Share

Chapter 55

Penulis: Author newbie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi hari sebelum matahari terbit dengan sempurna, Barra sudah bersiap dengan penampilan terbaiknya untuk membuat Sarah terkesan dan mau memaafkannya. Di atas ranjang kini sudah tersedia buket bunga yang cantik dan beberapa barang mewah sebagai permintaan maaf Barra, seharian penuh kemarin Gabriel dengan susah payah mencari semua barang tersebut dan sekarang ia tertidur sangat lelap karena kelelahan.

Barra membiarkan anak buahnya itu beristirahat, sebagai balasan atas lelahnya Gabriel kemarin Barra memberikan Gabriel hadiah juga untuk ibu dan adiknya. Bukan barang yang Barra berikan, tapi sejumlah uang yang cukup banyak bahkan mungkin cukup untuk kebutuhan Gabriel dan keluarganya satu sampai dua tahhun.

Penampilan Barra yang begitu memukau membuat para wanita yang melihatnya begitu terpesona, apalagi sinar mentari pagi yang menyorot ke arahnya membuat Barra nampak seperti lukisan hidup. Seorang gadis berusia dua puluh tahunan yang baru saja selesai jogging menghampirinya dengan malu-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 56

    Barra berlari ke arah ruang gawat darurat dengan tergesa-gesa, ia begitu khawatir dengan keadaan Sheila dan Dhafin setelah mendapatkan telepon dari pihak kepolisian. Sheila dan Dhafin mengalami kecelakaan pagi ini saat mereka hendak pergi ke supermarket, Sheila tidak bisa mengendarai mobil namun ia nekat menyewa sebuah mobil untuk keperluannya bepergian. Keadaan bagian depan mobil itu lumayan memprihatinkan namun beruntungnya Sheila dan Dhafin terlindungi oleh air bag, namun tetap saja hati Barra sakit saat melihat keadaan mereka berdua. "Barra," panggil Sheila pelan setelah tersadar."Ya, Sheila. Ada apa? apa ada yang sakit? apa aku perlu memanggil dokter?" tanya Barra cemas.Sheila menggeleng, "Dhafin, dimana anakku Barra? dimana dia dan bagaimana keadaannya?""Dhafin masih belum tersadar Sheila, ada luka di kepalanya dan dokter masih terus memantau keadaannya." "Barra, aku takut anakku tidak selamat. Ini salahku, seharusnya aku tidak mengajaknya pergi!" Sheila menangis meraung-r

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 57

    Sarah pergi ke toilet wanita karena ia mendadak merasa pusing dan mual ketika bertengkar lagi dengan Barra, tidak ada orang disini kecuali wanita asing yang tengah bersolek di depan cermin toilet. Wanita itu sangat cantik dengan rambut pirang dan warna mata hazelnya, ia tersenyum kepada Sarah saat mereka tidak sengaja saling berpandangan. Saat Sarah hendak memasuki bilik kamar mandi tiba-tiba ia terhuyung lemas dan nyaris terjatuh di depan pintu, wanita asing itu segera menolong Sarah dengan sigap dan membantu Sarah berdiri kembali."Are you okay?" tanyanya sembari memberi Sarah air mineral miliknya."i'm okay, thanks." "Do you want me to take you to the ER? Coincidentally, I'll be there too.""No need, I'm better now. Thank you very much for your help miss.""You're welcome, I'll go first then."Wanita asing itu kemudian pergi, namun sesuatu terjatuh dari dalam tasnya saat ia mengambilkan air untuk Sarah. Sarah memungut kertas tersebut dan membaca informasi yang tertera disana, awa

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 58

    Barra berjalan lunglai ke arah tempat tidur karena saking lelahnya, tubuhnya memeluk erat tubuh Sarah dari belakang dan menghirup aroma manis yang beberapa hari ia rindukan dari Sarah. Sarah yang merasa kegelian akhirnya terbangun dan berbalik ke arah Barra, bibirnya tersenyum manis dengan keadaan yang mengantuk berat. "Do you miss me?" tanya Barra."Sure honey, apa semua urusanmu sudah selesai?" "Urusan administrasi dan segala macamnya sudah, tapi sepertinya besok pagi aku harus kembali lagi ke rumah sakit."Sarah bangkit dan duduk menghadap ke arah Barra, "Untuk apalagi?""Untuk melihat keadaan Dhafin, Dhafin harus menjalani operasi di kepalanya karena ternyata ada pendarahan di dalam otaknya." Sarah menutup mulut dengan satu tangannya karena shock, "Apa dia akan baik-baik saja?""Aku tidak tahu, semoga saja begitu. Sarah, kamu tidak keberatan kan jika aku berada di sana sampai Dhafin sembuh?""Tentu, kamu harus merawat Dhafin dengan baik Barra. Dia darah dagingmu, aku tidak akan

