"Bapak bisa juga marah. Setelah ini, Bapak masih mau menggoda saya?" "Iya, mungkin. Sebab kamu calon istriku, jadi kamu berhak untuk melihat kegantenganku ini.""Ganteng apanya?"Kedua mata Suga sempat memicing, tetapi kini berangsur menegakkan badan pada sikap duduknya."Aku..." Suga tidak melanjutkan perkataannya. "Ah! kamu nggak usah kege-eran. Kamu terlanjur mengetahui wajahnya, jadi buat apa lagi?""Oh gitu? Iya sih, tapi aku bakal lebih hapal sama wajah Bapak, lho saya ini penghapal paling hebat.""Sekretaris Rina, bisakah kau memulai tugasmu? Menyiapkan keperluanku dan memeriksa jadwal hari ini dari Belinda? Daripada bertanya enggak perlu?""O-oh... ba-baik, Pak."Suga menunjuk sebuah ruang. "Ruang pakaian ada di sana. Di samping itu kantor pribadiku di Apartemen ini.""Di Apartemen ini? Bapak punya rumah lagi?"Suga menatap Rina dengan nanar. "Aku ini kaya, rumahku nggak hanya satu. Dan bisakah kamu bergerak, Nona jelek dan kampungan?""Je-jelek? Aaah! ish... sabar!" Gadis ca
“Tuan, cepat sadar,” harap dari seorang gadis yang cintanya ditolak mentah-mentah oleh sekretaris Dion. Mengapa dia tega, dia tidak tau, yang dia tau adalah pria itu tidak menyukainya apalagi untuk mencintainya. Mustahil!“Nona, Nona Mischa, istirahat dulu. Biar Bibi yang gantikan. Kamu tidur saja sana! Kasihan itu lingkar mata kamu jadi menghitam, apa kamu mau? 'Kan kamu masih gadis... Ntar, tidak ada loh yang suka sama kamu,” bujuk Bi Atun. Gadis itu duduk di samping sekretaris Dion mulai jam 07:00 hingga tengah malam dia selalu menemani sekretaris Dion yang tak kunjung-kunjung bangun. Dia khawatir. Mengapa semua itu bisa terjadi. Kata Bi Atun dia nggak apa-apa. Selang beberapa jam, pria itu demam tinggi, sehingga membuat fungsi otaknya berkurang dan membuat pria itu sulit untuk membuka mata, karena dia masih larut dalam mimpinya. Penyakit itu memang langka. Baru kali ini Mischa mengetahui jenis penyakit yang seperti itu. Selama ini dia kemana?Dia duduk di samping ranjang sekreta
"Aulia, tidak usah khawatirkan aku." ucap seorang pria yang disiksa oleh penjahat itu. Mereka tertawa bersama saat melihat pria yang mereka siksa itu merasa babak belur di bagian mukanya dan juga seluruh tubuhnya. Tidak henti-hentinya mereka menyiksa Tuan Rey. Dalam keadaan mata masih tertutup, dia pasrah menahan semua rasa sakit yang telah dia terima dari siksaan pria yang terus-menerus menyiksanya. Memukulinya, menendangnya, menjambak rambutnya, menggores besi panas yang sudah dipanaskan di atas api, lalu mulai mendekatkan besi panas itu ke bagian kakinya. Terasa sakit, panas dan perih. Itulah yang dia rasakan saat ini.“Aww... Ahhh... Sakit... Panas.... Hentikan itu, hentikan!” teriak pria itu dengan memberontak sekuat tenaga agar dia bisa lepas. Tapi sayang, tali yang mengikat dirinya ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan kekuatannya. Diah hampir putus asa karena dari tadi dia hanya berusaha melepaskan dirinya, tetap saja gagal. Seluruh tubuhnya menjadi incaran pria itu, karena
