Dua hari sebelumnya.... Yira dan Xieyun sudah sampai di Sekte Lan, sebelum menemui Yanwei dan Ruyan mereka memilih untuk berkeliling pasar. Keadaan yang sekarang berbeda jauh dengan lima tahun lalu saat masih dibawah kepemimpinan Yinwei. 'Kelihatannya dia memang lebih cocok,' Yira memuji Yanwei sambil berjalan-jalan bersama Xieyun. Yira tersenyum menatap Xieyun yang tampaknya sudah tidak marah lagi. "Benar pasar ini menjadi kondusif," Xieyun menyahuti pujian Yira terhadap Yanwei. Xieyun berjalan ke sebuah toko aksesoris, dia melihat anting panjang berbentuk kristal salju berwarna biru. Xieyun membelinya dan segera menghampiri Yira. Yira sedikit kebingungan saat Xieyun mengajaknya untuk menepi kemudian, Xieyun menunjukan anting yang dia beli kepada Yira. Yira tersenyum antusias menatap anting itu dan berkata "Wah... cantik sekali." "Apa kamu suka?" Pertanyaan Xieyun dibalas dengan senyuman dan anggukan oleh Yira. Xieyun merasa senang kala Yira menyukai hadiah yang dia belikan kemud
Xieyun menekan efek kutukan yang Yira derita, dia hanya bisa menekannya sementara sebelum dia menemukan cara untuk menyegel kutukan itu dengan waktu lama. Xieyun tidak menyangka bahwa kutukan ini begitu kuat dan sangat menyiksa. Sedangkan Yira tetap tak sadarkan diri walaupun, kutukan yang menyerang jantungnya telah ditekan. Xieyun menebak bahwa karena efek kutukan ini Yira mulai berhalusinasi dalam mimpinya sehingga, butuh waktu untuk dia sadar. *Mimpi Yira* Yira melihat seorang wanita cantik yang tidak lain adalah Bing Eira, murid langsungnya bersama seorang laki-laki yang tidak dia kenal. Dia melihat muridnya itu menggendong seorang bayi yang cantik, dia tersenyum meihat hal itu. 'Ibu,' Reflek Yira menyebutnya ibu, selain itu Yira juga merasa tersentuh dan meneteskan air mata entah apa alasannya, dia merasa bayi itu adalah dirinya. Melihatnya saja membuat Yira seperti merasakan sentuhan ibu dan ayahnya. Tiba-tiba suasana yang tenang itu berubah menjadi medan perang, disana di
Yira yang mendengar kabar bahwa Xuan telah datang membawa pasukan khusus dari kerajaan segera menemui Xuan dan menyambutnya. Xieyun dan Yanwei pun hadir untuk menyambut Xuan. Yanwei merasa sedikit familiar dengan wajah Xuan. "Akhirnya kamu datang juga, ada yang ingin aku kenalkan padamu," Yira tersenyum tipis sambil memandu Xuan menemui Yanwei. Yira memperkenalkan Yanwei pada Xuan, begitu sebaliknya. "Aku merasa familiar, siapa namamu anak muda," Yanwei bertanya dengan sopan sembari perlahan berusaha mengingat bahwa wajah Xuan sedikit mirip dengan seseorang yang dia kenal. "Namaku Xiao Xuan." Xuan menjawab dengan santai namun sopan. 'Xiao Xuan, Xiao..." Yanwei masih berusaha mengingat namun, sahutan Yira tiba-tiba membuyarkan lamunannya. "Dia putra Raja Xiao Xing dari Ignis Ventus." "Benarkah?" Mata Yanwei berbinar kala mengetahui latar belakang dari Xuan, Yanwei mendekati Xuan dan memeluknya, dia merasa terharu bisa bertemu dengan keponakannya. Pasalnya semenjak ibunya tiada dia
Yira yang berdiri di sebelah kanan melepas tusuk konde pemberian Xieyun yang merupakan peninggalan ibunya. Sedangkan Yira yang satunya mengeluarkan sebuah mainan beruang kecil berwarna biru. Yira yang berada di kanan Xieyun terkekeh, menertawakan barang dikeluarkan wanita dihadapannya. "Apa kamu bercanda, itu kamu sebut berharga?" Setelah mendengar kalimat tersebut terlontar dari mulut Yira yang berada disisi kanannya, dia mulai menampakkan senyumnya. "Kenapa dia tersenyum?" Yanwei kembali berbisik ditelinga Ruyan. Ruyan yang kesal suaminya selalu berbisik, lantas menegurnya dan berkata, "Diamlah! Kita lihat apa yang Xieyun lakukan." "Aku sudah tahu siapa yang asli." Ucapan Xieyun membuat seluruh orang penasaran dan jantung Yira yang asli mulai berdetak kencang karena dia takut tidak akan dipilih. Dia menarik nafas dalam lalu membuangnya berusaha menenangkan diri. 'A-yun aku percaya padamu.' Xieyun berjalan ke arah kanan, Yira yang berada disana merasa sangat percaya diri bahwa X