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 59

    "So what are you going to do now Sheila? do you still want to be by Barra's side with hate in your heart?" tanya Angela."Of course, previously I wanted to be with him because I love him. But now all I want is to destroy him and take everything that belongs to him." sahut Sheila dingin, bahkan Angela sampai dibuat bergidik saat melihat ekspresinya."If it's your decision then I won't be able to do anything,"Sheila tidak lagi menyahuti perkataan Angela, yang ada di otaknya saat ini hanyalah bagaimana cara menghancurkan Barra.*****Barra datang ke kantor tanpa semangat sedikitpun, kalau bukan karena ada meeting yang sangat penting ia tidak akan mungkin datang ke kantor hari ini. Gabriel menyambutnya di lobby kantor, dari ekspresi wajahnya yang nampak gelisah Barra tau bahwa ada sesuatu hal buruk yang terjadi di Amethyst."Ada yang tidak beres disini tuan," ujar Gabriel. "Ada apa? apa ayah dan anak itu membuat ulah lagi?" tanya Barra"Tadi pagi saya mendapatkan telepon dari sekretaris

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 60

    "Gabriel, tolong sampaikan kepada Sarah kalau aku tidak bisa pulang malam ini." titah Barra karena ponselnya tertinggal di kantor dan ia tidak memiliki waktu untuk berbicara di telepon. "Baik tuan," sahut Gabriel, segera ia keluar dari ruang rawat Sheila untuk mengabari Sarah. Barra nampak begitu kelelahan menghadapi hari ini, banyak masalah yang menimpanya mulai dari urusan kantor sampai urusan Sheila dan Dhafin. Barra mulai merasakan tubuhnya tidak mulai tidak fit, ia bahkan mulai merasa sedikit pusing dan kesulitan untuk berkonsentrasi. Sheila menyunggingkan senyum liciknya saat melihat Barra yang mulai terlihat stress, ia berhasil mengacaukan konsentrasi Barra dan yang selanjutnya adalah alam bawah sadar Barra. Angela datang setengah jam kemudian tepat setelah Barra tertidur, Angela datang dengan membawa satu butir obat yang akan ia gunakan nanti untuk mencuci pikiran Barra. "Do your job after Barra wakes up from sleep later, I'm tired of acting like a madwoman all day." ger

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 61

    "Lain kali kalau mau keluar tolong katakan kepadaku dulu kemana kamu akan pergi Sheila, jangan membuatku khawatir." oceh Barra lembut kepada Sheila.Sarah semakin dibuat heran dengan perubahan sikap Barra terhadap Sheila, Barra berubah sangat lembut dan perhatian kepada Sheila namun begitu dingin terhadapnya.Tidak hanya Sarah, Gabriel pun dibuat heran dengan perubahan sikap Barra. Entahh apa yang sudah mengubah Barra, namun Gabriel yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres yang sudah Sheila lakukan pada bosnya itu. "Barra," panggil Sarah.Barra menoleh, namun ia tidak menyahuti panggilan Sarah. "Makan dulu ya? kamu belum makan kan dari pagi," ajak Sarah seraya mengulurkan tangannya namun lagi-lagi Barra mengabaikannya."Maaf Sarah, aku tidak sedang lapar. Lebih baik makanan itu kamu bawa pulang lagi, lagipula rasanya mungkin tidak menggugah seleraku mengingat kamu tida bisa memasak." ucap Barra ketus. Mendengar ucapan Barra hati Sarah rasanya begitu pedih, ia rela bangun pagi hari s

