Share

Sebuah Kesalahan

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Laura langsung datang ke Jakarta begitu dikabari mengenai keadaan Kenzo oleh Amira.

Dijemput sendiri oleh Amira dari Bandara dan langsung menuju rumah sakit di mana Kenzo di rawat.

Pria itu masih belum siuman.

Laura tidak berhenti meneteskan air mata melihat kondisi sang putra yang terbaring lemah dengan alat penunjang kehidupan di samping kiri dan kanan ranjangnya.

Bunyi ‘bip’ dari salah satu mesin membuat jantung Laura terasa dihujat dengan ribuan pisau.

Wanita yang masih berusia kepala empat itu sampai menyimpan satu telapak tangan di dada mencoba meredakan nyerinya.

“Aku enggak tahu percis masalah apa yang terjadi di antara mereka sampai Jillian tega mencoba melakukan pembunuhan sama Kenzo,” cetus Amira sambil menatap kosong ke arah Kenzo dari kaca jendela di luar ruang ICU.

Satu fitnahan Amira layangkan karena sebenarnya Jillian tidak pernah menco
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Menyetujui

    Diskusi antara Ayahnya Bima dan Yudha harus terhenti karena panggilan telepon dari Dion yang mengabarkan kalau Kenzo telah siuman. Mereka berdua bersama pengacara ayahnya Bima langsung bergerak menuju rumah sakit. Meski Yudha mengatakan bahwa ayahnya Bima tidak perlu ikut tapi beliau memaksa. Sesungguhnya, ayah dan bundanya Bima merasa bersalah karena telah menelantarkan Jillian padahal ketika Maharani Putri masih hidup pernah berpesan agar mereka ikut membantu Adolf Guzman untuk mengawasi Jillian. Ayah dan bundanya Bima tidak pernah melakukan apa yang dipesankan Maharani Putri karena kesibukan mereka bahkan ketika Adolf Guzman meninggal dunia, mereka hanya bisa sebentar menghadiri pemakaman karena ada urusan di Luar Negri. Mereka membiarkan Jillian sendirian. Sesampainya rombongan itu di rumah sakit, ternyata Kenzo baru saja mendapat pemeriksaan menyeluruh oleh dokter y

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Rumit

    Jillian baru saja selesai makan malam ketika melewati kamar Kenzo yang pintunya sebagian terbuka. Setelah Jillian menyanggupi perjanjian yang diajukan Kenzo—pria itu menepati janji dengan tidak mengurungnya. Bahkan memberikan kamar utama untuk ditempati Jillian dan Kenzo menghuni kamar tamu di mana ia pernah mengurung Jillian. Dari pantulan cermin pada lemari yang menunjukkan keadaan kamar mandi karena pintunya terbuka lebar—Jillian bisa melihat Kenzo sedang susah payah membuka kaos. Tadi siang Jillian tidak sengaja mendengar keluhan Kenzo kepada perawat ketika mengganti perban. Kenzo mengatakan bahwa kesulitan mengangkat tangan karena kulit perutnya yang dijahit terasa sakit akibat tertarik. Sesungguhnya melakukan apapun rasanya sakit sekali tapi Kenzo harus memaksakan diri. Jillian hendak melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Kenzo bermaksud memb

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Modus Kenzo

    “Sore ini aku ada janji kontrol jaitan sama dokter di rumah sakit, gimana kalau kamu ikut sekalian USG?” Jillian menjawab pertanyaan Kenzo hanya dengan anggukan kepala. Pandangan Jillian tertunduk pada piring berisi sarapan pagi yang sedari tadi ia aduk tanpa minat. Perjanjian perceraian mewajibkan Jillian menuruti apapun yang Kenzo inginkan atau perintahkan selama itu berhubungan dengan janin dalam kandungannya. “Kenapa? Makanannya enggak enak?” Kenzo bertanya lagi, suaranya begitu lembut terdengar di telinga Jillian membuat hatinya menghangat. Jillian menggelengkan kepala tanpa menatap mata Kenzo, masih setia pada piringnya. “Lantas, kenapa sarapan paginya enggak dihabiskan?” Barulah Jillian mendongak. “Tadi sehabis mandi aku mual terus waktu aku muntahin enggak ada yang keluar … sekarang kalau aku makan juga percuma, pasti muntah-muntah.”

