Langit memiliki tatapan yang dalam, penuh perhatian, dan setiap gerakannya seolah-olah penuh kasih sayang. Namun, Senja tahu lebih baik daripada terpikat oleh ilusi tersebut. Dia menyadari bahwa di balik setiap tindakan manis Langit, ada satu keinginan yang jelas dan kuat: memiliki seorang anak kandung, darah dagingnya sendiri.
Senja sering bertanya-tanya dalam hatinya, apakah sikap lembut Langit akan tetap sama setelah anak itu lahir? Apakah dia akan tetap peduli dan perhatian, atau akankah semua ini hanya sementara, hanya sampai tujuannya tercapai? Kekhawatiran itu menggelayut dalam pikirannya, menambah beban pada hatinya yang sudah penuh dengan ketidakpastian.
Senja menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Dia tahu bahwa menaruh harapan terlalu tinggi hanya akan menyebabkan kekecewaan lebih dalam jika kenyataannya tidak seperti yang diharapkan. Dia tidak ingin menipu dirinya sendiri dengan angan-angan kosong tentang cinta yang mungkin tidak
Senja mengerjap, menatap Langit dengan mata melebar, seolah tak percaya pada apa yang baru saja didengarnya. Dia memandang pria itu, berharap Langit akan mengulangi perkataannya agar dia yakin tidak salah dengar.Langit menghela napas dalam-dalam, merespons tatapan penuh harap Senja. "Aku berpikir bahwa berdiam diri di rumah saja tidak baik untukmu. Aku ingin kau menyelesaikan kuliahmu di universitas pilihanku. Bukankah ini akan memberimu sesuatu yang berarti untuk dilakukan selama beberapa bulan ke depan? Selain itu, kau juga bisa mempraktikkan ilmu yang kau pelajari."Senja masih tercengang, mencoba mencerna kata-kata Langit. "Kau benar-benar ingin aku melanjutkan kuliah?" tanyanya pelan, seolah memastikan bahwa ini bukan mimpi.Langit mengangguk, matanya penuh dengan kesungguhan. "Ya, aku ingin kau melanjutkan kuliahmu. Aku tahu ini mungkin tidak mudah, tetapi aku yakin ini adalah yang terbaik untukmu. Aku ingin kau memiliki sesuatu yang berarti dalam hidupmu
Meskipun dengan ragu, Senja akhirnya merasa itu adalah langkah yang tepat untuk mengikuti saran Langit. Dia akan membuktikan bahwa dia mampu mengatasi tantangan apa pun yang dihadapinya, bahkan jika itu berarti memasuki dunia kampus lagi.Pada hari yang penuh harapan itu, Senja bersiap untuk memasuki babak baru dalam hidupnya. Namun, ketika waktu pelaksanaannya tiba, Langit terpaksa absen karena urusan bisnis yang mendesak. Sebagai pengganti, seorang tetua keluarga Alvendra yang jarang terlihat di depan publik menggantikan peran Langit.Tetua itu memberikan wejangan bijak kepada Senja, membagikan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Setelah memberikan saran yang berharga, tetua itu meninggalkan Senja, membiarkannya menyusuri perjalanan baru ini dengan kebijaksanaan yang baru saja diberikan.Saat berjalan melalui koridor-koridor kampus yang megah, Senja merenungkan kata-kata bijak yang baru saja didengarnya. Dia merasa didorong oleh semangat baru untuk me
Satu minggu menjalani kehidupan kampus, Senja cepat menjadi sorotan di kalangan mahasiswa. Kehadirannya yang ramah dan kesediaannya berbagi ilmu membuatnya disukai banyak orang. Di setiap sudut kampus, terlihat dirinya dikelilingi oleh kelompok mahasiswa yang membutuhkan penjelasan lebih rinci mengenai mata kuliah mereka. Senja selalu siap membantu dengan senyuman, membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan interaktif.Di salah satu sudut taman kampus, Senja duduk dikelilingi oleh beberapa mahasiswa yang mendengarkan penjelasannya tentang teori manajemen. "Jadi, dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana keputusan strategis dapat mempengaruhi keseluruhan struktur organisasi," kata Senja dengan antusias, tangan-tangannya bergerak untuk menekankan poin-poin penting."Senja, kamu benar-benar punya bakat mengajar," ujar salah satu mahasiswa, Maria, sambil mencatat dengan tekun."Terima kasih, Maria. Aku hanya ingin memastikan kita semua bi
