Beranda / Rumah Tangga / Mengintip Kamar Pengantin / Ritual Malam Pengantin ( Tentang Adat )

Share

Ritual Malam Pengantin ( Tentang Adat )

Penulis: Zulzila Sen
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-27 18:35:34

"Dan aku tak bisa menahan ha*rat ku lagi untuk memilikimu malam ini." Aditya terus menatap wajah Delindra yang seperti memiliki sejuta pesona malam ini di mata Aditya.

Semakin lama, Aditya semakin mengikis jarak…saat hampir saja wajah Aditya menyentuh wajah Delindra, tiba-tiba tangan Delindra menahan dada Aditya, hingga Aditya terhenti.

"Ada apa?" Aditya menatap heran pada Delindra.

"Ini tidak benar, Mas," ucap Delindra, menatap Aditya dengan serius.

"Maksudnya?" Kening Aditya mengerut.

Delindra tidak segera menjawab. Dipandanginya dengan wajah Aditya dengan tatapan was-was.

"Kenapa, Del? Apanya yang tidak benar?" Raut Aditya tampak kebingungan.

"Kita tidak bisa melakukan ini, Mas?"

Deg.

Dada Aditya berdetak tatkala mendengar kata-kata Delindra barusan.

"Maksudmu apa, Del?" tanya Aditya dengan masih raut kebingungan.

Delindra bergeming…dengan pandangan dialihkan ke samping.

"Del!" Aditya memegang kedua pundak Delindra.

"Tatap mataku, Del."

Delindra Pun mengalihkan pandangannya lagi, menatap Aditya.

"Kenapa kita tidak bisa melakukannya? Bukankah kita suami istri?" Tangan satu Aditya menyentuh pipi Delindra, sedangkan tangan satunya lagi memegang bahu Delindra.

"Del, katakan, jangan di saja."

"Kita bukan pengantin yang sesungguhnya, Mas!"

"Hah!" Aditya ternganga mendengar kata-kata Delindra.

"Pernikahan kita ini tidaklah benar," ucap lagi Delindra, semakin membuat Aditya kebingungan.

"Tidak benar?" Aditya menatap lekat.

"Iya," jawab Delindra, cepat.

"Kenapa bisa begitu?"

"Pengantin kita sebuah petaka, Mas."

Sontak Aditya tertawa kecil mendengar kata-kata Delindra seraya menarik tangannya dari bahu Delindra.

"Jangan ketawa, Mas. Apa yang aku katakan ini benar adanya, aku tak main-main."

Aditya kembali menatap Delindra dan menatapnya serius.

"Kita menikah karena sebuah petaka…!"

"Lalu dari mana asal mula petaka itu, Del?" tanya Aditya cepat.

"Dariku!" jawan Delindra, juga cepat. " Lalu darimu!" lanjut Delindra.

"Alasannya?" tanya Aditya, serius.

"Karena aku telah…telah—"

" Mengintip kamar pengantin pada malam itu?" tanya Aditya, memotong ucapan Delindra.

"Iya. Dan kamu yang telah memergokiku," jawab Delindra.

Lagi, Aditya tersenyum. Merasa lucu dengan apa yang dikemukakan Delindra.

"Istirahatlah, Del. Aku tahu kamu saat ini capek." Aditya menepuk pelan pundak Delindra.

Aditya sama sekali tak terpengaruh, lebih-lenib percaya dengan apa yang dikatakan oleh Delindra. Aditya hanya beranggapan kalau Delindra masih capek saja atau belum siap, sebab itu Delindra beralasan.

"Maaf…mungkin akunya juga yang terlalu terburu-buru, Del. Padahal kita masih perlu tahap pengenalan lebih dulu. Bukan kita, tapi kamu." Bibir Aditya tertarik membentuk sebuah senyuman.

Delindra hanya termangu mendengar kata-kata Aditya.

"Mari kita tidur!" Aditya mendaratkan bibirnya di ubun-ubun Delindra, sebelum akhirnya ia membalikkan badannya untuk melangkah ke ranjang tidur.

"Oh, iya…!" Aditya menyempat menoleh pada Delindra yang masih berdiri di tempat.

"Aku sama sekali tak menganggap kalau pernikahan kita ini adalah petaka, Del. Pernikahan ini bagiku anugrah." Aditya menyelipkan sebuah senyuman, sebelum akhirnya ia naik ke atas ranjang.

