*Alam Dewa, Istana Dewa Agung* "Apa kakak yakin Yira bisa mengemban tugas berat ini?" Beberap hari lalu Dewa Agung memerintahkan Yi Xian untuk menemui Yira. Dia menyuruh Yi Xian menyampaikan pesannya yaitu mencari Bunga Teratai Api Biru. Yi Xian tidak yakin Yira mampu melakukannya. Selain itu dia juga mengkhawatirkan keselamat Yira, pasalnya ranah Yira masih berada di tingkat 6. Bagaimana bisa dia menjalankan tugas berbahaya ini. "Apa kamu lupa siapa dia?" Pertanyaan Dewa Agung membuat Yi Xian mengerutkan dahi. Yi Xian mendekat dan berkata, "Meski dia reinkarnasi Dewi Yiren tapi, saat ini dia hanyalah manusia biasa." Dewa Agung tersenyum tipis mendengar ucapan adikknya itu. Dewa Agung berbalik dan berkata, "Yi Xian, lihatlah!" Seketika Yi Xian sangat terkejut. Di sana ditampilkan sebuah gambaran bahwa kekuatan Dewi sudah menyatu dengan Yira sebanyak 80%. Dengan kata lain Yira hanya perlu mengembalikan ingatan yang hilang untuk menyatukan jiwa tersebut seutuhnya. Yi Xian sangat
"Hei Jangan lari!" Yira dan Yinwei mengejar wanita yang menyebabkan segel batu melemah. Yira sebelumnya tidak berpikir macam-macam sampai, wanita itu masuk kesebuah rumah.'Lu Xiao!'"Yinwei cepat! Dia mengincar Lu Xiao," mereka berdua mempercepat terbang dan lari mereka. Sesampainya disana, mereka terkejut melihat wanita tersebut sudah menyandera Lu Xiao."Ibu kenapa kamu jadi seperti ini, Apa ibu marah padaku?" Lu Xiao yang tidak mengerti hanya mengira bahwa ibunya sedang marah. Yira berjalan perlahan mendekati mereka dan berkata, "Lepaskan dia aku akan berikan yang kamu mau."Namun wanita itu malah terbang membawa Lu Xiao memasuki hutan. Yira dan Yinwei kembali mengejar wanita yang itu, mereka berusaha melukai wanita tadi sayangnya, semua itu sia-sia. Kemudian Yira berkata kepada Yinwei, "Kita berpencar saja, aku akan mengambil jalan pintas untuk menghadangnya, kamu tetap kejar dia."Setelah itu Yira mempercepat terbangnya, dia berhasil menyamai terbang wanita itu. Yira menambah
Beberapa saat setelah Yira siuman, dia bergegas bangkit dan menyerap Inti Permata Es. Dia tidak mua lagi menunda waktu untuk memperkuat dirinya. Karena waktu yang ditentukan untuk mendapatkan Bunga Teratai Api Biru semakin sedikit."Tolong jaga sebentar, aku akan berkultivasi sebentar." Setelah mendapat persetujuan dari Yinwei dan Lu Xiao, dia lantas duduk bersila dibawah pohon. Dia mengeluarkan Inti Permata Es nya, dengan tenaga yang tersisa dia berusaha menyerap permata tersebut.*Lautan Kesadaran Spiritual Yira*Disana Yira berjalan mendekati sebua bongkahan yang dahulu berbetuk cahaya, sekarang berubah menjadi sebuah es besar. Dia bersila di depan es tersebut, dia mulai menyerap energi dari permata itu.Yira mengernyit kala kekuatan dari permata itu masuk perlahan menembus tubuhnya. Rasa dingin yang tak tertahankan perlahan membekukan seluruh tubuhnya. Bahkan aura esnya hampir membekukan seluruh Lautan kesadarannya.'Yira bertahanlah,' Sebuah suara yang dia rindukan seolah sedang
"Tidak bisa Yira, kamu yang mendapatkannya maka kamu harus menyerahkan pada guru," Zheng Xin menyerahkan kembali tas Qiankun yang Yira berikan. Yira mengerutkan keningnya kemudian, dia mengajak Zheng Xin untuk bicara."Kakak seperguruan, aku punya urusan yang harus aku selesaikan segera. Perjalanan ini juga memakan banyak waktu, aku tidak bisa menunda lagi." Zheng Xin menatap raut wajah Yira seolah memohon kepadanya, dia menghela nafas dan berkata, "Baiklah tapi, cepatlah kembali guru merindukanmu." Yira tersenyum dan menyerahkan tas tersebut dan berkata, "Terima kasih," Zheng Xin tersenyum menatap Yira yang berlari menjauh. Dia menggeleng menatap Yira yang sedang membantu Lu Xiao mengobati para warga yang terluka. 'Gadis kecil yang selalu murung sekarang memiliki kebahagiaan dan kebebasan.' Gumam Zheng Xin."Dia sudah dewasa," Zheng Xin mengubah arah pandangannya menatap Yinwei dan berkata, "Benar dia sudah tumbuh menjadi kuat." "Dulu banyak orang yang merundungnya sekarang, siapa