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 62

    Sheila begitu bahagia karena akhirnya hari yang ia tunggu-tunggu datang juga, Barra kini memberikan seluruh perhatiannya kepada dirinya seperti dulu bahkan lebih. Barra selalu sigap memberikan apapun yang Sheila butuhkan, Barra juga tidak sungkan membantu Sheila membersihkan dirinya di toilet. Mereka kini sudah terlihat seperti sepasang suami istri, meskipun terkadang Barra masih terlihat agak bingung dengan perubahan perlakuannya kepada Sheila. "Barra, lebih baik kamu pulang. Sarah pasti menunggumu sekarang," ujar Sheila lembut dan mencoba mengubah citranya lagi sebagai wanita baik hati."Kenapa kamu mengusirku? apa kamu sudah bosan melihatku ada disini?" tanya Barra kesal."Bukan begitu Barra, tapi biar bagaimanapun kamu harus pulang kerumah dan menemui istrimu. Dia juga membutuhkanmu Barra,""Sarah baik-baik saja Sheila, lagipula ada Claudia yang menemaninya sedangkan kamu sedang sakit dan tidak ada yang menemanimu."Sheila tersenyum tipis, tapi beberapa detik kemudian ekspresi wa

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 63

    Keadaan sarapan pagi ini begitu dingin dan mencekam akibat dari efek pertengkaran antara Barra dan Sarah, hanya ada suara dari alat makan yang saling beradu namun membuat seluruh orang merasa tidak nyaman. Claudia yang memang sejak awal makan sudah merasa tidak nyaman lebih memilih menyelesaikan makannya dan segera kembali ke kamar, sedangkan Gabriel hanya mampu memakan dua suap saja lalu segera pergi keluar untuk memanaskan mobil. Kini di meja tersebut hanya ada Sarah dan Barra, Barra sama sekali tidak memperhatikan dirinya dan tetap sibuk pada pekerjaannya."Besok jadwal aku kontrol ke dokter, kamu bisa kan menemani aku besok?" tanya Sarah mencoba membuka obrolan."Tidak tahu, pergi saja dengan ibu atau Claudia jika aku tidak bisa.""Tapi-""Aku berangkat, tidak usah menungguku karena aku akan langsung ke rumah sakit setelah urusan di kantor selesai." ucap Barra dingin.Sarah benar-benar frustasi atas perubahan sikap Barra, Sarah tidak mau ambil pusing lagi tentang diamnya Barra yan

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 96 (end)

    Pagi hari, Barra pergi lebih dulu ke Amethyst sebelum sarah terbangun. Barra sengaja pergi lebih dulu karena ia tidak ingin melihat Sarah dijemput oleh Julian, namun sebelum pergi Barra sudah menyiapkan sarapan khusus untuk Sarah.Sarah terbangun dengan keheningan yang menyambutnya di pagi hari, semua pelayan sibuk membersihkan rumah dan taman sedangkan penjaga rumah sibuk berjaga didepan. Sarah menyalakan ponselnya yang sejak semalam ia nonaktifkan, puluhan chat dari Julian membombardir ponselnya juga panggilan tidak terjawab. "Aku sudah bangun Julian, maaf aku lelah sekali jadi telat bangun pagi."Jawab Sarah menjelaskan kepada Julian mengapa ia bangun terlambat, namun Julian tetap berbicara omong-kosong terus menerus. "Baiklah, aku akan bersiap sekarang." Sarah memutuskan panggilan teleponnya, lalu bergegas mandi dan berdandan sebelum Julian datang. Lima belas menit kemudian Julian datang dengan sebuket bunga mawar untuk Sarah, Sarah masih berada di kamarnya dan mungkin baru aka

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 95

    Sarah merenung menatap ke langit-langit kamarnya, ia terus memikirkan dua pria yang sangat mengharapkannya. Sarah belum bisa memutuskan untuk memilih siapa, karena ia juga tidak tau bagaimana perasaannya untuk kedua pria itu. Sarah sebenarnya punya rencana lain setelah pernikahan Claudia nanti, tapi jika seperti ini adanya mungkin Sarah akan lebih memilih untuk menjalankan rencananya sekarang.Sarah mengambil ponselnya, lalu menghubungi mereka dan memintanya untuk bertemu di sebuah cafe terkenal di kota ini. Mereka langsung bergerak cepat ke tempat yang Sarah sebutkan, tidak lupa juga membawa bunga untuk diberikan kepada Sarah."Loh, kenapa si pirang ada disini?!" tunjuk Barra di wajah Julian. "Sarah, kenapa dia datang juga? aku kira hanya kita berdua yang akan bertemu disini." "Aku sengaja meminta kalian datang kesini karena ada satu hal yang harus aku bicarakan dengan kalian," Barra dan Julian serentak mengambil kursi yang berhadapan langsung dengan Sarah, sekarang yang mereka ri

