Setelah masuk ke dalam kantor, Josh langsung jalan ke meja resepsionis.“Pagi, Pak! sapa resepsionis pada Josh.“Juan ada di kantor?” tanya Josh.“Pak, Pak Juan lagi survey di lokasi proyek. Tapi akan kembali sebentar lagi,” jawab resepsionis itu dengan tersenyum lebar.“Kalau begitu saya tunggu dia di sini saja.”Setelah itu dia berjalan ke arah ruang tunggu sambil memainkan ponselnya untuk menghabiskan waktu.Setelah beberapa menit kemudian, seorang lelaki dengan kacamata berbingkai emas juga ikut duduk di hadapan Josh.“Bro, kamu juga melamar di Grup Vagant?” tanya lelaki itu sambil menatap Josh menilai.“Ada apa?” tanya Josh sambil tersenyum.Josh menebak sepertinya pemuda itu datang untuk melamar pekerjaan.“Nggak ada apa-apa. Aku hanya nggak hanya menyangka kalau Grup Vagant akan mempekerjakan orang seperti kamu?” kata lelaki itu dengan sarat akan menyindir.Meski lelaki itu sambil tersenyum, ucapan lelaki itu menyimpan maksud menyindir. Josh tidak marah dan justru bertanya,“Aku
“Wah! Pak Juan sepertinya datang menghampiriku,” kata pemuda itu yang menyadarinya.Setelah itu dia bergumam dengan antusias, “Jangan-jangan Pak Juan tahu dari resepsionis kalau aku mau melamar pekerjaan makanya sengaja menemuiku? Wah! Sepertinya tebakanku benar!”Di dalam ruangan itu hanya ada pemuda berkacamata emas dan Josh saja. Bagi pemuda itu, Josh hanya seseorang yang datang melamar menjadi sekuriti. Oleh karena itu, Juan pasti datang untuk mencarinya. Mendadak perasaan antusias menghampirinya.Namun beberapa detik kemudian, pemuda itu menyadari kalau Juan langsung menghampiri Josh.“Pak Josh!” sapa Juan yang langsung memberikan salam pada Josh.“Pak Josh!” sapa puluhan karyawan dan petinggi perusahaan yang ada di belakang Juan.“Ba-Bapak?” gagap pemuda itu dengan wajah terkejut. Dia langsung menoleh ke arah Josh sambil meneguk air liurnya susah payah. Setelah itu dengan suara bergetar dia bertanya, “Ap-apakah kamu CEO dari Grup Vagant?”“Benar!” jawab Josh dengan lantang.Bruk!
Ruang CEO.Josh duduk di kursi kerjanya dengan Juan yang berdiri di hadapan meja kerja lelaki itu.“Pak, yang tadi mau Bapak sampaikan silakan disampaikan saja,” ujar Juan.“Juan, ingat nggak dengan gadis yang kemarin saya bawa ke kantor? Kamu ke rumah dia dan bantu pengobatan ibunya dengan membawa nama Grup Vagant. Setelah itu kasih uang atas nama kantor,” kata Josh.“Gadis kemarin? Pak, Bapak berencana membantunya? Apakah Bapak menyukai perempuan itu?” tanya Juan sambil tersenyum. Tentu saja dia berpikiran seperti itu karena Juan ingat sekali dengan kejadian kemarin, hari ini dia diminta untuk membantu gadis itu lagi.“Saya hanya merasa dia sangat kasihan dan butuh bantuanku saja,” jelas Josh.“Hehehe, Bapak nggak perlu menjelaskan lagi, saya orang berpengalaman dan sudah pasti bisa merasakannya,” kata Juan sambil tertawa.Ucapan Juan membuat Josh berpikir dan bertanya dengan dirinya sendiri. Apakah benar dirinya jatuh cinta pada Elsa? Yang dia tahu bahwa dirinya ingin Elsa hidup le