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Harapan Kenzo

    Tidak sampai dua detik, Kenzo berhasil melepas kaitan di punggung Jillian kemudian melempar bra itu ke lantai. Dan terbebas lah dua gundukan besar di dada Jillian, kepala Kenzo yang jauh lebih tinggi membuat penglihatannya dapat menjangkau ke sana. Kenzo menelan saliva, demi apapun ia merindukan dua bagian favorite-nya itu. Tapi Kenzo tidak berani menyentuhnya, perlu waktu. Setelah semua pengakuan Kenzo, Jillian tidak mungkin mempercayainya dengan mudah. Kenzo melanjutkan menggosok tubuh Jillian menggunakan puff bersabun membuat air yang tadinya jernih mulai keruh. “Sini … bersandar di dada aku … biar kamu enggak pegal.” Kenzo berucap demikian sambil menarik pinggang Jillian membuat dadanya dan punggung Jillian menempel tanpa jarak. Jillian sempat terhenyak tapi tidak melakukan protes meski jantungnya berdetak tidak karuan apalagi ke

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Rapuh

    “Saya sangat kecewa sama kamu, Ken … saya enggak menyangka kalau niat awal kamu memang untuk menguasai perusahaan saya ….” Kalimat Adam Askandar itu terdengar menyudutkan Kenzo, walau pun Kenzo telah menguasai perusahaan beliau seperti sekarang—Adam Askandar sama sekali tidak dirugikan malah perusahaannya berkembang pesat dan para karyawannya sejahtera. “Dan yang paling kejam, kamu mendekati putri saya satu-satunya, memperdayanya dalam keadaan sakit keras hanya untuk ambisi kamu … dan dari cerita kamu barusan, saya justru menyimpulkan kalau kamu adalah alasan Tiara menggugurkan cucu saya … kamu biadab, Ken.” Kenzo mengakui semua yang dilaporkan Amira pada Adam Askandar. Sialnya, Amira juga menceritakan bahwa di awal masa kedekatannya dengan Tiara—Kenzo masih sering meniduri Amira. Kenzo tidak memiliki alasan untuk menyanggah semua kebenaran yang diceritakan Amira. Tap

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Stimulasi

    “Ken … pahaku pegal, aku juga ngantuk … kamu pindah sana.” Jillian menepuk-nepuk pipi Kenzo yang tampak terlelap karena lama tidak bergerak. Pria itu mengerjap kemudian mendudukkan tubuhnya. “Sorry, aku ketiduran … insomnia aku sembuh kalau tidur di samping kamu,” ucap pria itu dengan suara parau dan rambut sedikit berantakan yang membuatnya terlihat tampan menggoda juga berbahaya. Berbahaya bagi jantung Jillian yang kini mulai menaikkan tempo debaran. Jangan bilang kalau Jillian merindukan Kenzo. Jillian tidak menanggapi, menarik selimut untuk menutup tubuhnya. Terpaksa Kenzo turun dari atas ranjang setelah mendapat gesture pengusiran dari Jillian. Kenzo mengusap pipi Jillian kemudian membungkuk untuk mengecup bibir Jillian tapi istrinya malah memalingkan wajah hingga bibir Kenzo mengenai pipinya. Kekehan singkat

