Share

Hamili Aku

Penulis: Queen Sunrise
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-11 06:21:04

Satu tamparan keras mendarat di pipi Devan saat ini oleh Mazaya, ketika ia dengan cepat melepaskan diri dari pelukan Devan.

"Lancang! Apa seperti ini sikap kakak ipar pada adik iparnya sendiri!" sentak Mazaya dengan nafasnya yang naik turun, amarah dan rasa kecewa di dadanya yang kian menumpuk itu seakan meledak saat itu juga.

Sementara Devan hanya mengusap sesaat pipinya yang terasa perih. Belum dua puluh empat jam, ia harus mendapatkan tamparan dari Mazaya. Tapi, anehnya ia sama sekali tidak bisa menunjukkan rasa marah kepada wanita yang ada di hadapannya itu saat ini. Seakan ia harus menerima semua perlakuan tersebut dari Mazaya.

"Tangan kamu itu kecil siapa yang mengira bisa menampar dengan keras seperti tadi," ucapnya yang masih bersikap santai di depan Mazaya saat ini.

Berbanding terbalik dengan sikap Mazaya saat ini yang tampak meradang. "Sebaiknya anda pulang sekarang," tegasnya.

"Aku memang mau pulang karena Aska sudah tidur dan aku bahkan sudah memindahkannya ke kamar," bala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Sukma
semoga Yaya dan Devan bisa bersatu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Noda Darah

    "Kenapa tiba-tiba Mas Devan sebut-sebut Mazaya? Ada apa ini?"Nasuha tidak bisa tidur dengan tenang karena mengingat Devan memanggil nama adik angkatnya. Apa ada sesuatu di antara mereka yang tidak diketahuinya?Ingatan Nasuha pun kembali ke empat tahun yang lalu atau lebih tepatnya tentang keputusan sang ayah untuk melakukan perjodohan karena persahabatan di antara dua keluarga. Awalnya gadis yang hendak dijodohkan dengan Devan bukanlah dirinya. Melainkan Mazaya.Sang ayah hendak menjodohkan Mazaya dengan Devan dikarenakan Nasuha yang selalu sakit-sakitan. Tapi, Nasuha yang mengetahui pertama kali keputusan ayahnya itu langsung melayangkan protes."Pokoknya ayah harus jodohkan aku sama Mas Devan," tegas Nasuha kala itu. "Lagian kan Mazaya belum tahu ini dan Ayah juga belum kabari orangtuanya Mas Devan, jadi daripada terlambat sebaiknya ayah cepat putuskan aku untuk dijodohkan sama Mas Devan," desaknya yang selalu ingin mendapatkan apapun keinginannya.Karena tekanan sang putri yang t

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Kebahagiaan Semu

    "Kamu pikir aku akan percaya hanya karena noda darah ini. Hentikan kebohongan kamu itu Aku sudah muak!" sentak Devan dengan menatap tajam kepada Nasuha. Ia ingin menyangkal semua hal yang dikatakan oleh Nasuha kepadanya itu.Namun, Nasuha sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapan Devan tersebut."Terserah Mas mau percaya atau enggak. Tapi, kalau aku sampai hamil Mas Devan tetap harus tanggung jawab loh," tegasnya seraya turun dari atas ranjang, lalu bergerak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diam-diam ia tersenyum tipis di belakang Devan karena perangkap yang dibuatnya sudah berhasil.Sementara Devan mengusap kasar wajahnya karena merasa frustasi dengan apa yang terjadi malam tadi. Tapi, detik selanjutnya rasa frustasi itu berubah perlahan dan menjadi senyum seringai.Devan melirik ke arah sudut langit-langit kamarnya. Ia hampir saja melupakan hal penting, itu karena di kamar tersebut sudah dipasangnya CCTV satu bulan yang lalu dan tanpa sepengetahuan Nasuha. Bahkan ada beber

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Terima Atau Tolak

    "Apa kabar, Yaya? Udah lama ya kita gak ketemu. Udah empat tahun kalau gak salah. Kamu tambah cantik aja sekarang, terawat dan punya rumah yang bagus. Satu lagi punya anak yang ganteng pula ...."Mazaya tersenyum getir mendengar apa yang dikatakan wanita di depannya saat ini. Wanita yang dulunya pernah menjadi sahabatnya, tapi menusuknya dari belakang dengan merebut kekasihnya, hingga persahabatan mereka pun berakhir.Siapa lagi kalau bukan Nadia. Sebuah takdir yang mempertemukan mereka kembali, tapi dalam keadaan yang berbeda bagaikan langit dan bumi. Dulunya Nadia yang selalu tampil modis, kini berpenampilan sederhana dan terbilang tidak terawat."Kamu terlalu berlebihan, Nad. Apa yang kamu lihat bagus dari luar belum tentu baik di dalamnya," ucap Mazaya merendah. Bagaimanapun apa yang dicapainya saat ini adalah buah kesabaran dan penderitaannya selama empat tahun terakhir."Tapi, tetap aja, Yaya. Aku gak nyangka kita ketemu lagi. Waktu Bu Erina tawarin aku kerjaan ini aku sedikit r