Setelah mendengar suara Xieyun mengatakan bahwa benda berharga miliknya telah ditemukan, Yira segera keluar dari Lautan Kesadarannya. Dia berdiri dan bergegas menghampiri Xieyun yang sedang memegang mainan beruang tersebut. "Sudah ketemu," Ucapan Yira terdengar begitu senang, senyumnya merekah menghiasi wajah cantiknya. Membuat Xieyun yang melihatnya merasa tidak sabar untuk menciumnya, saat dia hendak mencium kening Yira tiba-tiba seseorang memanggil. "Yiyi!" Yira menoleh ke asal suara ternyata Xuan yang memanggilnya dari kejauhan. Aksi Xieyun berhasil Xuan gagalkan, membuat Xieyun merasa kesal sambil menatap kearah Xuan. "Ada apa?" Yira menyahuti panggilan Xuan yang berada jauh dibelakangnya. Xuan melambaikan tangannya mengisyaratkan Yira untuk menemuinya namun, Yira kembali menatap Xieyun mencari persetujuan. Xieyun hanya diam dengan tatapan lurus menatap Xuan, Yira yang mengerti arti diamnya Xieyun pun ikut diam tidak bergerak dari tempatnya. Xuan yang melihat Yira hanya diam
Xieyun mengajukan dirinya untuk berduel dengan Yu Shao, selain bertujuan memenangkan hati Yira dia juga akan mengekspos kelemahan milik Yu Shao jika nantinya Yira diharuskan bertarung dengan Yu Shao. Xuan yang berdiri disamping Yira tidak tinggal diam. "Aku saja yang maju," Xuan memaksakan dirinya untuk berduel, dia tidak ingin dianggap remeh di hadapan Yira. Selain itu hanya ini kesempatannya untuk mendapatkan Yira. Meski hari ini dia harus tewas sekalipun dia tidak akan mundur. Yira sontak terkejut dengan Xuan yang nekat ingin berduel, padahal ranah mereka berbeda tiga tingkat, tidak hanya itu mereka bahkan tidak mengetahui mungkin saja Yu Shao menyembunyikan sesuatu. "Kak..." Yira berbisik dan menatap Xuan sembari menggeleng. Yira tidak ingin mempertaruhkan nyawa siapapun dalam pertarungan ini. Namun tekad Xuan sudah bulat Yira tidak bisa menghentikannya. "Meski aku harus mati hari ini aku tidak masalah," Ucapan Xuan membuat Yira terkejut dan merasa bersalah dengan kakak seperg
Dalam kobaran api yang begitu besar, Xieyun dan Yu Shao melanjutkan pertarungan mereka. Xieyun memaksa Yu Shao untuk mengeluarkan Api Iblis Neraka tersebut, karena jika benda tersebut tetap berada ditubuhnya maka Yu Shao akan sepenuhnya terpengaruh oleh Iblis. "Keluarkan benda itu!" Xieyun masih berniat baik kepada Yu Shao meski dia tahu bahwa orang di depannya adalah musuh Yira. Berkali-kali memaksa namun, Yu Shao sangat keras kepala. "Heh... katakan saja jika kamu menginginkannya. Jangan mengucapkan alasan yang tidak masuk akal!" Yu Shao tetap tidak mempercayai ucapan Xieyun. "Aku tidak akan membiarkan dia mendapatkan bidak sepertimu!" Xieyun menyerang Yu Shao dengan brutal. Dia tidak akan membiarkan ayahya menjadikan Yu Shao sebagai bidaknya. Jika itu sampai berhasil maka Alam Dewa akan dalam bahaya. Pilihan satu-satunya adalah mengeluarkannya secara paksa!'Baiklah jika itu mau mu!' Xieyun menggunakan sihir Bulan miliknya untuk pertama kali. Dia memejamkan matanya memusatkan