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 94

    Sarah menatap sengit ke arah dua pria dewasa yang bertingkah kekanakan di depannya, mereka selalu membuat ulah sepanjang acara lamaran Claudia. Sampai akhirnya mereka bertengkar dan memecahkan patung es yang ada di tempat meja minuman, alasannya pun sepele hanya karena mereka berebut mengambilkan minum untuk Sarah. "Jadi kalian mau terus bertengkar seperti ini?"" tanya Sarah. "Bukan aku yang memulai pertengkaran Sarah, tapi si pirang ini yang memulai duluan!" "Hei bro, anda yang selalu menghalangi saya saat saya ingin mendekati Sarah." "Iya jelas aku melarangmu mendekati Sarah karena dia itu masih istriku, kamu harus pahami itu!" "Oh tapi seingatku kamu sudah menggugat cerai Sarah, jadi kamu sebentar lagi hanya akan menjadi masa lalu Sarah.""Stop! aku pusing mendengar pertengkaran kalian, jika kalian pikir aku akan memilih kalian kalian salah besar. Aku hanya ingin sendiri, tidak denganmu Barra atau denganmu Julian." bentak Sarah yang sudah tidak bisa menahan kekesalannya. Sara

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 93

    Hari lamaran Gabriel dan Claudia pun tiba, semua dekorasi impian Claudia sudah seratus persen rampung. Kini tinggal saatnya mereka menunggu keluarga dari pihak Gabriel datang, tidak banyak yang mereka undang untuk acara lamaran ini. Hanya kerabat, kolega dan teman dekat saja yang di undang. Claudia nampak cantik dengan gaun rancangan Arista, wajah cantiknya hanya di make up sederhana karena Claudia tidak menyukai make up yang terlalu tebal. Setelah Claudia, kini gantian Sarah yang didandani, mereka nampak mirip meskipun bukan saudara kandung. Barra menunggu para wanita kesayangannya keluar dari ruang tempat mereka berdandan, setiap kali ada yang keluar ia langsung berdiri tegap untuk menyambutnya. Tapi sayang yang keluar sejak tadi bukan wanita yang ia tunggu, entah apa yang mereka lakukan di dalam sampai berjam-jam. Barra sangat penasaran, tapi ia tidak diperbolehkan masuk untuk melihat aktifitas mereka. Pintu kamar terbuka perlahan, Claudia keluar dengan diiringi oleh Arista dan

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 92

    "Mau apa kamu datang kesini?" tanya Barra sengit. "Ada yang harus aku lakukan," senyumnya lalu masuk menghampiri Claudia dan memberikan bunga untuknya. Claudia agak bingung saat menerima bunga dari Julian, tapi setelah Sarah menjelaskannya Claudia baru bisa menerima bunga itu dan bersikap ramah terhadapnya. Belum sempat Sarah menerima bunga miliknya, tiba-tiba bunga tersebut malah direbut oleh Barra dan dibuang ke tempat sampah. "Jangan pernah memberikan bunga murahan kepada istriku, dia alergi terhadap barang murahan." Julian tertawa pelan, "Istrimu? apa aku tidak salah dengar? ah tapi kamu ada benarnya juga, Sarah memang alergi terhdap barang murahan." Julian menatap Barra dengan tatapan merendahkan, membuat Barra semakin emosi dibuatnya. Sebelum terjadi keributan yang semakin parah, Sarah segera membawa Julian pergi dari rumah Arista. Lagipula semakin cepat ia pergi, semakin cepat ia kembali lagi ke rumah ini dan bisa beristirahat lebih awal agar bisa mempersiapkan diri untuk a

