Share

Bab 516

Penulis: Skyy
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-20 17:49:48

Desa tempat adik Sansan Carell berjarak hampir 50KM jauhnya dari Kota Ryuu. Tadi mereka berangkat di sore hari. Sekarang begitu dia sudah dekat dengan desa itu, hari sudah malam. Sansan Carell melihat mobil van itu di pintu masuk desa.

Sansan Carell menginjak rem kuat-kuat dan ikut berhenti. Lampu di dalam mobil van tidak menyala, sehingga dia tidak tahu apakah ada orang atau tidak. Setelah sekian lama, Sansan Carell tidak bisa menahan diri untuk turun dari mobil.

Sansan Carell berdiri di samping mobil, "Aku tahu kalian ada di dalam, turunlah!"

Setelah dia mengatakannya, turun tiga orang dari dalam mobil van. Selain Fikri Haikal, masih ada dua orang yang tidak dikenal Sansan Carell. Salah satunya memiliki mata seperti ular, yang terasa dingin saat dilihat. Yang satunya lagi bertubuh tinggi dan besar, dia memegang tongkat polisi di tangannya.

"Sedang apa kalian? Ayo serang aku," teriak Sansan Carell.

Fikri Haikal memicingkan matanya, "Kalau begitu biar kutanya, apakah kau yang mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 517

    Pada saat ini, Sansan Carell tiba-tiba mengulurkan tangannya dan meraih pergelangan tangan pria itu, kita sebut saja Julian Assange. Tangan Julian Assange berhenti bergerak, dia masih meremehkan Sansan Carell, "Hanya seekor semut, untuk apa aku memperlakukanmu dengan serius?" "Ingin melawan? Tidak sadar akan kemampuan diri sendiri!" Setelah mengatakan itu, Julian Assange semakin ingin menusuk dada Sansan Carell. Namun, tangan Julian Assange tidak bisa bergerak turun sedikitpun. Tangan Sansan Carell dengan kuat menggenggam pergelangan tangan Julian Assange dan mencegahnya untuk bergerak. Saat Julian Assange akan mengerahkan seluruh kekuatannya, dia menyadari bahwa tidak hanya tangannya yang tidak bisa bergerak, tetapi tangannya sedikit demi sedikit bergerak keluar. Sansan Carell berangsur-angsur bangkit dengan gerakan di tangannya. Saat Sansan Carell berdiri, dia mengeluarkan kekuatanya tiba-tiba dan mendorong Julian Assange itu. Julian Assange terhuyung dan mundur beberapa langkah

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Mendadak Kaya Raya   Bab 518

    Julian Assange meraih tangan Sansan Carell dengan kedua tangannya dan mencoba untuk membuka tangannya. Tetapi Sansan Carell bertekad untuk membunuh Julian Assange, tidak peduli kekuatannya sebesar apa pun, dia tidak bisa menghentikannya. Dengan kata lain, dia sudah hampir gila sekarang, dia tidak akan pernah melepaskannya kecuali dia melihat Julian Assange itu tergeletak di atas tanah tanpa nafas. Julian Assange merasa tercekik dan menjadi panik. "Kamu! Bajingan! Lepaskan aku!" Julian Assange sama sekali tidak bisa menggerakkan tangan Sansan Carell, dia berbicara dengan terpatah-patah, menepuk Sansan Carell dengan kedua tangannya. Namun, Sansan Carell tetap tidak bergerak dalam posisinya, tetapi jika melihat lebih dekat lagi. Dan dapat terlihat pembuluh darah biru keluar dari tangan Sansan Carell, dari hal ini kita bisa tahu keadaan seperti apa yang Sansan Carell miliki sekarang. Melihat tidak ada gunanya, Julian Assange berpikir untuk mencekik Sansan Carell, kekuatannya jauh lebi

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Mendadak Kaya Raya   Bab 519

    Di bagian Hyorin, dia menghadapi Pian dan istrinya, mereka juga orang hebat. Jika Hyorin sendirian melawan satu orang saja, mungkin hasilnya akan seri. Tapi, jika Hyorin melawan dua orang, dia hanya bisa mengatakan, dirinya akan di pukuli. Benar saja, Hyorin telah bertarung dengan mereka dalam waktu yang lama, tapi seringkali Hyorin yang dipukuli. Untungnya, Hyorin dalam keadaan sehat, jadi walaupun dia sering dipukul, tapi dia tetap bertahan. Pian dan istrinya memukuli Hyorin berkali-kali, Hyorin hanya terdiam. Ia masih memiliki kekuatan untuk bertarung dengan mereka, hal ini membuat mereka kesal. "Tunggu!" Eva Celia tiba-tiba berteriak. Hyorin dan Pian menghentikan pergerakkan tangan mereka pada saat yang sama dan melihatnya. Eva Celia berkata, "Kamu sebenarnya terbuat dari apa? Kami memukulimu berkali-kali, tidakkah kamu merasa sakit? Kenapa kamu tidak berteriak?" Pian juga mengangguk, "Istriku, aku juga merasa aneh!" "Suamiku, aku lelah memukulnya, bagaimana kalau langsung

