Share

Menggigit Balik

Author: Queen Sunrise
last update Last Updated: 2023-11-23 23:47:37

Mazaya menghela nafasnya panjang untuk mengurai luapan emosi yang memenuhi isi dadanya saat ini, usai membaca pesan Nasuha sebelumnya.

'Jadi, ini sifat asli kamu, Mbak! Padahal sudah jelas siapa yang merebut siapa sebenarnya. Dan semesta pun masih tetap berpihak padaku yang bahkan bisa melahirkan anak dari suami kamu itu.'

Mazaya bermonolog di dalam hatinya sebagai pelampiasan kesalnya kepada sang kakak angkat yang malah berbalik mengancam dan bahkan membawa-bawa Askara untuk membuatnya goyah.

"Jangan samakan Mazaya yang dulu dengan yang sekarang Mbak," ucapnya berbicara sendiri menatap cermin yang ada di depannya. Di mana ia saat ini berada di toilet.

Mazaya membuatkan tekad untuk tidak mengalah ataupun terpengaruh oleh ancaman kakak angkatnya itu. Sejak dulu ia selalu mengalah atas hal apapun yang diberikan oleh orang tua angkatnya itu kepada dirinya, tapi kali ini ia tidak akan mengalah kepada Nasuha. Setelah hal mengerikan yang dilakukan oleh wanita tersebut kepada dirinya, ia kin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Memenuhi Wasiat

    "Jangan menuduhku sembarangan! Kamu pikir ancaman kamu itu akan mempan sama aku heh?!" kecam Nasuha dengan setengah berbisik kepada Mazaya. Ia sebisa mungkin menahan diri karena masih berada di pemakaman dan ada banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka saat ini.Mazaya tersenyum miring mendengar Nasuha yang tidak terima dengan apa yang dikatakannya beberapa saat yang lalu."Siapa yang lagi ancam, Mbak. Aku cuman membicarakan fakta di sini. Mbak juga mengakuinya kan? Atau harus aku katakan sekarang di depan semua orang?" balasnya dengan setengah berbisik juga sama seperti sebelumnya.Nasuha mengepalkan tangannya, ia tidak menyangka jika Mazaya akan melawannya seperti sekarang ini. Padahal dulunya wanita tersebut tidak pernah membantah apapun yang diinginkannya ketika masih tinggal bersama keluarganya. Bahkan selalu mengalah, di saat mereka menginginkan hal yang sama dan Mazaya tidak pernah mengeluh ataupun protes."Bagus ya, jadi ini balasan kamu setelah ibu dan ayah adopsi kamu,

    Last Updated : 2023-11-26
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Ambisi atau Serakah?

    "Katakan aja, Yaya. Kenapa ragu seperti itu? Apa kamu tidak yakin sama apa yang kamu atau tidak aku akan mengabulkan keinginan kamu itu. Percayalah aku akan mengabulkan apapun itu?"Devan meyakinkan Mazaya bahwa, ia akan mewujudkan keinginan istri keduanya itu apapun.Mazaya masih terdiam dengan helaan nafas yang panjang. Ia seperti berada di persimpangan jalan antara ambisi atau serakah sebenarnya keinginannya saat ini."Yaya," ulang Devan di balik kemudinya tersebut."Iya, Mas ... Sebenarnya aku ingin menjadi istri kamu satu-satunya agar Askara mempunyai status yang jelas. Tapi, sepertinya itu gak mungkin buat saat ini. Mengingat kalau Mas Devan sudah mengikat janji dengan memenuhi wasiat ibu," tutur Mazaya.Devan sebenarnya senang mendengar bahwa Mazaya kini telah berubah pikiran dan cepat atau lambat bisa menerimanya serta memaafkan masa lalu. Tapi, permintaan istrinya itu memang cukup berat untuk dipenuhinya. Meskipun ia tidak pernah sekalipun menyimpan perasaan kepada Nasuha, h

    Last Updated : 2023-11-30
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Hubungan Terlarang