Setelah kepergian Xieyun, Yira tidak lagi mau berbicara maupun bertemu dengan siapapun. Sudah hampir satu bulan dia mengurung diri dan mengisolasi dirinya dari keramaian. Kepergian Xieyun membuat hatinya sangat terpukul. Perasaannya tersebut membuatnya bingung, dia merasa ikatannya dengan Xieyun sudah sangat dalam. Sehingga kepergian Xieyun yang seperti ini membuat dirinya merasa sangat hancur. Air matanya sudah berubah merah bahkan mengering. Dok dok dok "Yiyi, makanlah jaga kesehatanmu." Xuan meletakkan nampan yang penuh dengan makanan di depan pintu kamar Yira. Dia memegang pintu tersebut sambil tertunduk dan berkata dengan suara pelan, "Yiyi aku mengerti kesedihanmu, aku tahu kamu merasa begitu kehilangan. Tapi ingatlah, dia tidak akan senang jika mengetahui kondisi mu begini." "Dia pasti akan sedih jika melihat mu tidak menjaga kesehatanmu. Dia pasti memiliki tujuannya sendiri melakukan hal nekat seperti itu. Mungkin saja dia mengetahui suatu hal yang tidak kita ketahui." "D
*Lautan Kesadaan Spiritual Lie Ba*"Xu Lian? Apa itu benar kamu?"Mata Bing Xue Gong terus bergerak menyusuri tempat asing yang dia masuki, pupil birunya terlihat tidak fokus sama sekali. Hatinya gelisah, setelah mendengar suara wanita yang panggil Xu Lian tersebut, seolah dia telah menemukan sesuatu yang sudah lama hilang darinya."Senior Lian, apakah itu benar kamu?""Jika benar, tolong keluarlah dan temui aku."Rasa rindu yang sudah dia kubur dalam-dalam seolah-olah kembali mencuat tanpa seijinnya. Dia mencari wanita tersebut dengan perasaan gelisah dan terburu-buru seolah dia takut kehilangan untuk kedua kalinya. "Senior aku mohon tunjukan dirimu.""Xue Gong, kamu sudah dewasa sekarang."Mendengar suara lembur nan merdu tersebut lantas membuatnya berbalik dengan cepat. Matanya terbuka lebar menatap wanita berbaju merah dengan hiasan rambut yang terlihat mewah bak seorang pengantin bangsawan. Netranya terasa panas, perlahan namun pasti, dia merasakan pelupuk matanya basah. Kakinya
"Aku sudah mendapatkan posisi pertama sesuai keinginanmu, sekarang berikan suratnya padaku."Lie Ba mengulurkan tangannya meminta surat yang beberapa waktu lalu ditahan oleh gurunya, Bing Qing Hao. Sesaat kemudian, senyum Lie Ba terukir indah, tulang pipinya naik ke atas matanya menyipit berbentuk bulan sabit kala melihat surat yang lama dia inginkan kini berada di tangannya."Bagaimana kamu bisa menyelesaikan duelmu dengan cepat?" Lie Ba mendongak menatap datar gurunya yang sedang bertanya, dia berbalik dan berkata, "Tidak ada yang istimewa aku hanya bertarung dan mengalahkannya." Dia duduk di tempat tidurnya sembari tersenyum serta kedua tangan yang sibuk membuka surat tersebut."Ceritakan padaku apa yang terjadi, para tetua mencurigaimu karena burung pengawas rusak dan kami tidak bisa melihat apapun setelah pertarunganmu dengan Singa Api." "Aku sudah bilang, aku hanya berduel seperti biasa dan mengalahkannya, itu saja." Ucap Lie Ba dengan kesal."Guru, Ketua sekte sudah mengetahu
"Aku menyerah."Dengan entengnya Bing Lin Xi mengucapkan kalimat itu setelah melakukan serangan dalam pertandingan melawan kloning Ketua sekte di hadapannya. Dia menatap kloning tersebut sembari tersenyum seolah dia memang merencakan hal ini sejak awal."Apa kamu yakin? Dua peserta lainnya belum selesai dengan pertandingan mereka, kamu masih punya banyak waktu." Ucap kloning Ketua sekte mengingatkan dan masih memberi kesempatan untuk melanjutkan pertandingan yang terhenti."Aku sudah bertekat untuk melakukan ini sejak awal karena aku sebelumnya sudah kalah telak oleh Bai Lie Ba. Dialah yang pantas mendapat kesempatan." Ucap Bing Lin Xi seolah dia sangat peduli kepada Lie Ba."Kamu yakin? Tapi jika bukan posisi pertama kamu masih ada kesempatan mendapat posisi kedua." Ucap kloning tersebut masih berusaha meyakinkan Bing Lin Xi untuk tidak menyerah begitu saja.Mendengar kalimat tersebut Bing Lin Xi hanya menampilkan sneyumnya serta hormatnya, "Mohon Ketua mengabulkan permintaan saya."