"Mischa, Tunggu! Aku tidak akan berhenti mengikutimu. Tolong jangan pergi!" ucap Novan sambil berlari mengejar Mischa yang hampir melewati pintu keluar. "Mischa aku mohon—"Bunyi ponsel Novan menghentikan langkahnya untuk mengejar Mischa yang kini gadis itu telah menghilang dari pandangannya. 'Ketua Black Dragon' Novan mengangkatnya, "Halo, gimana? Apa kalian sudah menemukan dimana keberadaan Tuan Rey saat ini?""Iya, Tuan." ~ Ketua Black Dragon.Sontak saja Novan cepat-cepat mematikan teleponnya saat Ketua Black Dragon itu memberitahu dimana keberadaan Tuan Rey sekarang. Novan menyetir dengan kecepatan di atas rata-rata. Soal Mischa, nanti dia bisa mengurusnya.Mischa, maafkan aku. Aku tidak bisa mengejarmu sekarang. Sebab, aku masih punya urusan lain, jika nanti aku telah menyelesaikannya, aku akan mencarimu lagi. Semoga kau baik-baik saja Mischa, batin Novan, seraya air matanya jatuh. Dia tidak bisa menghindar. Keselamatan Tuan Rey lebih penting dari siapapun.***"Reyna!" bentak M
Seorang gadis berparas cantik dengan rambut bop telah mengikuti seseorang dari jauh, dia bahkan mengendap-endap agar dia tidak ketahuan. Napasnya yang sudah memburu akibat dari tadi dia setengah berlari mengikutinya. "Kemana gadis ini akan pergi?" gumamnya, dia terus mengikuti gadis itu kemanapun gadis itu pergi.Tiba-tiba gadis itu menghilang dari pandangannya, dia melihat sekeliling tempat itu tidak ada di sana. Karena hari ini siang bolong, jadi debu berterbangan di mana-mana. Dia terus mencari gadis itu hingga akhirnya dia kembali berhasil menemukannya. Dia terus mengikutinya, jangan sampai dia kehilangan jejak seperti tadi.Terus melangkahkan kakinya cepat mengikuti gadis itu hingga akhirnya gadis itu pun menaiki sebuah taxi. Dengan cepat-cepat dia melambaikan tangannya ke sebuah taxi yang hampir melewatinya. "Pak... Pak..." Teriaknya memanggil taxi itu.Taxi itu pun berhenti, lalu dia dengan segera memasukinya dan menyuruh seorang sopir yang sedang fokus menyetir agar mempercep
Sudah dua jam Riri mengerjakan tugasnya sebagai cleaning service sementara di Indomaret pun akhirnya selesai. Dia pergi dengan rasa kesal dalam hatinya. Sebab, mereka memperlakukannya seperti seorang pembantu saja, tapi selama dia bekerja tadi, mereka malah asik mengambil photonya. Kesempatan, batinnya."Sekarang, tugasku mencari dimana keberadaan Aulia."Dia menelusuri setiap jalan sembari bertanya kepada orang-orang di sekitar situ, dengan menyebutkan ciri-ciri Mischa kepada mereka. Seseorang mengatakan kalau gadis itu berlari ke arah pantai. Saat dia bertanya apakah terjadi sesuatu pada Mischa, ternyata gadis itu baik-baik saja, hanya saja katanya Mischa menangis seorang diri di sana.Dengan cepat dia pun berlari ke arah pantai. Tidak peduli bagaimana rasa laparnya saat ini, yang terpenting adalah keselamatan gadis itu. Tak lama kemudian, dia pun akhirnya sampai. Dia melihat seorang gadis tengah duduk di pinggir pantai."Kenapa? Kenapa aku harus merasakan itu semua?"Dia terus mera
Pukul tujuh tujuh tepat Reyna sudah selesai memakai dress dengan lengan pendek berwarna biru dongker. Dia membentuk rambutnya yang lurus panjang berbentuk kuncir kuda. Terlihat cantik dan mempesona. Tanpa dia sadari seseorang telah memperhatikannya dari balik pintu. Dia terkejut saat mengetahui kalau orang yang sedang mengintipnya itu adalah Mama Rhima.“Ngapain Mama disitu?” Tanya Reyna dari pantulan kaca yang memperlihatkan tubuh wanita paruh baya itu tengah tersenyum padanya.“Wah, putri Mama tumben nih memakai dress. Mau kemana? Biasanya putri Mama ini hanya sibuk dengan pekerjaannya. Dulu, sepertinya masih Mama ingat dengan ucapanmu itu.”Mama Rhima tersenyum sambil membuka suara dengan nada mengejek kepada Reyna, “Aku tidak suka menghabiskan waktu begitu saja. Sia-sia jika aku keluar. Nah, sekarang kayaknya putri Mama ini tidak lupa 'kan dengan ucapannya dulu?”“Apaan sih, Ma. Serba salah semua sama Mama. Mau Reyna menurut, mau Reyna berontak, Mama selalu saja komen. Tidak bisak