    "Apa kamu juga akan sama mengkhianati aku? Kamu tahu adik angkatku malah menusukku dari belakang."Nasuha terus saja meracau sambil berbicara dengan seseorang di ujung panggilan. Pria yang selama ini menemaninya dalam kesepian."Aku akan kesana sekarang. Tunggu--""Jangan! Kamu pasti sedang kerja sekarang kan?! Jangan pedulikan aku dan sampai bertemu nanti malam. Aku bisa jaga diri dengan baik.""Tapi, tetap saja aku khawatir. Aku akan kesana kurang dari sepuluh menit. Tunggu aku."Panggilan itu berakhir dengan keputusan kekasih Nasuha tersebar hendak menyusul ke tempat wanita tersebut berada.Sedangkan Nasuha malah tertawa sendirian atau lebih tepatnya sedang menertawakan dirinya sendiri saat ini. Seakan hidupnya paling tersakiti berada di antara Devan dan Mazaya."Sejak awal harusnya aku yang tidur dengannya waktu! Andai saja aku tidak pulang waktu dan melanjutkan rencana, mungkin akulah yang akan hamil dan mengandung anaknya Mas Devan ...."Nasuha bermonolog serta meracau tidak jel

    Last Updated : 2023-12-01
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Hati yang Memanas

    "Bentar ya, Mas. Aku lihat dulu siapa yang nelpon."Mazaya hendak meraih ponselnya, lalu di saat yang sama Devan melepaskan pelukannya itu dari belakang dan membiarkan Mazaya menerima panggilan tersebut."Siapa yang menelepon?" tanya Devan dengan nada menyelidik.Mazaya menoleh ke arah Devan yang masih berdiri di belakangnya. Ia sendiri belum sempat melihat siapa yang menelepon karena baru beranjak bangun dari kursi.Rupanya yang menghubungi Mazaya adalah Malvin. Entah ada apa pria tersebut menghubunginya. "Hmm,Mas Malvin yang nelpon," jawabnya dengan suara pelan. "Gak apa-apa kan kalau aku jawab, Mas? Mungkin ada hal penting yang mau disampaikan," terangnya."Hmm." Devan menjawabnya dengan singkat dan sangat jelas ia tidak ingin Mazaya menerima panggilan tersebut. Tapi, ia tidak ingin terlihat seperti suami yang otoriter dan memilih membiarkan Mazaya.Sementara, Mazaya tampak menerima panggilan dari Malvin dan kembali duduk usai menyimpan gelas yang dipakainya untuk minum sebelumnya

    Last Updated : 2023-12-01
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Gangguan Kecil

    "Katakan kenapa? Apa kamu masih marah, Yaya?"Devan memastikan kembali apakah Mazaya masih merajuk sehingga tidak bisa memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri."Sebenarnya aku--"Mazaya menggantungkan ucapannya ketika mendengar suara ketukan di pintu kamar tersebut."Ibu, ibu di dalam ya?" Terdengar suara Askara dari balik pintu kamar tamu itu. Hal itu membuat Mazaya dan Devan untuk sesaat saling bersitatap penuh keheranan."Apa itu Aska?" gumam mereka hampir bersamaan mengatakan hal yang serupa.Tanpa pikir panjang lagi, Mazaya dan Devan segera menuju ke pintu kamar dan langkah cepat, lalu membuka pintu.Dan benar saja yang ada di luar pintu adalah Askara berdiri sambil mengucek matanya."Ibu, Aka mau bobo cama Ayah dan Ibu. Boleh ya," pinta Askara yang kini beralih menatap kedua orangtuanya.Devan tersenyum kecil. Begitu juga dengan Mazaya yang bisa mengerti bahwa putra mereka ingin merasakan kehangatan sang ayah yang selama ini tidak pernah ada untuknya."Ayo ke kamar atas," a

    Last Updated : 2023-12-09
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Bulan Madu?

    "Ada apa pagi-pagi menelpon?"Dengan suara datar nan dingin, Devan menanggapi panggilan Nasuha sambil mengemudikan mobilnya.Sedangkan Mazaya duduk diam menatap ke luar jendela mobil, sambil mendengarkan percakapan Devan dan kakak angkatnya itu.Terdengar Nasuha mendengus kesal di ujung panggilan."Kenapa aku harus punya alasan hanya buat nelpon suami aku sendiri, Mas? Mau gimana pun aku masih istri kamu dan aku juga punya hak yang sama sebagai istri. Mas Devan harusnya bersikap adil sama aku juga," tuturnya yang menuntut Devan agar ia diperlakukan sama seperti Mazaya.Devan malah membuang nafasnya kasar mendengar ucapan Nasuha bak istri pertama yang tersakiti. Padahal kenyataannya yang pertama berkhianat adalah istrinya itu sendiri."Kamu lupa dengan kesalahan kamu, Suha?! Harusnya aku sudah melepaskan kamu sejak lama dan tidak sampai membaca ibu mengatakan wasiat itu," sentak Devan dengan nafas yang memburu menahun kesal."Aku tahu, Mas. Aku akui aku salah. Aku ingin memperbaiki semu

    Last Updated : 2023-12-12
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Terbawa Suasana

