"Apa kau percaya jika Han Xue Tian bukanlah saudaraku? melainkan aku di masamu yang sengaja dibawa pada masa ini. Jawab Xieya apa kau percaya ucapanku yang ini?" Seluruh dunia Ran Xieya seolah runtuh. “A-aku ....” Ran Xieya menerjabkan kedua matanya yang bergetar samar, karena semua pengakuan dari Lian Xia Tian mengejutkannya. “Xieya, oh Xieya, kau sendiri tak menyadari jika diperalat olehnya selama ini." Lian Xia Tian berucap sembari tersenyum remeh. "Tujuannya hanya ingin membuatmu mengakhiriku agar mereka dapat mengambil Sen Ya, semua ini sudah jadi rencana mereka Xieya," bujuk Lian Xia Tian hendak melangkah mendekati Ran Xieya. “Hentikan Ge!” “Dia berhak tahu semua ini!"Ran Xieya memandangi keduanya, mereka saling berteriak satu sama lain. Sebelum Ran Xieya beranjak melerai keduanya. Bahunya sendiri terasa mengalir cairan dari dalam.“Sejak kapan? ada luka laserasi sebesar ini, kenapa aku tak menyadarinya.” Ran Xieya memengangi bahunya sendiri, karena sudah terdapat luka robe
“Tuan Puteri Ran Xieya.” Sapa pemimpin muda Han itu, berbeda dengan Putri Bungsu dari Han.Dia dengan tak perdulinya menepis genggaman tangan Ran Xieya dan Han Xue Tian kemudian merangkul Han Xue Tian dengan erat. “Gege, apa Aege kemari untuk membasmi Iblis yang bersembunyi disini?” tanya Gadis itu.Ran Xieya yang masih bersama wajah sembabnya, hanya mengangguki sapaan pemimpin Han, meski dengan perasaannya yang masih tak karuan Ran Xieya tak memperdulikan Han Xue Tian dan adiknya Han Fei Yin.“Tanpa mengurangi rasa hormatku kepada pemimpin Han. Ran Xieya akan ke aula desa terlebih dulu," ucap Ran Xieya usai memberi hormat, Ran Xieya membalikkan tubuhnya untuk melangkah ke aula desa yang sudah tampak gerbangnya didepan pandangan."Yang Mulia, biarkan hamba mengobati bahumu," tawar Pemimpin Klan Han itu.Ran Xieya langsung menggeleng. "Tidak perlu, Pemimpin Han, aku baik-baik saja," sahut Ran Xieya kemudian beranjak pergi. Han Suiren Hua melihat gelagat Ran Xieya, yang dirasanya tak b
“Aku tahu kau pasti ikut Sui." Ran Rinyou berucap sambil memengang pundak Pemimpin Klan Han.“Menyelamatkan pembelot sama artinya berkhianat," sahut Seseorang."Kau tahu apa!" bentak Ran Rinyou. Rasanya saat itu Ran Rinyou ingin menebas lidah Bangsawan Ran Yu yang tiba-tiba saja berbicara. Jangan lupakan dirinya yang selama ini memihak Baozheng, serta baru kali ini berani bersuara menentang Ran Rinyou namun, Ran Rinyou tak gentar serta masih membelakangi. Bahkan tak ingin berhenti hanya karena perkataannya.“Setelah menyelamatkan Xieya, semua keburukanmu akan kubongkar Ran Lu.” Ran Rinyou berucap seraya berlalu meninggalkan aula itu.Han Suiren Hua buru-buru memberi hormat sebelum berlari-lari kecil menyusul Ran Rinyou. “Han Suiren Hua, pamit untuk menuju kerajaan iblis.” Han Suiren Hua berucap sambil membungkuk hormat pada Raja. "Rinyou, tunggu aku!" teriak Pemimpin Klan Han yang anggun itu.Usai kedua Pemuda itu pergi, tak ada yang memihak siapapun yang membela Ran Xieya karena mere
