Share

Bab 28

Penulis: ๐“ข๐“ฎ๐“ท๐“ณ๐“ช ๐“œ๐“ฎ๐“ป๐“ช๐“ฑ
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semua telah dibicarakan, Sabrina tetap akan menemui Max secara langsung untuk meminta restunya. Antonio yang posesif melarangnya, ia takut jika hal buruk kembali menimpa calon istrinya apalagi luka bakar terakhir kali bahkan belum juga kering.

Dan sore ini setelah menemani Sasa bermain, Sabrina bergegas menuju kediaman keluarga Taulin. Tak bisa dipungkirinya jika masih ada rasa takut saat menginjakkan kaki kembali kerumah itu, rumah yang menjadi ketakutannya selama ini.

"Nggak gue harus bisa, gue harus berani," serunya menyemangati dirinya sendiri.

Tanpa diketahuinya, Nio telah meminta beberapa anak buahnya untuk terus mengawasi Sabrina dari kejauhan. Ia tak ingin kecolongan lagi dan membiarkan Sabrina terluka untuk yang kesekian kalinya.

Sabrina masuk kedalam rumah dengan perasaan takutnya, bahkan tubuhnya bergetar saat melangkahkan kakinya. Sabrina masuk disambut oleh tatapan tajam Syan yang sedang bermain ponsl diruang tengah.

"Ngapain loe

๐“ข๐“ฎ๐“ท๐“ณ๐“ช ๐“œ๐“ฎ๐“ป๐“ช๐“ฑ

Hai semua, jangan lupa terus ikutin kisah Sabrina ya. Terima kasih ..

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Sander Nugraha
lanjut thor!!
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Waduh surat apa itu sabrina?
goodnovel comment avatar
Yedi S Nugraha
udh tau g diterima ngapain msh minta restu pake acara dtg krmh max.mlsh wali kan dia bukan kandung
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 29

    Sabrina keluar dari dalam rumah Max dengan senyum penuh kesedihannya, ia yang selama ini bersikap baik dan bahkan menerima semua perlakuan mereka harus menelan rasa kecewanya. Sabrina selalu berharap akan ada waktu dimana mereka semua benar-benar menganggap dirinya seorang suadara, tak banyak yang dimintanya dan hanya itu saja. "Sia-sia sudah semua rasa yang gue tahan selama ini, berharap mereka sadar malah gue dibuang," ucapnya tersenyum kecut. Dan pada akhirnya Sabrina pulang dengan rasa kecewa yang teramat dalam, bahkan rasa kecewa itu telah mengikis semua rasa sayang yang dulu dimilikinya untuk mereka. Rasa yang dulu pernah dimilikinya untuk mereka kini sirna tak tersisa. Dalam perjalanan pulangnya Sabrina terus saja memikirkan tindakan Max juga keluarganya, ia yang paham hanya anak adopsi merasa tak pernah disayangi. Lantas ia mempertanyakan untuk apa dulu dirinya diadopsi. Antonio masih menunggu kepulangan Sabrina dengan perasan was-was, wal

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 30

    Pagi ini semua nampak sibuk dengan aktifitasanya, Sabrina tak dulu di ijinkan oleh Antonio untuk kembali ke kampus. Dan sebagai calon istri yang baik, Sabrina hanya bisa menuruti ucapannya. Arga mendatangi Sabrina yang sedang menyuapi anaknya makan, duduk disebelahnya kemudian ia berkata," Sayang-sayangnya papa lagi ngapain ini." "Pah, jangan deket-deket mama aku," protes Sasa pada Antonio Sabrina hanya tersenyum menanggapi celotehan Sasa, Antonio bukannya mengalah namun ia malah menjadi menggoda anaknya. Dengan usilnya Nio memeluk erat tubuh Sabrina, menjauhkan tubuh wanita itu dari jangkauan anaknya. "Papa minggir, lepasin mamaa," mencoba melepaskan tangan Nio dari Sabrina. Tak mau mengalah, Nio malah menghujani Sabrina dengan banyak kecupan diwajahnya. Sasa merasa kesal dengan tingkah papanya, namun ia tak tahu harus berlaku apa untuk membalasnya alhasil gadis kecil itu menangis dengan begitu kencangnya. Bulan datang dari belaka

