Sisilia berkata, "Kemarin kamu memancing Nona Yona ke kantor untuk mencari aku dan Pak Yogi, itu hampir berakhir dengan keributan."Wajah samping Cindy terasa dingin, Cindy mengulurkan tangan untuk menurunkan pelindung cahaya.Sisilia masih tersenyum, "Aku agak terkejut. Setelah apa yang terjadi di kapal dan Nona Cindy sudah nggak bekerja di Grup Mega, ternyata masih memiliki rasa posesif yang begitu kuat terhadap Pak Yogi. Kamu ingin mengganggu biarpun aku hanya mengobrol santai dengannya."Mengganggu?Dua jam tidak cukup bagi mereka untuk menyelesaikan pekerjaannya?Cindy mengira kalau Yona pergi ke sana saat itu, dia hanya akan bertemu dengan kekacauan setelah urusan itu, mungkinkah Yona bahkan mengganggu urusan itu?Cindy memikirkan adegan itu dan mengernyit.Pramugari datang dan bertanya dengan sopan, "Bu, ingin minum sesuatu?""Beri aku setengah gelas limun, terima kasih." Cindy merasa sedikit mual.Pramugari menyerahkannya kepada Cindy, Cindy menghabiskan minumannya.Suara Sisil
Ketika mereka tiba di Kota Air, Cindy menemukan bahwa suhu di sana jauh lebih dingin dibandingkan di Kota Shigo. Pakaian yang dibawa Cindy kurang hangat, jadi dia berpikir untuk pergi ke mal terdekat untuk membeli jaket bulu.Secara kebetulan dia bertemu Steve di lobi hotel. Setelah mengobrol, Cindy menyadari bahwa dia juga tidak membawa pakaian yang hangat. Keduanya saling mengolok-olok dan pergi ke mal bersama.Cindy memilih jaket krem, Steve membeli jaket hitam dengan gaya yang sama.Cindy takut Steve memaksa membantu Cindy membayar tagihannya nanti, jadi Cindy pergi membayar pakaian sementara Steve pergi melihat hal-hal lain."Cindy."Steve memanggil Cindy dari belakang.Cindy menoleh lalu Steve mengalungkan syal di leher Cindy, "Tambahkan syal biar lebih hangat."Dia membantu Cindy memakai syal. Cindy merasa sanggulnya melonggar, jadi dia membuka ikatan karetnya dan mengikatnya lagi. Dia tidak menyadari sedikit pun bahwa tingkah mereka berdua seperti ini begitu dekat dan alami sep
"Kalau nggak, kamu pikir siapa?" Mata Yogi dingin, "Aku berdiri di sini dan mengirim pesan, apa itu mengganggu Bu Cindy?""...."Aneh.Yavon dan sekretarisnya tinggal di lantai 20, Yogi di lantai 19 bersama sekretarisnya Qweneth dan Sisilia, sedangkan Cindy dan Steve di lantai 17.Kenapa dia datang ke lantai 17?Apa dia datang menemui Steve?Dia tidak mungkin mencari Cindy 'kan?Mata Cindy berkedip sedikit, tapi ini tidak penting untuk saat ini. Cindy menyadari bahwa postur di antara mereka berdua tidak pantas saat ini, Cindy juga mencium bau alkohol yang menyengat pada tubuh Yogi.Setelah kembali dari mal, dia pergi minum?Cindy langsung berkata, "Pak Yogi, tolong lepaskan aku."Yogi sedang melihat syal yang melingkari leher Cindy, syal yang Steve bantu kenakan pada Cindy.Matanya semakin dingin, sedikit demi sedikit saat dia teringat semua hal yang sudah terjadi pada Cindy dan Steve selama periode waktu ini.Dia menatap ke lantai.Kantong yang dibawa Cindy tadi terjatuh ke lantai, se