Perjalanan mereka menuju Gunung Iblis mencari Bunga Teratai Api Biru sudah menghabiskan waktu 6 bulan lamanya. Mereka tak pernah sekalipun mengeluh dengan kesulitan yang mereka alami. Mereka semua saling mendukung, saling melindungi dan tak pernah sekalipun dalam pikiran mereka untuk menyerah. "Lu Xiao, Yinwei pernah cerita padaku bahwa dipertempuran terakhir kali, kamu menyalurkan kekuatan spiritualmu untukku," Ucap Yira sembari berjalan berdampingan dengan Lu Xiao dan Yinwei. "Ehm ... itu benar," Ucap Lu Xiao dengan santai sembari memakan buah apel. Mendengar jawaban Lu Xiao Yira mengerutkan keningnya dan berkata, "Bukankah kamu seorang ahli racun, kenapa bisa memiliki kekeuatan spiritual sebanyak itu?" "Saat usiaku masih beberapa bulan, ayah angkatku memberiku sebuah Permata yang sampai sekarang akupun tidak mengerti itu apa." Ucap Lu Xiao sambil bernostalgia dengan kenangannya. Kemudian dia menambahkan, "Mungkin karena itu aku memiliki kekuatan spiritual sayangnya, aku tidak per
Yira dan yang lainnya berjalan mengikuti salah satu anggota perampok yang masih hidup. Perampok itu memandu mereka menuju sebuah rumah yang terlihat seperti kedai biasa. Tidak banyak pengungjung ayang datang namun, kelihatannya bos perampok itu merupakan orang kaya. "Sudah sampai." Ucap perampok itu dengan tatapan kosong memandang kebawah. Kemudian Yinwei memukul tengkuk perampok itu hingga pingsan. Yinwei dan yang lainnya masuk sambil membopong perampok yang pingsan itu, dan melemparnya di lantai kedai. "Kalian siapa?" teriak salah seorang yang sepertinya bertugas sebagai kasir. Teriakannya mengundang beberapa orang lagi, membuat mereka bertiga terkepung di sarang perampok. Kemudian Yira berteriak, "Yun Rumeng keluarlah!" "Lancang! Berani sekali kamu memanggil bos besar dengan tidak sopan." Ucap salah satu dari mereka sembari menodongkan pisau ke arah Yira. "Benar." Sahut yang lainnya. "Yun Rumeng! Kamu keluar atau aku yang masuk," Teriak Yira sembari tak menghiraukan ancaman da
Yira dan Yun Rumeng dibawa pergi ke Sekte Xutian dengan menunggangi kuda. Perjalanan mereka kiranya membutuhkan waktu setengah hari untuk sampai. Sesampainya disana mereka dikawal beberapa penjaga menuju ke Aula Rapat untuk bertemu dengan para tetua."Hormat pada tetua sekte." Ucap Yira dan Rumeng bersamaan. Mata Yira menyusuri seluruh ruangan beserta orang-orang yang berada di dalamnya. Dia melihat tidak ada yang aneh, sama seperti sekte pada umumnya."Tetua, ini Yira dialah yang akan mengobati ketua sekte." Ucap Rumeng memperkenalkan Yira."Gadis muda inikah yang kamu maksud Rumeng?" Raut wajah para tetua sedikit ragu, mereka tidak yakin bahwa Yira bisa melakukannya. "Berapa usiamu gadis muda?" Tanya salah satu tetua."21 tahun," Mendengar jawaban Yira sontak membuat para tetua saling pandang. Kemudian salah satu tetua berdiri dan membentak Rumeng, "Apa kamu sedang mempermainkan kami?! Ini adalah masalah hidup dan matu ketua sekte!""Tetua, aku yakin dia bisa menyembuhkan penyakit k