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Demi Anak

    “Baby ….” “Apaan ah, Baby … Baby ….” Jillian yang sedang dikejar-kejar oleh Kenzo semenjak keluar dari dalam lift berujar ketus karena Kenzo terus saja merengek ingin menstimulasi puting payudaranya. Yang benar saja, Jillian tahu akan berakhir bagaimana nantinya. “Sayang ….” Kenzo tidak patah arang, bila Jillian tidak suka dipanggil Baby maka ia akan memanggilnya dengan sebutan lain yang mengungkapkan perasaannya. Bibir Jillian mencebik tanpa memelankan atau menghentikan langkah. Kenzo sengaja tetap berjalan di belakang Jillian tidak berniat menyusul atau mendahuluinya. “Jiiil … demi anak kita, demi si cantik.” Oke, Kenzo sudah memiliki nama panggilan untuk calon anaknya. Jillian masuk ke dalam walk in closet hendak membuka sweater Kenzo. Semenjak mengandung ia sering merasa kegerahan, tidak b

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Cinta Yang Besar

    Keduanya mengerang tatkala tubuh mereka telah menyatu dan Kenzo cukup dalam memenuhi Jillian. “Sempit banget Jill.” Pria itu menggeram, mulai menggerakan bokong dengan tempo lambat menghentak Jillian. Jillian memejamkan matanya, menikmati sensasi luar biasa yang begitu ia rindukan. Kenzo tidak pernah gagal membawanya melayang hingga Nirwana. “Ah … Ken.” Jillian mendesah dengan kening mengkerut dalam. “Sakit sayang?” Kenzo memelankan hentakannya. “Enggak.” Jillian menjawab kedua tangannya ia lingkarkan di leher Kenzo, meminta lebih. Kenzo merengkuh tubuh Jillian erat hingga dada mereka tanpa jarak, wajahnya menyasar ke leher lalu kembali ke bibir Jillian membuat tubuh di bawahnya melengkung. “Keen.” Jillian menyebut nama Kenzo lagi dan harus Kenzo akui jika ia menyukai suara rintih lemah Jillian ketika ia sedang memberikan hentakan n

Bab terbaru

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   The End

    “Mommy …,” panggil gadis kecil yang kini telah berusia empat tahun. Gadis kecil itu duduk membelakangi Jillian karena rambutnya sedang diikat pony tail sesuai permintaan sang gadis. “Yess Love?” Jillian menyahut. “Apa Cantik boleh memiliki adik lagi?” Jillian menaikkan kedua alisnya lalu mengerjap pelan. “Pasti Daddy yang meminta Cantik mengatakan itu sama Mommy, kan?” Jillian menjauhkan tangannya dari kepala Cantik, ia selesai mengikat rambut ikal gadis kecil yang cerewet itu. Cantik membalikan badan lalu tersenyum lebar. “Kata Daddy, Cantik bisa main Barbie sama adik Cantik yang baru.” Jillian tertawa sumbang, tangannya terulur merapihkan poni Cantik. “Adik Rae enggak mau main boneka, maunya main mobil sama kereta.” Cantik mengerucutkan bibir. Cassius Rae Maverick-adiknya

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Berdamai

    Awalnya Callista berpikir kalau Caffe yang dibangun Jillian tidak akan bertahan lama karena ia begitu paham Jillian dengan segala sikap manjanya akan bosan apalagi ia yakin kalau Caffe itu dibangun hanya untuk membalas dendam kepadanya. Tapi nyatanya dua tahun berlalu dan Jillian tampak serius menjalankan Caffe itu, setiap hari pulang dari kampus mobil Jillian terlihat di pelataran Caffe hingga malam suaminya menjemput. Dan yang membuat Callista kesal adalah Caffe Jillian tidak pernah sepi pengunjung. Selalu saja pelataran parkir di depan Caffe itu penuh malah Jillian menyewa satu lahan sepanjang tahun untuk parkiran karena hari Sabtu atau minggu Caffe Jillian akan membudak dengan pengunjung. Padahal yang Callista tahu kalau menu di sana dibandrol cukup mahal. Pintarnya Jillian, ia sengaja membuat Caffenya eksclusive dengan sasaran kalangan atas tapi justru kalangan menengah dan mungkin ka