Di sisi lain yang berbeda. Han Xue Tian sudah berhasil menerobos Dunia Iblis. Ia memang seorang diri dan meski begitu ternyata Lian Xia Tian sang penguasa tanah ini mengizinkan adiknya bekeliaran untuk mencari Ran Xieya. Han Xue Tian tak butuh waktu yang lama karena ia menjumpai Ran Xieya di lorong istana. Kini Pria itu tengah mengobati bahu dari Ran Xieya yang sudah terluka akibat pertarungan sebelumnya“Kau tahu?” tanya Ran Xieya.Han Xue Tian menggelengi pertanyaan Ran Xieya. "Apa yang ingin kau tanyakan?" suara Han Xue Tian yang berat itu terucap lembut.“Sebelum kehidupan Ran Xieya dan Lian Xia Tian, apakah aku yang dulu seorang Dewa yang melakukan hal besar? Haha," tawa Ran Xieya.Han Xue Tian tengah merawat luka dibahu Ran Xieya, pemuda itu tertegun sejenak melihat bahu Ran Xieya yang mulus itu. Han Xue Tian mendehem pelan. “Mungkin," jawabnya singkat.“Kurasa begitu, Xuanze Rhein Qita," ucap Ran Xieya.Seulas senyuman pada bibir tipis Han Xue Tian mengenggembang. Dia pun bera
“A-Sen, kau terlalu menyimpulkan semuanya dengan cepat." Wanita itu berucap dengan wajah sendunya.Ran Xueya malah berbeda. Gadis itu tak bergeming. "Apa lagi maumu? memang benar bukan?" sergah Ran Xieya."Kau harus membantu ibu, aku tak ingin menjadi mahluk yang fana. A-Sen seharusnya kau berada dipihakku! Bukan malah dipihak mereka semua, ingatlah semua kebahagianmu disini hanya semu.Ayo bantu ibu, setelah aku kembali ke surgawi A-Sen akan menjadi bagian yang berkuasa disana. Kita harus menghabisi semua iblis disini serta siapapun yang memihak pada Lian Xia Tian.” Ran Xieya menggeleng dengan tatapan tak percaya. “Aku bahagia menjadi manusia yang memiliki hidup yang fana beserta kebahagiaan yang semu ini. Ambisi seperti itu justru terdengar seperti iblis, bahkan Lian Xia Tian sendiri berusaha melindungi penduduknya dengan semua cara.” “Aku tak bisa," ucap Ran Xieya.“Maaf ... Xieya ataupun Senna tak bisa melakukan hal itu," ulang Ran Xieya lagi.Ran Xieya berlalu melewati wanita ya
“Dulu ... seorang manusia biasa memiliki anugerah atas dunia bawah dan surgawi. Dia melihat segala keindahan penduduk surgawi, mencintai salah satunya. Seseorang yang berbakat memilih mengabdi pada dunia bawah. Satu bukti akhir seorang buah cinta jelitanya, seseorang yang terlahir seimbang akan kejahatan dan kebaikan. Puteri An Tian pendiri Shizu Ranyang membuat jimat An untuk menciptakan petaka dan Sen Ya pedang yang memutus semua petaka ... Namun ia juga menghancurkan kerajaan Shizu Ran dengan satu kali petaka wabahnya, karena sang kekasih seorang manusia biasa murid perguruan pedang Shizu Ran dihukum mati oleh sebuah tuduhan. Puteri An Tian menciptakan jimat An untuk menciptakan petaka dan Sen Ya pedang yang memutus semua petaka. Seperti janjinya akan terus setia bersama kelahiran sang kekasih,Puteri An Tian akan selalu hidup dengan usia manusianya.”Ran Xieya jelas mendengar suara seseorang padanya. Meski tak ada rupa tapi Ran Xieya mendengar jelas, narasi mengenai sosok An Tian.