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Mendadak Kaya Raya   Bab 520

    Wardani telah membawa borgol dan berkata dengan serius, "Tolong kalian bekerja sama." Pian tertegun sejenak dan kemudian berkata dengan keras, "Polisi apa? Apa yang ingin kamu lakukan, sialan?" Malam ini, mereka berada di jalan terpencil, bagaimana mungkin ada polisi? Apalagi dia sendirian dengan pakaian kasual, siapa yang akan percaya bahwa dia adalah seorang polisi? Wardani tidak punya pilihan lain selain mengeluarkan ID-nya, kebetulan lampu mobil jeepnya tidak dimatikan, jadi mereka bisa melihat dengan jelas isi ID-nya. "Lihat dengan jelas, aku memang seorang polisi." Pian tidak percaya dan berjalan kedepan untuk melihatnya, dia terkejut ketika dia melihat bahwa dia adalah seorang polisi! "Suamiku …"Eva Celia melihat reaksi Pian dan segera mengetahui identitas Wardani, dia merasa sedikit khawatir. Mata Pian berputar, tiba-tiba dia memikirkan sebuah ide dalam sekejap, kemudian diam-diam dia mundur ke arah Eva Celia dan berkata, "Polisi ini juga harus kita bunuh! Maka tidak ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Mendadak Kaya Raya   Bab 521

    Selanjutnya, Wardani juga menyentuh titik akupresur di tubuh Eva Celia. Wanita itu pun terjatuh juga. Hyorin merasa campur aduk. Ia dihantam cukup parah oleh kedua orang itu, namun Wardani membereskan mereka hanya dengan beberapa gerakan. Ini sungguh menyakitkan dan tidak dapat dipercaya baginya. Wardani memasukkan kedua orang itu ke mobil, lalu berkata pada Hyorin, "Naiklah." Setelah mobil melaju, Hyorin tiba-tiba bertanya, "Kamu tidak bertemu siapa-siapa di jalan?" "Hmm, aku hanya bertemu dua orang mati. Satu pria dan satu wanita," jawab Wardani. "Bukan dia." Hyorin mengerti, yang mati adalah Silvia Pantura dan Purwa Caraka, tapi Matt Busby menghilang. Ini kenapa? — Rembulan yang tak begitu terang itu tiba-tiba tertutup lapisan awan. Langit pun mendadak gelap. Sansan Carell buru-buru menyetir ke permukiman. Jalanan sempit di desa itu berkelok-kelok. Akhirnya, sampailah ia di rumah adiknya. Rumah yang dibangun dari semen dan bergaya tua itu, tak ada bedanya dengan rumah-rumah

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • Mendadak Kaya Raya   Bab 522

    Sansan Carell mengangguk. Dia berusaha tampil sematerialistis mungkin dan menyukai barang-barang duniawi. Mungkin saja Fikri Haikal akan percaya, sehingga membawanya pergi dari sini menuju ke Villa Langgang. Dengan begitu adiknya akan aman. "Haha ...." Fikri Haikal tertawa. "Ada pepatah, orang tua lebih banyak makan asam garam. Permainan kecilmu ini mungkin bisa membohongi orang lain, tapi tidak denganku." Bagaimana pun, orang ini sudah senior, mana mungkin ia mempercayai kata-katanya? Sansan Carell mengerutkan keningnya. Lanjut Fikri Haikal, "Kamu hanya ingin membuatku melepaskan adikmu. Sayang sekali, kalian semua harus mati!" "Kamu membunuh dua anak buahku. Aku membunuhmu dan adikmu. Ini sangat adil." Mendengar hal itu, Sansan Carell bertanya, "Bagaimana agar kamu melepaskan adikku? Dia tidak bersalah." Fikri Haikal tertawa keras seperti mendengar sebuah lelucon, katanya, "Tidak bersalah? Lalu bagaimana dengan kedua awak buahku itu? Bukannya mereka juga terbunuh olehmu?" S

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • Mendadak Kaya Raya   Bab 523