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 31

    "Kenapa nggak boleh, " tanya Sabrina "Gini nak, kan nikahan kamu diajuin jadi otomatis semua persiapan juga maju. Dan hari ini kamu ada pihak gaun yang datang loh," jelas Bulan menerangkan. "Oh gitu ya ma, terus yang antar Sasa ke sekolah siapa dong?" "Urusan itu serahin saja sama aku," sahut Nio dengan yakinnya. "Nggak, terakhir kali jagain Sasa jatuh gitu," sinis Sabrina. "Astaga dendaman banget," gumam Nio. .. Aldo nampak begitu girang saat berhasil menemukan alamat Sabrina yang ditinggalinya, saking girangnya ia segera melajukan mobilnya menuju alamat tersebut. Wajah sumringah itu tiba-tiba saja sirna berganti dengan wajah masam saat seseorang menghubunginya. Syan berulang kali menghubungi Aldo, namun Aldo begitu enggak berurusan lagi dengan Syan yang sudah membosankan menurutnya. Rasa tak suka itu membuat Aldo mengacuhkan semua hal yang berhubungan dengan Syan, tak terkecuali. Syan yang saat ini tengah bera

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 32

    Syan begitu panik saat menanti namanya dipanggil, namun rasanya ia tak sanggup dan ingin sekali pergi meninggalkan rumah sakit. Namun jika demikian ia juga tak akan pernah tau apakah benar adanya jika dirinya memang mengandung anak Aldo. "Nyonya Syan," panggil seorang petugas membuat Syan begitu terkejut. Dan mau tak mau Syan berjalan masuk kedalam ruang kandungan, rasa ingin tahunya begitu besar hingga mengalahkan rasa ketakutannya saat ini. Syan dipersilahkan duduk dan menjalani semua pemeriksaan, namun saat menunggu hasil begitu membuat jantungnya begitu berpacu tak karuan. Seorang suster datang membawa semua hasil pemeriksaan dirinya, jantung Syan makin berdetak kencang tak karuan hingga ia gugup bertanya," Gi gimana dok hasilnya?" "Tunggu dulu sebentar ya nyonya," seru dokter tersebut. Syan yang panik bermain dengan ujung jaket yang digunakannya, rasa takutnya begitu berlebihan hingga tanpa sadar ia kehilangan kesadarannya.

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 33

    Semua perjamuan sederhana telah usai, kini hanya tinggal keluarga dengan Burhan yang masih setia menemani keluarga yang sedang bahagia itu."Nak, kenalin dulu ini sahabat papa namanya om Burhan," kenal Darma."Halo om, Sabrina," dengan sopan Sabrina memberi salam."Halo nak, selamat ya. Om seneng banget akhrinya duda dingin itu udah dapat pawangnya," canda Burhan."Gue juga seneng anka gue ada yang ngurusin lagi," tawa Burhan dengan Darma dengan riangnya."Bahagia banget nih, pasti ngomongin aku ya," seru Nio melihat keduanya tertawa.Nio dengan posesifnya memeluk mesra pinggang ramping milik istrinya, membuat Burhan juga Darma hanya bisa menggelengkan kepalanya. Nio bukan lagi remaja atau pengantin baru, ia sudah pernah gagal dalam pernikahannya dahulu. Namun sikapnya ini seolah ini adalah pernikahan pertamanya, yang membuatnya begitu berbunga-bunga dimabuk asmara."Nggak bakal hilang juga istrinya Nio, sampai kence

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 34

    Pagi yang sangat cerah mengawali hari pasangan suami istri itu dengan begitu romantisnya, Nio yang selalu saja tak ingin kalah dari putrinya selalu saja menempel bagai lem pada Sabrina. Sasa yang kesal dengan sikap papanya selalu saja menangis jika Nio terus saja mengikuti kemana saja Sabrina itu melangkah."Papa keluar," seru Sasa yang begitu kesal dengan Nio yang terus saja memeluk lengan mamanya."Apa sih nak, papa kan diam aja," sahut Nio tak mau kalah."Papa keluar aku mau ganti baju sama mama," mencoba menarik tangan Nio dari mamanya.Nio mengeratkan tangannya pada lengan Sabrina, sedang Sasa dengan kekuatan kecilnya berusaha keras menarik dirinya. Sabrina hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia tak tahu jika suaminya ini mempunyai sifat yang jauh lebih manja dari Sasa anaknya.Bulan juga Darma sudah menunggu sejak tadi di meja makan, namun ketiga orang yang ditunggunya tak kunjung turun dari kamarnya. Bulan bangkit dari kursinya membuat Darma

