Home / Urban / Mengapa Kau Membenciku? / Part 54 : Dua Kebahagiaan Sekaligus

Share

Part 54 : Dua Kebahagiaan Sekaligus

Author: Ekta Naura
last update Last Updated: 2021-12-10 08:05:01

Setelah Dokter menuliskan resep untuk diberikan Devano, kemudian ia pun segera ke ruangan di mana Sinta dirawat, terlihat Fero di sana menemani Sinta yang masih terbaring di hospital bed. Fero tak kalah khawatirnya dengan Devano karena ia yang mengetahui terlebih dahulu detik-detik mantan istri yang masih dicintainya tersebut pingsan.

“Loh Fero kamu belum kembali?” tanya Devano sambil tersenyum ramah.

“Iya Sinta sendirian bukankah kamu pergi ke ruangan Dokter?! mana mungkin aku meninggalkan dia sendirian, aku takut dia nantinya butuh apa-apa!” Jawab Fero.

“Terima kasih banyak  Fero, kamu sudah menolongnya dan membawanya kemari!” tutur Devano sambil bersalaman dan menepuk-nepuk lengan Fero.

“Iya sama-sama! karena sudah ada kamu di sini, maka aku akan kembali kesekolah!” sahut Fero.

“Oh ya Sinta, apa kamu juga tidak mengucapkan terima kasih kepadaku?” tanya Fero menggoda Sinta, ia sama sekali tid

Ekta Naura

Lihat balita lucu main odong-odong....kasi nilai bintang 5 dan votenya dong!!!! 😄😄😄 Thanksssss 🙏😘❤️

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 55 : Proses Kelahiran Yang Mendebarkan

    Sama halnya seperti Ibu hamil pada umumnya, morning sickness juga dirasakan oleh Sinta. Setiap harinya selalu diwarnai dengan rasa mual bahkan mencium aroma dari bumbu di tumis saja rasanya pingin muntah dan pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua isi perutnya. Devano mengetahui betul apa yang dialami oleh istrinya sehingga ia tidak memperkenankan istrinya untuk memasak di dapur selama mengalami morning sickness karena ia tidak ingin sosok yang disayanginya itu merasakan ketidak nyamanan di masa kehamilannya. Entahlah sama seperti hari-hari sebelumnya menjelang tidur malam Sinta menginginkan makan yang aneh-aneh, makanan yang sangat jarang sekali ia makan di hari-hari biasa sewaktu ia tidak hamil. Dan saat ini ia begitu menginginkan makan lontong kupang, makanan yang banyak dijajakan di kota pasuruan dan sidoarjo jawa timur. Karena Sinta memang kelahiran asli jawa timur jadi pada saat ia sedang jalan-jalan di kota tersebut i

    Last Updated : 2021-12-11
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 56 : Do'a Aqiqoh

    Setelah 48 jam di rumah sakit pasca melahirkan, Sinta dan bayinya sudah diperbolehkan pulang. Bertambah lagi anggota keluarga di tengah-tengah keluarga kecil Devano dan Sinta. Kini suasana rumah lebih ramai dengan hadirnya suara tangisan bayi setiap harinya. Devano pun turut andil karena predikat suami dan papa siaga memang pantas disematkan kepadanya. Di tengah malam meski terkantuk-kantuk ia dengan suka rela mengganti popok si bayi begitu pula Sinta yang sudah bertekad untuk memberikan ASI eksklusif untuk sang buah hati meski sedang tertidur lelap dengan sabar dibangunkan untuk disusui. Benar-benar pengalaman baru yang membutuhkan tenaga ekstra, ketelatenan dan juga kasih sayang. Dengan kelahiran sang buah hati membuat perasaan sayang Devano kepada Sinta kian bertambah di mana ia melihat dengan jelas perjuangan sang istri untuk bisa melahirkan secara normal itu tidak mudah, butuh pengorbanan besar dan juga mempertaruhkan nyawa. Rasa sayangnya

    Last Updated : 2021-12-11
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 57 : Kelucuan Azka