Langit mengerima laporan dari anak buahnya dan mengerutkan keningnya dengan raut tidak percaya. Sebelum kemudian wajahnya perlahan-lahan semakin dipenuhi amarah dan dia memutuskan untuk mengonfrontasi Crystal.Suaranya bergetar dengan kemarahan yang tertahan saat ia membentak istrinya. "Crystal! Apa maksudmu melakukan ini semua pada Senja?!" Langit melemparkan beberapa lembaran dokumen ke meja di depan Crystal, dokumen yang berisi laporan dan foto-foto yang menunjukkan kegiatan Crystal di belakangnya selama beberapa waktu belakangan.Crystal, yang tadinya sibuk memainkan ponselnya, hanya menaikkan sebelah alisnya. Ia menatap laporan-laporan itu dengan tatapan acuh tak acuh, lalu mengangkat wajahnya untuk menatap Langit dengan ekspresi datar. "Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan," ucapnya dengan nada dingin, seolah-olah dia benar-benar tidak bersalah.Langit mendekat dengan langkah cepat, membuat Crystal sedikit terkejut meskipun berusaha menyembunyikannya.
Keesokan harinya, Langit langsung mengambil tindakan. Dia mengatur pertemuan dengan Crystal di ruang kerja pribadinya, tempat di mana pembicaraan serius sering kali terjadi. Crystal masuk dengan ekspresi angkuh, seolah-olah tidak ada yang bisa menyentuhnya, tetapi Langit segera menghancurkan ketenangannya."Crystal, kita perlu bicara," kata Langit dengan nada datar namun penuh otoritas.Crystal mengangkat alis, menatapnya dengan tatapan dingin. "Apa lagi yang ingin kau tuduhkan padaku sekarang?"Langit meletakkan beberapa lembar dokumen di atas meja, bukti-bukti perilaku jahat Crystal yang berhasil dia kumpulkan. "Ini tentang apa yang kau lakukan terhadap Senja. Aku tahu kau menyebarkan fitnah dan menciptakan tekanan di kampus. Aku tahu kau ingin dia keguguran."Crystal mencoba tertawa, tetapi suaranya terdengar kosong. "Itu hanya kebetulan, Langit. Aku tidak melakukan apa-apa."Langit menatapnya tajam, matanya penuh amarah yang tertahan. "Ini peri
Di bulan ketiga kuliah, sekaligus usia kandungan Senja yang telah mencapai tiga bulan, seluruh mahasiswa di kelasnya mendapatkan kesempatan magang di perusahaan Alvendra selama satu bulan. Kesempatan ini disambut dengan antusiasme besar oleh Liana dan teman-teman lainnya. Mereka sangat bersemangat dengan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman berharga di perusahaan terkenal seperti Alvendra.Namun, mereka tidak tahu bahwa kesempatan ini diatur sebagian karena pengaruh Langit. Sebagian besar mahasiswa menganggap ini sebagai keistimewaan mereka sebagai mahasiswa program pagi dan tidak mengaitkannya dengan Senja. Gosip tentang kedekatan Senja dengan Langit Alvendra sempat beredar di kampus, tetapi teman-teman sekelasnya, termasuk Liana, menganggapnya hanya sebagai rumor tak berdasar.Pada pagi pertama magang, Senja tiba di lobi perusahaan Alvendra bersama Liana dan teman-teman lainnya. Mereka semua tampak kagum dengan kemegahan gedung dan suasana profesional yang terasa