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Sebuah Ide Gila

    "Gak perlu! Saya gak butuh bantuan anda dan bisa telpon tukang derek untuk mengurus ini semua."Dengan tegas Mazaya pada akhirnya menolak tawaran Devan yang ingin membantunya itu. Ia segera mengambil tas miliknya yang ada di mobil, hendak mengeluarkan ponselnya.Sedangkan Devan tampaknya tidak mau menyerah begitu saja dengan keputusan Mazaya yang menolaknya."Kamu baru pindah di lingkungan ini dan apa mungkin sudah punya nomor tukang derek atau seorang montir? Aku pikir belum ada bukan?" tanyanya seakan memberikan tamparan kenyataan kepada Mazaya saat ini.Mazaya sejenak terdiam. Apa yang dikatakan oleh Devan memanglah benar. Ia hanyalah membual tentang mengatakan akan menelpon petugas derek mobil.Melihat Mazaya yang terdiam, Devan tersenyum tipis. "Aku akan panggilkan tukang derek ke tempat ini. Tapi, sebaiknya kamu naik ke mobilku, sebentar lagi mau hujan dan tukang derek mungkin akan lama datangnya," terangnya. Ia sungguh tidak menyangka akan bertemu dengan Mazaya di tempat itu.M

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Ingin Meluapkan Hasrat yang Tertahan

    "Apa yang anda lakukan?" pekik Mazaya yang semakin melebarkan matanya saat ini."Aku hanya ingin minta tolong, Yaya." Devan masih dengan santainya membuka celana yang dipakainya itu, hingga menyisakan celana pendek ketat yang membungkus miliknya kian membesar. Siapa sangka hanya berduaan dengan Mazaya miliknya itu langsung terbangun begitu saja. Mazaya berjalan mundur ke belakang, seiring Devan yang semakin mendekatinya."Apa maksud anda meminta tolong?! Jangan main-main, cepat keluarkan aku dari sini," pekiknya yang tatapannya mengarah ke pintu. Ia harus segera ke sana dan keluar dari tempat tidur itu secepatnya.Devan tersenyum getir karena sepertinya harus mengakui kenyataan tentang impotennya di depan Mazaya. Mau tidak mau ia akan mengatakannya agar tujuannya hari ini tercapai."Kamu tahu, Yaya. Sejak kejadian di hotel waktu itu di bawah sini sama sekali tidak pernah bangun, hampir empat tahun. Mungkin itu karma atau mungkin juga kutukan atas apa yang aku lakukan padamu waktu i

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Bernafas Lega

    "Oh, jadi seperti ini sosok asli kamu, Suha!"Devan mendesis sembari mengepalkan tangannya karena Nasuha ternyata memang menjebaknya malam tadi dan entah sejak kapan berselingkuh dengan pria lain di belakangnya. Walaupun masih belum mempunyai bukti untuk hal itu.Mungkin Devan bukan suami yang sempurna, tapi setidaknya dirinya bertanggung jawab dengan menjaga pandangannya dari wanita lain. Meskipun untuk Mazaya saat ini adalah sebuah pengecualian.Di saat yang sama terdengar suara dering ponsel milik Mazaya di dalam kamar tersebut dan sampai ke telinga Mazaya yang masih berada di kamar mandi."Apa terjadi sesuatu dengan Aska?" gumam Mazaya dengan nada khawatir, ia bahkan mengurungkan niatnya untuk melarikan diri dari tempat tersebut, sebelum memastikan putranya baik-baik saja."Aku gak punya pilihan lain," pikir Mazaya seraya mengembalikan jendela seperti ke keadaan semula. Lalu bergerak menuju ke pintu.TokTokTerdengar ketukan di pintu dan hal itu membuat Mazaya terperanjat."Yaya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Tidak Akan Menyerah