Mendengar desas-desus bahwa ketua sekte sudah siuman dan mencari Yira, sontak membuat para tetua mendatangi Yira secara langsung karena Yira tidak kunjung datang memenuhi undangan. "Dimana dia?" Ucap tetua Yue ketus."Dia sedang ada urusan dan dia tidak ingin diganggu." Jawan Rumeng dengan tegas. Namun jawaban tersebut membuat raut wajah tetua Yue tidak senang. "Lancang!" Pekik tetua Yue, "He ... sudahlah biarkan gadis itu menyelesaikan urusannya dulu.""Tapi dia sudah lancang tidak memenuhi panggilan ketua," Ucapan tetua Yue membuat tetua Rue menghela nafas, dia menatap adiknya itu sembari menggeleng. Kemudian tetua Rue berkata, "Dia adalah penyalamat sekte ini, apakah seperti itu caramu berterimakasih?" "Kalau begitu sampaikan pesan ini padanya setelah urusan selesai," Ucap tetua Rue yang dibalas anggukan oleh Rumeng kemudian, mereka melangkah pergi meninggalkan Rmeng dan Yinwei yang sedang berjaga.Sementara di dalam kamar, Yira sedang berjuang menahan dua kekuatannya yang bergejo
*Lautan Kesadaan Spiritual Lie Ba*"Xu Lian? Apa itu benar kamu?"Mata Bing Xue Gong terus bergerak menyusuri tempat asing yang dia masuki, pupil birunya terlihat tidak fokus sama sekali. Hatinya gelisah, setelah mendengar suara wanita yang panggil Xu Lian tersebut, seolah dia telah menemukan sesuatu yang sudah lama hilang darinya."Senior Lian, apakah itu benar kamu?""Jika benar, tolong keluarlah dan temui aku."Rasa rindu yang sudah dia kubur dalam-dalam seolah-olah kembali mencuat tanpa seijinnya. Dia mencari wanita tersebut dengan perasaan gelisah dan terburu-buru seolah dia takut kehilangan untuk kedua kalinya. "Senior aku mohon tunjukan dirimu.""Xue Gong, kamu sudah dewasa sekarang."Mendengar suara lembur nan merdu tersebut lantas membuatnya berbalik dengan cepat. Matanya terbuka lebar menatap wanita berbaju merah dengan hiasan rambut yang terlihat mewah bak seorang pengantin bangsawan. Netranya terasa panas, perlahan namun pasti, dia merasakan pelupuk matanya basah. Kakinya
"Aku sudah mendapatkan posisi pertama sesuai keinginanmu, sekarang berikan suratnya padaku."Lie Ba mengulurkan tangannya meminta surat yang beberapa waktu lalu ditahan oleh gurunya, Bing Qing Hao. Sesaat kemudian, senyum Lie Ba terukir indah, tulang pipinya naik ke atas matanya menyipit berbentuk bulan sabit kala melihat surat yang lama dia inginkan kini berada di tangannya."Bagaimana kamu bisa menyelesaikan duelmu dengan cepat?" Lie Ba mendongak menatap datar gurunya yang sedang bertanya, dia berbalik dan berkata, "Tidak ada yang istimewa aku hanya bertarung dan mengalahkannya." Dia duduk di tempat tidurnya sembari tersenyum serta kedua tangan yang sibuk membuka surat tersebut."Ceritakan padaku apa yang terjadi, para tetua mencurigaimu karena burung pengawas rusak dan kami tidak bisa melihat apapun setelah pertarunganmu dengan Singa Api." "Aku sudah bilang, aku hanya berduel seperti biasa dan mengalahkannya, itu saja." Ucap Lie Ba dengan kesal."Guru, Ketua sekte sudah mengetahu
"Aku menyerah."Dengan entengnya Bing Lin Xi mengucapkan kalimat itu setelah melakukan serangan dalam pertandingan melawan kloning Ketua sekte di hadapannya. Dia menatap kloning tersebut sembari tersenyum seolah dia memang merencakan hal ini sejak awal."Apa kamu yakin? Dua peserta lainnya belum selesai dengan pertandingan mereka, kamu masih punya banyak waktu." Ucap kloning Ketua sekte mengingatkan dan masih memberi kesempatan untuk melanjutkan pertandingan yang terhenti."Aku sudah bertekat untuk melakukan ini sejak awal karena aku sebelumnya sudah kalah telak oleh Bai Lie Ba. Dialah yang pantas mendapat kesempatan." Ucap Bing Lin Xi seolah dia sangat peduli kepada Lie Ba."Kamu yakin? Tapi jika bukan posisi pertama kamu masih ada kesempatan mendapat posisi kedua." Ucap kloning tersebut masih berusaha meyakinkan Bing Lin Xi untuk tidak menyerah begitu saja.Mendengar kalimat tersebut Bing Lin Xi hanya menampilkan sneyumnya serta hormatnya, "Mohon Ketua mengabulkan permintaan saya."