Kakek Langit tersenyum tipis. "Kita akan menggunakan segala cara yang legal dan sah untuk memastikan Crystal tidak mendapat kendali penuh. Tapi, kita juga harus mempersiapkan langkah untuk melindungi Senja dan anakmu."Bibi Christina masih terlihat khawatir, tetapi dia mengangguk setuju. "Baik, tapi kita harus bergerak cepat dan hati-hati. Crystal bukan orang yang mudah dipermainkan."Langit mengangguk, merasa sedikit lega karena dukungan keluarganya. "Aku akan mulai mencari pengacara terbaik untuk menangani masalah ini. Kita harus memastikan semua berjalan lancar dan tanpa celah bagi Crystal untuk menyerang balik."Kakek Langit menyarankan mereka untuk mengumpulkan bukti-bukti perilaku manipulatif Crystal yang bisa digunakan untuk memperkuat posisi mereka di pengadilan. "Kita perlu mendokumentasikan setiap tindakan yang merugikan, setiap ancaman, dan setiap langkah yang dia ambil untuk merusak kedamaian keluarga kita."Langit setuju dan segera menghubung
Senja membuka matanya dan seketika tersenyum. Beban yang selama ini menghantuinya terasa jauh berkurang. Mulai hari ini, Crystal tidak akan lagi mengganggunya. Dia merasa lega dan puas, karena ternyata Crystal terlalu tidak sabaran untuk menyingkirkan Senja dari keluarga Alvendra. Padahal, jika Crystal bersabar selama satu tahun saja, Senja mungkin akan memberikan wanita itu kesempatan untuk bertindak, yang justru berujung dengan tersingkirnya Crystal dari keluarga Alvendra.Secara logika, Langit tidak akan pernah memiliki perasaan apapun pada Senja jika Crystal tidak bertindak gegabah. Crystal terlalu terburu-buru mencapai tujuannya dan tidak mau menunggu, akibatnya sekarang dia yang ditendang dari keluarga Alvendra. Senja tahu bahwa Crystal adalah ancaman nyata, tapi dia juga tahu bahwa wanita itu tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk bermain cerdas.Senja sebenarnya sengaja bersikap submisif dan lemah, tampak seolah sangat membutuhkan bantuan untuk menarik simpati keluarga Alve
"Aku... hamil?" Senja menatap hasil pemeriksaan yang diberikan dokter dengan wajah tidak percaya, sebelum kemudian menatap pada Langit yang juga memasang ekspresi terkejut."Jadi... alasan aku mood swings selama beberapa minggu terakhir, ditambah morning sickness itu karena aku tengah hamil dan sekarang usia kandunganku 2 bulan?" tanya Senja lagi dengan nada meminta konfirmasi.Dokter tersenyum lembut dan mengangguk. "Selamat, Tuan dan Nyonya Alvendra, Tuan Muda Bintang akan segera memiliki adik," ucapnya."Adik! Yeay!" Bintang yang mendengar itu langsung bersorak penuh semangat, melompat-lompat dengan kegembiraan di ruang pemeriksaan. Langit merangkul Senja erat, mencium keningnya dengan penuh kasih. "Kita akan memiliki bayi lagi. Aku sangat bahagia."Senja tersenyum, meskipun air mata kebahagiaan mulai menggenang di matanya. "Aku juga. Ini benar-benar kejutan yang luar biasa."Kembali ke rumah, suasana semakin hangat dan penuh kebahagiaan. Senja dan Langit memberi tahu keluarga bes
Ketika episode pertama akhirnya tayang di televisi, komentar netizen sangat beragam. Media sosial dipenuhi dengan berbagai pendapat dan reaksi dari para penonton yang antusias."Senja dan Langit benar-benar pasangan yang serasi! Mereka terlihat sangat natural dan kompak," tulis seorang pengguna di Twitter."Aku suka chemistry antara Kevin dan Lolita. Meskipun Kevin terlihat gugup, Lolita selalu bisa membuatnya merasa nyaman. Mereka benar-benar pasangan yang manis," komentar seorang penggemar di Instagram."Dody dan Melani benar-benar memukau! Mereka begitu percaya diri dan bersemangat. Tidak heran mereka bisa menang di game kata," tulis seorang netizen di Facebook.Namun, tidak semua komentar bernada positif. Beberapa penonton juga memberikan kritik dan masukan."Aku merasa Johan dan Ishava kurang menunjukkan sisi menarik mereka. Semoga di episode berikutnya mereka bisa lebih menonjol," tulis seorang pengguna di forum diskusi online."Kenapa