    "Jaga ucapanmu itu, Rendra! Mazaya itu sudah sah menjadi istri Om dan secara langsung dia juga adalah Tante kamu. Ingat itu! Dan Om gak akan tinggal diam, jika kamu macam-macam dengannya!"Devan tidak segan mengancam keponakannya tersebut. Terlebih lagi itu menyangkut tentang Mazaya.Namun, Rendra tampaknya tidak peduli dengan ucapan pamannya itu. Iya benar-benar dibuat marah dan kecewa dengan pamannya yang dianggap serakah. Karena sudah mempunyai istri, tapi malah menikah lagi dengan wanita yang disukainya."Terserah Om mau bilang apa! Pokoknya aku nggak akan biarkan hidup Wijaya hancur gara-gara Om jangan dicap sebagai pelakor nantinya," tegas Rendra.Devan membuang napasnya dengan kasar karena menghadapi sifat keras kepala keponakannya itu. Di mana sama sekali tidak takut dengan ancamannya. Tapi, ia juga tidak main-main dengan ucapannya tadi. Jika Rendra sampai melakukan sesuatu kepada Mazaya, maka ia tidak akan tinggal diam saja."Om sudah memperingatkan kamu, Rendra!" tukasnya.

    Last Updated : 2023-12-16
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Bercumbu Mesra

    "Mas udah! Gimana kalau ada yang lihat nanti."Mazaya mendorong dada bidang Devan agar menghentikan kegiatan mereka, yang barusan bercumbu mesra di dalam ruangan sana.Namun, Devan malah menarik Mazaya kembali dan merapat ke dalam pelukannya."Tidak akan ada yang lihat. Tenang saja."Kembali Devan memagut Mazaya. Ia sungguh merindukan istrinya itu karena tidak malam tidak biasa menyalurkan hasratnya.Beberapa menit kemudian."Mm, Mas ... Sudah."Kini Mazaya benar-benar ingin berhenti karena dirinya sudah lama berada di tempat itu. Ia harus berbicara dengan suaminya itu.Devan kali ini membiarkan Mazaya dan istrinya itu kembali ke posisinya semula, berdiri sambil memperbaiki letak pakaian dan rambutnya yang sedikit acak-acakan."Tolong jangan ulangi lagi kayak tadi, Mas. Aku gak mau kalau ada yang lihat, Mas," tegas Mazaya dengan menatap tajam."Iya-iya, maaf. Tapi, apa ke sini hanya ingin memberikan map ini atau ada hal penting ingin kamu katakan?" tebak Devan.Mazaya menarik nafasnya

    Last Updated : 2023-12-18

Latest chapter

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 89.

    "Mas, kita harus bagaimana menghadapi Patricia? Pasti dia akan cari cara buat bisa nikah sama Mas Devan. Selain itu juga aku khawatir Askara sekolah dengan guru TK seperti dia."Mazaya mengeluarkan uneg-uneg yang ada di kepalanya saat ini, di saat minum teh di balkon kamar karena hari itu waktu libur kerja mereka.Devan menghela nafasnya panjang. Ia pun sama gelisah dan khawatir seperti Mazaya. Tapi, ia tidak akan tinggal diam saja. Itu karena dirinya sudah diam-diam menyewa detektif swasta untuk mengikuti dan mengawasi PatriciaDan siapa sangka usaha Devan itu membuahkan hasil. Di mana Patricia pada akhirnya ditangkap, hingga kabar tentang penangkapannya segera menyebar luas.Ternyata Patricia selama ini menjadi duri bagi Devan dan Mazaya itu telah melakukan penipuan kepada beberapa orang, hingga akhirnya aparat kepolisian berhasil menangkapnya karena laporan beberapa korbannya. Di balik jeruji besi, Patricia harus merasakan kepedihan hati dan penyesalan.Devan dan Mazaya yang menden

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter. 88

    "Apa ini sebenarnya? Sejak kapan aku menulis ini semua?"Devan membaca surat perjanjian yang ada di tangannya dengan perasaan tidak percaya. Kata-kata dalam surat tersebut terasa seperti cambuk yang menghantam hatinya. Semakin ia membaca, semakin sulit baginya untuk menahan ketakutan yang melanda dirinya, menyadari bahwa isinya bisa menyeretnya ke dalam jeruji besi penjara. Meskipun begitu dirinya tidak menunjukkan langsung bagaimana raut wajahnya saat ini di depan Patricia.Sementara itu, di sudut ruangan tersebut, Patricia menatap Devan dengan senyuman licik yang tersungging di bibirnya. Ia menikmati melihat bagaimana raut wajah Devan berubah-ubah, mulai dari penasaran, kemarahan, hingga ketakutan yang tergambar jelas. Matanya terus mengikuti gerak-gerik Devan, seakan ingin memastikan bahwa pria itu benar-benar merasa terpojok.Tangan Devan bergetar saat dirinya mencoba menahan amarah yang membara. Ia menggenggam surat perjanjian itu dengan erat, seolah mencoba menemukan kekuatan u

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 87.

