Share

BAB 167: Meminta Bantuan

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-04-08 10:42:02
Zara duduk di ruang praktik Gala, yang kini sepi. Setelah berita tentang mereka berdua meledak di berbagai portal berita, Gala terpaksa berhenti menerima pasien sementara.

Di tangannya, layar ponsel terus menampilkan artikel demi artikel, setiap judul lebih liar dari sebelumnya. Seperti bola api yang terus membesar, sulit dikendalikan.

Zara menggigit bibirnya, jari-jarinya mencengkeram ponsel erat. Kepalanya terasa penuh.

"Kak ..." suara Zara lemah, nyaris bergetar. "Aku harus gimana?"

Gala yang berdiri di dekat meja menghela napas panjang sebelum menarik kursi dan duduk di depannya. Hasil pemeriksaan Zara tadi memang tidak menunjukkan sesuatu yang serius, tapi stres berkepanjangan bukan hal yang bisa diabaikan.

"Pertama, jangan panik," kata Gala dengan tenang, meskipun matanya sendiri menunjukkan kecemasan yang tak kalah besar.

"Berita ini udah terlanjur menyebar." Zara meremas ponselnya lebih erat. "Aku nggak bisa membiarkan ini terus berlanjut. Tapi aku juga nggak tahu harus mulai d
Duvessa

Yuk yang udah sampe bab ini komen dong :)

| 5
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Umi Sal
silap besar kamu Ranu huhu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 168: Ini Belum Selesai

    Ranu menatap berkas di atas meja tanpa menyentuhnya. Bibirnya masih menyunggingkan senyum kecil, tetapi Kael bisa melihat ketegangan halus di rahang sepupunya.Bayu melirik ke arah laporan itu, lalu menghela napas pendek. "Apa maksud semua ini, Kael?"Kael tidak langsung menjawab. Dia membalik halaman pertama berkas itu dengan tenang, jemarinya bergerak tanpa tergesa-gesa."Seperti yang sekretarisku katakan, ini adalah hasil investigasi timku. Dan ternyata, penyebaran berita negatif tentang aku dan Zara bukan sesuatu yang terjadi begitu saja." Mata Kael terangkat, menatap lurus ke arah Ranu. "Ada seseorang yang dengan sengaja mengatur semuanya."Ranu terkekeh pelan, suara rendahnya mengandung nada mengejek. "Itu tuduhan serius. Jangan bilang kamu berpikir aku ada di balik semua ini?"Kael tidak membalas, hanya menatap Ranu lebih lama, cukup untuk membuat udara di ruangan semakin berat.Aryan yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Buka laporannya, Ranu," perintahnya singkat.Tawa ke

    Last Updated : 2025-04-08
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 169: Peringatan Terakhir

    "Kamu nggak mau pulang dulu? Di sini juga nggak aman kalau ada wartawan yang tahu."Gala duduk di kursi dekat jendela, melirik ponselnya sekilas sebelum menatap Zara. Di luar, berita masih panas, meski mulai mereda berkat pengaruh Anjana.Zara tetap di kursinya, punggung menegang, jari-jarinya saling meremas di atas paha. Suara dari televisi kecil di sudut ruangan menggema pelan, tapi cukup untuk mengingatkannya pada kekacauan yang menunggu di luar.Zara menggigit bibirnya. "Aku belum siap keluar."Gala menghela napas, lalu meletakkan ponselnya di meja. "Aku ngerti. Tapi semakin lama kamu di sini, semakin besar kemungkinan seseorang tahu keberadaanmu. Kalau Kael udah selesai sama urusannya, lebih baik kamu pulang."Sebelum Zara bisa menjawab. tiba-tiba, pintu kamar diketuk. Seorang suster masuk dengan senyum ramah. "Nyonya Zara, penjemputan Anda sudah tiba."Zara dan Gala saling pandang."Penjemputan?" Gala mengernyit."Iya," katanya sopan, "orang suruhan suami Anda sudah datang untuk