"Waktumu dimulai sekarang." Lie Ba mengerutkan keningnya, sorot mata tajamnya menatap tubuh kloning Ketua sekte yang telah siap untuk dia lawan. Dengan cepat tangannya meraih permata merah milik Singa Api yang berhasil dia kalahkan sebelum para tetua melihatnya.'Aku akan menghilangkannya dulu sebelum semakin jauh.' Batin Lie Ba sembari menatap sebuah burung mainan yang bertugas seolah menjadi kamera yang merekam pertandingannya. Namun, saat dia akan melangkah memusnahkan burung pengawas tersebut, kakinya di tarik oleh tubuh kloning Ketua sekte."Agh!" Erangnya kala luka bakarnya menghantam sebuah tembok batu yang berada di Lembah itu. 'Tubuhku semakin lemah karena luka bakar juga suhu tinggi disini. Dia bangkit mengaktifkan teknik Esnya untuk melawan kloning tersebut."Anak muda jika kamu sudah mencapai batas segeralah berhenti, aku juga akan berhenti." Ucap kloning tersebut."Baiklah, ayo kita mulai."Mereka pun memulai pertarungan tersebut dengan Lie Ba menyerang lebih dulu, meski
"Ingat kata-kataku sebelumnya."Lie Ba melirik gurunya sembari mengangguk, dia mengerti bahwa untuk mendapat surat dari Xieyun dia hanya perlu menjadi yang pertama. Dari kejauhan netranya menangkap sosok Bing Xue Yu yang akan menjadi saingan terberatnya di pertandingan ini.'Seperti biasa dia selalu terlihat tenang.' Batin Lie Ba sembari terus menatap Bing Xue Yu yang berdiri di posisi berlawanan."Pertandingan babak terakhir ini, kami sudah memnentukan bahwa ketiga peserta tidak akan menghadapi satu sama lain." Ucap seorang pria yang bertugas menjadi pengawas di pertandingan kali ini."Tapi kenapa?" Tanya Lie Ba lirih sembari terus menatap ke depan."Peraturannya sudah diubah oleh ketua sekte saat rapat kemarin." Balas Bing Qing yang sama-sama menatap lurus ke depan."Setiap peserta akan melawan tubuh kloning Ketua sekte di 3 tempat berbeda dan dapat menggunakan kemampuan kalian dengan maksimal." Pertarungan yang cukup berbeda dari generasi sebelumnya, mereka melakukan itu agar tidak
"Ini adalah sebuah kecurangan!"Kalimat itu keluar dari mulut seorang tetua yang bertindak sebagai juri, Bing Hu Xin yang sejak lama ingin menyingkirkan Lie Ba dari pertandingan. Dia selalu mempermasalahkan apapun yang Lie Ba perbuat saat ada kesempatan, seperti sekarang.Bing Qing Hao yang sejak awal berada di ruang pertemuan sebagai penanggung jawab atas Lie Ba masih tetap diam hingga tetua tersebut berhenti mengoceh. Dia menatap semua orang berdebat membela Bing Lin Xi dan beberapa berpihak pada Lie Ba."Kamu bisa memutuskan saat keduanya sudah bangun," Ucap Bing Qing Hao dingin mengakhiri perdebatan yang telah mulai sejak di arena pertandingan. Dia berbalik dan meninggalkan pertemuan para tetua dan guru karena, menurutnya perdebatan itu hany membuang-buang waktu dan tenaganya."Hei Master Agung kamu mau kemana?!"Bing Qing Hao terus melangkah dan tidak menghiraukan panggilan tersebut. Dia menuju kamar Lie Ba, dia yakin bahwa ada yang Lie Ba sembunyikan darinya. Sesampainya dia di