Selain Senja dan Langit, tim acara juga mengundang tiga pasangan suami istri lainnya yang tak kalah menarik. Pertama, ada Dody Anggara, seorang penyanyi terkenal berusia 35 tahun, dengan istrinya Melani Citra, seorang beauty blogger populer yang selalu tampil elegan di setiap kesempatan.Kemudian, ada Kevin Duwain, seorang artis pendatang baru berusia 25 tahun yang telah mendapatkan penghargaan sebagai pendatang baru terbaik. Istrinya, Lolita Fayek, adalah sahabat baiknya sejak kecil. Lolita, juga berusia 25 tahun, adalah seorang asisten dosen di salah satu universitas ternama, menambah kecerdasan dan pesona intelektual ke dalam kelompok ini.Pasangan ketiga adalah Johan, seorang pegawai kantoran berusia 30 tahun yang sederhana namun berwibawa. Istrinya, Ishava, adalah seorang penyanyi berbakat berusia 22 tahun yang telah menggeluti dunia tarik suara sejak umur 8 tahun. Kehadiran Ishava dengan bakat menyanyinya yang luar biasa dan pesona mudanya menambah keunikan dalam
Senja mengerutkan keningnya sambil membaca naskah program reality show terbaru yang ditawarkan oleh Armand. Ada sedikit kebingungan di wajahnya. Di sisi lain, Langit membacanya dengan penuh antusias. Naskah reality show tersebut berjudul "Perfectly Wedded Pair", yang sejak debut dua tahun lalu, cukup booming di kalangan penonton. Program ini mengundang selebriti yang telah menikah, baik dengan sesama selebriti, pengusaha, atau masyarakat sipil biasa. Kali ini, program tersebut mengundang Senja dan Langit, yang akhirnya diketahui oleh netizen telah menikah sejak lima tahun lalu dan memiliki seorang putra bernama Bintang yang berusia empat tahun.Naskah yang diberikan sebenarnya tidak bisa disebut naskah juga, melainkan hanya gambaran besar acara yang akan berlangsung selama maksimal sepuluh episode. Karena reality show ini lebih menekankan pada siaran secara langsung, para bintang tamu tidak diberikan naskah untuk berakting. Mereka akan dilibatkan secara alami, tanpa skenario
Berbanding terbalik dengan kebahagiaan yang menimpa Senja, nasib Kania justru memburuk. Manajemen yang seharusnya mendukung kariernya malah memperlakukannya dengan kasar dan tidak adil. Ketidakpuasan mereka bukan hanya karena persaingan internal, tetapi juga diperburuk oleh keputusan Langit, suami Senja, yang menggunakan uang untuk menutup mulut pihak-pihak yang masih tidak suka pada Senja.Kania, seorang artis yang juga berbakat, merasa semakin terpojok. Setiap langkah yang diambilnya seolah diawasi ketat dan setiap kesalahan kecil diperbesar. Manajemen yang sebelumnya ramah dan mendukung, kini berubah dingin dan penuh tuntutan. Kania sering diminta untuk melakukan tugas-tugas yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang artis, seperti mengurus logistik acara atau bahkan membuat kopi untuk para eksekutif."Apa ini semua karena Langit?" tanya Kania kepada sahabatnya, Mira, dengan mata berkaca-kaca. "Aku merasa seperti menjadi kambing hitam."Mira hanya bisa meng
