"Apa gunanya menghadapimu? Justru akan menarik kalau menghadapi orang yang kamu peduli. Kami juga akan memberi tahu Nona Cindy bahwa kamu sama sekali bukan ayah kandungnya. Keluarga kalian dililit utang saat itu dan meminta Nona Cindy untuk melunasi utang juga merupakan sebuah jebakan."Laskar mencibir, "Kamu dan William kekurangan uang. Kalian tahu ada seseorang yang melindungi Nona Cindy, jadi kalian bekerja sama dan berpura-pura akan menjual Nona Cindy, memaksa orang-orang di belakang Cindy membayar untuk menebus Cindy."Kebenaran terungkap, Danang tersedak, "Bagaimana kamu tahu?"Laskar terkekeh, menegakkan tubuh, memasukkan tangan ke dalam saku dan memandang Danang, "Danang, Hendro, kamu hanya bajingan, kenapa sekarang kamu berpura-pura menjadi ayah yang penyayang?"Danang tertegun lama sekali, akhirnya pertahanan mentalnya hancur, dia mulai menangis di lantai, "Ya, aku bajingan, aku bersalah pada Cindy, aku bersalah pada Cindy ....""Kalau kamu tahu kamu bersalah pada Cindy, jela
Cindy tidak terlalu percaya dengan apa yang Danang katakan sebagai terakhir kali. Seperti halnya seorang penjudi yang selalu mengatakan tidak akan berjudi lagi, Danang tidak memiliki kredibilitas di mata Cindy.Tapi, Cindy tidak ingin mengganggu istirahat Nasnah, maka dia mengajak Danang ke koridor luar bangsal, "Katakan saja."Danang menatap Cindy dan bertanya hati-hati, "Apakah wajahmu masih sakit?" Dia selalu merasa bersalah karena menampar Cindy, "Aku nggak pernah menamparmu selama lebih dari 20 tahun ini ...."Cindy menyela dengan sedikit tidak sabar, "Jangan sebutkan tamparan itu, apa ada hal lain yang ingin kamu katakan?"Danang menatap kosong pada sikap Cindy yang agak dingin. Ini adalah tatapan Danang paling serius selama lebih dari 20 tahun, dia menyadari bahwa Cindy semakin mirip dengan ....Ekspresinya menjadi lebih hangat dan dia memberi isyarat, "Ketika kamu pertama kali datang ke rumah kami, kamu hanya sebesar ini. Kamu bisa tidur 22 jam sehari dan nggak bisa dibangunkan
Beberapa hari berikutnya, Danang tidak muncul dan Cindy tidak sempat memperhatikannya. Dokter Linda sudah tiba di Kota Shigo, Cindy sibuk mengatur pengobatan untuk Nasnah. Hari Raya Lebaran ini pun terlewati dalam kesibukan tersebut.Cindy menemani Nasnah sepanjang malam lagi, saat dia tertidur di kasur lipat, ponsel di dada Cindy bergetar.Sebelum Cindy bangun, dia secara refleks menjawab telepon, "Halo?"Tidak mendengar apa yang dikatakan pihak lain, Cindy menyalakan speakerphone, "Halo? Siapa ini? Apa kamu dokter?""Aku suamimu."Cindy langsung bangun dan menjauhkan ponselnya. Layar menunjukkan itu Yogi.Cindy sibuk mengurus Nasnah akhir-akhir ini. Dia hanya mengobrol dengan Yogi beberapa kali di WhatsApp dan mengetahui bahwa dia merayakan Hari Raya Lebaran di rumahnya. Keluarga kaya memiliki banyak aturan, jadi dia tidak punya waktu datang menemui Cindy.Dia tiba-tiba menelepon Cindy, Cindy tidak menduga, "Ada apa?""Ada apa? Kamu masih bertanya padaku?" Yogi terkekeh pelan, "Jauhk
Cindy tentu tidak tahu betapa terkejutnya hati Sisca, Cindy hanya terkejut karena Yogi juga mengenakan kemeja putih hari ini.Cindy jarang melihatnya mengenakan kemeja putih. Cindy dulu berpikir bahwa warna hitam paling cocok untuknya, karena dia tenang, terkendali dan bermartabat. Sekarang Cindy menyadari bahwa warna putih bisa melunakkan temperamennya, membuatnya tampak lembut.Cindy berjalan mendekat dan mengeluh pelan, "Kamu nggak mengingatkanku saat kita mengobrol tadi malam. Aku belum siap."Tadi malam dia mengirimi Cindy video kucing sepupunya sedang melakukan jungkir balik. Cindy terkejut karena kucing itu benar-benar bisa melakukan jungkir balik dan memintanya untuk mengambil beberapa video lagi untuk Cindy lihat. Dia berkata, "Suka dengan kucing ini? Aku akan rampas kucing ini untukmu."Saat itu, Cindy berpikir bahwa Yogi memang bisa melakukan hal-hal konyol seperti merampas kucing sepupunya itu.Cindy segera menghentikannya, tapi dia sangat ingin mencobanya. Cindy punya ide