Sepuluh tahun yang lalu merupakan kejayaan dari bisnis properti. Rocky mengandalkan dirinya yang merupakan ketua mafia ditambah dengan tindakannya yang kejam membuat lelaki itu menjadi pengusaha properti terkuat di Kota Sunrise.“Pak Josh mungkin belum mengerti. Semenjak anak perusahaan Grup Vagant dibentuk di Kota Sunrise, Grup Goldstein sudah menganggap kita saingan mereka yang paling kuat. Karena dia tahu kita kuat, tidak ada yang berani melawan kita secara terang-terangan. Tapi mereka sering menyerang kita dari belakang hingga menyebabkan banyak kerugian,” jelas Juan.Setelah diam sejenak Juan kembali berkata, “Termasuk kejadian kali ini juga begitu. Selain mereka, saya nggak bisa memikirkan kemungkinan lain yang bisa sengaja mempermainkan kita seperti ini.”Mendengar penjelasan tersebut membuat Josh mengerti dengan situasi dan kondisi.“Grup Goldstein hanya perusahaan lokal, mereka nggak akan bisa menandingi Grup Vagant, bukan? Kita yang merupakan grup nomor satu di Patres memangn
“Pak Josh, entah sudah berapa banyak nyawa yang hilang di tangan Rocky. Posisi yang dia dapatkan sekarang itu entah dari berapa banyak nyawa. Dia tidak peduli dengan nyawa-nyawa orang menengah ke bawah,” terang Juan.“Orang seperti itu memang sudah sepantasnya mati!” marah Josh.Di waktu yang sama, sekretarisnya Juan masuk kembali dan berkata, “Pak Josh, Pak Juan, Grup Vagant pusat telepon. Katanya mereka mendapatkan komplain dari banyak sekali klien. Alasannya karena kasus di Vagant View.”“Brengs*k! Semua kejadiannya sudah jelas sekali ulah Grup Goldstein yang sudah dia rancang dari jauh-jauh hari,” kata Juan sambil memukul meja.Setelah itu dengan wajah pucat pasi dia berkata pada Josh, “Pak, Vagant View merupakan salah satu properti penting milik kita yang ada di tahun ini. Kita sudah investasi banyak sekali di sana.”“Sekarang proyek pertama sudah mendekati akhir, rumahnya juga tinggal serah terima. Hal ini berpengaruh sekali dengan penilai perusahaan kita sepanjang tahun. Kalau r
Josh sedang menunduk dan mencoba berpikir keras bagaimana cara menghadapi masalah klien yang hendak mengembalikan rumah. Masalah ini sungguh merupakan sebuah ujian baginya. Kejadian kali ini juga merupakan sebuah masalah berat selama Josh menjadi CEO.“Pak, saya ada sebuah saran. Lapor saja semua kejadiannya ke pusat dan minta bantuan perusahaan pusat. Bagaimanapun Pak Josh adalah cucunya Pak Marcus, beliau pasti tidak akan duduk diam,” ujar Joan.“Benar, Pak. Ini saran yang bagus juga.”“Iya memang saran yang bagus.” Dua orang manajer yang ada di samping mereka ikut menimpali.“Nggak! Saya nggak akan minta bantuan Kakek!” tolak Josh mentah-mentah.Alasannya sangat sederhana, karena dia ingin menunjukkan kemampuannya, sehingga dia tidak boleh meminta bantuan dari kakeknya ketika menghadapi masalah.“Kalau begitu Pak Josh berencana bagaimana menyelesaikan masalah ini?” tanya Juan.Josh berpikir sejenak dan mendongak sambil berkata, “Begini, kita hubungi seluruh klien yang sudah membeli