****

Pagi-pagi sekali Delindra sudah terbangun.

Kebiasaan di rumah nya dan hidup di desa terbawa sampai saat ini.

Dipandanginya oleh Delindra gambar dirinya di cermin. Pujian Aditya semalam yang memujinya cantik tergiang-giang di telinganya.

Namun Delindra hanya menganggap kalau pujian Aditya semalam hanya bentuk gombalan semata, sebab kalau memang benar kalau dirinya cantik, sudah pasti Angga akan memilihnya, daripada Dahlia.

Delindra terus memandangi dirinya di cermin sambil menyisir rambut indahnya.

Delindra mekirik jilbab yang tergeletak di atas meja rias. Selama ini Delindra memang tak konsisten dalam berjilbab, kadang memakainya dan kadang juga tidak.

Mata Delindra masih memandangi jilbabnya, antara ingin memakainya dan tidak.

Saat pikirannya sedang sibuk memutuskan antara berjilbab atau tidak, tiba-tiba Delindra mendengar pintu kamarnya di ketuk.

Delindra pun berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Wah…pengantin baru pagi-pagi buta sekali sudah bangun," celetuk Hilda, saat pintu kamar sudah dibuka.

Delindra hanya tersenyum untuk menanggapi.

"Ini apa, Bibi?" Delindra menunjuk ke arah baskom yang berisi air buangan dan baunya sangat harum, Delindra dapat menciumnya.

"Ih, kok Bibi sih, Sayang…Mama dong…manggilnya sama kayak Adit. Kan kamu sudah jadi mantu Mama. Tak hanya itu, kamu sudah Mama anggap seperti anak sendiri dimulai sejak pertama kali mendengar kalau Adit menikahi kamu." Hilda tersenyum sambil mengusap dagu Delindra pelan.

Lagi, Delindra hanya bisa menanggapi dengan senyuman simpul tanpa berkata-kata lagi.

"Ini itu buat kamu sama Adit." Hilda menyodorkan baskom berisi air bunga tersebut pada Delindra.

"Buat apa, Bi, eh. Ma?" tanya Delindra.

"Ih, gemes ada anak perempuan yang manggil Mama." Hilda kembali mengelus dagu Delindra tampak greget.

"Ini itu…buat kalian mandi berdua nanti." Hilda menjelaskan.

" lMandi?" Kening Delindra mengerut.

"Iya, Mandi!" Hilda meyakinkan.

"Tapi Delindra sudah mandi, Ma!" jawab Delindra, jujur.

" Hah! Sudah mandi, masak sih?" Tangan Hilda menyentuh rambut Delindra.

"Ah, bohong. Buktinya rambut kamu tidak basah!" ucap Hilda.

"Karena Delindra memang tak keramas, Ma," jelas Delindra.

"Hah, kok bisa?" Hilda tampak kaget campur heran.

"Ada apa ini pagi-pagi?" Aditya yang baru saja keluar bertanya.

"Dan kamu Adit?" Tangan Hilda menunjuk rambut Aditya yang tak basah, namun Aditya tampak baru saja selesai mandi. Terlihat dari Aditya yang hanya memakai handuk dan badannya sedikit basah.

"Kalian tak melakukan ritual malam pengantin kalian?" Hilda menatap was-was pada Aditya dan Delindra secara bergantian.

"Memangnya harus dilakukan tepat di malam pengantin, Ma?" Delindra yang penasaran memberanikan diri untuk bertanya.

Hilda tak menjawab, pandangannya beralih menatap Aditya. " Apa kau tak memberitahu istrimu, Dit?" tanya Hilda.

"Emh…maaf, Mah. Delindra kan lagi capek, habis dari perjalanan jauh. Begitupun juga dengan Adit," jelas Adit dengan hati-hati.

Namun masih saja membuat Hilda tampak terkejut." Ya, Tuhan…ini sebuah petaka bagi pernikahan kalian!" seru Hilda sambil membekap mulutnya.