“Kita harus menjauh dari sini.”“Kenapa?”Ran Xieya masih ingin bertanya lagi, namun suara riuh terdengar dibelakang mereka. Ran Xieya sempat bergidik melihat pasukan para iblis yang dipimpin oleh jenderal besar serta disana dengan sebuah monster raksasa yang diselimuti api. Ran Xieya menatap dengan heran sekaligus takjub.“Xia Tian yang mengendalikannya dari istana," sahut Han Xue Tian.“Ha?! Dia diistana? Tidak turun? Tunggu ada apa ini?!” Begitulah Ran Xieya, dia bertanya bertubi-tubi disaat terkejut.Han Xue Tian hanya menatap dengan tenang.Sebuah kuda yang dipacu oleh pria berbaju zirah itu menghampiri mereka “Yang Mulia Han Xue Tian, tuan puteri Ran Xieya... Raja meminta kalian untuk kembali ke istana tempat aman dari rombongan manusia yang berusaha menghancurkan array pelindung kerajaan.”“Siapa?”“Ran Lu...”Jawab Han Xue Tian.Ran Xieya terdiam, jujur dia merasa kesal “Anak itu hanya memperkeruh suasana.”Ucap Ran Xieya menatap dinding array itu perlahan-lahan menipis.Ran Xi
"Hentikan!" teriak Ran Xieya sembari mengepalkan kedua tangannya."Demi seluruh kehidupan, surgawi, neraka dan dunia, hentikan!"Dia teringat dengan gadis kecil yang sempat bertemu dengannya, hingga semua orang yang ada disana. Bahkan ia tak tega melihat prajurit manusia dari kubu Ran Lu. Sebagian tetap bertahan sementara sebagian sudah usai diserap oleh pasukan iblis. Ran Xieya bahkan nyaris tertusuk oleh belati Shin Wen Feng, jika pedang biru Han Xue Tian tak langsung terbang menghadangnya.“Wanita siluman Iblis kau harus mati!” Begitulah teriak Shin Wen Feng yang menyerang membabi buta kepadanya.Namun belum sempat Shin Wen Feng hendak menghunuskan kembali belatinya, dia terpental akibat tangan raksasa yang tiba-tiba melindungi Ran Xieya. Itu Monster yang dikendalikan Lian Xia Tian.“Xia ... Tian ...” Ran Xieya bergumam.Tentu pasukan Lian Xia Tian dapat dengan mudah memukul mundur rombongan Ran Lu yang tinggal setengah. Bahkan satu kali gerakan tangan monster itu menderu kepada bu
Srrrryashhhhhhh Kedua mata magenta Ran Xieya menatap Lian Xia Tian yang terkena sebuah sebilah pedang yang menghunus punggungnya hingga bagian perutnya mengeluarkan cn. "Tidak, tidak, tidak," ucap Ran Xieya berulang kali. "Xieya ... Xie ... lari," ucap Lian Xia Tian yang mengeluarkan cairan merah dari ujung bibirnya. Tubuh Lian Xia Tian ambruk seketika."Mengapa kau melakukannya?" tanya Ran Xieya dengan tatapan nanarnya. "Tuanku sangatlah bodoh," celetuknya sembari berjalan mendekati Guan Yu. "Ia merawatku sejak bayi namun yang ia lakukan setiap hari hanyalah mengangumimu, padahl Dunia Bawah membutuhkannya." Pemuda itu merubah wujudnya jadi seorang Pria Muda yang berjubah hitam. "Lu Fei, aku ... anak dari Guan Yu dengan salah seorang manusia, Ayah ... aku sudah menghabisi Iblis Bodoh itu apakah aku juga harus menghabisi Dewi Yue?" tanyanya sembari menatap Ran Xieya.Guan Yu tertawa puas menikmati Ran Xieya yang mematung menatap Lian Xia Tian yang sekarat itu. "Dia tak akan bisa di
"Jadi kau melepaskan hubungan dengan semua orang untuk misi bunuh dirimu ini, tapi semua itu tak berlaku padaku karena aku memang membenci Guan Yu sejak dulu ... kau pikir saja sendiri, kekasih mana yang terima jika selama ini wanitanya di segel oleh Dewa Keparat itu selama ribuan tahun?" omel Lian Xia Tian sembari menatap Ran Xieya dengan tajam. Ran Xieya tak mengubrisnya kemudian berjalan mendekati Gunung Rai. "Jika begitu terserah padamu dan lakukan sesukamu tapi jangan menghadang keinginanku untuk melenyapkan Guan Yu," ucap Ran Xieya pada Lian Xia Tian. Gerhana tak dirasa justru datang lebih cepat. Hal itu membuat Ran Xieya tertegun. "Aneh sekali, kenapa terjadi lebih cepat?" gumam Ran Xieya sendiri."Itu karena Guan Yu juga menipu alam semesta," sahut Jing Xiu sembari waspada. "Yue ... aku rasa rencanamu berjalan lebih cepat dari dugaan kita," ucap Jing Xiu sembari bercahaya terang yang hangat. Ran Xieya mengangguk. "Tolong ya, aku serahkan perlindungan padamu." Ran Xieya beru