    Last Updated : 2025-04-09
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 170: Batas Waktu

    Ponsel Kael bergetar lagi.Kael menurunkan pandangannya. Satu foto terkirim.Saat dia membukanya, darahnya langsung mendidih.Istrinya, dengan tangan mungil terikat di sandaran kursi, pergelangan tangannya merah dengan bekas lecet, seolah sempat memberontak. Matanya tertutup kain hitam, pipinya pucat. Bibirnya yang biasanya berwarna lembut kini tampak sedikit kering. Rambutnya berantakan, beberapa helai jatuh ke dahinya. Jantung Kael berdetak kencang, nyaris sakit.Dada Kael bergejolak. Napasnya berat, rahangnya mengatup kuat. Emosi membuncah begitu dahsyat, tetapi dia menahannya dengan sekuat tenaga. Ini bukan saatnya kehilangan kendali.Matanya menyusuri setiap detail dalam foto itu, menganalisis dengan cepat. Bayangan buram di belakang Zara. Lantai beton kasar. Cahaya redup dari sudut kiri. Sebuah ruangan yang tak berperabotan.Gudang? Basement?Ponselnya bergetar lagi. Kali ini, sebuah pesan masuk.[Kamu punya waktu 24 jam.]Kael mengepalkan tangan, rahangnya mengatup keras. Napasn

    Last Updated : 2025-04-10
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 171: Titik Nol

    “Tunggu, Kael!”Kael hampir membuka pintu mobilnya ketika suara Gala menghentikannya. Dia menoleh dengan sorot mata tajam."Aku udah dapat lokasinya," kata Gala cepat. "Kita nggak perlu buang-buang waktu buat cari Ranu. Lebih baik kita langsung menyelamatkan Zara."Kael diam sesaat. Rahangnya masih mengeras, tapi tatapannya menusuk. "Di mana?"Gala menekan layar ponselnya lalu menunjukkan sebuah titik di peta digital. "Gudang kosong di daerah pelabuhan. Ray barusan mengkonfirmasi. Ada aktivitas mencurigakan di sana, dan ciri-cirinya cocok dengan tempat di foto tadi."Kael menatap layar ponsel itu dengan rahang mengatup. Gudang. Sama seperti dugaannya. Tanpa membuang waktu, dia membuka pintu mobilnya. "Kita berangkat sekarang."Gala mengangguk dan segera menyusul.Kael menekan gas dalam-dalam, mobilnya melesat membelah malam. Jalanan basah akibat gerimis tadi sore, tapi pikirannya terlalu penuh untuk peduli. Hanya satu hal yang ada di kepalanya, menemukan Zara dalam keadaan selamat.Di

    Last Updated : 2025-04-10
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 172: Jangan Pergi

    Gala terkesiap, matanya mencari sumber tembakan. Namun, kemudian mereka menyadari sesuatu.Bayu terhuyung ke belakang. Tangan yang memegang pistol bergetar hebat sebelum akhirnya tubuhnya jatuh berlutut. Darah merembes dari pahanya.Kael mengerutkan dahi. Apa yang baru saja terjadi?Baru saat itulah dia melihatnya.Ranu berdiri tidak jauh dari ayahnya, pistol masih berasap di tangannya. Wajahnya tegang, matanya lebar seakan dia sendiri tak percaya apa yang baru saja dia lakukan.Ranu baru saja menembak ayahnya sendiri!Bayu menatapnya dengan tatapan terkejut dan marah sekaligus. "Kamu—"Dor!Tembakan lain menggema. Kali ini mengenai lengan Bayu, membuat pria itu memekik kesakitan. Namun, bukan Ranu yang menembak.Kael menoleh cepat. Dari bayangan di luar gudang, beberapa pria berpakaian serba hitam muncul dengan senjata siap di tangan. Gerakan mereka cepat dan terlatih.Orang-orang Anjana.Dalam hitungan detik, suasana berubah drastis. Anak buah Bayu panik. Beberapa mencoba kabur, tapi

