam, setelah pulang dari shift sore yang melelahkan, Damira merebahkan diri di tempat tidurnya. Ia meraih ponselnya dan membuka galeri foto. Foto dirinya bersama ibunya saat perpisahan di bandara membuat dadanya terasa sesak. Sofia yang sekamar dengannya melirik. “Rindu rumah?” Damira mengangguk pelan. “Iya, Sofia. Kadang aku berpikir, apa aku membuat keputusan yang benar?” Sofia tersenyum. “Kalau kamu tidak ke sini, mungkin sekarang kamu sudah menikah karena perjodohan itu.” Damira terdiam. Ya, benar. Jika ia mengikuti kemauan ibunya dulu, mungkin ia sudah menjadi istri seseorang tanpa pernah mengalami semua ini. Ia mungkin tidak akan pernah tahu bag

  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 35

    Damira duduk gelisah di kamar kosnya, menatap layar ponsel dengan perasaan campur aduk. Hari ini adalah hari pengumuman hasil seleksi program pelatihan perawat internasional. "Apa aku lolos?" pikirnya sambil menggigit bibir. Pesan dari Sofia muncul di layar. Sofia: "Damira! Sudah cek pengumuman? Aku deg-degan banget!" Damira buru-buru membuka situs resmi rumah sakit dan mencari namanya di daftar peserta yang lolos. Jari-jarinya gemetar saat menggulir layar ke bawah. Dan di sana, ia menemukannya. Damira Azzahra – Lolos Seleksi Program Pelatihan Perawat Internasional Jantungnya berdegup kencang. Ia menutup mulutnya dengan tangan, hampir tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. "Aku... aku lolos!" serunya dengan suara bergetar. Teleponnya langsung berdering. Sofia menelepon dengan suara penuh semangat. “Damira! Kita lolos! Aku nggak nyangka!” Damira tertawa kecil, masih dalam keadaan setengah terkejut. "Iya, Sof! Ini beneran terjadi!" Sofia tertawa di sebe

  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 34

    Setelah menerima kepastian bahwa perjodohan itu benar-benar batal, Damira merasa lebih ringan. Kini, ia bisa fokus sepenuhnya pada masa depannya tanpa bayang-bayang paksaan dari keluarga.Ia mulai merencanakan langkah selanjutnya. Jika ingin bekerja di luar negeri, ia harus mempersiapkan diri dari sekarang. Ia mulai mencari informasi tentang peluang kerja di luar negeri untuk lulusan keperawatan, termasuk syarat, sertifikasi, dan jalur yang bisa ia tempuh.Malam itu, di kamar kosnya, Damira membuka laptop dan mulai mencari informasi lebih dalam.“Bekerja sebagai perawat di luar negeri… butuh sertifikasi tambahan?” gumamnya sambil membaca sebuah artikel.Ternyata, untuk bisa bekerja di luar negeri, ia perlu mengambil ujian kompetensi tambahan dan memiliki pengalaman kerja yang cukup.“Berarti, aku harus mulai dari sekarang,” pikirnya.Ia membuat daftar langkah-langkah yang harus ia lakukan:1. Menyelesaikan magang dengan hasil terbaik.2. Meningkatkan keterampilan bahasa asing, terutam

  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 33

    Hari itu, setelah selesai dengan tugas magangnya, Damira duduk di balkon kosnya sambil menikmati secangkir teh hangat. Ia masih memikirkan pesan dari laki-laki yang dulu dijodohkan dengannya.Ia ingin bertanya lebih lanjut, tapi di sisi lain, ia ragu.Tiba-tiba, ponselnya berdering. Nama yang muncul di layar membuatnya terkejut—ibunya menelepon.“Assalamu’alaikum, Bu.”“Wa’alaikumsalam. Kamu sibuk, Nak?”Damira tersenyum kecil. “Tidak, Bu. Ada apa?”“Ibu hanya ingin bertanya… Kamu benar-benar sudah mantap dengan pilihanmu?”Damira terdiam. Ia tahu ibunya pasti sedang membahas perjodohan itu lagi.“Ibu…” Damira menarik napas dalam. “Aku ingin sukses dulu, Bu. Aku ingin berdiri di atas kakiku sendiri. Aku tidak menolak pernikahan selamanya, tapi aku ingin menikah di waktu yang tepat, dengan orang yang benar-benar aku pilih sendiri.”Di seberang telepon, ibunya tidak langsung menjawab. Ada jeda yang cukup lama sebelum akhirnya ibunya menghela napas.“Ibu mengerti, Nak.”Jawaban itu membu

  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 32

    Hari-hari Damira semakin sibuk. Selain kuliah, ia juga bekerja paruh waktu di restoran. Setiap pagi ia harus berangkat lebih awal untuk mengikuti kelas, lalu melanjutkan pekerjaan hingga malam hari.Terkadang rasa lelah menyerangnya, tapi ia terus mengingat tujuan awalnya—menjadi sukses dan mandiri.Suatu hari, saat sedang membersihkan meja, Sofia duduk di salah satu kursi sambil menatapnya prihatin."Damira, kamu tidak lelah?" tanyanya.Damira tersenyum kecil. "Lelah, tapi aku tidak boleh menyerah. Aku harus terus maju."Sofia menghela napas. "Aku mengerti. Tapi jangan sampai kamu jatuh sakit. Ingat, kesehatan itu penting."Damira mengangguk. Ia tahu Sofia benar. Ia harus lebih menjaga keseimbangan antara belajar, bekerja, dan istirahat.Namun, dalam pikirannya, ia terus bertanya-tanya: Apakah semua ini akan cukup untuk membuktikan bahwa aku bisa berdiri sendiri?---Mendapat Tawaran MagangBeberapa bulan berlalu, hingga suatu hari Damira mendapatkan email dari kampusnya."Selamat! A