    "Tolong hentikan, Pak Devan. Anda sudah keterlaluan hari ini; Apa anda sadar kalau aku bisa laporkan anda ke Polisi karena tindakan pelecehan! Ah, satu lagi anda menculik saya hari ini dan itu juga bisa dilaporkan," cecar Mazaya dengan mendelikkan matanya.Namun, Devan sama sekali tidak terpengaruh atau khawatir mendengar ancaman dari Mazaya saat ini."Laporkan aja, Yaya. Apa kamu punya bukti? Kamu sendiri kan yang dengan sukarela masuk ke mobilku hari ini," ucapnya dengan senyuman tipis di wajahnya dan fokus mengemudi. Terlebih lagi tidak terjadi apapun diantara mereka, jadi apa yang harus dipermasalahkan?Mazaya menggigit bibir bawahnya, Devan pasti bisa membalas ucapannya itu dengan mudahnya. Lalu hal yang membuatnya harus menerima kenyataan adalah ia memang tidak mempunyai bukti untuk itu."Kamu belum menjawab pertanyaan ku tadi, Yaya? Gimana, kamu mau 'kan menjadi istriku?" tanya Devan dengan santainya."Sampai mati pun aku gak mau," jawab Mazaya dengan sinis. "Aku mohon jangan p

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Tuduhan Tidak Mendasar

    "Perempuan gak tahu diri! Jadi, kamu simpanannya Mas Malvin sampai punya anak! Pantesan dia selalu aja banyak alasan buat diajak nikah," cecar seorang wanita di hadapan Mazaya saat ini.Sementara Mazaya untuk sesaat memegangi pipinya yang terasa begitu perih karena perbuatan wanita yang entah siapa namanya itu. Tapi, mendengar wanita tersebut menyebutkan nama Malvin itu artinya wanita itu adalah tunangannya Malvin. Itulah yang dipikirkan olehnya saat ini."Tolong, maksud Mbak itu apa? Anak siapa maksudnya?" tanya Mazaya yang tidak mengerti kemana sebenarnya arah pembicaraan wanita di depannya itu.Wanita yang ada di hadapan Mazaya itu sebenarnya bernama Vivian dan tidak lain adalah tunangannya Malvin."Kamu itu bego atau emang lagi pura-pura hah? Aku tahu anak laki-laki yang ada di dalam rumah itu anaknya Mas Malvin sama kamu kan. Keterlaluan, sebegitu murahannya kamu sampai rela buat--""Cukup, Mbak!" ucap Mazaya menyela ucapan wanita di depannya itu. "Anda sudah keterlaluan di sini!

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19

Bab terbaru

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 89.

    "Mas, kita harus bagaimana menghadapi Patricia? Pasti dia akan cari cara buat bisa nikah sama Mas Devan. Selain itu juga aku khawatir Askara sekolah dengan guru TK seperti dia."Mazaya mengeluarkan uneg-uneg yang ada di kepalanya saat ini, di saat minum teh di balkon kamar karena hari itu waktu libur kerja mereka.Devan menghela nafasnya panjang. Ia pun sama gelisah dan khawatir seperti Mazaya. Tapi, ia tidak akan tinggal diam saja. Itu karena dirinya sudah diam-diam menyewa detektif swasta untuk mengikuti dan mengawasi PatriciaDan siapa sangka usaha Devan itu membuahkan hasil. Di mana Patricia pada akhirnya ditangkap, hingga kabar tentang penangkapannya segera menyebar luas.Ternyata Patricia selama ini menjadi duri bagi Devan dan Mazaya itu telah melakukan penipuan kepada beberapa orang, hingga akhirnya aparat kepolisian berhasil menangkapnya karena laporan beberapa korbannya. Di balik jeruji besi, Patricia harus merasakan kepedihan hati dan penyesalan.Devan dan Mazaya yang menden

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter. 88

    "Apa ini sebenarnya? Sejak kapan aku menulis ini semua?"Devan membaca surat perjanjian yang ada di tangannya dengan perasaan tidak percaya. Kata-kata dalam surat tersebut terasa seperti cambuk yang menghantam hatinya. Semakin ia membaca, semakin sulit baginya untuk menahan ketakutan yang melanda dirinya, menyadari bahwa isinya bisa menyeretnya ke dalam jeruji besi penjara. Meskipun begitu dirinya tidak menunjukkan langsung bagaimana raut wajahnya saat ini di depan Patricia.Sementara itu, di sudut ruangan tersebut, Patricia menatap Devan dengan senyuman licik yang tersungging di bibirnya. Ia menikmati melihat bagaimana raut wajah Devan berubah-ubah, mulai dari penasaran, kemarahan, hingga ketakutan yang tergambar jelas. Matanya terus mengikuti gerak-gerik Devan, seakan ingin memastikan bahwa pria itu benar-benar merasa terpojok.Tangan Devan bergetar saat dirinya mencoba menahan amarah yang membara. Ia menggenggam surat perjanjian itu dengan erat, seolah mencoba menemukan kekuatan u

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 87.