Yogi segera menutup panggilannya dan sekaligus menghindari serbuan Cindy.Tidak ada cahaya sama sekali ketika tirai ruangan ditutup. Serbuan Cindy gagal dalam kegelapan, dia tersandung sudut karpet yang terangkat.Sebelum dia berdiri kokoh, Yogi kembali menekan Cindy dari belakang, mendorong Cindy langsung ke dinding dan menahannya menghadap dinding.Dia mempermainkan Cindy semudah bermain dengan kucing!Tangan Cindy dikendalikan di belakang punggungnya, dia sangat marah hingga dia bernapas terengah-engah. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak, "Yogi! Keluar dari kamarku sekarang juga! Kalau nggak ....""Kalau nggak?"Emosi Yogi sepertinya mati rasa karena alkohol, dia sangat dingin dan sengit, "Kalau nggak, bagaimana kalau aku benar-benar melakukan sesuatu? Apa kamu berani membuat masalah?"Seluruh tubuh Cindy menggigil!"Biar kutebak, apa janji Hery pada kalian? Steve ikut proyek itu untuk membantu Grup Suhendra memperkuat suaranya. Keuntungan untuk kalian adalah setelah
Plok.Terdengar suara nyaring!Di ruangan yang gelap dan kosong, itu terdengar jelas.Yogi sudah hidup selama dua puluh delapan tahun, ini pertama kalinya dia ditampar. Oh tidak, dia pernah ditampar oleh Cindy beberapa bulan yang lalu.Saat itu, Yogi bilang dia hanya "menggunakan alat".Namun, kali ini Cindy menamparnya lebih keras.Cindy sedang berbaring di sofa, dadanya naik turun karena marah, keduanya saling memandang dalam kegelapan.Tirainya terlalu gelap, Cindy tidak bisa melihat apa pun. Ekspresi Yogi saat ini, Cindy juga tidak bisa melihatnya.Biarpun jarak antara keduanya kurang dari tiga puluh sentimeter.Napas Yogi sangat teratur, setiap hembusannya memancarkan aura dingin yang mencengangkan.Mereka seperti dua binatang yang bertarung di dalam sangkar, tak satu pun dari mereka mau mundur selangkah, seolah-olah mereka akan hidup seperti ini selamanya.Tiba-tiba, terdengar bunyi bip mekanis di pintu, seseorang membuka pintu dengan kartu kamar.Cindy mendorong Yogi menjauh tan
Untungnya Cindy sudah terbiasa mandiri dan tidak membutuhkan siapa pun untuk membujuk atau menghiburnya. Betapapun frustrasinya dia, akan tercurahkan seperti air, tapi setelah dicurahkan maka akan berakhir.Cindy menghela napas dan perlahan-lahan menjadi tenang.Jangan terburu-buru, jangan cemas, Cindy akan mencoba lagi, Cindy pasti akan berdiri.....Yogi tidak mau kembali ke kamar dan ingin turun ke bawah, jadi dia menekan tombol turun.Lift turun dari lantai atas, pintu terbuka, Yavon berdiri di dalam lift.Yavon segera menyadari tanda merah di wajah Yogi dan lantai tempat dia berada, lalu mengernyit, "Apa kamu mencari Bu Cindy?"Yogi memanggil Cindy dengan "Bu Cindy" sebagai ejekan, sedangkan Yavon memanggil "Bu Cindy" karena kebiasaan.Kenapa dia mempunyai kebiasaan ini?Karena Cindy tinggal bersama Yogi selama tiga tahun.Memikirkan hal ini, wajah Yogi menjadi semakin dingin, dia berjalan menuju lift.Yavon memang sahabat terbaiknya dan sangat memahaminya, "Apa kalian ribut? Apa
Manajer ragu-ragu, "Ini ... aku khawatir ini nggak nyaman. Lagi pula, ada tamu lain di lantai itu. Ini menyangkut privasi mereka. Aku nggak bisa mengambil keputusan. Aku mungkin harus meminta instruksi pada atasanku.""Kamu boleh minta instruksi, tapi kamu seharusnya tahu kalau aku bisa lapor polisi kapan saja. Lagi pula, aku diikuti dan terganggu. Kalau polisi datang, mereka pasti berwewenang untuk mengambil videonya 'kan?" kata Cindy dengan tenang.Manajernya juga seorang veteran, jadi dia berkata sambil tersenyum, "Kamu nggak dirugikan dan diikuti hanyalah dugaan kamu. Walaupun polisi datang, mereka mungkin nggak akan mengajukan kasus untukmu. Tanpa surat perintah investigasi, kami berhak untuk menolak menyediakan kamera pemantau."Cindy , "Oh begitu, tapi Pak Yogi dari lantai 19 juga ada di lantai 17 kemarin, dia hampir terluka secara nggak sengaja oleh penguntit itu."Mendengar nama Yogi, ekspresi manajer berubah dan dia menoleh ke pelayan lagi untuk mengkonfirmasi.Pelayan membis