  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 31

    Minggu-minggu pertama di luar negeri terasa begitu menantang bagi Damira. Meskipun ia sudah mempersiapkan diri sebelum berangkat, kenyataan di lapangan jauh lebih sulit dari yang ia bayangkan.Di kelas, ia harus berkonsentrasi ekstra untuk memahami penjelasan dosen yang berbicara cepat dengan aksen yang berbeda. Ia sering mencatat lebih banyak daripada teman-temannya karena takut ada materi yang terlewat.Suatu hari, saat sesi diskusi kelompok, seorang mahasiswa lokal bertanya padanya, "Apa pendapatmu tentang kasus yang kita bahas tadi?"Damira terdiam beberapa detik, mencoba merangkai kata dalam bahasa asing. "Aku pikir... ini sangat penting untuk... melihat dari perspektif yang berbeda."Mahasiswa lain menunggu, seakan mengharapkan penjelasan lebih lanjut. Damira merasa gugup. Namun, salah satu temannya, Sofia, membantunya dengan mengembangkan ide yang ia coba sampaikan.Setelah kelas selesai, Sofia menepuk pundaknya. "Kamu sudah melakukan yang terbaik. Lama-lama kamu pasti lebih la

  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 30

    Hari yang dinanti akhirnya tiba. Damira berdiri di depan cermin, mengenakan jaket tebal karena negara tujuan beasiswanya memiliki musim yang lebih dingin dibandingkan Indonesia. Sebuah koper besar sudah siap di sampingnya, berisi semua kebutuhan yang akan menemaninya selama beberapa tahun ke depan.Ibunya duduk di kursi dekat pintu, menatapnya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Ada kebanggaan, tapi juga kesedihan yang tersirat di matanya."Kamu yakin tidak akan menyesal pergi sejauh ini, Nak?" tanya ibunya pelan.Damira tersenyum, mendekat dan menggenggam tangan ibunya. "Bu, ini adalah kesempatan terbaikku. Aku ingin belajar, berkembang, dan menjadi seseorang yang bisa mandiri."Ibunya mengangguk pelan. "Ibu hanya ingin kamu bahagia.""Aku bahagia, Bu," jawab Damira dengan mantap.---Perpisahan di BandaraSaat tiba di bandara, suasana terasa penuh emosi. Lisa, yang datang untuk mengantar, memeluk Damira erat."Kamu harus sukses di sana, jangan sampai melupakan kami di sini," ucap

  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 29

    Setelah mengirimkan aplikasi beasiswanya, hari-hari Damira terasa lebih menegangkan. Setiap kali ada notifikasi email masuk, jantungnya berdebar, berharap itu adalah kabar dari pihak penyelenggara beasiswa. Namun, ia tahu bahwa proses seleksi tidak akan berlangsung dalam semalam.Selama menunggu, ia tetap menjalani rutinitasnya seperti biasa. Bangun pagi, pergi ke rumah sakit untuk bekerja, lalu kembali ke kampus untuk mengikuti kelas dan menyelesaikan tugas. Di sela-sela kesibukan itu, ia terus mengasah kemampuannya, membaca buku-buku tentang dunia medis, dan berlatih bahasa asing yang bisa menjadi nilai tambah dalam kariernya nanti.Lisa, teman dekatnya di rumah sakit, sering memperhatikan perubahan sikap Damira."Kamu kelihatan lebih fokus akhir-akhir ini," ujar Lisa suatu pagi saat mereka duduk di ruang istirahat.Damira tersenyum, mengaduk kopi dalam cangkirnya. "Aku ingin memastikan semua persiapan berjalan dengan baik. Kalau aku dapat beasiswa ini, itu akan sangat membantu."Li

  • Menikah Setelah Kuat Berdiri Sendiri   Bab 28

    Pagi ini, Damira bangun dengan semangat yang berbeda. Ada sesuatu dalam dirinya yang terasa lebih ringan. Mungkin karena semua kerja kerasnya mulai membuahkan hasil, atau mungkin karena ia semakin yakin bahwa keputusan yang diambil selama ini adalah yang terbaik.Saat melihat kalender di meja belajarnya, ia tersadar bahwa sudah hampir dua tahun sejak ia meninggalkan rumah dan berjuang sendiri di negeri orang. Awalnya, semuanya terasa berat. Ia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, menekan perasaan rindu pada keluarga, dan menghadapi tekanan akademik serta pekerjaan. Namun, kini ia mulai terbiasa. Bahkan, ia mulai menikmati ritme hidup yang sibuk namun penuh makna.Seperti biasa, ia memulai harinya dengan rutinitas pagi sebelum berangkat kerja. Setelah mandi dan sarapan sederhana, ia merapikan seragamnya dan bersiap menuju rumah sakit tempat ia bekerja sebagai perawat magang. Namun, kali ini ada tambahan dalam daftar kegiatannya: mengurus dokumen untuk beasiswa yang ingin ia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status