"Waktumu dimulai sekarang." Lie Ba mengerutkan keningnya, sorot mata tajamnya menatap tubuh kloning Ketua sekte yang telah siap untuk dia lawan. Dengan cepat tangannya meraih permata merah milik Singa Api yang berhasil dia kalahkan sebelum para tetua melihatnya.'Aku akan menghilangkannya dulu sebelum semakin jauh.' Batin Lie Ba sembari menatap sebuah burung mainan yang bertugas seolah menjadi kamera yang merekam pertandingannya. Namun, saat dia akan melangkah memusnahkan burung pengawas tersebut, kakinya di tarik oleh tubuh kloning Ketua sekte."Agh!" Erangnya kala luka bakarnya menghantam sebuah tembok batu yang berada di Lembah itu. 'Tubuhku semakin lemah karena luka bakar juga suhu tinggi disini. Dia bangkit mengaktifkan teknik Esnya untuk melawan kloning tersebut."Anak muda jika kamu sudah mencapai batas segeralah berhenti, aku juga akan berhenti." Ucap kloning tersebut."Baiklah, ayo kita mulai."Mereka pun memulai pertarungan tersebut dengan Lie Ba menyerang lebih dulu, meski
"Ingat kata-kataku sebelumnya."Lie Ba melirik gurunya sembari mengangguk, dia mengerti bahwa untuk mendapat surat dari Xieyun dia hanya perlu menjadi yang pertama. Dari kejauhan netranya menangkap sosok Bing Xue Yu yang akan menjadi saingan terberatnya di pertandingan ini.'Seperti biasa dia selalu terlihat tenang.' Batin Lie Ba sembari terus menatap Bing Xue Yu yang berdiri di posisi berlawanan."Pertandingan babak terakhir ini, kami sudah memnentukan bahwa ketiga peserta tidak akan menghadapi satu sama lain." Ucap seorang pria yang bertugas menjadi pengawas di pertandingan kali ini."Tapi kenapa?" Tanya Lie Ba lirih sembari terus menatap ke depan."Peraturannya sudah diubah oleh ketua sekte saat rapat kemarin." Balas Bing Qing yang sama-sama menatap lurus ke depan."Setiap peserta akan melawan tubuh kloning Ketua sekte di 3 tempat berbeda dan dapat menggunakan kemampuan kalian dengan maksimal." Pertarungan yang cukup berbeda dari generasi sebelumnya, mereka melakukan itu agar tidak
"Ini adalah sebuah kecurangan!"Kalimat itu keluar dari mulut seorang tetua yang bertindak sebagai juri, Bing Hu Xin yang sejak lama ingin menyingkirkan Lie Ba dari pertandingan. Dia selalu mempermasalahkan apapun yang Lie Ba perbuat saat ada kesempatan, seperti sekarang.Bing Qing Hao yang sejak awal berada di ruang pertemuan sebagai penanggung jawab atas Lie Ba masih tetap diam hingga tetua tersebut berhenti mengoceh. Dia menatap semua orang berdebat membela Bing Lin Xi dan beberapa berpihak pada Lie Ba."Kamu bisa memutuskan saat keduanya sudah bangun," Ucap Bing Qing Hao dingin mengakhiri perdebatan yang telah mulai sejak di arena pertandingan. Dia berbalik dan meninggalkan pertemuan para tetua dan guru karena, menurutnya perdebatan itu hany membuang-buang waktu dan tenaganya."Hei Master Agung kamu mau kemana?!"Bing Qing Hao terus melangkah dan tidak menghiraukan panggilan tersebut. Dia menuju kamar Lie Ba, dia yakin bahwa ada yang Lie Ba sembunyikan darinya. Sesampainya dia di