Beberapa hari ini, Suga terus saja meminta Rina mampir sama jam delapan malam. Entah apa maksud dan tujuan Suga, yang pasti Rina benar-benar tidak paham. Padahal, ketika Rina sampai ke Apartemen pria itu tidak banyak yang dia lakukan, kecuali bertindak sebagai pembantu rumah tangga.Suga bahkan tidak memandangnya kali ini sebagai calon istrinya, seperti pria itu melupakan status mereka jika saling bertemu. Tentu saja ini bukan hanyalah mitos semata saja, semua fakta kalau pria itu tidak pernah mengerti apa yang dia inginkan dalam hubungan mereka.Tentu baginya sebuah hubungan itu hanya main-main saja, sehingga dia tidak perlu menghargai kehadiran Rina disisinya.Ah, jika mengingat sikap Suga, Rina selalu menyesal telah memberikan pelayanan terbaiknya. Andai saja, dia bisa berbuat tega dengan membiarkan Suga bekerja sendiri. Namun apa daya ancaman Suga padanya tentang keburukan ayahnya masih terngiang-ngiang dalam kepalanya. Laporan pria itu terhadap ayahnya adalah hal yang paling mena
Setelah dua tahun menikah Aulia masih belum memiliki anak. Sudah beberapa kali Aulia mengalami keguguran. Aulia sangat sedih karena sampai sekarang dia masih belum memberikan keturunan bagi Tuan Rey.Tuan Rey yang sedang menantikan anak dari sang istri memilih diam saja. Tidak pernah menyalahkan Aulia yang masih belum memberikan padanya keturunan. Dua tahun menikah, dia masih setia dengan pasangannya, hingga terakhir kali, Rina, mantan kekasihnya yang dulu tiba-tiba bekerja di perusahaannya. Cinta yang sudah lama dia kubur untuk gadis itu, kembali hidup saat dia bertemu dengan mantan kekasihnya itu. Benih-benih cinta yang mulai muncul, membuat mereka diam-diam selingkuh dari Aulia.Rina yang merupakan sahabatnya, dan Tuan Rey yang juga suaminya. Dia telah dikhianati oleh dua orang yang dia anggap penting dalam hidupnya. Kehidupan rumah tangganya mulai hancur, saat Rina mulai hadir di tengah-tengah kehidupan mereka. Aulia pada saat itu datang ke perusahaan suaminya, dengan membawak
Setelah menikah beberapa bulan yang lalu, setelah bercerai dengan Tuan Hendri, ini kali pertama bagi Aulia bermesraan dengan Tuan Rey. Dari kemarin-kemarin, Aulia masih belum mengizinkan pria itu untuk melakukan malam pertama, tapi kali ini tidak, setelah sekian beberapa bulan belakangan ini, pria itu berjuang keras untuk membuatnya jatuh cinta kepadanya. Perjuangan yang dia lakukan itu tidak sia-sia. Dan akhirnya Aulia pun jatuh cinta padanya. Tuan Rey sudah menunggu lama hari ini, dan saat inilah dia telah melakukan adegan panas itu di ranjang.Aulia hanya mendesah menerima semua perlakuan Tuan Rey yang membuat tubuhnya menggelinjang hebat. Sangat enak. Dia menyukai gaya Tuan Rey yang menaikkan nafsunya. Dia sudah tak tahan menunggu pria itu untuk memasukkan kejantanannya ke dalam celah lembutnya itu. “Aku akan melakukannya. Jangan menangis,” kata Tuan Rey dengan sorot mata menuntut. Aulia tak menjawab, tapi tangannya masih mencengkram bagian depan piyamanya Tuan Rey.Tuan Rey kem