    Last Updated : 2025-04-11
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 173: Mimpi Buruk

    Kael berdiri di depan pintu ruang operasi, kedua tangannya mengepal begitu keras. Napasnya berat, nyaris tak terdengar. Perasaan ini … ketidakberdayaan yang menggerogoti dari dalam, mengikisnya perlahan.Dia benci ini.Setiap detik terasa seperti lambat dan menyakitkan. Gala ada di dalam sana, berjuang untuk menyelamatkan Zara dan anak-anak mereka. Namun, bagaimana jika terlambat? Bagaimana jika tidak ada yang bisa diselamatkan?Pikiran itu merayap ke benaknya seperti racun. Tidak. Zara kuat. Dia pasti bisa bertahan.Namun, pintu ruang operasi tetap tertutup rapat.Entah berapa lama Kael berdiri di sana, menanti dengan napas tersendat dan kepala penuh doa yang terus terucap. Hingga akhirnya, pintu itu terbuka.Gala keluar dengan langkah berat. Pakaian operasinya berlumuran darah. Wajahnya letih, tapi yang membuat dada Kael semakin sesak adalah ekspresi di matanya."Gimana keadaan Zara?" suara Kael serak, hampir patah.Gala menarik napas dalam, seakan menyiapkan dirinya sebelum berkata,

    Last Updated : 2025-04-12
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 174: Luka

    “Maaf … maafin aku,” suara Kael kembali terdengar, parau dan penuh luka. Isakannya akhirnya pecah. Pria yang selalu terlihat kuat itu kini menangis di hadapan istrinya, tanpa mencoba menahan atau menyembunyikannya.Zara ikut menangis bersama pria itu. Mereka memang masih punya satu bayi yang bertahan, tapi tetap saja … kehilangan ini bukan hal yang mudah diterima.Zara ingin marah, tapi kepada siapa? Pada Kael? Pada Bayu? Pada Ranu? Atau pada dirinya sendiri?Kael membenci dirinya. Dia merasa gagal. Tidak berdaya. Tidak berguna.Tangis mereka menyatu dalam keheningan kamar VIP itu. Tidak seperti biasanya, pria itu tidak mencoba menenangkan Zara. Tidak mencoba berkata bahwa semua akan baik-baik saja.Karena pada kenyataannya … tidak ada yang baik-baik saja di sini.Akhirnya, mereka memilih untuk merasakan sakit itu bersama.--Setelah menangis hebat, Zara tertidur dengan sendirinya. Matanya masih basah, napasnya belum sepenuhnya tenang, tapi tubuhnya terlalu lelah untuk terus menahan se

    Last Updated : 2025-04-13
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 175: Pasrah

    Tidak ada jawaban. Zara hanya mengangguk. Tidak menoleh, tidak juga melihat ke pria itu.Kael berdiri perlahan, masih sempat menatap punggung istrinya sekali lagi sebelum akhirnya melangkah menuju pintu. Setiap langkah terasa berat, seolah kakinya menolak meninggalkan perempuan itu sendirian.Namun pria itu tahu, mencintai bukan cuma soal memeluk saat luka, tapi juga tahu kapan harus memberi ruang untuk menangis sendiri.Sebelum benar-benar keluar, Kael sempat menoleh sekali lagi. Zara masih memunggunginya. Tubuhnya tampak diam, tapi bahunya bergerak sedikit. Halus, rapuh, seolah menahan sesuatu yang nyaris pecah.Kael menarik napas dalam, lalu menutup pintu perlahan. Namun tidak lama, dari balik pintu, suara tangis Zara kembali terdengar. Pelan, namun cukup menghantam jiwanya yang sudah remuk. Tangis yang tidak bisa dia redakan, tidak bisa dia peluk, tidak bisa dia bagi.Di luar, Kael bersandar ke pintu yang dingin. Matanya terpejam. Rahangnya mengeras. Dadanya naik turun, menahan sem

    Last Updated : 2025-04-14

Latest chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 176: Pisah?