"Akhirnya kita bisa berhadapan secara langsung." Lie Ba mengatakannya sembari tersenyum menatap Bing Lin Xi, dari tatapan Lie Ba dia berusaha untuk memprovokasi lawannya yang terlihat tenang. Setelah pertandingan di mulai Lie Ba menggunakan serangan jarak dekat yang bertujuan untuk berbicara dengan lawannya. Lie Ba dengan cepat berlari menghampiri lawannya sembari menepis setiap belati es yang di luncurkan oleh BIng Lin Xi. "Apa tujuanmu menakutiku di mimpiku?" Tanya Lie Ba yang berhasil mencapai Bing Lin Xi. "Kamu salah orang." Balas Bing Lin Xi sedikit panik sembari mengeluarkan sayapnya dan terbang menghindari serangan yang Lie Ba luncurkan. "Aku akan lebih leluasa menyerangmu sekarang." Ucap Bing Lin Xi dengan percaya diri. "Oh sepertinya kamu tahu aku tidak bisa mengguankan Sayap Esku." Balas Lie Ba dengan wajah santai. Dia lanta mengeluarkan Sayap Elang Anginnya, "Seharusnya kamu tidak melupakan fakta bahwa aku memiliki dua sayap lebih banyak." Ucap Lie Ba dengan bangga.
"A-yi."Yira perlahan membuka matanya, sebuah cahaya terang yang menyilaukan menusuk pandangannya. Sebuah tangan besar nan gagah terulur ke arahnya seolah seakan mengajaknya untuk tetap bersama. Meski wajah si pemilik tangan nampak kabur namun, Yira tetap mengulurkan tangannya menerima uluran tangan pria itu."A-yi, tetaplah bersamaku." Ucap si pria.Yira seolah terpana dengan suara manis tersebut, dia bangkit dengan menggandeng tangan pria misterius itu. Dia terus berjalan sembari menatap punggung pria yang menggandengnya. "A-yun?" Sapanya lirih. Matanya terbelalak kala melihat pria yang menggandengnya menoleh."A-yun."Terlihat wajah yang sangat dia rindukan berada di hadapannya sembari menggandengnya. Matanya terasa panas, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "A-yun kamu kembali?" Air mata bahagianya turun menuruni pipi mulusnya."Aku kembali." Ucap Xieyun lembut sembari tersenyum.Yira menunduk sembari menangis sesaat kemudian, dia meloncat ke dalam dekapan hangat Xieyun.
"Dia tidak ada dimana-mana."Lie Ba menegrutkan keningnya mendengar ucapan gurunya, 'Lie Ba cepat pikirkan cara lain.' Batinnya sembari menunduk dan memikirkan sebuah cara untuk memperpanjang waktu agar Bing Yu Ling terus bertahan hidup.'Bagaimana ini pedang kembar hanya bisa digunakan saat pedang lainnya ada di tempat yang sama.' Batinnya merasakan gelisah karena, jika dia gagal menyelamatkan Bing Yu Ling dirinya juga akan terancam gagal mengikuti Ujian Dewi.Lie Ba berbalik dan lanjut menguras energinya untuk disimpan pada pedangnya. Dia berencana membuat Bing Yu Ling bertahan selama dua hari karena, dia perlu membuat penawar selain itu mencari keberadaan Mo Xing Yu cukup memakan waktu."Lie Ba apa yang kamu lakukan? Hentikan!" Ucap Bing Qing Hao sembari mengulurkan tangannya berusaha menghentikan Lie Ba."Tidak, ini adalah satu-satunya cara agar dia bisa bertahan." Balas Lie Ba sembari terus menguras energinya dan mengubahnya sebagai penawar sementara. Setelah selesai, dia sedikit