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Launching Caffe

    Jillian belum pernah merasa secemas ini dalam hidupnya. Ia khawatir launching Caffe-nya tidak berjalan lancar meski sudah menyewa EO dan mempersiapkan semuanya sesempurna mungkin. “Sayang, udah siap?” Kenzo melongokan kepala ke dalam walk in closet. Pria itu lantas masuk sambil mengembangkan senyum menawannya melihat Jillian yang tampak cemas berdiri di depan cermin seukuran tinggi Jillian. “Kamu gugup ya?” Kenzo berdiri di depan Jillian, kedua tangannya menggenggam tangan Jillian yang terasa dingin. Jillian meringis seraya mengangguk. “Aku khawatir ada masalah … Callista berulah misalnya.” “Kita enggak akan pernah tahu, tapi aku udah berusaha antisipasi semua faktor kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi.” “Kamu selalu prepare banget kaya gini ya?” “Aku selalu merencanakan semuanya dengan matang.” Kenzo membingkai sisi wajah Jil

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Membahagiakan Istri

    “Oke … nanti karangan bunga diletakan di dinding depan sebelah kiri dan tolong geser pot besar yang di depan itu … kayanya menghalangi pemandangan dari sudut bagian kanan,” titah Jillian kepada seorang pria pegawainya. “Baik, Bu!” Pria itu pergi untuk melakukan perintah Jillian. Jillian melangkah cepat menuju kitchen. “Pak Ronald, semua bahan sudah oke? Berapa porsi dari setiap menu yang bisa kita sediakan?” Jillian bertanya kepada kokinya. “Bahan aman Bu, bisa sampai lima puluh porsi dari setiap menu … ibu mau cek lemari pendingin kita?” “Enggak perlu, Pak … saya percayakan sama Bapak ya!” “Siap Bu.” Jillian lantas pergi menuju bar tempat baristanya meracik kopi. “Mas Raka bagaimana bahan-bahannya? Pak Ronald sudah oke di lima puluh porsi dari setiap menu ….” Raut cemas di wajah Jillian membuat Raka tersenyum. “Ten

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Pertemuan Keluarga Kenzo

    “Pak Adam boleh kok kalau mau cium Cantik.” Awalnya Adam Askandar tampak ragu tapi kemudian menunduk untuk mengecup kepala Cantik. Bahunya mulai bergetar menahan isak tangis yang sedari tadi ia tahan hingga menyesakan dada. Sang asisten segera memegangi Adam Askandar sementara Augusta Maverick dan ayahnya Bima menghampiri Adam Askandar bermaksud menenangkan. Mereka berdua membawa Adam Askandar ke meja yang telah disediakan. Tatapan sendu Jillian selama beberapa saat memaku Kenzo. Pria itu bergerak mendekat untuk mengecup kening Jillian. “Jangan mikir yang enggak-enggak,” kata Kenzo mengingatkan. “Kamu kira aku lagi mikirin apa?” Jillian mengerucutkan bibirnya. “Tiara.” Jillian mengembuskan napasnya karena jawaban Kenzo benar. “Memangnya kamu udah enggak mikirin dia?”

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Pestanya Cantik

    Jillian melongo takjub dengan rahang sedikit terbuka, luar biasa terpukau semenjak mobil yang dikemudikan driver memasuki gerbang depan rumahnya. Rumah yang disiapkan Kenzo untuknya sebelum mereka membatalkan perjanjian perceraian. Dan sekarang, setelah dilakukan beberapa renovasi kecil dan pengisian furniture yang memakan biaya besar—Jillian ingin menempatinya bersama Kenzo dan si Cantik. “Rumah ini aku banget,” gumam Jillian yang baru saja melangkah memasuki pintu utama. “Kamu suka?” Kenzo yang tengah menggendong si Cantik bertanya dari belakang punggung Jillian. Jillian memutar tubuhnya, melangkah sekali untuk mengikis jarak dengan Kenzo. “Aku suka … sangat suka! Rumah ini pasti mahal banget ya?” Terlihat pendar haru di netra Jillian yang berwarna coklat. Sang suami yang kelewat tampan dan sabar itu memberikan senyumnya. “Buat kamu, enggak ada ya