Meski diterpa badai kritik dan gosip, Senja tetap berusaha tegar. Namun, tekanan dari pemberitaan negatif membuatnya tidak bisa mengabaikan pengaruh besar yang dirasakannya. Di balik senyumnya, ada kekhawatiran yang mendalam mengenai masa depannya dalam industri hiburan. Setiap kali membuka media sosial, ia melihat komentar-komentar yang menyakitkan, mempertanyakan karakternya dan meremehkan bakatnya.Di rumah, Senja mencoba tetap kuat di depan keluarganya. Namun, Langit bisa melihat kegelisahan di mata istrinya. "Senja, kamu harus ingat, kamu lebih kuat dari semua ini. Orang-orang yang benar-benar mengenalmu tahu siapa kamu sebenarnya," kata Langit sambil menggenggam tangan Senja dengan penuh kasih sayang.Sementara itu, manajer Senja, Armand, berjuang keras untuk mengendalikan kerusakan yang ditimbulkan oleh skandal yang kembali mencuat. Arisa mencoba berbagai cara untuk mengalihkan perhatian media, termasuk mengatur wawancara eksklusif di mana Senja bisa menjelaskan
"Senja sepertinya bermain dengan cukup baik, bukan? Jarang sekali melihat seseorang memainkan alat musik seperti ini. Adakah profesional yang mau berkomentar tentang seberapa bagus permainannya?""Sebagai seseorang yang mempelajari musik tradisional, saya harus mengatakan bahwa biolanya kurang halus. Tidak mudah untuk memainkan alat musik petik yang tidak halus ini. Mencoba menonjolkan pesona biola bahkan lebih menantang lagi," jawab seorang profesional musik dengan nada serius.Arisa mendengarkan sejenak, merasa lega, dan mengangguk puas. "Apa hanya 'sedikit'?"Senja tidak hanya sekadar 'sedikit'. Pada bagian pertama yang lincah, dia menggunakan banyak sekali gerakan jari melingkar - memetik, menggeser, menggulung - menampilkan keterampilan yang tak terduga. Melodi yang naik turun, tampak anggun dan merdu. Bahkan, orang yang tidak mengenal musik pun bisa merasakan kerinduan dan kegembiraan seorang pengembara yang meninggalkan rumah, di tengah-tengah dunia yang
Pada sore itu, Arisa masih sibuk mempersiapkan diri, sehingga Ira duduk di sampingnya dengan sedikit bosan. Sementara itu, Senja terus melirik ke arah biola Arisa, tampak tertarik namun ragu untuk mendekat. Melihat hal ini, Ira tertawa kecil dan menggoda, "Senja, kenapa kamu terus menatap biola Arisa? Apa kamu tertarik?"Senja langsung mengalihkan pandangannya, wajahnya memerah, dan ia menggelengkan kepala dengan malu-malu.Ira menepuk pundak Senja dan berkata, "Senja, aku sudah melihat hasil edit videomu. Gerakan tarianmu sangat memukau, dan penyampaian dialogmu luar biasa."Arisa, yang sedang memetik senar biolanya dengan jari-jarinya yang dihiasi kuku panjang, mendengar pujian Ira dan menatap Senja dengan penuh minat. "Apakah kamu tahu tentang opera tradisional?" tanyanya.Senja mengangguk pelan, "Sedikit."Arisa, dengan rasa penasaran yang tiba-tiba muncul, mulai menciptakan sebuah syair spontan. Ia menyenandungkan beberapa bait lalu meno
Arisa mulai berbicara dengan penuh semangat, "Bunga pagi dan matahari terbenam. Jika kita berbicara tentang bunga, ada bunga pagi, bunga matahari, dan bunga teratai - ini semua adalah bunga yang mekar di pagi hari dan menutup di malam hari."Ira, merapikan rambutnya, menambahkan, "Tema episode ini adalah puisi, jadi bunga ini harus mencerminkan citra yang sesuai dengan petunjuk-petunjuk tersebut." Kemudian, dia tersenyum pada Christopher. "Guru Chris, sebagai wakil presiden Asosiasi Puisi Ibu Kota, ini seharusnya menjadi keahlian Anda. Ada pendapat?"Christopher, dengan sedikit rasa malu, merasa pertanyaan Ira menjebaknya. "Saya memikirkan beberapa bunga yang berhubungan dengan anggur dan perjalanan - zhuyu, krisan, bunga persik. Tapi sepertinya tidak ada yang cocok dengan bunga pagi dan matahari terbenam."Melihat Matt dan Senja tetap diam, Arisa bertanya, "Guru Matt, Senja, bagaimana menurut kalian berdua?"Senja melirik Matt, dan lelaki tua itu m