    [Mas, bisa ke rumah sakit? Aku tunggu.]Pesan dari Zara akhirnya datang. Dua hari terakhir, Kael hidup dalam penantian yang sunyi. Datang ke rumah sakit berkali-kali hanya untuk diusir, bahkan sampai meminta bantuan Maharani untuk membujuk Anjana. Namun, semua upaya itu sia-sia.Dan sekarang ... mungkin ini kesempatan satu-satunya.Kael segera bergegas. Dia membawa tas kecil berisi baju ganti untuk Zara, beberapa kebutuhan lainnya, dan satu kotak berisi nasi goreng seafood, makanan kesukaan Zara. Entah sejak kapan, hal-hal kecil seperti itu terasa seperti satu-satunya cara untuk bisa dimaafkan.Di depan pintu ruang rawat, dia sempat berhenti. Dari dalam terdengar suara dua perempuan berbicara. Suara Anjana terdengar datar dan cukup dingin untuk membuat siapa pun mengurungkan niat masuk. Namun, Kael menahan napas, menegakkan punggung, lalu mengetuk pelan pintu putih itu."Masuk," suara Zara terdengar.Ketika Kael membuka pintu, tiga pasang mata langsung tertuju padanya. Ada Anjana yang

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 175: Pasrah

    Tidak ada jawaban. Zara hanya mengangguk. Tidak menoleh, tidak juga melihat ke pria itu.Kael berdiri perlahan, masih sempat menatap punggung istrinya sekali lagi sebelum akhirnya melangkah menuju pintu. Setiap langkah terasa berat, seolah kakinya menolak meninggalkan perempuan itu sendirian.Namun pria itu tahu, mencintai bukan cuma soal memeluk saat luka, tapi juga tahu kapan harus memberi ruang untuk menangis sendiri.Sebelum benar-benar keluar, Kael sempat menoleh sekali lagi. Zara masih memunggunginya. Tubuhnya tampak diam, tapi bahunya bergerak sedikit. Halus, rapuh, seolah menahan sesuatu yang nyaris pecah.Kael menarik napas dalam, lalu menutup pintu perlahan. Namun tidak lama, dari balik pintu, suara tangis Zara kembali terdengar. Pelan, namun cukup menghantam jiwanya yang sudah remuk. Tangis yang tidak bisa dia redakan, tidak bisa dia peluk, tidak bisa dia bagi.Di luar, Kael bersandar ke pintu yang dingin. Matanya terpejam. Rahangnya mengeras. Dadanya naik turun, menahan sem

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 174: Luka

    “Maaf … maafin aku,” suara Kael kembali terdengar, parau dan penuh luka. Isakannya akhirnya pecah. Pria yang selalu terlihat kuat itu kini menangis di hadapan istrinya, tanpa mencoba menahan atau menyembunyikannya.Zara ikut menangis bersama pria itu. Mereka memang masih punya satu bayi yang bertahan, tapi tetap saja … kehilangan ini bukan hal yang mudah diterima.Zara ingin marah, tapi kepada siapa? Pada Kael? Pada Bayu? Pada Ranu? Atau pada dirinya sendiri?Kael membenci dirinya. Dia merasa gagal. Tidak berdaya. Tidak berguna.Tangis mereka menyatu dalam keheningan kamar VIP itu. Tidak seperti biasanya, pria itu tidak mencoba menenangkan Zara. Tidak mencoba berkata bahwa semua akan baik-baik saja.Karena pada kenyataannya … tidak ada yang baik-baik saja di sini.Akhirnya, mereka memilih untuk merasakan sakit itu bersama.--Setelah menangis hebat, Zara tertidur dengan sendirinya. Matanya masih basah, napasnya belum sepenuhnya tenang, tapi tubuhnya terlalu lelah untuk terus menahan se