Locky, "Belum."Yogi , "Apa sudah berhasil menyelidiki nomor virtual itu?" Nomor yang mengirimkan foto ciuman Yona.Locky, "Itu nomor virtual online, nggak mudah untuk diselidiki, aku masih sedang menyelidikinya."Yogi, "Kalau kamu meluangkan waktu yang kamu gunakan untuk mengamati kamera pemantau orang lain untuk menyelidikinya, maka kamu akan mengetahui semuanya."Locky tertawa dan mengutuk.....Cindy mengambil ponsel dan pergi ke kamar mandi untuk menjawab, "Kakak.""Cindy, apa kamu sibuk sekarang?" Suara Auriel terdengar santai, tidak seperti terjadi sesuatu, jadi Cindy pun lega, "Nggak sibuk, ada apa?""Ibu sudah merajut syal untukmu dan ingin merajut sepasang sarung tangan untukmu. Dia suruh aku tanyakan sekarang warna apa yang kamu suka?"Ternyata hanya itu saja.Cindy tersenyum, "Apa ibu ada di sebelahmu?""Ada, kuberikan ponselku pada dia, kalian mengobrol. Ibu semakin nggak sabar sekarang. Aku bilang aku akan tanyakan nanti malam, tapi dia nggak mau."Auriel mengomel, suara
Ekspresi Yogi dingin, Cindy menggertakkan gigi, "Yogi! Kamu sudah memaksa ayahku mati, apa kamu mau memaksa ibuku mati?! Ayahku nggak memberi kami buku keuangan. Kami nggak tahu apa pun. Apa lagi yang kamu ingin dapatkan dari kami!"Yogi berkata, "Aku ingin kamu kembali bersamaku!" Berapa lama Cindy akan bermesraan dengan Samuel?Cindy dengan marah berteriak, "Lepaskan ibuku!"Nasnah adalah kelemahannya, jadi kata-kata Yogi membuat Cindy frustrasi. Samuel menghiburnya, "Satu-satunya petunjuk yang ada sekarang adalah ibu angkatmu, dia nggak akan melakukan apa pun pada ibu angkatmu."Yogi berkata dengan nada dingin, "Bu Nasnah dirawat di ICU sekarang. Masih belum diketahui apa dia akan bangun. Cindy, apakah kamu yakin nggak mau kembali bersamaku untuk melihat dia?"ICU ....Wajah Cindy pucat, bagaimana ini bisa terjadi ....Cindy menatap Yogi, jantungnya menegang dan rasa sakit membuat tubuhnya gemetar, "Yogi."Yogi tahu betapa pentingnya ibunya baginya, tapi Yogi tetap melakukannya, jad
Dia ternyata menganggap penipuan, jebakan, pemanfaatan di antara mereka serta kematian keluarga dan dendam generasi sebelumnya hanyalah "permainan"? Dia benar-benar berpikir Cindy akan kembali bersamanya setelah mengetahui semua kebenarannya?Hehe .... Tapi, tidak heran dia berpikir begitu. Ketika Cindy patah hati karena dia dan Yona, Cindy mengundurkan diri dan berpisah dengannya. Setelah waktu yang lama, dia masih merasa bahwa Cindy akan kembali.Dia sangat percaya diri, tidak, seharusnya bilang dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.Dia menggunakan paksaan, bujukan, jebakan emosional dan kata-kata manis pada Cindy, dia berhasil mencapai tujuannya setiap saat, jadi sekarang dia bisa mengubah keadaan dengan pernyataan "kembali" dengan mudah.Cindy memandang Yogi dan menggelengkan kepala. Kali ini, kita tidak bisa rujuk kembali.Samuel melirik Sherlene dengan cuek, Sherlene bertepuk tangan. Terlihat dia hanya mengajak Sherlene, tapi nyatanya ada orang yang bersembunyi. Setelah te