    "Tuanu?" Irfan Makki memanggil Fikri Haikal sambil mengerutkan dahi. Fikri Haikal juga mengerutkan dahinya, bahkan sampai kedua alisnya bertemu. "Obat yang dimakan Sansan Carell itu adalah penawar racun." "Apa?" Irfan Makki memandang Sansan Carell tidak percaya. Sementara itu, Sansan Carell sudah membuka matanya. Adik di sisinya sudah tidak ada lagi. Semua tadi hanyalah ilusi. Fikri Haikal memberi Sansan Carell obat halusinogen, untuk membuatnya patuh padanya. Setelah sampai di rumah, Fikri Haikal menambah dosis obat itu hingga menyebabkan Sansan Carell berhalusinasi. Halusinasi itu adalah wujud kerinduan dan keinginan hati Sansan Carell, sehingga Sansan Carell melihat adiknya. Yang paling dikhawatirkan Sansan Carell saat ini adalah adiknya. Adiknya jugalah yang paling diharapkan untuk bisa tumbuh dewasa dan jadi orang sukses, sehingga sosok yang dilihatnya adalah sang adik yang sudah besar. Awalnya, Sansan Carell memang terpengaruh halusinasi hingga pikirannya tak bisa terkenda

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Mendadak Kaya Raya   Bab 524

    Sansan Carell mendongak, menyunggingkan segaris senyum, "Pasti kau duluan yang mati di hadapanku." Ekspresi Fikri Haikal seketika menggelap, membuat wajah tua itu semakin mendung, "Hah? Aku akan memiliki umur yang panjang!" Orang lanjut usia paling benci disebut akan mati oleh orang lain. Jadi jelas, Sansan Carell telah membuat Fikri Haikal marah. Sansan Carell tidak takut, sebaliknya, matanya berkilat. Karena mau bagaimanapun semua akan mati, jadi ia tak akan menyesal walaupun harus jadi korban. Sansan Carell pun membungkuk, mengambil sebongkah batu di dekat kakinya sambil menimbang-nimbang. "Begitu batu ini turun, bagaimanapun caranya kaloan harus mati!" Melihat hal itu, Fikri Haikal mundur selangkah. "Takut? Sudah terlambat!" Segera setelah itu, Sansan Carell berusaha memukulkan batu itu ke arah Fikri Haikal. Fikri Haikal tidak mungkin tinggal diam, mencoba menghindar dan berlari mencari tempat untuk bertarung. Dalam hitungan detik, Sansan Carell dan Fikri Haikal sudah berad

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29

Bab terbaru

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 776

    Fajar tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sansan mengucapkan terima kasih dan menutup telepon.Hyorin mendengarkan seluruh percakapan mereka, wajahnya juga menjadi serius. "Apa yang harus kita lakukan?"Sansan berkata dengan tak berekspresi. "Pergi ke RS Kyoto dulu dan buat strategi," Sansan menatap Hyorin dengan sedikit ragu. "Tapi, sebelum itu kamu pergi dan bawa Soraya pulang!"Soraya adalah kelemahannya. Jika orang-orang itu ingin menyerangnya dan membiarkannya tertangkap, mereka pasti akan menyerang Soraya terlebih dulu. Jadi, melindungi Soraya adalah hal yang paling penting.Hyorin mengangguk. "Aku akan pergi!""Biarkan Busby pergi, kamu ikut aku ke RS Kyoto," ujar Sansan sambil berjalan.Hyorin tidak keberatan, Sansan menelepon Matt Busby, berbicara singkat tentang situasinya dan pergi ke RS Kyoto.***RS Kyoto.Sansan memanggil Ramdan dan Leona. "Hari-hari indah akan segera berakhir."Mereka tidak mengerti. Ketika Sansan memberi tahu berita tentang Henda dibunuh oleh Zoran, semua

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 775

    "Brengsek!"Sansan benar-benar menganggap Hiden sebagai teman dekatnya. Jika tidak, dia tidak akan pergi mencari Hiden setelah menerima Grup Hour, apalagi memberikan Hiden banyak sumber daya untuk membuatnya berkembang.Alhasil, Hiden bekali-kali menyerobot sumber daya yang layak didapatkan Grup Hour secara diam-diam! Bahkan, dia melakukan tindakan kecil di belakang punggungnya dan sekarang bahkan mencari pembunuh untuk membunuhnya!Perasaan dikhianati oleh teman dekat ini membuat Sansan merasa tercekik. Jelas sekali mereka adalah teman dekat. Wardani bisa mati untuknya, tetapi Hiden malah ingin membunuhnya!"Ahh …" Sansan tinggal di gang gelap itu untuk waktu yang lama sebelum perlahan keluar dari gang, tetapi aura permusuhan di tubuhnya menjadi lebih berat dari sebelumnya.Ponsel Sansan terjatuh ketika dia dan Downey melompat keluar jendela. Saat itu, dia tidak ada waktu untuk mencari ponsel lagi. Setelah melompat keluar jendela, dia berusaha keras berlari.Mereka berada di depan Hy