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 173: Mimpi Buruk

    Kael berdiri di depan pintu ruang operasi, kedua tangannya mengepal begitu keras. Napasnya berat, nyaris tak terdengar. Perasaan ini … ketidakberdayaan yang menggerogoti dari dalam, mengikisnya perlahan.Dia benci ini.Setiap detik terasa seperti lambat dan menyakitkan. Gala ada di dalam sana, berjuang untuk menyelamatkan Zara dan anak-anak mereka. Namun, bagaimana jika terlambat? Bagaimana jika tidak ada yang bisa diselamatkan?Pikiran itu merayap ke benaknya seperti racun. Tidak. Zara kuat. Dia pasti bisa bertahan.Namun, pintu ruang operasi tetap tertutup rapat.Entah berapa lama Kael berdiri di sana, menanti dengan napas tersendat dan kepala penuh doa yang terus terucap. Hingga akhirnya, pintu itu terbuka.Gala keluar dengan langkah berat. Pakaian operasinya berlumuran darah. Wajahnya letih, tapi yang membuat dada Kael semakin sesak adalah ekspresi di matanya."Gimana keadaan Zara?" suara Kael serak, hampir patah.Gala menarik napas dalam, seakan menyiapkan dirinya sebelum berkata,

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 172: Jangan Pergi

    Gala terkesiap, matanya mencari sumber tembakan. Namun, kemudian mereka menyadari sesuatu.Bayu terhuyung ke belakang. Tangan yang memegang pistol bergetar hebat sebelum akhirnya tubuhnya jatuh berlutut. Darah merembes dari pahanya.Kael mengerutkan dahi. Apa yang baru saja terjadi?Baru saat itulah dia melihatnya.Ranu berdiri tidak jauh dari ayahnya, pistol masih berasap di tangannya. Wajahnya tegang, matanya lebar seakan dia sendiri tak percaya apa yang baru saja dia lakukan.Ranu baru saja menembak ayahnya sendiri!Bayu menatapnya dengan tatapan terkejut dan marah sekaligus. "Kamu—"Dor!Tembakan lain menggema. Kali ini mengenai lengan Bayu, membuat pria itu memekik kesakitan. Namun, bukan Ranu yang menembak.Kael menoleh cepat. Dari bayangan di luar gudang, beberapa pria berpakaian serba hitam muncul dengan senjata siap di tangan. Gerakan mereka cepat dan terlatih.Orang-orang Anjana.Dalam hitungan detik, suasana berubah drastis. Anak buah Bayu panik. Beberapa mencoba kabur, tapi

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 171: Titik Nol

    “Tunggu, Kael!”Kael hampir membuka pintu mobilnya ketika suara Gala menghentikannya. Dia menoleh dengan sorot mata tajam."Aku udah dapat lokasinya," kata Gala cepat. "Kita nggak perlu buang-buang waktu buat cari Ranu. Lebih baik kita langsung menyelamatkan Zara."Kael diam sesaat. Rahangnya masih mengeras, tapi tatapannya menusuk. "Di mana?"Gala menekan layar ponselnya lalu menunjukkan sebuah titik di peta digital. "Gudang kosong di daerah pelabuhan. Ray barusan mengkonfirmasi. Ada aktivitas mencurigakan di sana, dan ciri-cirinya cocok dengan tempat di foto tadi."Kael menatap layar ponsel itu dengan rahang mengatup. Gudang. Sama seperti dugaannya. Tanpa membuang waktu, dia membuka pintu mobilnya. "Kita berangkat sekarang."Gala mengangguk dan segera menyusul.Kael menekan gas dalam-dalam, mobilnya melesat membelah malam. Jalanan basah akibat gerimis tadi sore, tapi pikirannya terlalu penuh untuk peduli. Hanya satu hal yang ada di kepalanya, menemukan Zara dalam keadaan selamat.Di