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 91

    Setelah beberapa hari dirawat keadaan Barra kini sudah lebih membaik dan diperbolehkan pulang juga kembali beraktifitas seperti biasa, hanya saja ia harus tetap meminum obat dari dokter kejiwaan karena efek dari obat yang Sheila berikan masih sering ia rasakan. Kepulangan Barra bertepatan dengan hari persiapan lamaran Claudia besok, meskipun acara lamaran tersebut hanya di adakan di rumah Arista namun Arista tetap membuat acara tersebut semeriah mungkin. Apalagi ini kali pertama ia merasakan salah satu anaknya di lamar seseorang, saat Barra menikah kemarin ia bahkan tidak berkontribusi apapun karena saat itu hubunganya dengan Sarah belum baik. Arista ingin sekali menebus kesalahannya tapi semua tidak mungkin lagi bisa ia tebus, karena sebentar lagi Sarah mungkin akan menjadi mantan menantunya. Claudia membantu Arista menyiapkan apapun yang dibutuhkan besok, terutama gaun untuknya dan beberapa gaun untuk kerabat juga yang paling spesial untuk Sarah. Arista menatap putrinya penuh ha

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 90

    Semenjak berada di rumah sakit, tingkah Barra entah kenapa jadi lebih menjengkelkan menurut Sarah. Barra selalu meminta dilayani ini dan itu seperti anak kecil, bahkan makan pun harus disuapi dengan alasan tangannya lemah karena jarum infus. Sarah juga tidak bisa membuat alasan apapun atau pergi meninggalkannya disini karena Arista meminta tolong kepadanya untuk merawat Barra, dengan terpaksa Sarah menjadi 'pengasuhnya' sampai beberapa hari ke depan sampai Barra keluar dari rumah sakit. Saking kelelahannya, Sarah tertidur di sofa dengan Tab yang masih berada di atas dadanya. Barra bangkit perlahan agar tidak membangunkannya, ia mengambil satu selimut di lemari penyimpanan lalu ia tutupi badan Sarah dengan selimut tersebut. Barra mengecek Tab Sarah, jabatannya sebagai CEO membuat Sarah sebenarnya agak kelelahan. Dibandingkan dengan perusahaan orang tuanya, Amethyst jauh lebih besar dan luas itu sebabnya Sarah terkadang agak kewalahan. Sebagai bentuk rasa terimakasih, Barra membantu S

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 89

    Ibu dan anak itu dimakamkan secara berdampingan di makam kelurga Nathaniel, sempat terjadi perdebatan antara Barra dan Nathaniel karena Barra ingin Dhafin dan Sheila di makamkan di pemakaman keluarganya. Barra merasa Dhafin adalah anaknya jadi Dhafin berhak di makamkan disana, namun Nathaniel menolak. Sejak Dhafin belum lahir, Nathaniel lah yang merawat mereka berdua jadi Nathaniel merasa ia lebih berhak atas keputusan ini. Barra akhirnya mengalah, dengan syarat Nathaniel tidak boleh melarangnya untuk mengunjungi makam Dhafin dan Sheila. Kali ini semuanya membiarkan Barra melepaskan kesedihannya dulu, tidak ada yang mengganggunya bahkan semua pekerjaan Barra diserahkan ke Gabriel. Sheila sekarang sudah benar-benar pergi meninggalkannya, bahkan membawa harta miliknya yang paling berharga yang selama ini Barra tidak ketahui keberadaannya. Barra bahkan belum sempat membahagiakan bocah kecil itu, tapi ia harus pergi karena perbuatan ibunya. Surat warisan yang Barra sudah buat sejak lama

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 88

    Nathaniel datang ke rumah tahanan setelah mendengar kabar kalau Sheila dipenjara atas perbuatannya, meskipun ia sudah tidak ingin tau lagi apapun tentang Sheila tapi hati kecilnya tetap tidak bisa mengabaikannya. Sheila keluar dari sel dengan didampingi oleh sipir wanita, kelopak matanya nampak sembab dengan pipi sebelah kiri yang membengkak. Pakaian mewahnya sudah berganti dengan pakaian khas tahanan dengan nomor dan identitas kejahatannya, tatapannya kosong seakan tidak ada lagi semangat hidup yang ia rasakan. "Kenapa kamu datang?" tanyanya datar. "Aku ingin menjengukmu," "Aku tidak sakit, jadi tidak perlu kamu jenguk." "Sheila," "Lebih baik kamu pergi Nathan, aku tidak butuh kedatanganmu." Sheila bangkit dari kursi namun tiba-tiba ia malah jatuh pingsan dengan darah keluar dari hidungnya. Sheila dibawa ke rumah sakit terdekat, tempat dimana Dhafin juga di rawat disana. Nathaniel meminta kepada sipir agar Sheila diizinkan bertemu dengan anaknya sebelum kembali ke penjara, mes

DMCA.com Protection Status