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 774

    "Tentu!" Sansan mengangguk tanpa terkejut, dan menghabiskan seteguk anggur terakhir. "Waktu untuk duel akan diatur secara terpisah. Sekarang bukan waktu yang tepat."Downey tidak keberatan.Pada saat ini, Sansan hendak bangun dan Downey tiba-tiba menahannya. Sansan bingung. "Kenapa? Apakah kamu ingin melakukannya sekarang?"Downey menatap dingin ke belakang Sansan, seolah sedang mengamati sesuatu. Sansan melihat ada yang tidak beres, berpaling untuk melihat dan dia melihat beberapa orang berpakaian rapi duduk di pojok sambil minum alkohol. Ketika Sansan menoleh untuk melihat, mereka dengan cepat menarik kembali pandangan mereka.Meskipun orang-orang ini tampil sebagai gangster kecil, tetapi niat membunuh di dalamnya belum sepenuhnya disimpan dan bisa dirasakan hanya dengan satu tatapan.Sansan mengerti dalam sekejap, berbalik dan berkata kepada Downe.y "Sepertinya ada yang datang untuk membunuhku lagi.""Mungkin masih orang yang sama?" Downey sepertinya tidak khawatir sama sekali, tap

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 773

    Di dalam kamar. Setelah memastikan bahwa mereka telah pergi, ekspresi semua orang kembali normal dan seorang wanita pergi mengetuk pintu kamar mandi. Setelah beberapa saat, pintu kamar mandi terbuka dan Lou Zheng berjalan keluar.Ketika pria itu sedang berbicara di telepon, Lou Zheng kebetulan pergi ke kamar mandi. Ketika dia akan keluar, dia mendengar jeritan di dalam kamar dan tahu ada yang tidak beres, jadi dia tetap di dalam kamar mandi dan tidak keluar.Saat itu, Sansan mematikan suara lagu karena dia ingin bertanya, sehingga Lou Zheng bisa mendengar suara Sansan dengan jelas.'Sansan belum mati?! Dia bahkan datang sampai kesini.' Lou Zheng sangat gugup pada saat itu.Untungnya, orang-orangnya tahu apa yang harus dikatakan dan apa yang tidak boleh dikatakan. Jadi mereka tidak mengungkapkan identitasnya.Lou Zheng memandang semua orang dengan puas. "Bagus sekali! Setelah beberapa hari lagi, kalian akan menjadi eksekutif Grup Hour yang baru.""Baik, bos." Lou Zheng tersenyum.Sansa

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 772

    Melihat Sansan yang menatapnya, ekspresi Downey berubah drastis, dia berusaha menahan dan akhirnya dia mengutuk. "Sialan, jangan omong kosong kamu!""Uhm …" Sansan terbatuk geli menatap mata Downey. "Hahaha …" Sansan tidak bisa menahan tawanya saat melihat alis Downey yang terangkat.Karena tatapan serius Downey, ditambah dengan kesan bahwa Sansan yang berperilaku baik, sangat lucu jika dia tiba-tiba mengutuk kalimat seperti itu.Raut wajah Downey semakin buruk. Bagaimanapun, dia telah mengutuk, jadi tidak ada bedanya jika dia mengutuk sekali lagi. "Sialan, apa yang kamu tertawakan?"Sansan tercengang, dan kemudian berkata dengan cukup serius. "Aku hanya tertawa saja!"Tatapan mata Downey langsung memuram dalam sekejap.Yang lain tampak berbeda ketika mereka melihatnya dan mata mereka diam-diam mengkomunikasikan sesuatu.Karena keremangan kamar, Sansan dan Downey tidak menyadari ada yang janggal dengan mata mereka. Sansan berhenti terawa dan menatap pria itu dengan tajam. "Satu kesemp