_____________

Bab terkait

  • Mengintip Kamar Pengantin   Cinta atau Pengabdian

    "Mah, sudah, jangan dibesar-besarin!" tegur Aditya dengan lembut."Mama gak besar-besarin, Adit. Tapi di keluarga besar kita memang tradisinya begitu. Kalau tidak, maka petaka akan menimpa pernikahan tersebut.""Dan Adit tak percaya dengan yang namanya petaka dalam pernikahan, Ma," protes Adit, dengan nada hati-hati."Tapi, Dit. Bukannya sudah sering kita melihat sendiri petaka dalam pernikahan keluarga kita, karena kita lalai dalam tradisi kita?" ucap Hilda."Tapi, Mah…Adit tak percaya dengan yang namanya petaka. Apalagi dalam pernikahan. Bukannya pernikahan itu ibadah, apa iya akan menimbulkan petaka." Aditya berusaha menjelaskan."Tapi, Dit. Kalian tak punya halangan apapun sehingga bisa—" Kata-kata Hilda terhenti saat tangan Aditya memegang kedua bahunya."Mah, percaya sama Adit. Tak akan terjadi apa-apa pada pernikahan Adit dan Delindra. Percayalah, tradisi itu tak perlu semuanya kita percaya hingga membuat kita takut. Dan untuk malam pertama pengantin Adit, itu sengaja Adit tunda

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Mengintip Kamar Pengantin   Kesepian

    5 Tahun kemudian….Delindra termenung duduk di sofa ruang tamu dengan tangan memegang Hp. Hanya scrol-scrol beranda sosmed saja. Tak ada yang ia lihat di dalam sana. Itu ia lakukan hanya untuk mengusir kesepiannya saja.Sesekali Delindra menengok ke arah pintu. Menantikan kepulangan Aditya dari kantornya.Sebenarnya Delindra tak bisa dengan kesendiriannya setiap hari. Namun apalah daya, ia tak punya teman selain Aditya. Itupun Aditya selalu jarang ada di rumah. Aditya selalu saja sibuk dengan pekerjaannya."Menjadi istri dari seorang pengusaha lebih-lebih hanya putra tunggal yang ditugaskan untuk mengelola semua bisnisnya itu tidaklah nyaman, kita akan selalu kesepian." Itu lah kata-kata yang Delindra katakan pada Dahlia saat mereka sedang bertelponan kala itu. Saling curhat satu sama lain, dak kala itu Dahlia memuji-muji Delindra sebab di rasa telah hidup senang bersama Aditya yang bergelimpangan harta.Namun di balik itu semua…ada sebuah nama yang namanya kesepian yang selalu menyeli

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Mengintip Kamar Pengantin   Pertemuan Kembali

    " Mas Angga!" lirih Delindra.Delindra yakin, kalau pemilik akun yang memberikan komentar tersebut adalah Angga. Pria yang pertama kali di cintainya. Pria yang pertama kali menerobos masuk dan mewarnai hatinya dan juga Pria untuk pertama kalinya yang memberi kesuraman lewat kekecewaan yang diberikan Angga sebab ia lebih memilih seorang model cantik, yaitu Dahlia dibandingkan dengan dirinya yang saat itu statusnya masih mahasiswa bimbingannya.Keyakinan Delindra bertambah bahwa itu adalah Angga saat mengklik profil sosmed tersebut. Disana Delindra menemukan foto-foto Angga di album sosmednya.Hati Delindra berdebar-debar. Melihat foto Angga sama saja halnya mengingatkan pada masa-masa bucinnya ia pada Angga. Seorang Dosen baru dengan sejuta pesonanya.Saat itu Delindra yang baru mengenal apa itu cinta, selalu saja sembunyi-sembunyi mengirimi surat untuk Angga. Surat itu ia selalu selipkan di map atau tas Angga.Delindra yakin, bahwa sampai saat ini Angga tidak akan pernah tahu bahwa sur

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-01
  • Mengintip Kamar Pengantin   Surat itu....

    "Hay, sudah lama datang, Bro?" Terdengar oleh Delindra, Angga menyapa Aditya. Namun ia masih takut untuk membalikkan badannya."Tidak, masih barusan, Kawan," jawab Aditya, berusaha akrab."Oh, ya? Sendirian?" Angga bertanya seolah-olah tak melihat keberadaan Delindra yang terhalang oleh keberadaan Aditya, dengan tubuh masih tak berbalik."Tidak, dengan istriku, Delindra," jawab Aditya."Oh ya, mana?""Sayang!" Aditya menepuk pundak Delindra. Sontak Delindra kaget."Iya, Mas!" Delindra menatap Aditya, yang dibalas oleh Aditya dengan senyuman sambil menunjuk keberadaan Angga.Perlahan Delindra membalikkan badannya dan menatap Angga." H-hai…!" sapa Delindra. Gugup."Hai," balas Angga, sambil mengulurkan tangannya pada Delindra untuk bersalaman.Delindra tak segera menyambut uluran tangan Angga. Namun setelah beberapa lama kemudian, ragu-ragu, Delindra menyambutnya juga.Delindra terkesiap saat sentuhan tangan Angga terasa berbeda. Angga menggenggam tangan Delindra dengan erat dan terasa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02
  • Mengintip Kamar Pengantin   Kita Teman