"Aku bersamamu, dalam suka dan duka, Yang Mulia Hua Zhen ...," ucap Pria bermata ungu cerah itu. Ran Hua Zhen tersenyum namun tiba-tiba saja ia tak sadarkan diri. Ran Hua Zhen langsung berada dalam gendongan Shin Chen Jun. Ia mendengar derapan langkah namun tak lama sosok Han Suiren Hua muncul dengan telunjuk bercahayanya. Shin Chen Jun menghela napas."Hua Ge, melumpuhkan energinya bukanlah hal yang baik," celetuk Shin Chen Jun."Benar, selagi ini kekuatan baru Yang Mulia, dan guncangan jiwa dapat membangkitkan kekuatannya ... An Tian bukan sesuatu yang bisa Yang Mulia tangani, sebaliknya ... itu akan mempersulitnya," ucap Han Suiren Hua. "Kedatanganku kemari juga karena hendak berbincang denganmu Ketua Shin." Pria itu berucap sembari melipat kedua tangannya di belakang punggungnya dengan tenang. Shin Chen Jun beranjak berdiri sembari menggendong tubuhnya Ran Hua Zhen yang sudah tak sadarkan diri berkat Han Suiren Hua yang menghentikan aliran energinya untuk sementara, ini bukan p
"Tapi Yang Mulia, harap Anda memikirkan lagi mengenai tindakanmu ini," ucap Shin Chen Jun pada Ran Xieya yang tengah duduk dihadapannya menikmati secangkir teh.Ketibaan Ran Xieya membawa harapan bagi Shin selain berkat Ran Xieya yang memusnahkan Dewi Naga Kabut. Ia juga mengembalikan warga Shin yang terperangkap dalam kabutnya, insiden ini terjadi sejak Baosheng berhasil dikalahkan dan para pemberontak berhasil padam dan mengalah.Shin Chen Jun, masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Ran Xieya, dia hidup akrab dengan Ran Xieya sejak masih muda tapi baru kali ini Shin Chen Jun merasakan ketenangan yang berbahaya dari Ran Xieya yang biasanya bersikap ceria, banyak bicara dan ceroboh itu. "Rencanaku sudah bulat A-Jun, aku memutuskan untuk mengakhiri peperangan ini ... maka dari itu, jika sesuatu terjadi padaku, aku mau kau jadi Penasehat Shizu Ran serta dampingi Ran Hua Zhen," ucap Ran Xieya menatap Shin Chen Jun dengan datar.Shin Chen Jun menggeleng. "Itu tidak bisa, anakmu yang
"Xieya ... kau memaksakan diri lagi ya?" tanya Lian Xia Tian sembari mendekati Ran Xieya. "Tidak, tidak sama sekali, ini pilihanku," jawab Ran Xieya tak ragu. Lian Xia Tian melirik Ran Xieya yang tampak terdiam tenang, ini bukan Ran Xieya yang ia kenal. Lian Xia Tian mencoba memahami perilaku Ran Xieya. Banyak hal yang dilalui oleh Ran Xieya bahkan ia telah mengorbankan banyak hal termaksud dirinya sendiri. "Aku tak butuh kau mengasihiku," terka Ran Xieya sembari beranjak pergi lebih dulu. Lian Xia Tian tertegun, ia tak menyangka jika Ran Xieya menjadi 'datar' saat ini. Tatapan dan sikap dingin seperti ini mirip seperti An Tian, tapi Lian Xia Tian sendiri sudah sangat yakin jika An Tian sendiri telah lenyap karena kehadirannya sirna digantikan oleh sebatas energi kekuatan pada Ran Hua Zhen yang sejak tadi membungkam. "Xieya, perjalanan kita lumayan panjang untuk tiba di Shizu Ran ... jika, kau ingin istirahat, Kediaman Shin terletak diperbatasan," ucap Lian Xia Tian menunggangi k