Setelah diam sejenak, Josh mendadak berkata, “Oh iya, Juan, berapa uang kompensasi yang diberikan pada keluarga dari pekerja yang tewas?”“Satu miliar. Itu angka yang ditetapkan oleh pusat. Kami akan kirimkan secepat mungkin,” jawab Juan.“Satu miliar? Sedikit sekali. Kasih dua kali lipat! Setiap keluarga dapat dua miliar. Aku nggak peduli ketetapan pusat, yang penting di perusahaan cabang setiap kejadian ada uang kompensasi dua miliar!” kata Josh.Dia mengingat jelas ketika ayahnya kecelakaan di proyek, perusahaan tempat ayahnya bekerja menolak bertanggung jawab. Sedikit pun uang kompensasi juga enggan diberikan pada keluarga Josh. Ibunya meminta, tetapi pada akhirnya dipukul dan diusir keluar.“Terlalu sedikit?” Juan tampak terkejut.Setahu Juan, kejadian di perusahaan akan mengatakan uang kompensasi yang harus dikeluarkan terlalu banyak. Baru pertama kalinya dia mendengar ada yang bilang terlalu sedikit.“Nyawa seseorang itu nggak bisa ditentukan dengan nominal, tentu saja satu mili
Mendengar itu Josh tidak tahu berkata apa.“Cih! Kamu nggak ada kemampuan itu, bukan?” tanya Josh sengaja.“Terserah apa yang mau Pak Josh pikirkan.”Setelah itu Vance berbalik dan tiba-tiba seruan Josh menghentikan Bonbon.“Loh? Kamu pergi begitu saja? Bukannya kamu anak buah aku?”Josh berpikir jika Vance bisa menghabisi Rocky, pasti akan jauh lebih muda. Akan tetapi lelaki itu terlihat tidak peduli dan tidak ingin berantem.Setelah pergi dari kantor, Josh langsung kembali ke kampus. Selama di perjalanan dia berpikir keras bagaimana menghabisi Rocky tanpa meminta bantuan dengan kakeknya. Sebersit pemikiran yang cukup berani melintas di benaknya. Bagaimana kalau dia buat kelompok mafia dan menghancurkan kelompok mafia milik Rocky?Namun itu semua hanya pemikirannya saja. Kalau direalisasikan maka akan menjadi sesuatu yang sangat menantang.***Josh langsung mendapat telepon dari Juan ketika dia baru saja tiba di kampus.“Pak, cara Pak Josh benar-benar hebat! Semua klien yang dari tadi
"Anak Muda, untuk apa kamu merasa bangga? Aku palingan hanya akan dikurung selama sepuluh hari, anggap saja itu sebagai liburan," jawab pria tua itu dengan tidak peduli.Melihat tampang pria tua yang tidak peduli itu, bisa dipastikan bahwa pria tua ini sudah sangat berpengalaman dalam melakukan hal seperti ini."Ditahan sepuluh hari? Apa kamu kira ini bisa berlalu semudah itu? Jangan harap!" seru Josh sambil tersenyum sinis."Apa maksudmu?" tanya pria tua itu sambil menatap Josh.Pria paruh baya dan Elmira yang berdiri di samping juga menatap Josh dengan kebingungan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari perkataan Josh."Maksudku gampang sekali. Kamu sudah merusak mobilku saat mencoba menipu tadi, jadi kamu harus ganti rugi," kata Josh sambil tersenyum.Ketika Josh ditangkap, dia pernah mengatakan kepada penipu itu bahwa dia akan membuat penipu itu mengeluarkan bayarannya! Josh tentu tidak hanya sekadar mengatakannya begitu saja. Adapun penahanan selama sepuluh hari itu, bagi Josh itu
"Elmira Gozali," seru Josh."Tuan Josh, aku sudah menegurnya, maaf sekali. Selain itu, Tuan Josh, Anda sudah boleh pergi sekarang," kata pria paruh baya itu sambil tersenyum."Pergi? Kenapa aku harus pergi? Kalian bisa membawaku kemari dengan mudah, tapi nggak semudah itu untuk menyuruhku pergi. Seperti kata pepatah, ada padi segala menjadi," ucap Josh sambil tersenyum."Ini …." Keringat dingin bercucuran di dahi pria paruh baya itu dan senyumannya tampak sedikit canggung.Kemudian, Josh langsung berbaring dan kembali berkata, "Menurutku, tempat ini sangat nyaman, aku nggak mau pergi lagi.""Tuan Josh, jangan bercanda. Anda adalah direktur utama dari Grup Vagant di Kota Sunrise. Anda masih punya banyak kesibukan," sahut pria paruh baya itu sambil tersenyum tidak berdaya."Nggak masalah, kalian yang akan menanggung kerugianku," balas Josh yang tampak tidak peduli."Ini …." Pria paruh baya itu hanya bisa menelan air liurnya.Dalam hatinya, pria paruh baya itu telah berulang kali mengutuk