    "Delindra!"Spontan Angga dan Delindra menoleh ke arah sumber suara."Mas Adit!" Delindra segera menarik tangannya dari cekalan Angga, lalu segera melangkah ke arah Aditya."Mas Adit baru pulang?" Delindra memegang lengan Aditya. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa gugup. Seolah-olah baru saja kepergok sedang berselingkuh saja.Aditya tak menjawab, dipandanginya Delindra dengan lekat oleh Aditya. Dan itu semakin membuat Delindra panik saja menerima tatapan seperti itu dari Adit.Aditya mengukir senyum sambil mengeluarkan bunga dari tasnya."Ini buat kamu?" Aditya memberikan rangkaian bunga yang tadi di belinya pada Delindra."Wah, manis sekali." Delindra menerima rangkaian bunga tersebut dan menciumnya." Terimakasih, Mas," ucap Delindra."Sama-sama," balas Aditya."Yasudah, aku sudah siapin makanan buat Mas Adit, ayo masuk, Mas." Delindra segera menarik Aditya ke dalam."Ganti dulu bajunya." Delindra membantu Aditya melepas jas Aditya setelah tiba dikamar."Del," panggil Aditya di sela-

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Mengintip Kamar Pengantin   Kepiluan Angga

    Saat ini Angga dan Delindra sedang berada Wahana permainan. Ikut bermain dengan Dewa, yang sedari tadi tak mau di ajak pulang, terus ingin bermain. Sehingga Angga dan Delindra Pun ikut bermain juga. Menuruti permintaan Dewa.Sesekali Angga dan Delindra terlibat dalam diskusi dan obrolan yang seru saat menceritakan tentang rumah tangga masing-masing. Sehingga menghadirkan tawa diantara keduanya, saat ada yang lucu dari apa yang dibahasnya.Kadang mereka saling support dan memberi saran dan masukan cara menghadapi pasangan satu sama lain, yang belum mereka ketahui caranya.Setelah permainan satu telah selesai, Angga dan Delindra pindah ke permainan lainnya bersama dengan Dewa tentunya. Mereka bertiga asyik bercanda ria, sudah seperti satu hubungan keluarga yang lengkap. Ayah, Ibu dan Anak."Kalian benar-benar pasangan yang serasi!" tanggap penjual ice cream saat Angga dan Delindra membelikan Dewa ice cream.Angga dan Delindra saling berpandangan, cukup lama, namun selanjutnya tawa kedu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Mengintip Kamar Pengantin   Sebuah Kebenaran

    Sekitar jam 9 malam, Aditya baru pulang kerja. Sedikit heran, sebab ia tak menemukan Delindra menyambutnya seperti biasanya. Bahkan sudah 3 hari kebelakang ini.Dengan langkah gontai, Aditya melangkah ke arah kamar dan masuk. Dan disana ia mendapati Delindra yang termenung di dekat jendela.Delindra sangat fokus dengan lamunannya, hingga pintu yang sengaja Aditya tutup dengan nyaring tak bisa menyadarkan dari lamunannya.Dan itu membuat Aditya penasaran, apa yang sedang istrinya tersebut pikirkan, hingga segitunya."Apa yang lebih membuatmu kepikiran hingga kau melupakan—" kata-kata Aditya terhenti sebab Delindra yang terkejut segera menatap Aditya yang berada di belakangnya."Mas Adit," seru Delindra, sambil membalikkan tubuhnya menghadap Aditya."M-mas Adit kapan pulang? Kenapa aku tidak menyadarinya?" tanya Delindra.Aditya menarik nafas kasar. "Bagaimana kau sadar, sebab kau asik ngelamun." Aditya memutar tubuh melangkah ke arah sofa."Ya, Tuhan…maaf, Mas. Aku gak dengar suara

