Keesokan paginya, Cindy dibangunkan oleh suara ponselnya yang bergetar.Cindy tidur sekitar jam empat atau lima pagi. Dia sudah lama tidak tidur dan sangat mengantuk sehingga dia membuka matanya dengan susah payah. Ketika dia melihat ID peneleponnya adalah Yogi, rasa kantuknya langsung hilang.Cindy duduk dan melirik amplop kuning muda di meja samping tempat tidur sambil memikirkan apa yang terjadi tadi malam, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigit bibir bawahnya.Setelah menghela napas dan menahan suasana hatinya, Cindy menjawab telepon, "Halo."Suara magnetis Yogi yang dingin, dilemahkan oleh arus listrik, sampai ke telinga Cindy, tapi secara tidak sengaja masih membuat Cindy merinding."Apa yang sedang kamu lakukan?""Tidur.""Di mana kamu tidur?" Nada suara pria itu segera menjadi lebih tegang. "Aku ada di kamarmu dan nggak melihatmu. Di mana kamu tidur?"Sikapnya seperti menangkap pezina ....Cindy tercengang, "Apakah kamu di kamarku? Apakah kamu pergi ke Barat Kota unt
Saat dia selesai berbicara, Yogi menundukkan kepala dan mencium Cindy dengan bergairah.Dia tidak peduli dengan sikap menguasai, menindas atau itu di siang hari bolong. Dia memegang bagian belakang kepala Cindy dan menjulurkan lidahnya ke dalam mulut Cindy. Cindy takut dilihat oleh kenalannya, jadi tidak bisa menahan diri untuk tidak menarik jasnya, "Yo, Yogi ...."Yogi cuek dan menciumnya beberapa saat sebelum melepaskan bibir Cindy, dia terengah pelan di depan Cindy dengan seksi dan menggoda, "Bukan coba-coba, kita putuskan untuk bersama."Dia meraih tangan Cindy dan memasangkan cincin di jari manis Cindy tanpa memberikan ruang bagi Cindy untuk melihat apa yang dia lakukan.Pupil mata Cindy mengecil!Suara Yogi serak, "Sayang, Biro Urusan Sipil sedang libur. Tunggu hari kesembilan setelah lebaran baru kita buat akta nikah."A-apa?Apa?!Tunggu sebentar!Ketika Cindy menyadari bahwa dia tidak bercanda, sarafnya meledak!Cindy segera menutup mulut Yogi untuk menghentikannya berbicara o
Dinding beton abu-abu itu disinari matahari, memberikan sedikit kehangatan pada Cindy menembus pakaiannya. Cindy menoleh dan berkata, "Aku belum setuju, jangan buat keputusan sendiri."Yogi hanya membuat pengaturan sendiri, "Ini pertama kalinya aku datang, nggak pantas kalau datang dengan tangan kosong. Kamu ajak aku ke pusat perbelanjaan di kota kalian, kita pilih beberapa hadiah yang cocok untuk orang tuamu.""....""Sayang, ini pertama kalinya aku bertemu orang tuamu, kamu harus bantu aku.""...."Cindy mengusap cincin itu, dia tidak tahu apakah dia mati rasa karena sebutan sayang atau karena terpesona oleh Yogi yang menundukkan kepala sambil menatapnya, dia dengan bingung membawa Yogi ke mal.Bagaimanapun, kota ini adalah kawasan wisata, terdapat pusat perbelanjaan yang menjual merek-merek kelas atas.Tapi, sebelum memasuki pintu, Yogi menerima panggilan. Dia melihat ID penelepon dan sedikit mengernyit, ekspresinya tidak sesantai saat dia menghadap Cindy barusan.Cindy tanpa sadar
Saat berjalan pulang dari mal, hanya dalam waktu sepuluh menit, Cindy terus menata kata-katanya di benaknya, bagaimana caranya memberi tahu Danang dan Nasnah bahwa dia tiba-tiba akan menikah?Bagaimana menjelaskan bahwa putri mereka yang masih lajang sebelum keluar rumah, akan menikah setengah jam kemudian ketika pulang?Karena belum punya solusi, dia terus mengajak Yogi berputar-putar di sekitar gang hingga Yogi menjadi tidak sabar dan mencengkeram belakang leher Cindy dan menyeret Cindy pulang."Aku mendengar orang bilang, 'Menantu perempuan yang jelek tetap harus bertemu dengan mertuanya.' Aku nggak sejelek itu sampai-sampai kamu nggak berani memperkenalkanku 'kan?"Cindy berpikir bahwa justru dia terlalu cakap, Cindy tidak tahu bagaimana cara memberi tahu orang tuanya.Alis Yogi yang panjang dan ramping pun sedikit terangkat, setelah dia berdeham "hmm" dengan nada bertanya, Cindy hanya bisa gigit jari dan membawanya masuk rumah.Danang keluar di pagi hari dan belum kembali.Nasnah