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 170: Batas Waktu

    Ponsel Kael bergetar lagi.Kael menurunkan pandangannya. Satu foto terkirim.Saat dia membukanya, darahnya langsung mendidih.Istrinya, dengan tangan mungil terikat di sandaran kursi, pergelangan tangannya merah dengan bekas lecet, seolah sempat memberontak. Matanya tertutup kain hitam, pipinya pucat. Bibirnya yang biasanya berwarna lembut kini tampak sedikit kering. Rambutnya berantakan, beberapa helai jatuh ke dahinya. Jantung Kael berdetak kencang, nyaris sakit.Dada Kael bergejolak. Napasnya berat, rahangnya mengatup kuat. Emosi membuncah begitu dahsyat, tetapi dia menahannya dengan sekuat tenaga. Ini bukan saatnya kehilangan kendali.Matanya menyusuri setiap detail dalam foto itu, menganalisis dengan cepat. Bayangan buram di belakang Zara. Lantai beton kasar. Cahaya redup dari sudut kiri. Sebuah ruangan yang tak berperabotan.Gudang? Basement?Ponselnya bergetar lagi. Kali ini, sebuah pesan masuk.[Kamu punya waktu 24 jam.]Kael mengepalkan tangan, rahangnya mengatup keras. Napasn

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 169: Peringatan Terakhir

    "Kamu nggak mau pulang dulu? Di sini juga nggak aman kalau ada wartawan yang tahu."Gala duduk di kursi dekat jendela, melirik ponselnya sekilas sebelum menatap Zara. Di luar, berita masih panas, meski mulai mereda berkat pengaruh Anjana.Zara tetap di kursinya, punggung menegang, jari-jarinya saling meremas di atas paha. Suara dari televisi kecil di sudut ruangan menggema pelan, tapi cukup untuk mengingatkannya pada kekacauan yang menunggu di luar.Zara menggigit bibirnya. "Aku belum siap keluar."Gala menghela napas, lalu meletakkan ponselnya di meja. "Aku ngerti. Tapi semakin lama kamu di sini, semakin besar kemungkinan seseorang tahu keberadaanmu. Kalau Kael udah selesai sama urusannya, lebih baik kamu pulang."Sebelum Zara bisa menjawab. tiba-tiba, pintu kamar diketuk. Seorang suster masuk dengan senyum ramah. "Nyonya Zara, penjemputan Anda sudah tiba."Zara dan Gala saling pandang."Penjemputan?" Gala mengernyit."Iya," katanya sopan, "orang suruhan suami Anda sudah datang untuk

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 168: Ini Belum Selesai

    Ranu menatap berkas di atas meja tanpa menyentuhnya. Bibirnya masih menyunggingkan senyum kecil, tetapi Kael bisa melihat ketegangan halus di rahang sepupunya.Bayu melirik ke arah laporan itu, lalu menghela napas pendek. "Apa maksud semua ini, Kael?"Kael tidak langsung menjawab. Dia membalik halaman pertama berkas itu dengan tenang, jemarinya bergerak tanpa tergesa-gesa."Seperti yang sekretarisku katakan, ini adalah hasil investigasi timku. Dan ternyata, penyebaran berita negatif tentang aku dan Zara bukan sesuatu yang terjadi begitu saja." Mata Kael terangkat, menatap lurus ke arah Ranu. "Ada seseorang yang dengan sengaja mengatur semuanya."Ranu terkekeh pelan, suara rendahnya mengandung nada mengejek. "Itu tuduhan serius. Jangan bilang kamu berpikir aku ada di balik semua ini?"Kael tidak membalas, hanya menatap Ranu lebih lama, cukup untuk membuat udara di ruangan semakin berat.Aryan yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Buka laporannya, Ranu," perintahnya singkat.Tawa ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status