Ran Xieya berjalan dengan tenang, kala itu hari hendak menampaki fajar. Kedua mata magenta Ran Xieya bersinar terang. Wajahnya memasang raut serius. Ia berjalan belok memasuki sebuah ruangan usai menggeser pintu yang terbuat dari bambu itu. Ran Xieya menatap adiknya, Ran Hua Zhen yang tidak sadarkan diri. "Kau memutuskan jaringan kehidupanmu dari dunia fana, An Tian, tapi anak seperti ini yang kau pilih untuk melanjutkan harapanmu ... sebegitunya kau mau aku hidup bebas tanpa belenggumu lagi, ya?" Ran Xieya duduk dipinggiran ranjang kasurnya. Ia bisa merasakan energi gelap dan hitam pada Ran Hua Zhen namun energi itu tidak waspada padanya. Ran Xieya menatap kehampaan saat ini. Ia teringat saat-saat dirinya 'menyandera' jiwa An Tian pada tubuhnya. Kehancuran dan kehidupan bercampur aduk, Ran Xieya pernah menghancurkan perbatasan wilayah Iblis dan manusia bahkan pernah menyatukan kedamaian Iblis dan Manusia berkat An Tian yang ada pada dirinya. Kini semuanya sudah usai, Ran Xieya hidu
"Nak, keinginanmu kuat ... terimalah ...,""Tidak! tidak, jangan lagi lakukan hal seperti itu!" Lian Xia Tian langsung mendekap An Tian yang sudah perlahan-lahan berubah jadi abu. Ia tahu jika An Tian hendak memindahkan inti jiwanya pada Ran Hua Zhen meski tidak pasti keberhasialnnya."Percayalah Xia Tian, dia tetap hidup jadi dirinya bersama kekuatanku," sahut An Tian tak mengubris Lian Xia Tian. Melainkan membuat cahaya dari tangannya dan memberikannya pada Ran Hua Zhen. Ia tersenyum saat menatap Ran Hua Zhen yang mirip seperti Ran Xieya. "Hiduplah ... lindungi semuanya," ucap An Tian kemudian berubah jadi abu dan sirna.Ran Hua Zhen membeku kala cahaya itu memasuki tubuhnya sendiri kemudian kekuatan tinggi merasuki dirinya. "Ahhhh!" Ran Hua Zhen menjerit kemudian tak lama ia pun pingsan tak sadarkan diri. Lian Xia Tian mematung menatap abu dari An Tian dan Ran Hua Zhen yang sudah mengambil alih seluruh kemampuan An Tian. Jalan ini berbeda dari sebelumnya, Ran Hua Zhen tak perlu ke
"An Tian, tunggu, perlahan langkahmu," ucap Han Suiren Hua."Apa? kau mau aku menuruti kemauanmu dengan menipu Xieya? kau ... Kakak yang keji dengan membiarkan Lian Xia Tian menipunya jadi Han Xue Tian hanya untuk menenangkan Xieya," sahut An Tian. "Aku tidak sanggup melihatnya tidak tahu menahu jika Han Xue Tian juga dalam keadaan sekarat!" bentak An Tian."Ini bukan salahmu, An Tian." Han Suiren Hua menarik pergelangan tangan An Tian. An Tian menatap Kepala Klan Muda itu. An Tian menepis tangannya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku harus melenyapkan wadah ini, karena apa jadinya jika Xieya menatapku dengan wujud yang membuatnya menderita," ucap An Tian sembari beranjak pergi. An Tian berlari keluar dari kediaman Han. Ia sempat berpapasan dengan Ra Byusha yang langsung mengenalinya. "Carikan aku wadah, aku ... aku tak mau Xieya menatapku menderita," ucap An Tian setengah memelas."Murid bodoh itu pemaaf," sahut Ra Byusha."Bahkan jika tahu suaminya kritis dan saat ini orang
"Lakukan! Hahaha ...," tawa Baosheng tak lama terhenti. Ia mematung dengan bayangan hitam yang pedar keluar darinya. "Xieya, tusuk jantungnya ... satu-satunya cara membuatku bebas dengan membunuh wadah ini sama sepertimu dulu," ucap Baosheng dengan nada suara An Tian."Aku ... tidak yakin," ucap Ran Xieya mendadak gemetar karena jika itu ia lakukan maka Baosheng akan tewas."Guan Yuu akan melemah karena ia menggunakan sebagian kekuatanku," ucap An Tian.Brukkkk ... Ran Xieya menoleh kala menatap nanar sosok An Tian yang mengulurkan tangannya itu. Ran Xieya mencoba meraihnya namun dirasanya percuma karena sosok Baosheng sudah kembali sembari menyerang Ran Xieya dengan membabi buta. Ran Xieya akhirnya bisa menahan serangannya dengan membuat pedang dari Baosheng terlempar kemudian memengang kedua tangan Baosheng. "Aku tak mau semuanya berakhir sia-sia," ucap Ran Xieya berusaha membujuk Baosheng."Hentikan omong kosongmu Anak Kecil," sergah Baosheng.Brukkkk ...Ran Xieya menoleh saat t