Cindy tidak mau mengeluarkan air mata, dia mendongak dan melihat ke langit. Ah, bukankah tadi cerah? Kenapa tiba-tiba tidak ada matahari? Kenapa dia tiba-tiba tahu kebenarannya? Yogi ... Yogi sebenarnya tidak mencintainya 'kan?Dalam tiga tahun terakhir, Cindy hanyalah alat dia, sekarang Cindy masih menjadi alat dia. Bagaimana Cindy bisa jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya?Karena Yogi "naksir diam-diam" pada Cindy di SMA? Ataukah karena "surat cinta" yang berdebut itu?Tapi, bahkan perasaan yang dia lihat sendiri pun palsu, bagaimana keaslian dari perasaan yang tidak dia lihat dan berdasarkan laporan orang lain serta kata cinta yang tidak jelas?Cindy menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga melepas cincin itu, tapi sudut tajam "V" yang terbuat dari berlian terhalang, bahkan membuat jarinya berdarah, tapi dia tetap tidak bisa melepasnya.Cindy menggertakkan gigi dan ingin terus melepasnya secara paksa, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh Samuel, Samuel berkata dengan s
Cindy menggertakkan gigi geraham. Dia biasanya tenang dan rasional, tapi dia sangat keras kepala saat ini. Walaupun Liana menceritakan keseluruhan cerita dengan jelas, bahkan kalau keheningan Qweneth menegaskan semuanya, dia tetap menolak menerimanya."Ini semua asumsimu!"Bahkan Liana tidak tahan dengan sikapnya yang keras kepala. Dia mencibir dan hendak mengatakan sesuatu lagi ketika suara laki-laki tiba-tiba menyela, "Cindy, dia nggak pantas mendapatkan kepercayaanmu."Tenang dan tanpa emosi, itu suara Samuel yang sejak tadi terdiam.Kelopak mawar tertiup angin hingga ke kakinya, warnanya merah seperti darah.Kata-katanya membuat Cindy merasa jantung, hati, limpa, dan paru-paru bergeser posisi, Cindy merasakan sakit yang menyesakkan.Samuel memandangnya, wajahnya terlihat di mata coklat Samuel yang selembut sumber air panas, tapi kata-katanya menusuk seperti es yang tergantung di atap."Kalau dia nggak berencana rujuk denganmu, bagaimana dia bisa pulang bersamamu? Bagaimana dia bisa
Qweneth terkejut!Segera dia berseru, "Cindy? Apakah itu kamu, Cindy?" Saking kagetnya dia sampai lupa memanggil "Nyonya Muda" sebagai gelar kehormatan, "Kenapa kamu memegang ponsel Nona Liana? Kamu di mana sekarang? Pak Yogi mencarimu ke mana-mana akhir-akhir ini!"Cindy berbisik, "Apakah kamu bersama Yogi sekarang?"Qweneth berkata, "Nggak, Pak Yogi nggak datang ke perusahaan hari ini dan nggak memberi tahu aku. Beri tahu aku di mana kamu, aku akan hubungi Pak Yogi untuk segera menjemputmu!"Cindy tiba-tiba berkata, "Qweneth, kita sudah menjadi rekan kerja selama tiga tahun. Biarpun kita nggak punya kontak pribadi, kupikir kita berteman. Tapi, saat aku dijebak oleh Liana, kenapa kamu memanipulasi opini publik untuk menyerangku?"Liana tersenyum, pertanyaan ini cerdas sekali.Qweneth terdiam, lalu berkata, "Cindy, apa katamu? Aku belum ...."Cindy menutup panggilan telepon tanpa mendengarkan, dia menggenggam telepon erat-erat, wajahnya semakin kaku setiap detiknya, sementara Liana ter
Cindy menoleh dan menatapnya, "Hal apa?"Liana berkata, "Opini publik di Internet saat itu adalah netizen memarahimu karena menyakiti aku."Cindy mengomel, "Bukankah itu opini publik yang sengaja kamu buat!"Liana merentangkan tangannya dengan tidak bersalah, "Itu bukan aku. Bukankah kamu meminta Selina membantumu menuntutku karena menghasut opini publik, tapi pengadilan memutuskan bahwa nggak ada bukti faktual bahwa aku melakukannya, jadi pelakunya sebenarnya bukan aku.""...." Cindy mengerucutkan bibirnya.Liana berkata, "Aku bisa mengorbankan diriku untuk menjebakmu, tapi bukan berarti aku bersedia melampirkan fotoku secara online untuk dilihat oleh orang lain. Aku masih harus bergaul dengan orang, aku nggak begitu nekat. Kalau nggak didorong seseorang, aku pikir masalah ini nggak akan diketahui publik.""Jadi menurutku Yogi yang melakukannya. Tujuannya untuk semakin meruntuhkan pertahanan psikologismu dan membuatmu merasa diserang dari semua sisi, lalu lebih mengandalkan dia."Tanp