    “Iya Bu semua furniture di rumah ini baru semua tapi tidak ada yang beli alias gratis, semua ini merupakan hadiah dari sahabat karib saya karena beliau memiliki perusahaan di bidang furniture!” ungkap Devano“Wah! ya pantas saja kalau gratis Pak, lawong yang punya perusahaan furniture adalah sahabatnya Pak Vano, lah kalau kita? siapa kita ya?” sahut Bu Ila.“Hehehe Bu Ila bisa saja!” tutur Devano sambil tertawa.“Pak! apa kami boleh lihat-lihat ke halaman belakang yang ada kolam renangnya itu kan?” tanya Bu Ila“Oh boleh! mau berenang di situ juga boleh kok!” celetuk Devano.“Ah kami tidak bisa berenang atu Pak!” jawab Bu Eni.“Tidak masalah juga itu Bu, karena kami juga menyediakan pelampung bagi yang tidak bisa berenang!” usul Devano.“Tidak..tidak…tidak…terima kasih banyak Pak!” tolak Bu Eni keta

    Last Updated : 2021-12-15
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 58 : Berlibur

    Hari ini Devano mengajak istri dan putranya untuk berlibur ke tempat yang masih tetap di wilayah jawa barat yaitu Pantai Sindangkerta, yang mana lokasinya berada di Cipatujuh-Tasikmalaya. Kenapa Devano memilih pantai Sindangkerta dari sekian banyak pantai yang berada di wilayah jawa barat karena pantai yang mereka kunjungi kali ini sangat bersih dan tak jauh dari sana terdapat resort favorit Devano karena selain memiliki berbagai fasilitas yang lengkap. Resort tersebut sangat nyaman jika membawa anak kecil. Sebenarnya tujuan awal Devano hendak membawa keluarga kecilnya berlibur ke luar negeri atau bisa juga ke luar kota yang jauh dari kota Bandung, namun Sinta menolak untuk pergi jauh dari rumah karena selain nantinya akan menempuh perjalanan panjang yang akan menghabiskan waktu dan tenaga namun juga Bagi Sinta banyak pantai di wilayah jawa barat yang belum ia kunjungi dan panoramanya tak kalah indah dibanding pantai di kota lain atau di negeri seberang

    Last Updated : 2021-12-16
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 59 : Demam

    Devano dan juga keluarga kecilnya beberapa hari yang lalu berlibur ke pantai selama 2 hari setelah itu mereka kembali pulang ke rumah. Sesampainya di rumah setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh mereka mencuci muka serta membersihkan diri untuk kemudian beristirahat. Kemudian keesokan hari seperti biasa Sinta memasak untuk sarapan pagi. Untuk Azka ia buatkan sayur sop wortel dan juga daging sapi kesukaannya sedangkan untuk suaminya ia buatkan chicken oregano. Di sertai dengan beberapa kudapan dan juga buah segar yang ia sajikan di atas meja makan. Setelah selesai disajikan semua Sinta pun memanggil suaminya yang tengah berada di ruang kerja. “Sayang sarapan dulu yuk! semuanya sudah siap!” ajak Sinta. “Oke sayang duluan saja dulu ya, sebentar lagi aku menyusul!” jawab Devano. “Oke jangan lama-lama ya! kalau gitu Mama panggil putra kita dulu buat sarapan juga!” “Oke!” Saat itu Azka sedang bermain di halaman b

    Last Updated : 2021-12-17
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 60 : Berduka

    Suara adzan subuh terdengar di indra pendengaran Sinta membuatnya terbangun dari tidurnya yang pulas. Saat itu menunjukkan pukul 04.30 WIB, ia pun bergegas untuk bangun dari tempat tidur. Teringat jelas kemarin suaminya bilang akan pulang tadi malam. Ia pun pergi ke ruang tengah namun terlihat sepi, kemudian bergeser pergi ke posisi ruang tamu masih tetap sama seperti saat ia tadi malam terakhir kali menutupnya. Kemudian ia pun berpindah memeriksa kamar sebelah, tempat di mana suaminya biasanya berbaring serta bersantai namun hasilnya juga sama tidak ada siapa-siapa di sana. Tanpa banyak berpikir ia pun memeriksa handphonenya sama sekali tak ada panggilan masuk setelah kemarin siang suaminya menelpon dirinya. Perasaan Sinta mulai khawatir lalu dicobanya untuk menghubungi suaminya ternyata HP nya tidak aktif. Tak ingin larut dalam perasaan khawatir yang kian mendera Sinta segera mandi, wudhu setelah itu sholat subuh. Entah ia sama sekali sedari bangun ti

    Last Updated : 2021-12-18
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 61 : Tegar Dan Tabah