    "Bercerai? Apa aku gak salah dengar, Mas? Bukannya dia waktu itu ngotot dan gak mau pisah sama kamu?"Mazaya hampir saja tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Devan, mengenai permintaan Nasuha yang ingin berpisah. Padahal jelas-jelas semalam kakak angkatnya itu dengan tegas mengatakan tidak mau bercerai apapun alasannya"Bukannya kamu senang kalau dia minta bercerai? Itu kan yang kamu mau, Yaya?" Devan balik bertanya."Iya sih, Mas. Tapi, kok aku ngerasa ada yang aneh aja. Kenapa dia tiba-tiba minta pisah gitu aja. Apa Mas Devan gak ngerasa curiga apapun gitu," ungkap Mazaya yang merasa harus waspada untuk hal-hal yang tidak diinginkan."Aku juga sama, makanya aku ingin menemuinya langsung dan mungkin saja ada hal yang bisa ketahui nanti," ungkap Devan yang saat ini memiliki pikiran yang sama dengan istrinya tersebut.Mazaya manggut-manggut tanda mengerti apa yang dikatakan oleh Devan."Memang harus seperti itu, Mas. Syukur-syukur kalau dia memiliki niatnya untuk berubah, ta

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 86.

    "Ini maksudnya apa ya? Saya calon istri dari mana, Pak? Pak Malvin jangan seenaknya gitu dong! Saya gak terima diperlakukan seperti ini!"Melinda langsung melayangkan protes kepada Malvin karena pria tersebut malah bersikap seenaknya, mengatakan dirinya itu adalah calon istri dari pria tersebut. Terlebih lagi dirinya sudah mempunyai kekasih dan apa jadinya sampai menimbulkan kesalahpahaman nantinya.Malvin nyatanya tanpa sadar mengatakan hal tersebut sebagai refleknya agar mantan tunangannya itu menjaga sikap. Ia sama sekali tidak memikirkan bagaimana tanggapan Melinda akibat perbuatannya tersebut."Maaf, tadi aku salah bicara, Linda. Aku tidak bermaksud lain," ucapnya yang tidak ingin memperpanjang masalah yang ada di depan matanya saat ini. Belum sempat Melinda menanggapi ucapan Malvin, tapi pria tersebut malah bergegas pergi dengan membawa Vivian dari hadapan mereka."Kita harus bicara di tempat lain, Vivian?!" Malvin dengan nada tegas."Oke, ayo," jawab Vivian yang memang ingin

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 85.

    Tiga puluh menit sebelumnya.Patricia, yang mengenakan pakaian serba hitam dan berkacamata gelap, melirik Mazaya dengan tatapan tajam. Ia berjalan mendekati Mazaya dan Devan dengan langkah pasti dan pura-pura bertanya, "Permisi, apakah anda tahu dimana toilet di tempat ini?" Patricia pura-pura tersenyum ramah pada Mazaya.Mazaya menoleh, awalnya tersenyum ramah sambil menjawab, "Oh, itu tinggal mengikuti jalur ini saja, Mbak pasti akan sampai di sana."Namun, tidak lama setelah itu raut wajah Mazaya berubah dingin, dan ia mulai berbicara dengan nada lebih tegas."Sebenarnya, apa mau kamu di sini, Mbak?" tanya Mazaya dengan curiga dan setengah berbisik.Devan pun ingin mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh istrinya tersebut. Tapi, ia harus bertemu dengan beberapa kliennya yang datang ke acara tersebut."Sayang, aku ke sana dulu sebentar. Gak apa-apa kan?" tanyanya memastikan terlebih dahulu."Iya, Mas," jawab Mazaya. Ia lebih dari mampu menghadapi Patricia seorang diri