Liana melihat Samuel, lalu melihat Cindy.Dia tidak bodoh, dia bahkan sangat pintar, kalau tidak, dia tidak akan mampu menciptakan ilusi bahwa "Yogi menurutinya" hanya dengan beberapa kata saja hingga membuat Cindy salah paham.Jadi dia sudah memahami sekarang, dia bersandar di kursi dan senyuman sinis terpampang di wajahnya yang sakit-sakitan, "Ternyata jebakanku nggak gagal total, aku bahkan membantu Pak Yogi memenangkan hati si cantik ...."Cindy berkata dengan canggung, "Kamu nggak perlu ikut campur tentang urusan Yogi dan aku.""Kamu datang ke rumahku hanya karena ingin mendengar kebenarannya. Sekarang aku mengatakan yang sebenarnya tapi kamu nggak berani mendengarkan. Bu Cindy, kenapa sikapmu begitu bertolak belakang? Oh, aku mengerti, kamu sudah menebaknya tapi kamu nggak berani membuktikannya 'kan? Lagi pula, kamu sudah memakai cincin. Kalau sekarang kamu tahu sifat asli suamimu, bagaimana perasaanmu?"Liana melihat Eros di jari manisnya, tapi kali ini Liana bukan hanya tidak m
Samuel menoleh ke belakang dengan acuh tak acuh, Sherlene melangkah maju dan langsung ke pokok permasalahan, "Nona Liana menjebak Nona Cindy, coba kamu pikirkan setelah itu, apa ada yang mencurigakan?"Liana tidak mengerti, "Apa yang mencurigakan?"Sherlene berbicara dengan jelas, "Poin utama dalam keseluruhan insiden ini adalah pengakuan kedua gangster yang 'melecehkan' kamu. Mereka menuduh Nona Cindy menyuap mereka."Kedua pria itulah yang memegang ponsel dan berpura-pura menanyakan jalan pada Cindy, tapi nyatanya mereka ingin kamera pengintai merekam kontak Cindy dengan mereka.Liana, "Iya."Sherlene, "Bukankah seharusnya saksi penting seperti itu langsung jatuh ke tangan polisi untuk mendorong perkembangan penyelidikan? Tapi, aku ingat polisi baru menemukan mereka pada hari ketiga. Apa tujuan pengaturanmu?"Liana tidak tahu kenapa mereka menanyakan hal ini, jadi dia berhenti sejenak dan menjawab, "Aku nggak mengaturnya secara khusus.""Dalam pengaturanku, mereka akan ditangkap poli
Yogi melamun di tengah hujan, Locky juga menyampaikan berita."Kak Yogi, sudah ketahuan, mereka pergi ke Negara Singa."Yogi tampak cuek dan mengunci layar ponselnya, "Pergi ke bandara."....Mobil yang melaju tiba-tiba terbentur, kepala Cindy membentur kaca dan terbangun!Samuel bertanya dengan suara rendah, "Sakit nggak?"Cindy menekan jantung, bukan di kepala, rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya sangat tidak nyaman.Samuel menopang kepala Cindy dengan telapak tangan, tapi Cindy tetap saja membentur jendela mobil. Dia mengusap tempat Cindy terbentur dan bertanya, "Masih kurang tidur tadi malam? Kamu tertidur sepanjang jalan."Cindy menggelengkan kepalanya, tidak, karena menyalakan aromaterapi, dia tidur nyenyak tadi malam. Dia tidak tahu kenapa dia mengantuk.Setelah beberapa saat, rasa tidak nyaman di hatinya mereda, tapi dia masih merasa sesuatu yang buruk sudah terjadi .... Apa itu ibunya?Tidak, tidak, Yogi pasti akan menjaga ibunya.Cindy menelan ludahnya, tapi perasaan tidak n