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Mengintip Kamar Pengantin   Hubungan yang Lemah

    Delindra masih membekap mulutnya sendiri agar suara isakannya tak terdengar oleh Angga setelah mendengar kebenaran yang dikatakan oleh Angga."Kenapa harus menangisinya, Del, heum, kenapa?" tanya Angga, menatap tajam Delindra."Kenapa, Mas…kenapa?" lirih Delindra di sela-sela isakannya yang tertahan."Kamu tanya kenapa padaku, Del?" Angga tersenyum sinis."Apa kau ingin menyalahkan aku disini? Ayo kita pikirkan sama-sama disini, Del. Kira-kira siapa yang bersalah, aku atau dirimu." Angga masih menatap tajam."Siapa yang pantas disalahkan, heum? Kau sendiri yang tak mengatakan kebenarannya saat diriku salah paham, dengan berprasangka kalau surat itu dari Dahlia, sebab aku melihat ia yang memegangnya kala itu," ucap Angga menggebu-gebu.Delindra segera mengusap air matanya, lalu menatap ke arah Angga. Bibir Delindra tertarik membentuk sebuah senyuman."Tak perlu saling menyalahkan, Mas. Tidak Mas Angga, tidak aku…ataupun salah takdir." Senyuman Delindra masih terukir di wajahnya."Mungk

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-09

Bab terbaru

  • Mengintip Kamar Pengantin   Ingin Sayang bukan Uang

    "Kalau kau mencintainya, lalu apa masalahnya?" tanya Aditya yang saat ini sudah kembali melanjutkan perjalanan mobilnya setelah terjebak macet."Masalahnya adalah pekerjaanku," jawab Dahlia."Aku sampai tak punya waktu untuk Mas Angga…untuk mengungkapkan perasaanku juga padanya," lanjut Dahlia."Dan aku selalu mengutarakan perasaanku padanya, meskipun aku sendiri sama seperti dirimu, tak punya waktu untuknya, demi masa depannya." Aditya berucap sambil tersenyum-senyum. Membayangkan Delindra.Entah kenapa, saat mengingat Delindra, pemilik dua lesung pipi yang bak Preity Zinta tersebut selalu mampu bisa menghilangkan segala kejenuhan dan kekelahanj hatinya. Di saat pertama kali melihatnya.Melihat tatapan sinis Delindra saat pertama kali melihat Aditya yang ingin menginap ke rumahnya. Entah kenapa tatapan sinis itu lah yang membuat Aditya mabuk dan akhirya jatuh cinta.Kadang Aditya merasa beruntung, sebab bisa mendapatkan Delindra. Sekalipun Aditya tahu, kalau Delindra belum bisa memb

  • Mengintip Kamar Pengantin   Tak Ingin Kehilangan

    "Kalau kau mencintainya, lalu apa masalahnya?" tanya Aditya yang saat ini sudah kembali melanjutkan perjalanan mobilnya setelah terjebak macet."Masalahnya adalah pekerjaanku," jawab Dahlia."Aku sampai tak punya waktu untuk Mas Angga…untuk mengungkapkan perasaanku juga padanya," lanjut Dahlia."Dan aku selalu mengutarakan perasaanku padanya, meskipun aku sendiri sama seperti dirimu, tak punya waktu untuknya, demi masa depannya." Aditya berucap sambil tersenyum-senyum. Membayangkan Delindra.Entah kenapa, saat mengingat Delindra, pemilik dua lesung pipi yang bak Preity Zinta tersebut selalu mampu bisa menghilangkan segala kejenuhan dan kekelahanj hatinya. Di saat pertama kali melihatnya.Melihat tatapan sinis Delindra saat pertama kali melihat Aditya yang ingin menginap ke rumahnya. Entah kenapa tatapan sinis itu lah yang membuat Aditya mabuk dan akhirya jatuh cinta.Kadang Aditya merasa beruntung, sebab bisa mendapatkan Delindra. Sekalipun Aditya tahu, kalau Delindra belum bisa memb