Cindy menata riasan dan pakaiannya di cermin, saat memikirkan sesuatu, dia menoleh dan bertanya, "Apa Pak Cahyadi tahu kamu ingin membuat akta nikah denganku?""Aku belum bilang dia. Aku takut dia akan menghajarku. Aku akan bilang setelah buat akta nikah. " Yogi terlalu liar hari ini.Tapi, Cindy merasa Cahyadi mungkin tidak akan melakukannya.Cahyadi pernah menjadi mak comblang antara Cindy dan Yogi sebelumnya, Cindy teringat, "Apakah kamu kenal seorang wanita bernama Lancy?""Aku nggak kenal. Siapa dia?"Dia adalah wanita hamil misterius di kampung halaman Sisca.Cindy awalnya curiga itu wanita Yogi.Sampai hari itu Cindy mendengar dari Fadio dan Fatimah bahwa "kamu bukan satu-satunya pewaris", Yogi mengatakan bahwa orang yang menyuap perawat pribadi untuk membunuh Nasnah adalah Santi.Cindy samar-samar memahami sesuatu dan yakin bahwa wanita dan anak dalam kandungannya tidak ada hubungannya dengan Yogi, jadi dia tidak pernah menanyakannya. Ini hanya konfirmasi akhir.Ketika Cindy me
Gedung Hego sangat dekat dengan Biro Urusan Sipil, hanya saling membelakangi. Begitu Cindy sadar, dia lari dari Biro Urusan Sipil!Yogi segera menyusul dan meraih lengan Cindy, Yogi tidak mendengar panggilan telepon itu dan tidak mengerti, "Apa yang terjadi?"Cindy tidak ingin dia menghentikan Cindy. Mereka bilang ayah Cindy sudah meninggal. Cindy tidak percaya. Cindy ingin melihat .... tapi Cindy mendapati tenggorokannya tidak bisa mengeluarkan suara. Kabar buruk yang tiba-tiba membuat kemampuan Cindy berbicara sebagai manusia hilang begitu saja.Cindy lupa cara berbicara. Cindy hanya bisa menatap Yogi dengan memohon, agar dia melepaskan Cindy dan membiarkan Cindy pergi. Cindy harus pergi lihat ....Ini pertama kalinya Yogi melihat Cindy menatapnya dengan tatapan memohon. Benar-benar berbeda dengan tatapan tersenyum tadi. Dia mengerutkan kening, mengerucutkan bibir tipis dan melepaskan tangan.Cindy berlari sepanjang jalan tanpa henti. Gerakan yang kuat membuat telinga Cindy seolah te
Polisi mengambil alih surat itu, sekilas pandang pun Cindy yakin itu tulisan Danang.Dia hanya menulis dua kalimat.Aku adalah manusia yang gagal. Hidup ini sangat tidak berarti. Bahkan putriku tidak mendengarkanku lagi. Dia harus menikah dengan pria bernama Walker itu. Biarkan aku mati dan semuanya akan berakhir di sini."...."Jadi dia karena ....Apakah karena Cindy bersikeras untuk menikahi Yogi dan dia tidak bisa menghentikan Cindy, sehingga dia memilih mati agar bisa tenang?Cindy tidak pernah membayangkan kalau hal inilah yang menjadi alasan Danang bunuh diri, Cindy tahu bahwa Danang menentang kalau Cindy bersama Yogi, tapi dia tidak pernah membayangkan kalau Danang akan menolak sampai sejauh ini.Saat Yogi memapah Cindy keluar dari kantor polisi, Cindy pingsan di pelukan Yogi.Yogi membawa Cindy kembali ke Pantai Timur dan memanggil dokter. Setelah diagnosis dan pengobatan, dokter mengatakan bahwa Cindy terlalu emosional, dia akan baik-baik saja ketika bangun."Cindy juga aphas
Yogi kembali ke Pantai Timur, dia membuka pintu dan masuk, Cindy belum bangun.Dia mandi sebentar, pergi tidur, memeluk Cindy dan berbisik di telinga Cindy, "Nggak apa-apa, nggak akan ada apa-apa."Tapi, dia juga tahu bahwa dengan kematian Danang dan keberadaan 600 triliun yang tidak diketahui, hidup Cindy mungkin tidak akan sedamai dulu.Firasatnya benar.Begitu Danang meninggal, kekuatan-kekuatan yang masih dengan tenang menunggu perkembangan pun mulai mengambil tindakan, seperti magma yang tersembunyi jauh di bawah permukaan bumi, setelah diguncang, mulai menjadi tidak stabil dan siap meledak.Pada hari ledakan, semuanya akan menjadi abu di dalam kobaran api.....Melompat dari gedung adalah kematian yang paling tragis.Jenazah Danang hancur lebur, setelah Auriel dan suami Auriel melihat jenazahnya untuk terakhir kalinya, jenazah tersebut dikremasi di rumah duka dan abunya disimpan di sebuah kotak kecil, Auriel yang hampir pingsan karena menangis pun memeluknya keluar.Di dalam mobi