"Aku nggak takut membuat keributan," ucap Josh sambil merentangkan tangannya."Oke, karena kamu mau begitu, aku juga nggak takut! Kita lihat siapa yang akan kalah nanti," seru pria tua itu dengan tegas.Pria tua itu sudah memutuskan dalam hatinya. Sekalipun nanti polisi datang, dia akan bersikeras bahwa dia telah ditabrak. Lantaran tidak ada saksi, polisi juga tidak bisa berbuat apa pun kepadanya sekalipun dia ketahuan menipu.Setelah beberapa menit berlalu, sebuah mobil patroli datang. Seorang wanita muda dan dua pria turun dari mobil patroli tersebut. Josh melihat lencana pangkat di seragam wanita itu sekilas. Dia adalah inspektur polisi tingkat satu dan terlihat cantik."Siapa yang membuat pengaduan? Apa yang terjadi?" tanya wanita muda itu."Nona, saya yang melapor. Pak tua ini penipu, tolong kamu urus dia," kata Josh.Wanita muda itu pun langsung melihat ke arah pria tua tersebut.Pria tua itu seketika tampak kesakitan dan berteriak, "Aduh, Bu Polisi, tolong bantu aku. Pria ini su
"Pufft!" Josh sontak tertawa terbahak-bahak.Ini adalah rencana Josh untuk mewakili sepupu Rubeus memberi pelajaran kepada wanita matre itu. Membuat wanita itu dengan sukarela mencampakkan pacarnya sendiri dan ikut dengannya, lalu menghancurkan mimpi indah wanita itu. Jika wanita matre yang bernama Grace ini benar-benar mencintai pacarnya, dia tidak akan menaiki mobil Josh. Jadi, jika ada yang harus disalahkan, itu adalah keserakahannya yang membuatnya terjebak.Setelah turun dari mobil, Grace berjalan ke depan. Grace sangat emosi karena sekarang dia tidak mendapatkan apa pun. Dia sudah mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang sebelumnya. Jika kembali sekarang, mereka tidak mungkin bisa berbaikan lagi.Broom!Josh menginjak pedal gas dan kembali mengendarai mobilnya ke hadapan Grace. Kemudian, dia menurunkan jendela mobilnya."Mau apa lagi?" tanya Grace dengan ekspresi wajah yang sangat buruk sambil menatap ke arah Josh."Kamu kira aku menginginkan uang dua juta milikmu ini? Kamu benar
Wanita matre itu melihat Lamborghini Aventador yang keren secara sekilas, lalu tatapannya seketika berbinar."Tapi … tapi aku sudah punya pacar," kata wanita matre itu kepada Josh."Nggak masalah, aku nggak keberatan," jawab Josh dengan ekspresi tidak peduli.Setelah berhenti sejenak, Josh lanjut berkata, "Aku sangat sibuk, jadi cepat putuskan. Kalau kamu mau, ayo naik mobilku.""Aku mau! Aku mau!" Wanita matre itu langsung menyetujuinya.Wanita matre itu tahu jika dia menolaknya, dia mungkin tidak bisa menjalin hubungan dengan pemuda kaya yang mengendarai Lamborghini lagi seumur hidupnya. Jadi, dia tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini!"Baiklah, ayo naik," kata Josh yang langsung membuka pintu penumpang depan."Grace, a … apa maksudmu!" Begitu melihat pacarnya ingin pergi dengan Josh, raut wajah pria berambut rapi itu seketika menjadi suram."Tentu saja mau ikut dengannya. Dia mengendarai Lamborghini, sedangkan kamu hanya Honda," kata wanita matre itu dengan percaya diri. Lant