  • Mengintip Kamar Pengantin   Sepi dalam Keramaian

    "Kenapa gak mengaku saja sebagai ibunya Dewa tadi."Delindra yang mendengar suara yang seperti mengajaknya bicara, segera menoleh kebelakang."Mas Angga!"Delindra segera meluruskan punggungnya, berdiri didepan Angga dengan tegap.Angga maju satu langkah, hingga kini ia berdiri cukup dekat dengan Delindra."Kenapa tak mengaku saja tadi sebagai ibu Dewa saat ditanya oleh ibu guru Dewa?" Angga mengulangi kata-katanya."Kenapa aku harus melakukan itu?" Kening Delindra mengernyit saat menanyakannya."Karena Dewa!" Angga menjawab dengan mata lekat menatap Delindra."Kenapa dengan Dewa?""Karena aku ingin Mama datang kesini."Delindra menoleh, menatap Dewa yang barusan menjawab pertanyaannya."Maksud Dewa?" tanya Delindra tak mengerti."Dewa sedih, sebab selalu saja ditanya kenapa Mama tidak pernah kesini. Teman-teman Dewa selalu saja menanyakan yang mana Mama Dewa. Tak hanya teman-teman Dewa yang menanyakan Mama Dewa, tapi orang tua teman Dewa dan para guru Dewa juga menanyakan." Entah ke

  • Mengintip Kamar Pengantin   Hubungan yang Lemah

    Delindra masih membekap mulutnya sendiri agar suara isakannya tak terdengar oleh Angga setelah mendengar kebenaran yang dikatakan oleh Angga."Kenapa harus menangisinya, Del, heum, kenapa?" tanya Angga, menatap tajam Delindra."Kenapa, Mas…kenapa?" lirih Delindra di sela-sela isakannya yang tertahan."Kamu tanya kenapa padaku, Del?" Angga tersenyum sinis."Apa kau ingin menyalahkan aku disini? Ayo kita pikirkan sama-sama disini, Del. Kira-kira siapa yang bersalah, aku atau dirimu." Angga masih menatap tajam."Siapa yang pantas disalahkan, heum? Kau sendiri yang tak mengatakan kebenarannya saat diriku salah paham, dengan berprasangka kalau surat itu dari Dahlia, sebab aku melihat ia yang memegangnya kala itu," ucap Angga menggebu-gebu.Delindra segera mengusap air matanya, lalu menatap ke arah Angga. Bibir Delindra tertarik membentuk sebuah senyuman."Tak perlu saling menyalahkan, Mas. Tidak Mas Angga, tidak aku…ataupun salah takdir." Senyuman Delindra masih terukir di wajahnya."Mungk

  • Mengintip Kamar Pengantin   Sebuah Kebenaran

    Sekitar jam 9 malam, Aditya baru pulang kerja. Sedikit heran, sebab ia tak menemukan Delindra menyambutnya seperti biasanya. Bahkan sudah 3 hari kebelakang ini.Dengan langkah gontai, Aditya melangkah ke arah kamar dan masuk. Dan disana ia mendapati Delindra yang termenung di dekat jendela.Delindra sangat fokus dengan lamunannya, hingga pintu yang sengaja Aditya tutup dengan nyaring tak bisa menyadarkan dari lamunannya.Dan itu membuat Aditya penasaran, apa yang sedang istrinya tersebut pikirkan, hingga segitunya."Apa yang lebih membuatmu kepikiran hingga kau melupakan—" kata-kata Aditya terhenti sebab Delindra yang terkejut segera menatap Aditya yang berada di belakangnya."Mas Adit," seru Delindra, sambil membalikkan tubuhnya menghadap Aditya."M-mas Adit kapan pulang? Kenapa aku tidak menyadarinya?" tanya Delindra.Aditya menarik nafas kasar. "Bagaimana kau sadar, sebab kau asik ngelamun." Aditya memutar tubuh melangkah ke arah sofa."Ya, Tuhan…maaf, Mas. Aku gak dengar suara

  • Mengintip Kamar Pengantin   Kepiluan Angga

    Saat ini Angga dan Delindra sedang berada Wahana permainan. Ikut bermain dengan Dewa, yang sedari tadi tak mau di ajak pulang, terus ingin bermain. Sehingga Angga dan Delindra Pun ikut bermain juga. Menuruti permintaan Dewa.Sesekali Angga dan Delindra terlibat dalam diskusi dan obrolan yang seru saat menceritakan tentang rumah tangga masing-masing. Sehingga menghadirkan tawa diantara keduanya, saat ada yang lucu dari apa yang dibahasnya.Kadang mereka saling support dan memberi saran dan masukan cara menghadapi pasangan satu sama lain, yang belum mereka ketahui caranya.Setelah permainan satu telah selesai, Angga dan Delindra pindah ke permainan lainnya bersama dengan Dewa tentunya. Mereka bertiga asyik bercanda ria, sudah seperti satu hubungan keluarga yang lengkap. Ayah, Ibu dan Anak."Kalian benar-benar pasangan yang serasi!" tanggap penjual ice cream saat Angga dan Delindra membelikan Dewa ice cream.Angga dan Delindra saling berpandangan, cukup lama, namun selanjutnya tawa kedu