    "Bercerai? Apa aku gak salah dengar, Mas? Bukannya dia waktu itu ngotot dan gak mau pisah sama kamu?"Mazaya hampir saja tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Devan, mengenai permintaan Nasuha yang ingin berpisah. Padahal jelas-jelas semalam kakak angkatnya itu dengan tegas mengatakan tidak mau bercerai apapun alasannya"Bukannya kamu senang kalau dia minta bercerai? Itu kan yang kamu mau, Yaya?" Devan balik bertanya."Iya sih, Mas. Tapi, kok aku ngerasa ada yang aneh aja. Kenapa dia tiba-tiba minta pisah gitu aja. Apa Mas Devan gak ngerasa curiga apapun gitu," ungkap Mazaya yang merasa harus waspada untuk hal-hal yang tidak diinginkan."Aku juga sama, makanya aku ingin menemuinya langsung dan mungkin saja ada hal yang bisa ketahui nanti," ungkap Devan yang saat ini memiliki pikiran yang sama dengan istrinya tersebut.Mazaya manggut-manggut tanda mengerti apa yang dikatakan oleh Devan."Memang harus seperti itu, Mas. Syukur-syukur kalau dia memiliki niatnya untuk berubah, ta

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 86.

    "Ini maksudnya apa ya? Saya calon istri dari mana, Pak? Pak Malvin jangan seenaknya gitu dong! Saya gak terima diperlakukan seperti ini!"Melinda langsung melayangkan protes kepada Malvin karena pria tersebut malah bersikap seenaknya, mengatakan dirinya itu adalah calon istri dari pria tersebut. Terlebih lagi dirinya sudah mempunyai kekasih dan apa jadinya sampai menimbulkan kesalahpahaman nantinya.Malvin nyatanya tanpa sadar mengatakan hal tersebut sebagai refleknya agar mantan tunangannya itu menjaga sikap. Ia sama sekali tidak memikirkan bagaimana tanggapan Melinda akibat perbuatannya tersebut."Maaf, tadi aku salah bicara, Linda. Aku tidak bermaksud lain," ucapnya yang tidak ingin memperpanjang masalah yang ada di depan matanya saat ini. Belum sempat Melinda menanggapi ucapan Malvin, tapi pria tersebut malah bergegas pergi dengan membawa Vivian dari hadapan mereka."Kita harus bicara di tempat lain, Vivian?!" Malvin dengan nada tegas."Oke, ayo," jawab Vivian yang memang ingin

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 85.

    Tiga puluh menit sebelumnya.Patricia, yang mengenakan pakaian serba hitam dan berkacamata gelap, melirik Mazaya dengan tatapan tajam. Ia berjalan mendekati Mazaya dan Devan dengan langkah pasti dan pura-pura bertanya, "Permisi, apakah anda tahu dimana toilet di tempat ini?" Patricia pura-pura tersenyum ramah pada Mazaya.Mazaya menoleh, awalnya tersenyum ramah sambil menjawab, "Oh, itu tinggal mengikuti jalur ini saja, Mbak pasti akan sampai di sana."Namun, tidak lama setelah itu raut wajah Mazaya berubah dingin, dan ia mulai berbicara dengan nada lebih tegas."Sebenarnya, apa mau kamu di sini, Mbak?" tanya Mazaya dengan curiga dan setengah berbisik.Devan pun ingin mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh istrinya tersebut. Tapi, ia harus bertemu dengan beberapa kliennya yang datang ke acara tersebut."Sayang, aku ke sana dulu sebentar. Gak apa-apa kan?" tanyanya memastikan terlebih dahulu."Iya, Mas," jawab Mazaya. Ia lebih dari mampu menghadapi Patricia seorang diri