Nasnah bukan orang bodoh. Biarpun Yogi menjawab dengan nada rendah hati, dia juga melihat bahwa temperamen Yogi tidak bisa dipupuk dengan "sedikit uang"."Baguslah. Kalian sudah berpacaran selama tiga tahun. Aku yakin kalian sudah mengenal satu sama lain. Aku hanya sekadar bertanya."Yogi tidak terlalu suka bertele-tele, jadi dia tiba-tiba memegang tangan Cindy, "Aku juga baru saja melamar Cindy, Cindy sudah setuju."Cindy tanpa sadar menatap Nasnah.Wajah Nasnah sedikit berubah. Dia tidak bahagia. Dia memaksakan senyum dan berkata, "Bagaimana kalian bisa begitu terburu-buru dalam menikah? Kami nggak begitu mengenalmu dan belum pernah bertemu orang tuamu. Setidaknya carilah waktu kedua keluarga untuk bertemu dan berdiskusi."Yogi mengambil cangkir tehnya, tapi hanya mendekatkannya ke hidung dan menciumnya, dia tidak meminumnya dan menaruhnya kembali dengan ekspresi acuh tak acuh.Cindy sangat mengenalnya, dia merasa teh terlalu murah jadi tidak bisa diminum dan perkataan Nasnah juga me
Danang tidak kembali ketika waktu makan malam tiba, maka pengasuh itu keluar mencarinya.Cindy awalnya ingin membantu Nasnah menyiapkan piring, tapi Nasnah meminta Cindy untuk menemani Yogi karena takut menantu barunya akan risih duduk sendirian. Bagaimana mungkin? Biarpun langit runtuh, Pak Yogi akan tetap teguh.Tapi, Cindy tetap pergi.Yogi duduk di sofa ganda, awalnya Cindy ingin duduk di sofa tunggal di sebelahnya, tapi diseret oleh Pak Yogi untuk duduk bersamanya.Dia berbisik di telinga Cindy, "Apa yang kamu katakan pada ibumu?"Telinga Cindy sensitif sehingga dia sedikit menghindar, "Aku nggak mengatakan apa-apa.""Kalau kamu nggak bilang, kenapa sikap dia terhadapku banyak berubah?" Yogi meremas jemari Cindy, "Kamu pikir aku nggak tahu? Cindy tadi nggak puas padaku, apa yang membuat ibu mertuaku nggak puas padaku?"Kepercayaan diri Pak Yogi memang berasal dari kondisinya yang terlalu unggul, tapi selama orang tuanya tidak berniat menjual anaknya, maka yang pertama kali mereka
Cindy tidak sepenuhnya memahami hubungan antara Yona dan dia sampai sekarang. Dia meliriknya dan mulai berpikir.Laki-laki tidak "naif", apalagi laki-laki seperti Yogi, Yogi bisa mengetahui apakah seorang wanita tertarik padanya.Yogi tahu kalau Yona menyukainya, tapi dia tetap mengizinkan Yona bekerja di sisinya, apakah ini berarti dia menyetujui Yona menyukainya?Dikombinasikan dengan fakta bahwa dia punya masalah dengan Cindy karena apa yang terjadi pada malam Hari Raya Lebaran tahun lalu dan bersikap dingin pada Cindy, jadi dia menerima Yona tidak hanya untuk membuat Cindy marah, tapi juga untuk "pindah hati"?Cindy berkata dengan canggung, "Apakah ibumu sangat menyukai Yona? Apakah dia juga ingin kamu menikahi Yona? Liana memberitahuku bahwa Cahyadi sudah menerima Yona, tapi entah kenapa tiba-tiba menolak lagi. Apakah karena Cahyadi tahu hubungan antara Yona dan ibumu?"Biarpun Cindy tidak tahu banyak tentang urusan Keluarga Walker, Cindy juga tahu kalau Cahyadi sangat anti dengan
Nasnah juga mendengar Danang pulang, sehingga dia membawakan hidangan terakhir ke meja."Kalau begitu ayo makan. Cindy ajak Yogi pulang hari ini tanpa memberi tahu dulu. Kami nggak menyiapkan apa pun. Itu semua masakan rumahan. Nggak tahu apakah Yogi bisa makan."Yogi berdiri, menatap wajah pucat Danang dan berbisik pelan, "Aku yang nggak bilang pada Cindy bahwa aku ingin tinggal, jadi Cindy nggak bilang pada kalian. Jangan menyalahkan Cindy."Ibu mertua itu memandang menantu laki-lakinya, semakin dia memandangnya, semakin dia menyukainya. Nasnah sudah lama tidak begitu bahagia, dengan senyuman di wajahnya, dia menyalahkan, "Yogi, jangan terlalu memanjakan Cindy."Tapi, setelah dia selesai berbicara, dia membela Cindy, "Tapi, Cindy paling bijaksana, nggak masalah dimanjakan."Cindy tersenyum.Semua orang duduk di meja. Nasnah pertama-tama menyajikan semangkuk sup kepada Yogi, kemudian menggunakan sendok untuk meletakkan sayuran ke dalam mangkuk Yogi."Yogi, cobalah sup rebung ikan ini.