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 84

    "Om aku mau es krim yang rasa blueberry. Yang ukurannya besar ya. Terus nanti beli popcorn juga."Askara tampak membuat Malvin dibuat pusing tujuh keliling dengan permintaan bocah laki-laki tersebut yang ternyata begitu banyak ini dan itunya.Berbanding terbalik dengan Melinda saat ini, ia malah senang dengan kata-kata yang keluar dari wajah menggemaskan bocah laki-laki di depan itu dan sama sekali tidak menunjukkan lewat wajah kekesalan atau merasa dibuat pusing dengan tingkah Askara saat ini. Seakan wanita tersebut sudah terbiasa menghadapi yang namanya anak kecil."Hmm, boleh. Boleh banget Aska mau es krim, popcorn atau permen dan bahkan coklat. Tapi ada satu syarat yang harus dilakukan sama Aska," ucapnya yang bernegosiasi dengan Askara saat ini."Apa syaratnya, Tante?" Askara langsung menanggapi ucapan Melinda dan tampak begitu antusias.Dan Melinda pun tak kalah antusiasnya saat ini. "Hmm, syaratnya mudah kok. Askara harus mau makan makanan berat dulu sebelum makan eskrim, mau

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 83.

    [ Aku akan ke rumah sakit nanti untuk membicarakan keputusan kamu itu, Suha ][ Baik, aku tunggu, Mas ]Devan membalas pesan Nasuha secara singkat, lalu langsung dibalas oleh Nasuha di waktu yang sama.Devan memang harus memastikan sendiri dengan menemui istri pertamanya itu di rumah sakit. Selain itu juga ia harus berbicara dengan William untuk memastikan sesuatu. Meskipun pria tersebut sudah mengkhianatinya, tapi dirinya juga harus mengorek informasi dari mantan sekretarisnya."Ada apa, Mas?" Mazaya menghampiri Devan karena suaminya tersebut malah fokus ke layar ponselnya dan tampak begitu serius. Padahal jarang-jarang Devan bersikap seperti itu dengan benda pipih tersebut, kecuali memang ada hal yang begitu penting.Devan menoleh, lalu menyimpan ponselnya itu ke saku jasnya kembali."Oh tadi ada beberapa laporan dari divisi lain, mengenai acara yang sebentar lagi dilangsungkannya," jawab Devan yang terpaksa berdusta kepada Mazaya, ia akan membicarakan tentang Nasuha usai acara di m

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 82.

    Mazaya menghela nafasnya panjang karena Devan tak kunjung mengatakan, hal yang paling diinginkannya.Bukan tanpa alasan, sang suami malah mendadak sakit perut dan katanya harus ke toilet. Lalu Mazaya bisa apa saat ini, selain menunggu Devan selesai dengan urusannya."Jangan lama-lama ya, Mas. Aku tinggal tidur nanti," seru Mazaya dari balik pintu kamar mandi. Ia bahkan saat ini sudah berganti pakaian tidur, itu karena merasa tidak nyaman dengan memakai lingerie dan khawatir sewaktu-waktu Askara terbangun dan mengetuk pintu kamar mereka"Iya, gak akan lama. Ini sebentar lagi selesai kok," sahut Devan dari dalam kamar mandi.Sambil menunggu Devan, Mazaya memutuskan membuka laptopnya untuk memeriksa jadwal kegiatan di kantor besok. Di mana akan diadakan event peragaan busana di mall dengan tujuan untuk amal, meskipun sempat terjadi insiden. Tapi, acaranya masih harus berlangsung sesuai dengan jadwal."Oke, gak ada masalah kayaknya. Semuanya juga sudah lapor di bagiannya masing-masing ...

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Melakukannya Lagi?

    Patricia baru saja keluar dari ruangan Nasuha dirawat dengan senyuman tipis, lalu melanjutkan perjalannya sambil menghubungi seseorang melalui ponselnya."Iya, ini aku Patricia. Aku baru saja bertemu dengan Nasuha, sesuai dengan permintaan kamu. Sebaiknya kamu secepatnya ke sini dan bawa dia pulang."Usai berbicara dengan seseorang di telepon, Patricia menutup panggilan tersebut. Kemudian kembali tersenyum tipis dan melangkah kakinya keluar dari rumah sakit tersebut.Patricia teringat pertemuannya dengan Nasuha, yang mana wanita tersebut adalah istri pertama dari Devan. Ia sudah mengetahui banyak tentang Nasuha selama ini."Siapa kamu dan apa maksud tujuan kamu ke sini?" Itulah hal pertama yang dikatakan oleh Nasuha, ketika bertemu pertama kali dengan Patricia. Ia sama sekali tidak mengenali wanita tersebut dan tiba-tiba datang menjenguknya.Patricia mengulas senyumnya. Ia sudah menebak, jika sikap Nasuha memang tidak akan seramah yang diharapkannya."Aku Patricia. Dulu aku pacarnya De

DMCA.com Protection Status