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 35

    Mata Aldo menatap lurus pada arah pandang Rey sahabatnya, senyum sumringah terpancar jelas diwajah tampannya. Kakinya berlari begitu saja mendekati mobil yang membawa gadis pujaannya."Hai," Aldo sudah tak bisa lagi menahan dirinya untuk bertemu gadisnya. Mata itu menatap lekat wajah ayu yang terpancar jelas diwajah Sabrina."Hai juga," canggung Sabrina saat membalas sapaan Aldo yang begitu tiba-tiba."Nona, saya silahkan ikuti perkuliahan dengan tenang," seru supir yang mengantarkannya. Tak hanya seorang supir namun juga bodyguar yang khusus disiapkan Nio untuknya."Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi. Permisi," Aldo begitu tersihir mendengar suara lembut Sabrina yang tengah bepamitan dengannya."Apa anda akan terus berdiri disini bro," tanya bodyguard Sabrina begitu ketus.Aldo menatap sinis laki-laki yang menatapnya dengan pandangan memusuhi, bahkan Aldo tak kalah tajam menatap balik laki-laki dihadapannya itu sebelum ia mel

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 36

    Aldo begitu syok mendengar Sabrina memanggil Syan dengan sebutan kakak, rasanya semua konsentrasinya hilang menguap terbawa teriknya mentari. Ia terduduk dengan lemas dibangku menatap dua wanita yang sedang bersitegang dihadapannya."Jangan pernah panggil gue kakak, karena gue bukan kakak loe," sinis Syan.Sabrina hanya bisa menghela nafasnya mendengar ucapan Syan, ia tak ingin memulai perkelahian dan berniat pergi meninggalkan keduanya. Namun Aldo menahan tangan Sabrina yang membuat mata Syan menatap tajam keduanya."Lepaskan tangan loe dari calon suami gue," bentak Syan pada Sabrina hingga membuat beberapa orang memperhatikan mereka."Loe nggak lihat siapa yang megangin tangan siapa," balik Sabrina berucap.Syan begitu marah melihat Sabrina yang berani terang-terangan melawannya, ia mengangkat tangannya hendak memukul Sabrina. "Berani loe ngelawan gue.""Turunin tangan loe atau loe bakal nyesel," teriak Aldo yang begitu marah &

Bab terbaru

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Teruntuk para Readers tersayang,

    chapter I Semua siap dan semua telah lengkap. Penghulu menjabat tangan Ardan, dengan sekali nafas Ardan kini telah resmi menyunting Tian sebagai istrinya. Sah.. Sah.. Sah.. Seru semua orang dengan gembira, tangis pecah melihat keduanya telah resmi menikah. Tak banyak memang undangannya, namun itu adalah semua orang yang ada dipihak Tian kedepannya. Semua kolega Prambu yang setia siap berdisi di belakang Tian dan memperjuangkan hak miliknya. Acara pasang cincin usai, kini Tian mengambil tangan Ardan dan menciumnya. Hatinya berdesir merasakan bibir Tian melekat dikulitnya secara langsung, hatinya menghangat begitu. Tanpa di duga Ardan juga menggerakkan tangannya, meletakkan tangannya tepat di kepala Tian saat istrinya itu mencium punggung tangannya. Kini berganti Ardan yang mencium kening istrinya, cukup lama kala bibir itu mengecup langsung kulit istrinya. "Gadis yang selama ini sudah kuanggap sebagai adikku kini sudah resmi ku nikahi," batin Ardan. chapter II Tanpa menjawab

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 190

    Matius terkejut dengan penolakan dari Selly, ia tak menyangka jika rasa marahnya begitu besar melebihi rasa rindunya. Matius tahu apa kesalahannya, ia juga menerima semua yang Selly lakukan padanya.Matius hanya ingin hidup bahagia bersama keluarga kecilnya, hidup normal seperti orang pada umumnya. Namun sebelum itu ia harus menebus semua kesalahannya, ia harus menyelesaikan semua masa lalunya yang begitu kelam itu."Maaf," lirih Matius mencoba meraih tangan Selly di depannya.Selly murka, ia melampiaskan semua kemarahannya saat ini juga. Ia mengamuk, memukul Matius bahkan juga menghancurkan semua barang yang ada di ruangan tersebut."Bodoh kamu, kamu pergi dari sini. Pergi temui istrimu itu, jangan pernah muncul lagi di depanku!" teriaknya dengan begitu kencang."Tolong dengerin dulu, sebentar saja." mohonnya.Selly terus mengamuk, mengabaikan semua ucapan Matius yang ingin berbicara dengannya. Hingga Matius begitu geram d