    8 hari sudah suami tercinta pergi meninggalkan dirinya dan putra tercinta untuk selamanya. Rasanya baru kemarin ia bersama sang suami sedang bersama, saling bersua, bercanda dan bercumbu mesra. Kenangan indah bersamanya tetap terpatri sampai kapanpun jua dalam jiwanya. Wajahnya yang tampan, senyumnya yang ramah, tatapannya yang meneduhkan hati, tuturnya yang hangat serta perilakunya yang bersahaja semua begitu melekat indah di relung hati. Bagaimana Sinta bisa melupakan semuanya? betapa banyak kenangan indah yang telah ia tinggalkan untuknya, rasanya mustahil jika semuanya sirna begitu saja tanpa jejak, tanpa bayangan dan tanpa berbekas. Andai ia menyadari firasat itu, firasat terakhir yang ia rasakan sebelum kepergiannya. Karena malam itu sebelum suaminya pergi dan takkan pernah kembali lagi untuk selama-lamanya Sinta merasakan sebuah perasaan yang tidak nyaman. Saat itu perasaannya seperti merasakan galau yang tiba tiba-tiba dan juga putranya

    Last Updated : 2021-12-19
  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 62 : Pergi Ke Makam

    Saat itu Sinta sedang duduk-duduk di sebuah taman kota untuk menemani sang putra yang sedang bermain ayunan. Terlihat begitu riangnya sang putra yang sedang bermain tersebut sambil sesekali mencondongkan tubuhnya sendiri agar ayunan yang ia duduki terus bergerak. Sambil menemani sang putra yang sedang bermain kedua netra coklat terang nan indah itu berjalan-jalan memandangi taman bunga yang adiwarna. Nyaman rasanya berada di tengah-tengah taman yang ditumbuhi oleh rumput yang menghijau dan juga aneka jenis bunga yang berwarna-warni, tumbuh pula yang membuat taman kota begitu sejuk nan asri yaitu tumbuhnya pohon-pohon besar nan rindang yang sudah berumur ratusan tahun. Saat Sinta tengah memegang sebuah bunga mawar berwarna merah tiba-tiba ada yang menepuk bahunya, tentu saja dalam seketika ia menoleh. Betapa terkejutnya dia ternyata sosok tampan nan rupawan yang selama ini begitu ia rindukan kini benar-benar ada di hadapannya. Sontak Sinta begitu

    Last Updated : 2021-12-19

Latest chapter

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 71 : Video Bahagia

    Hari-hari Sinta semakin berwarna dengan hadirnya Fero di tengah kehidupannya saat ini. Fero telah membuktikan bahwa dia adalah suami yang baik, begitu mencintai keluarga serta bertanggung jawab. Fero sudah bertekad ia akan selalu membahagiakan keluarga kecilnya tersebut, apalagi ia begitu menyayangi Azka seperti putra kandungnya sendiri begitu pula sebaliknya. Sinta yang bukan single parent lagi tentunya benar-benar merasakan kebahagiaan seutuhnya. Setelah rentetan kejadian tragis yang telah ia alami di sepanjang hidupnya kini telah tergantikan dengan kehidupan yang tentram serta bergelimang kebahagiaan. Memiliki 2 buah rumah yang saling berhadapan yang hanya terpisah oleh sebuah jalan raya membuat Sinta lebih banyak tinggal di rumah yang dibeli oleh Fero. Sejak malam pertama ia sudah lebih banyak tinggal di rumah tersebut dan untungnya pula putranya sama sekali tidak mempermasalahkan itu karena selama ada Fero maka Azka akan meng-iyakan.

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 70 : Pernikahan

    Sekali lagi Sinta merasakan dilema yang teramat sangat dengan kejutan yang dibuat Fero bersama sang putra kali ini. Ia benar-benar tak tahu harus menjawab apa karena untuk saat ini ia masih belum memikirkan untuk menikah kembali karena jujur saja perasaannya kepada Devano masih sangat kuat karena bagaimanapun juga dialah laki-laki pertama yang banyak memberikannya cinta dengan penuh ketulusan dan kesungguhan tanpa adanya rekayasa, dusta serta pengkhianatan. Namun mengapa saat ini perasaan takut karena trauma yang pernah dialaminya kian membuatnya bimbang. “Mama…Om Ganteng telah menolong Aka dali bahaya, Om Ganteng hampil meninjal kalena tolonyin Aka apa itu maci belum cukup buat Mama?” protes Azka yang tiba-tiba mengagetkan Sinta, lagi-lagi ucapan sang putra makin membuatnya heran karena bagaimana bisa ia melontarkan kata-kata yang begitu menohok. “Azka tidak boleh berkata demikian sama Mama ya sayang! biarkan Mama mengamb