"Akhirnya kita bisa berhadapan secara langsung." Lie Ba mengatakannya sembari tersenyum menatap Bing Lin Xi, dari tatapan Lie Ba dia berusaha untuk memprovokasi lawannya yang terlihat tenang. Setelah pertandingan di mulai Lie Ba menggunakan serangan jarak dekat yang bertujuan untuk berbicara dengan lawannya. Lie Ba dengan cepat berlari menghampiri lawannya sembari menepis setiap belati es yang di luncurkan oleh BIng Lin Xi. "Apa tujuanmu menakutiku di mimpiku?" Tanya Lie Ba yang berhasil mencapai Bing Lin Xi. "Kamu salah orang." Balas Bing Lin Xi sedikit panik sembari mengeluarkan sayapnya dan terbang menghindari serangan yang Lie Ba luncurkan. "Aku akan lebih leluasa menyerangmu sekarang." Ucap Bing Lin Xi dengan percaya diri. "Oh sepertinya kamu tahu aku tidak bisa mengguankan Sayap Esku." Balas Lie Ba dengan wajah santai. Dia lanta mengeluarkan Sayap Elang Anginnya, "Seharusnya kamu tidak melupakan fakta bahwa aku memiliki dua sayap lebih banyak." Ucap Lie Ba dengan bangga.
"A-yi."Yira perlahan membuka matanya, sebuah cahaya terang yang menyilaukan menusuk pandangannya. Sebuah tangan besar nan gagah terulur ke arahnya seolah seakan mengajaknya untuk tetap bersama. Meski wajah si pemilik tangan nampak kabur namun, Yira tetap mengulurkan tangannya menerima uluran tangan pria itu."A-yi, tetaplah bersamaku." Ucap si pria.Yira seolah terpana dengan suara manis tersebut, dia bangkit dengan menggandeng tangan pria misterius itu. Dia terus berjalan sembari menatap punggung pria yang menggandengnya. "A-yun?" Sapanya lirih. Matanya terbelalak kala melihat pria yang menggandengnya menoleh."A-yun."Terlihat wajah yang sangat dia rindukan berada di hadapannya sembari menggandengnya. Matanya terasa panas, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "A-yun kamu kembali?" Air mata bahagianya turun menuruni pipi mulusnya."Aku kembali." Ucap Xieyun lembut sembari tersenyum.Yira menunduk sembari menangis sesaat kemudian, dia meloncat ke dalam dekapan hangat Xieyun.
"Dia tidak ada dimana-mana."Lie Ba menegrutkan keningnya mendengar ucapan gurunya, 'Lie Ba cepat pikirkan cara lain.' Batinnya sembari menunduk dan memikirkan sebuah cara untuk memperpanjang waktu agar Bing Yu Ling terus bertahan hidup.'Bagaimana ini pedang kembar hanya bisa digunakan saat pedang lainnya ada di tempat yang sama.' Batinnya merasakan gelisah karena, jika dia gagal menyelamatkan Bing Yu Ling dirinya juga akan terancam gagal mengikuti Ujian Dewi.Lie Ba berbalik dan lanjut menguras energinya untuk disimpan pada pedangnya. Dia berencana membuat Bing Yu Ling bertahan selama dua hari karena, dia perlu membuat penawar selain itu mencari keberadaan Mo Xing Yu cukup memakan waktu."Lie Ba apa yang kamu lakukan? Hentikan!" Ucap Bing Qing Hao sembari mengulurkan tangannya berusaha menghentikan Lie Ba."Tidak, ini adalah satu-satunya cara agar dia bisa bertahan." Balas Lie Ba sembari terus menguras energinya dan mengubahnya sebagai penawar sementara. Setelah selesai, dia sedikit