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 189

    Matahari hari ini bersinar dengan begitu teriknya, Sabrina yang awalnya ingin berkeliling dengan si kembar ke taman pada akhirnya mengurungkan niatnya. Ia lebih memilih bersantai di dalam rumah sembari menikmati buah-buahan yang Bulan sediakan."Anak cantik mama lagi apa ini, kenapa jarinya di emut-emut gitu?" tanyanya dengan begitu gemas."Aduh, ini si ganteng malah kakinya yang di emut-emut." menepuk keningnya dengan seulas senyumannya.Hari ini semua orang tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, para laki-laki sibuk bekerja sedang Bulan sedang menemani Lena mengatur acara pernikahan anak-anaknya. Sedang Ica hari ini meminta ijin untuk kembali ke Jogja, awalnya Marshel melarangnya dengan berbagai alasannya namun Ica yang keras kepala pada akhirnya memenangkan pertempuran itu.Ica sedang ada di dalam kendaraannya menuju rumahnya, ia di jemput dengan anak buahnya yang selalu setia mengawalnya kemanapun perginya. Namun tiba-tiba Ica mengubah tujuan

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 188

    Stevan segera mendapat penanganan dari dokter, wajahnya yang semakin pucat membuat Sabrina juga Nio menjadi semakin pucat. Sedang Stevi terlihat dengan pulas tertidur dalam gendongan sang papa."Gimana ini hubby, kenapa dokter lama banget di dalam?""Sabar, kita tunggu aja di sini."Dan tak lama dokter keluar. Sabrina segera saja memberondong dokter tersebut dengan berbagai pertanyaannya, hingga tanpa sadar dokter tersebut menyunggingkan senyum manisnya."Dokter lagi godain istri saya ya?" ketus Nio melihat dokter laki-laki itu tersenyum menatap istrinya."Oh maafkan saya pak, bukan maksud saya ingin menggoda istri anda. Namun saya hanya tersenyum ketika tahu ternyata saya sedang berhadapan dengan ibu baru," jelasnya dengan begitu ramah.Plakk,"Hubby apaan sih, bisa-bisanya cemburu saat kayak gini," kesalnya."Lalu gimana anak saya dok?""Gpp, hanya demam karena perubahan cuaca saja. Hari ini juga bisa langsung di

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 187

    Mata Ica terbuka dengan tiba-tiba, posisi yang begitu kurang nyaman bagi keduanya saat ini. Wajah Marshel begitu dekat dengan wajah Ica, sangat dekat hingga Ica dapat merasakan deru nafas Marshel yang menerpa wajahnya."Ehm, udah bangun ya." canggungnya membuka suara."Iya. Ini kayaknya terlalu dekat deh kita," sahut Ica dengan wajah memerahnya menahan malu.Dengan cepat Marshel menegakkan tubuhnya, berdiri membuang muka ke sembarang arah. Sedang Ica kini juga bangkit membenarkan posisinya, wajahnya sudah sangat merah seperti udang rebus."Loe ngapain di sini?" tanya Ica menutupi rasa canggungnya."Heh, aku kamu. Kenapa jadi loe gue lagi sih," omel Marshel."Iya, iya. Kamu kenapa di sini? Bukannya tadi lagi kerja ya?""Pulang, di suruh sama bunda. Kamu kenapa, tidur sambil nangis?"Ica belum siap membuka kembali lukanya, ia masih tertutup rapat bahkan tak pernah membukanya. Kini ia hanya ingin hidup seperti pada normalnya