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 69 : Kesempatan Ke Dua

    “Aka cayang banget cama Om ganteng, Aka pingin punya Papa cepelti teman-teman teyus Aka pingin Om Ganteng jadi Papanya Aka!” jelas Azka dengan berterus terang. “Seperti yang Om bilang sebelumnya, Om akan selalu ada buat Azka dan juga Mama, Om tinggal menunggu kesiapan Mamanya Azka, begitu Mama bilang setuju dan siap untuk menikah dengan Om maka secepatnya Om akan menikahi Mama Azka!” terang Fero dengan begitu jelas. “Om Ganteng gak bohonyin Aka kan?” “Apa yang Om ucapkan pada Azka baru saja itu semua benar, dalam berbicara Om tidak boleh berbohong nanti kalau berbohong Allah bisa marah!” Azka mendengarkan penjelasan Feri sambil menganggukkan kepalanya. “Ya sudah kalau begitu sekarang Om pingin lihat mana senyum manisnya buat Om pagi ini?” seru Fero yang kemudian dibalas dengan sebuah senyuman manis yang tersungging dari bocah lucu tersebut. Dengan segera dipeluknya Azka oleh Fero dengan begitu hangat.

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 68 : Ada Hikmah

    Pintu kamar Sinta tidak ditutup rapat, hanya beberapa centimeter saja pintu tersebut sedikit terbuka, maka dengan langkah pelan Fero memasuki kamar Sinta. Cukup luas sekali ukuran kamarnya berkisar 6 x 6 meter. Tatapan netra pemuda tersebut menelisik ke setiap penjuru ruangan, karena baru pertama kalinya ia masuk dengan tatapan menelisik seperti ini meski sebelumnya karena kondisi mendesak ia pernah masuk untuk melihat kondisi Sinta yang sedang pingsan begitu mendengar berita kepergian suaminya. Saat itu ia mencari foto pernikahan mereka di kamar tersebut namun ternyata ia tak menemukannya, bukankah kebanyakan pasangan pada umumnya selain memajang foto mereka di ruang keluarga, maka mereka juga akan memajangnya di dalam kamar, namun sepertinya hal tersebut tidak berlaku bagi Sinta dan juga Devano. Terlihat Sinta yang sedang tertidur lelap menggunakan selimut wol dengan warna cerah. Fero masih saja berdiri menatap wajah cantik itu,

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 67 : Kedekatan Fero Dan Azka

    Setelah dirawat di rumah sakit selama 2 minggu akhirnya Fero oleh Dokter diperbolehkan untuk pulang dengan catatan ia harus tetap rajin kontrol sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh Dokter di buku Kontrol. Tentu saja hal tersebut disambut dengan sangat antusias oleh Fero karena menurutnya berada di rumah sakit dengan durasi waktu selama itu berasa setahun lamanya dan untungnya ada Sinta yang selalu berada di sampingnya yang selalu setia menunggunya sedari awal dia terbaring tak sadarkan diri karena koma hingga sekarang kondisinya yang sudah berangsur pulih. Tak dipungkiri lagi bahwa Sinta adalah motivasinya selama ini untuk bisa berjuang melawan koma selama seminggu lamanya, dan itu juga merupakan keajaiban serta anugerah tak terhingga yang telah diberikan Sang Pencipta kepadanya. Ditambah dengan kehadiran Azka putra semata wayang dari wanita yang sangat dicintainya kian menambah nuansa suka cita yang ia rasakan selama ini. Kehadiran Azka