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 84

    "Om aku mau es krim yang rasa blueberry. Yang ukurannya besar ya. Terus nanti beli popcorn juga."Askara tampak membuat Malvin dibuat pusing tujuh keliling dengan permintaan bocah laki-laki tersebut yang ternyata begitu banyak ini dan itunya.Berbanding terbalik dengan Melinda saat ini, ia malah senang dengan kata-kata yang keluar dari wajah menggemaskan bocah laki-laki di depan itu dan sama sekali tidak menunjukkan lewat wajah kekesalan atau merasa dibuat pusing dengan tingkah Askara saat ini. Seakan wanita tersebut sudah terbiasa menghadapi yang namanya anak kecil."Hmm, boleh. Boleh banget Aska mau es krim, popcorn atau permen dan bahkan coklat. Tapi ada satu syarat yang harus dilakukan sama Aska," ucapnya yang bernegosiasi dengan Askara saat ini."Apa syaratnya, Tante?" Askara langsung menanggapi ucapan Melinda dan tampak begitu antusias.Dan Melinda pun tak kalah antusiasnya saat ini. "Hmm, syaratnya mudah kok. Askara harus mau makan makanan berat dulu sebelum makan eskrim, mau

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 83.

    [ Aku akan ke rumah sakit nanti untuk membicarakan keputusan kamu itu, Suha ][ Baik, aku tunggu, Mas ]Devan membalas pesan Nasuha secara singkat, lalu langsung dibalas oleh Nasuha di waktu yang sama.Devan memang harus memastikan sendiri dengan menemui istri pertamanya itu di rumah sakit. Selain itu juga ia harus berbicara dengan William untuk memastikan sesuatu. Meskipun pria tersebut sudah mengkhianatinya, tapi dirinya juga harus mengorek informasi dari mantan sekretarisnya."Ada apa, Mas?" Mazaya menghampiri Devan karena suaminya tersebut malah fokus ke layar ponselnya dan tampak begitu serius. Padahal jarang-jarang Devan bersikap seperti itu dengan benda pipih tersebut, kecuali memang ada hal yang begitu penting.Devan menoleh, lalu menyimpan ponselnya itu ke saku jasnya kembali."Oh tadi ada beberapa laporan dari divisi lain, mengenai acara yang sebentar lagi dilangsungkannya," jawab Devan yang terpaksa berdusta kepada Mazaya, ia akan membicarakan tentang Nasuha usai acara di m

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 82.

    Mazaya menghela nafasnya panjang karena Devan tak kunjung mengatakan, hal yang paling diinginkannya.Bukan tanpa alasan, sang suami malah mendadak sakit perut dan katanya harus ke toilet. Lalu Mazaya bisa apa saat ini, selain menunggu Devan selesai dengan urusannya."Jangan lama-lama ya, Mas. Aku tinggal tidur nanti," seru Mazaya dari balik pintu kamar mandi. Ia bahkan saat ini sudah berganti pakaian tidur, itu karena merasa tidak nyaman dengan memakai lingerie dan khawatir sewaktu-waktu Askara terbangun dan mengetuk pintu kamar mereka"Iya, gak akan lama. Ini sebentar lagi selesai kok," sahut Devan dari dalam kamar mandi.Sambil menunggu Devan, Mazaya memutuskan membuka laptopnya untuk memeriksa jadwal kegiatan di kantor besok. Di mana akan diadakan event peragaan busana di mall dengan tujuan untuk amal, meskipun sempat terjadi insiden. Tapi, acaranya masih harus berlangsung sesuai dengan jadwal."Oke, gak ada masalah kayaknya. Semuanya juga sudah lapor di bagiannya masing-masing ...

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Melakukannya Lagi?

    Patricia baru saja keluar dari ruangan Nasuha dirawat dengan senyuman tipis, lalu melanjutkan perjalannya sambil menghubungi seseorang melalui ponselnya."Iya, ini aku Patricia. Aku baru saja bertemu dengan Nasuha, sesuai dengan permintaan kamu. Sebaiknya kamu secepatnya ke sini dan bawa dia pulang."Usai berbicara dengan seseorang di telepon, Patricia menutup panggilan tersebut. Kemudian kembali tersenyum tipis dan melangkah kakinya keluar dari rumah sakit tersebut.Patricia teringat pertemuannya dengan Nasuha, yang mana wanita tersebut adalah istri pertama dari Devan. Ia sudah mengetahui banyak tentang Nasuha selama ini."Siapa kamu dan apa maksud tujuan kamu ke sini?" Itulah hal pertama yang dikatakan oleh Nasuha, ketika bertemu pertama kali dengan Patricia. Ia sama sekali tidak mengenali wanita tersebut dan tiba-tiba datang menjenguknya.Patricia mengulas senyumnya. Ia sudah menebak, jika sikap Nasuha memang tidak akan seramah yang diharapkannya."Aku Patricia. Dulu aku pacarnya De

DMCA.com Protection Status