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 186

    Hari ini semua orang tengah sibuk mempersiapkan acara pertunangan Ica dengan Marshel, semua nampak antusias menjelang acara bahagia tersebut. Sabrina yang tak bisa bergerak leluasa bertugas merangkai bunga bersama kedua buah hatinya, sedang yang lainnya mengawasi petugas dekornya."Sebelah sini ya mas, tolong agak di penuhi lagi jadi biar nggak lubang." seru Bulan."Sebelah sini aja mas bagus, iya itu nanti taruh di sana aja biar bisa buat duduk." sibuk Lena mengarahkan orang-orang.Semua nampak begitu sibuk, sedang Ica sedang berada di kamarnya menikmati spa yang di sediakan Sabrina khusus untuk dirinya. Tak ada para lelaki yang menemani, hanya ada para wanita tangguh sebab laki-laki sedang bertugas mencari nafkahnya."Bun, ini taruh di mana ya?""Wah bagus banget sayang kamu ngerangkai bunganya," takjubnya dengan hasil rangkaian sang putri."Bisa aja, udah ini taruh mana? Berat tau," keluhnya."Sini, biar bunda aja yang bawa ya. Kam

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 185

    Marshel terus mencari keberadaan Ica di dalam rumah, namun sudah semua tempat ia periksa masih juga tak bisa menemukan calon istrinya itu. Tak mungkin jika Ica pergi bersama Bunda, sebab Bunda sedang berada di rumah sakit untuk terapi ayah."Kemana lagi itu anak keluar nggak bilang-bilang," gerutunya.Berkali-kali ia mencoba menghubungi Ica namun tak satupun panggilan atau pesan yang mendepat respon dari lawannya. Semakin geram saat Marshel memikirkan ide Ica lalu untuk membalas kelakuan Selly."Jangan-jangan?"Rasa panik segera menyelimutinya, ia meraih kunci mobil yang ada di dekatnya. Namun baru saja akan melangkah, orang yang sedari tadi di carinya tiba-tiba muncul dengan senyum merekah di wajahnya."Loh, mau kemana?" tanya Ica dengan polosnya."Kenapa sih? Orang nanya itu di jawab, bukannya di pelototin gitu," omelnya.Tak habis fikir Marshel dengan jalan fikiran wanita di depannya itu, bisa-bisanya tak mengerti dengan ke k

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 184

    Sudah satu bulan sejak lahirnya kedua bayi mungil itu di tengah-tengah mereka, hari-hari Sabrina juga begitu sibuk dengan ketiga bayinya termasuk sang suami yang menjadi bayi kembali diantara anak-anaknya."Hubby ayo buruan, kasian stev udah dingin ini." teriak Sabrina dari dalam kamar mandi.Benar saja, keduanya bersama-sama merawat kedua bayi itu tanpa bantuan suster sebab Sabrina merasa masih sanggup mengurus buah hati mereka. Masih ada mami juga bunda yang setiap harinya selalu membantu menjaga kedua bayi lincah itu.Pagi ini penuh dengan teriakan Sabrina karena merasa kesal dengan suaminya, tugas melepas baju Stevi si bayi cantik itu hanya memakan waktu 10 menitan namun di tangan Nio itu bisa memakan waktu lebih dari 30 menit."Hubby buruan atau keluar dari kamar," teriaknya lagi dengan seluruh kekesalannya."Iya mama, kami datang." serunya dengan rasa tak bersalahnya.Kini keduanya duduk berhadapan dengan masing-masing bayi di tanganny

  • Mendadak jadi Ibuย ย ย Bab 183

    Deru mobil mulai terdengar, semua orang bersiap dengan berbagai hal di tangannya masing-masing. Terlihat Syan bersama Lili membawa sebuah gulungan berdua, entah apa itu isinya. Dan,"Surprise," teriak semua orang bersamaan.Jantung Sabrina terasa berdetak begitu cepat karena rasa terkejutnya, beruntung si kembar tak mendengar teriakan menggema tersebut.Mata Sabrina berkaca-kaca ketika menatap semua orang di depannya, dengan takjub ia melihat rumah yang ternyata sudah di dekor dengan begitu indahnya demi menyambut ke datangannya. Sabrina tak dapat menahan air mata harunya, ia menangis menutup wajah dengan kedua tangannya."Terima kasih semua," ucapnya dengan sesegukan dalam pelukan sang suami."Mana cucu kami?""Ada di bekang, ayah tunggu aja nanti juga masuk si kembar," seru Antonio.Mata Sabrina memicing melihat sebuat tulisan yang di bentangkan Lili bersama Syan. Dengan penasaran ia mencoba mendorong sendiri kursi rodanya unt

DMCA.com Protection Status