"Apa kamu masih mau tinggal bersama Ayahku? Aku tau kamu tidak pernah suka dengannya...""Maka, kamu bisa ikut denganku untuk pergi jauh dari mereka-mereka yang sama sekali tidak mengerti dengan kebahagiaanmu," bujuk Tuan Rey. Tuan Rey masih melihat dari sorot mata gadis itu yang masih tidak bahagia hingga sampai saat ini. Dalam tatapannya yang sayu, tentu saja Tuan Rey mengenalinya."Aku tidak mau ikut bersamamu! Aku benci semuanya. Termasuk Anda!" Tolak Aulia dengan suara keras. Tidak peduli bagaimana cara pria itu membujuknya. Dia masih kuat dalam pendiriannya. "Lalu, bagaimana dengan perasaanku? Pertama sekali mengenalmu, aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi, selama ini aku urungkan. Karena aku tidak ingin kau menjauhiku. Dan sekarang, kau semakin menjauh dariku.""Dan kau telah menikah dengan Ayahku. Aku kesulitan untuk mendapatkan cintamu. Maafkan aku yang selalu menggunakan kekerasan untuk membuatmu marah." Tuan Rey mengungkapkan semua perasaannya pada saat i
Seharian orang-orang sibuk menghias dekorasi pernikahan Suga dan Rina, hingga semua tersusun rapi dan indah dengan beragam bunga warna-warni yang dilengketkan ke dinding guna menghiasi acara pernikahan itu sampai selesai.Rina sangat bahagia saat dirinya akan dinikahi oleh pria tulus seperti Suga. Selama beberapa hari sebelum berlangsungnya pernikahan mereka itu, dia merasakan kegembiraan di dalam hatinya, sebab seorang pria seperti Suga akan menjadi suaminya. Tentu saja itu sangat memungkinkan untuk dirinya dan juga calon bayi yang ada di dalam perutnya itu.Saat acara berlangsung, dua orang pengantin harusnya sudah ada di sana, untuk tidak menghabiskan banyak waktu, maka dua orang pengantin beserta keluarganya segera dikumpulkan.Semua orang yang datang ke acara itu sangat terpukau dengan keindahan yang dibuat dalam hiasan yang yang sudah disediakan di rumah Rina selama beberapa hari ini. Rumah yang sangat cantik dan dipenuhi dengan keramaian orang-orang yang datang ke pesta pernikah
Setelah puas di bagian payudara Aulia, Tuan Hendri turun menyelusuri bagian perut Aulia hingga di pertengahan pusat dia dia terus menjilatinya, dengan air liur yang sudah bertumpahan dari mulutnya. Dia masih di bagian itu sampai beberapa menit, lalu kini wajahnya bergeser menuju celah lembutnya gadis itu.Aulia terus mendesah. Seberapa kuat pun dia menahan getaran yang terjadi dalam tubuhnya, tetap saja dia semakin teransang. Hingga Tuan Hendri mengangkat bokong gadis itu ke atas kedua pahanya, lalu mengarahkan kejantanannya ke arah celah lembut gadis itu. Hampir saja melesat masuk ke dalam, seseorang tiba-tiba mengetok dari luar kamar.Tok... Tok... Tok...Ketiga kalinya, orang yang ada di luar itu terus mengetok pintu."Sial!" umpat Tuan Hendri dengan rasa kesal yang menyelimuti perasaannya. Dia hampir saja memasuki celah lembut istri ketiganya itu, tapi seseorang tiba-tiba datang dan menggagalkan semuanya, dimana dia sendiri sudah sangat menginginkan kejantanannya itu melesat masuk
Semua orang sudah pada pulang ke rumah masing-masing. Termasuk kedua orang tua Aulia sudah pulang ke rumahnya. Seperti biasanya para pengantin baru harus berada di dalam kamar, Aulia sudah dibawa Nyonya Ans ke dalam kamar yang sudah disiapkan untuk kamar Aulia dengan Tuan Hendri.Di depan semua orang, Nyonya Ans bersikap baik dan ramah. Namun tidak ada yang menyangka bahwa wanita paruh baya itu memperlakukan Aulia sangat buruk. Dia terus menyiksa Aulia."Hei gadis jalang—" tangannya sudah menjambak habis rambut Aulia yang masih disanggul keong."Sakit... saya mohon Anda melepaskan tangan Anda dari rambut saya!" ucap Aulia.Aulia sendiri tidak pernah tahu kalau Nyonya Ans akan menyiksanya begitu. Dia pikir wanita paruh baya itu mau mengantarnya ke dalam karena hatinya tulus, tapi sayang, dia terlalu berharap kalau wanita itu sudah tidak mempermasalahkan hubungannya dengan Tuan Hendri."Sakit?" Dia menarik lebih kuat lagi rambut Aulia hingga rambutnya rontok, sedangkan sanggul keongnya