  • Mengintip Kamar Pengantin   Kita Teman

    "Delindra!"Spontan Angga dan Delindra menoleh ke arah sumber suara."Mas Adit!" Delindra segera menarik tangannya dari cekalan Angga, lalu segera melangkah ke arah Aditya."Mas Adit baru pulang?" Delindra memegang lengan Aditya. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa gugup. Seolah-olah baru saja kepergok sedang berselingkuh saja.Aditya tak menjawab, dipandanginya Delindra dengan lekat oleh Aditya. Dan itu semakin membuat Delindra panik saja menerima tatapan seperti itu dari Adit.Aditya mengukir senyum sambil mengeluarkan bunga dari tasnya."Ini buat kamu?" Aditya memberikan rangkaian bunga yang tadi di belinya pada Delindra."Wah, manis sekali." Delindra menerima rangkaian bunga tersebut dan menciumnya." Terimakasih, Mas," ucap Delindra."Sama-sama," balas Aditya."Yasudah, aku sudah siapin makanan buat Mas Adit, ayo masuk, Mas." Delindra segera menarik Aditya ke dalam."Ganti dulu bajunya." Delindra membantu Aditya melepas jas Aditya setelah tiba dikamar."Del," panggil Aditya di sela-

  • Mengintip Kamar Pengantin   Surat itu....

    "Hay, sudah lama datang, Bro?" Terdengar oleh Delindra, Angga menyapa Aditya. Namun ia masih takut untuk membalikkan badannya."Tidak, masih barusan, Kawan," jawab Aditya, berusaha akrab."Oh, ya? Sendirian?" Angga bertanya seolah-olah tak melihat keberadaan Delindra yang terhalang oleh keberadaan Aditya, dengan tubuh masih tak berbalik."Tidak, dengan istriku, Delindra," jawab Aditya."Oh ya, mana?""Sayang!" Aditya menepuk pundak Delindra. Sontak Delindra kaget."Iya, Mas!" Delindra menatap Aditya, yang dibalas oleh Aditya dengan senyuman sambil menunjuk keberadaan Angga.Perlahan Delindra membalikkan badannya dan menatap Angga." H-hai…!" sapa Delindra. Gugup."Hai," balas Angga, sambil mengulurkan tangannya pada Delindra untuk bersalaman.Delindra tak segera menyambut uluran tangan Angga. Namun setelah beberapa lama kemudian, ragu-ragu, Delindra menyambutnya juga.Delindra terkesiap saat sentuhan tangan Angga terasa berbeda. Angga menggenggam tangan Delindra dengan erat dan terasa

  • Mengintip Kamar Pengantin   Pertemuan Kembali

    " Mas Angga!" lirih Delindra.Delindra yakin, kalau pemilik akun yang memberikan komentar tersebut adalah Angga. Pria yang pertama kali di cintainya. Pria yang pertama kali menerobos masuk dan mewarnai hatinya dan juga Pria untuk pertama kalinya yang memberi kesuraman lewat kekecewaan yang diberikan Angga sebab ia lebih memilih seorang model cantik, yaitu Dahlia dibandingkan dengan dirinya yang saat itu statusnya masih mahasiswa bimbingannya.Keyakinan Delindra bertambah bahwa itu adalah Angga saat mengklik profil sosmed tersebut. Disana Delindra menemukan foto-foto Angga di album sosmednya.Hati Delindra berdebar-debar. Melihat foto Angga sama saja halnya mengingatkan pada masa-masa bucinnya ia pada Angga. Seorang Dosen baru dengan sejuta pesonanya.Saat itu Delindra yang baru mengenal apa itu cinta, selalu saja sembunyi-sembunyi mengirimi surat untuk Angga. Surat itu ia selalu selipkan di map atau tas Angga.Delindra yakin, bahwa sampai saat ini Angga tidak akan pernah tahu bahwa sur

DMCA.com Protection Status