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 771

    "Bodoh!" Pria itu berteriak dengan kesal. "Tentu saja si br*ngsek Sansan!""Tunggu?!" Usai bicara, pria itu merasa ada yang janggal, jadi dia segera berbalik. Ketika dia melihat Sansan yang baru saja dia sebut berdiri di depannya, dia langsung melebarkan matanya, "K-Kamu—"Dia sangat ketakutan hingga ponselnya jatuh ke lantai. Pria itu menggigil dan menunjuk ke arah Sansan.BRUK!Tiba-tiba Sansan yang sedang menatap sosok pria itu dengan tajam, dengan cepat menarik lengan pria itu dan membantingnya ke lantai.Saat ini, Downey yang berdiri di belakang Sansan berjalan keluar perlahan dan berkata dengan ringan. "Hei, tempramenmu tidak terlalu bagus.""Tidak juga," jawab Sansan dengan datar.Mereka juga mendengarnya tadi. Pria itu berkata bahwa Downey juga akan dibunuh bersama.Downey yang memikirkan itu mendengus pelan. "Aku terlibat karena kamu."Sansan hanya terdiam mendengar ucapan Downey, tanpa banyak basa basi lagi dia berjalan menuju sebuah ruangan lain.BRAK!Sansan menendang pint

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 770

    Orang-orang telah menggali lebih dari satu jam, dan mereka tidak menemukan apa-apa. Mereka hanya membongkar puing-puing bangunan yang sudah berserakan menjadi hitam."Tidak ada apapun disini.""Apakah kamu yakin mereka berada tepat di daerah ini?""Coba ingat-ingat kembali?"Orang-orang mulai kebingungan dan ada rasa pasrah di dalam benak mereka, mereka berpikir bahwa orang yang memanggil mereka datang itu salah ingat lokasi.Shifa yang mendengar itu segera menggelengkan kepalanya ketika melihat ini. "Tidak mungkin, mereka pasti ada di sini, tidak mungkin tidak ada!""Tetapi kami tidak menemukannya!""Bagaimana kalau kita mencari ke dalam lagi, mungkin mereka mengubah rute pelarian?" Seseorang menyarankan.Hyorin dan Matt Busby tampak bergairah saat melihat ini. "Tidak perlu menggali lagi.""Apa? Berhenti menggali?""Iya, berhenti menggali," Hyorin mengangguk mengangguk dengan datar.Saat itu, bom datang dari belakang pabrik, jadi tidak mungkin bagi Sansan dan Downey untuk berlari ke

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 769

    Di kamar lantai dua.Sekelompok pria dan wanita duduk bersama, mereka terlihat sangat menikmati suasana di dalam bar. Meja penuh dengan gelas anggur dan ada kaleng bir di bawah kaki mereka. Mereka sudah minum cukup banyak.Semua orang sangat senang, kecuali pria yang duduk di tengah. Dia hanya memegang gelas anggur dan minum perlahan, wajahnya terlihat sangat tidak puas. Dia adalah Lou Zheng yang selalu berada dalam kegelapan sepanjang waktu.Lou Zheng mengerutkan keningnya dengan kuat. "Sansan seharusnya sudah mati. Mengapa dia masih belum kembali?" Lo Zheng mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya. "Atau apakah terjadi sesuatu yang tidak terduga?"Pada saat ini, pria dengan topi itu mengetuk pintu dan memasuki kamar. Setelah dia masuk, semua orang yang ada di dalam kamar itu berhenti bergerak, bahkan suasana meriah di dalam bar itu menjadi hening.Pria itu melepaskan topinya, memperlihatkan sedikit perubahan raut wajahnya dan menjawab dengan hormat, "Sudah, bom itu meledak dan pabrik t

  • Mendadak Kaya Raya   Bab 768

    Downey bereaksi secara naluriah, dia dengan cepat segera mengelak. Namun, begitu keduanya bertemu, terjadi pukulan yang saling beradu.BUK!Suara tabrakan antara tinju Downey dan juga Sansan terdengar sangat jelas.BOOM!Tiba-tiba suara ledakan terdengar diiringi suara pukulan itu.Hyorin dan Matt Busby saling memandang, dia berteriak. "Lari! Ini bom!"Sehabis berteriak, Hyorin dan Matt Busby buru-buru berlari keluar. Sansan juga langsung tanggap, dia bergegas membalikkan badannya dan berlari.Mendengar itu, Downey melihat ke arah Shifa. Shifa berdiri di dekat tempat sampah yang lumayan jauh darinya. Karena ledakan, sebuah pohon tiba-tiba tumbang dan seperti akan jatuh."Shifa!" Melihat tong kayu hampir jatuh, Downey segera bergegas menghampiri Shifa, menahan pohon itu, lalu berkata kepada Shifa yang terpana. "Lari!"Shifa tiba-tiba tersadar. Setelah melihat Downey, dia terkejut. "Kak …" Dia ingin mengatakan sesuatu.Tapi Downey memotongnya. "Lari! Kalau tidak, kamu tidak akan sempat

DMCA.com Protection Status