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 66 : Kejadian Luar Biasa

    Terlihat seorang Dokter sedang melakukan resusitasi ( CPR ), usaha tersebut dilakukan untuk mengembalikan irama jantung yang telah terhenti. Sinta yang mengetahui hal tersebut langsung meraih telapak tangan Fero kemudian digenggamnya dengan erat sambil berkata, “Ayo Fero kamu harus kuat, kamu harus bisa, jangan tinggalkan aku dengan perasaan bersalah seperti ini! bagaimana aku harus menjawab pertanyaan putraku jika dia bertanya tentangmu? Fero ayo bangun! Aku mohon jangan tinggalkan aku! bukankah kamu sering mengatakan kalau aku tidak boleh meninggalkan kamu, tapi mengapa justru kamu sendiri yang akan meninggalkan aku? aku sudah tidak mengharapkan apa-apa lagi Fero, yang aku mau hanya satu yaitu kamu tepati kata-katamu dan kamu buktikan kepadaku bahwa kamu….bahwa kamu tidak akan pergi meninggalkanku, maka aku juga akan buktikan kata-kataku dan aku berjanji untuk memaafkan semua kesalahanmu di masa lalu kepadaku maka aku juga tidak akan pernah me

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 65 : Kritis

    “Sin..ta..Sin..ta…ma..af..kan a..ku!” Ucapan Fero yang di ulang-ulang pada saat itu membuat Sinta terbangun dari tidurnya, suaranya meski tidak keras namun masih terdengar jelas di pendengaran Sinta. Perlahan tapi pasti mata Sinta yang sedang tertutup rapat karena rasa kantuk yang hinggap kini terbuka. Di tatapnya Fero yang masih memejamkan mata dihadapannya. “Sin..ta…Si..nta...ma..af..kan a..ku! ja..ngan ting..gal..kan a..ku!” rintih Fero. Hal itu membuat Sinta kaget, ternyata ucapan Wika tadi sebelum pulang benar adanya bahwa ketika dalam kondisi yang tak sadarkan diri Fero masih mengingat dirinya. Seketika itu pula Sinta menutup bibir dengan kedua telapak tangannya tanpa disadarinya pula tetesan air mata bening mengalir dari sudut kedua netranya yang kian memerah. Semula ucapan Wika itu baginya hanyalah sekedar guyonan semata yang disematkan kepadanya, namun kali ini yang dikatakan Wika itu adalah fakta. “Sin..t

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 64 : Koma

    Suara tangisan Azka yang begitu kencang terdengar hingga di dapur tempat Sinta berada, dengan segera Sinta berlari ke halaman rumah namun ia tidak menemukan keberadaan putranya di tempat yang baru saja ia lihat. Curiga dengan pintu gerbang yang kini sedang terbuka membuatnya semakin mempercepat lagi laju larinya ke luar rumah, saat ia tiba di sana terlihat dari jarak beberapa meter darinya nampak kerumunan orang yang berada di tengah jalan raya persis sekali dengan asal suara tangisan putra semata wayangnya. Jantungnya semakin berdetak kencang tak mampu membayangkan jika suatu hal terjadi kepada putranya tersebut. Kakinya kian terasa lemas nafasnya tak beraturan, rasa takut kian menghantuinya pada saat ini. Sinta semakin mempercepat pace larinya, ia juga harus berani menerima kenyataan apapun yang akan terjadi di hadapannya kini. Bibirnya hanya mampu terkatup namun batinnya sama sekali tak berhenti untuk terus berdo’a serta berharap agar t

  • Mengapa Kau Membenciku?    Part 63 : Mempertaruhkan Nyawa

    Sinta begitu asyik menonton acara talk show di sebuah stasiun televisi yang ditayangkan secara live sambil ngemil keripik tempe kesukaannya. Sudah 15 menit sudah ia menonton acara tersebut tanpa beranjak sama sekali dari atas sofa yang ia duduki di ruang tengah, beberapa saat kemudian Azka ikut bergabung duduk di sofa untuk duduk di sampingnya. “Mama!” panggil Azka “Iya sayang!” sahut Sinta. “Tadi di cekolah Aka ketemu Om Ganteng!” pamer Azka kepada Mamanya. “Om ganteng? siapa itu sayang?” tanya Sinta. “Om yang pelnah ke cini caat Mama gak mau banyun, Mama di kamal teyus nangis gak mau belhenti!” ungkap Azka. “Oh ya? apa benar itu?” tanya Sinta. “Iya benel!” jawab Azka yakin. Tiba-tiba terdengar sebuah truk berhenti di seberang jalan, Sinta mengecilkan volume televisinya. Melihat apa yang terjadi dari balik tirai jendela ternyata sebuah truk kontainer sedang menurunkan barang-barang yang se

DMCA.com Protection Status