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Bahagia

    “Daddy pulaaaang!” seru Jillian yang tengah menggendong si Cantik melangkah mendekati pintu lift yang terbuka menampilkan sosok pria tampan pujaan hatinya. Kenzo menjatuhkan tasnya lalu merentangkan kedua tangan setelah keluar dari lift dan kini Jillian beserta si Cantik berada dalam pelukannya. “Kalian wangi sekali,” kata Kenzo yang telah puas mendaratkan banyak kecupan di wajah Jillian dan si Cantik. “Iya donk, tadi mommy sama Cantik mandi bareng … aku udah bisa mandiin si Cantik lho, Yang.” Jillian begitu bahagia ketika menceritakan prestasi sebagai Ibu yang akhirnya bisa memandikan sang buah hati meski sudah terlambat dua bulan lamanya. “Waaaw, hebat!” Kenzo memuji, memberikan hadiah kecupan lagi di bibir Jillian. “Aku mandi dulu ya,” kata Kenzo yang merasa tidak nyaman dengan tubuhnya yang lengket karena seharian berada di proyek. Kenzo bergegas

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Rumit

    “Mau sampai kapan lo ngehindarin gue terus?” Kin berdiri tepat di depan Jillian menghalangi langkah wanita itu yang selama beberapa minggu semenjak kembali berkuliah selalu menghindarinya. Jillian akan menundukkan kepala bila harus terpaksa berpapasan dengan Kin lalu berjalan cepat agar cowok itu tidak bisa menyusul atau bila sudah melihat Kin dari jauh—Jillian lebih baik mengambil jalan memutar. Sebesar itu kekesalan Jillian kepada Kin yang telah dengan sengaja—hanya demi nama baik keluarga—menyerahkannya kepada polisi. Jillian akhirnya mendongak menatap Kin nyalang. “Minggir lo!” serunya, mendorong dada Kin kasar. “Jill … gue minta maaf, denger gue dulu!” Kin mencengkram tangan Jillian yang tidak berhenti meronta. “Lo enggak ada kuliah lagi, kan? Gue mau ngomong sama lo … sebentar aja, gue mau jelasin sama lo.” “Udah jelas, enggak perlu lo jelasin lagi!” seru Jillian

  • Mendadak Menikah Dengan Klien Papa   Membuat Kenzo Jera

    Satu hari setelah Jillian mengetahui Kenzo membiayai pengobatan ibunya Amira. “Yang … duit jajan aku kok belum kamu transfer?” Jillian bertanya sambil mengangkat ponselnya ke udara memberitau bahwa baru saja ia mengecek saldo rekeningnya dan belum bertambah. “Lupa ya? Apa duitnya abis dipake bayar pengobatan ibunya tante Amira?” serobot Jillian padahal Kenzo sudah membuka mulutnya untuk memberi penjelasan. “Bukan begitu sayang, hari ini enggak tahu kenapa m-banking eror … aku coba transfer sekarang ya.” Kenzo mengeluarkan ponselnya dari saku celana, seharian ini selain sibuk, memang setelah berulang kali dicoba—Kenzo tidak bisa mengakses rekeningnya melalui m-banking. “Ga usah lah, urusin aja tuh ibunya tante Amira,” ujar Jillian sambil melengos keluar kamar. “Ya?” Kenzo melongo, kedua alisnya terangkat membuat kerutan di keningnya. Satu minggu setelah Jilli

DMCA.com Protection Status