Akhirnya, sesuai permintaan Tuan Hendri untuk segera dilanjutkan hari ini pernikahannya yang ketiga dengan Aulia Aurorencia. Pernikahan mereka di gelar hari itu juga. Cukup dengan dua jam menyiapkan segala keperluan untuk prosesi pengucapan janji suci pernikahan. Semua busana mereka telah dirancang sendiri oleh kakaknya, Reyna.Rudi telah memerintahkan seorang bawahan Tuan Hendri untuk menyelesaikan ini semua, orang itu adalah Sandy. Sandy sudah bekerja di perusahaan milik Tuan Hendri selama sepuluh tahun lamanya.Sejak perusahaan ditangani oleh dua orang. Salah satunya ayahnya yang merupakan ketua pimpinan perusahaan dan juga Tuan Rey yang menjadi seorang CEO di perusahaan Sinopec Grup.Semua telah selesai. Tuan Hendri Sinopec dan Aulia Aurorencia sudah resmi menjadi sepasang suami-istri. Pernikahan mereka telah terkabar sampai mendunia. Setelah pernikahan itu selesai, Sandy masih belum membuka segala rancangan yang telah dia ciptakan itu, sehingga rumah mewah Tuan Hendri bertambah i
Selang satu jam ditunggu-tunggu, akhirnya pria yang bernama Rey itu pun datang. Semua orang menyambut kedatangannya, kecuali Aulia.Aulia yang sedang berusaha mengambil sendok garpu yang jatuh di lantai. Setelah dia berhasil mengambilnya, dia meletakkan sendok itu ke piring yang kotor. Sontak saja Tuan Rey terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya ini, begitu juga dengan sekretaris Dion yang menyusul Tuan Rey baru saja sampai."AULIA!" ucap dua orang pria itu sama-sama.Tidak disangka kalau yang menjadi calon istri dari sang ayah adalah gadis yang dikenalnya, dia adalah Aulia.Pria itu kini menatap tajam pria yang merupakan ayahnya itu. Kebetulan mereka duduk saling berhadapan."AYAH!" panggil Tuan Rey murka. Tangannya sudah dia kepal sekuat tenaganya. Dirinya tidak habis pikir dengan jalan pikiran sang ayah. Bagaimana mungkin ayahnya ingin menikahi gadis yang seumuran dengannya? Itu mungkin saja kebahagiaan untuknya, tapi tidak dengan gadis itu.Aulia kaget dengan kehadiran Tuan R
Malam ini adalah malam bagi Aulia untuk bertemu Tuan Hendri. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan pria tua yang dijodohkan oleh papanya untuknya. Pria tua yang ingin menikahinya itu sedang mengadakan pertemuan antara dua keluarga. Aulia tidak tahu siapa pria tua yang ingin dijodohkan untuknya, yang dia tahu kalau tentang pria itu, usianya sudah jauh lebih tua darinya. Seusia dengan papanya itu."Nak? Kamu sudah siap?" tanya Satya Hermawan setelah mengetok pintu. Dia tidak tahu apa yang sedang dilakukan putrinya itu di dalam kamar."Apakah Aulia sedang menangis di dalam?" terkanya dengan suara lirih.Dia tidak ingin terjadi sesuatu kepada putrinya itu. Dia menjadi khawatir karena sejak tadi Aulia mengurung diri di dalam kamar. Hatinya menjadi tidak tenang. Dia takut dan takut apabila putrinya itu mengambil jalan yang salah.Sedangkan di dalam kamar, Aulia terus menangis. Dia tidak tahan dengan semua itu. Semua seakan memaksanya untuk melakukan apapun yang mereka inginkan kepada Aulia