Namun, Sunny teringat saat Josh datang ke rumahnya untuk mencarinya kemarin. Ketika berpikir Josh peduli kepadanya, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diutarakan dalam hatinya.…Di ruang kelas Josh. Josh sedang melamun sambil memandangi punggung Elsa yang ada di depan. Pada saat ini, Rubeus tiba-tiba menepuk Josh dan berkata, "Kak Josh, si berengsek Jason itu sudah menghapus unggahan di forum itu. Apa Kak Josh yang sudah memperhitungkannya dengannya?""Bisa dibilang begitu," jawab Josh sambil mengangguk."Kak Josh, Jason memang harus diberi pelajaran. Kamu seharusnya menyuruhnya untuk mengeluarkan unggahan permintaan maaf di forum sekolah. Hal itu baru bisa melampiaskan kekesalan," seru Rubeus.Josh hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun. Setelah kejadian kali ini, Josh yakin Jason pasti tidak berani melawannya lagi."Oh, ya, Kak Josh. Aku mau meminta bantuanmu," kata Rubeus sambil menggaruk kepalanya."Katakan saja ada apa, jangan sungkan denganku," ucap Josh sambil menepuk p
"Aku … aku jamin akan segera meninggalkan Sunny!" ucap Jason dengan bibir yang bergetar dan dahinya dipenuhi keringat dingin.Josh mencibir sambil menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Aku sudah memberimu kesempatan kemarin, tapi kamu nggak menghargainya. Sekarang, aku sudah marah, apa kamu merasa kemarahanku bisa mereda hanya dengan satu kalimat? Kamu merasa masalah ini bisa berakhir tanpa perlu mengeluarkan bayaran apa pun?""Tuan Josh, Anda katakan saja. Bagaimana bisa meredakan amarah Anda?" sahut Jared yang berdiri di samping.Josh berbalik, lalu berkata dengan perlahan sambil memandang ke luar jendela, "Potong satu jari tangan anakmu biar dia bisa mengingatnya!""Apa?" Jared dan Jason sontak terkejut begitu mendengar hal itu."Tuan Josh, ini … ini terlalu kejam, 'kan?" kata Jared sambil menggertakkan giginya."Kalau kamu merasa terlalu kejam, silakan pulang. Nggak ada yang mengundang kalian kemari, kalian sendiri yang datang untuk memohon padaku," jawab Josh dengan tenang."Ini
Mobil Jared pun tiba di Gedung Vagant dengan sangat cepat.Kemudian, Jared membawa anaknya, Jason, masuk ke Gedung Vagant. Di bawah bimbingan dari resepsionis, mereka pun akhirnya sampai di lantai teratas Gedung Vagant."Pak, direktur utama kami ada di dalam," kata resepsionis itu sebelum berbalik dan pergi.Jared dan Jason pun berdiri di depan pintu."Jason, kalau benar-benar hanya salah paham, cukup selesaikan kesalahpahamannya saja. Tapi, kamu ingat bahwa dia adalah cucu kandung Pak Marcus. Kita sama sekali nggak bisa menyinggungnya, jadi kamu jangan asal bicara," pesan Jared kepada Jason."Tenang saja, aku pasti nggak akan menyinggungnya," sahut Jason sambil tersenyum.Jason merasa bahwa dia sama sekali tidak menyinggung tokoh besar seperti direktur utama Grup Vagant itu. Dia yakin bahwa ini hanya salah paham sehingga dia tidak terlihat takut sama sekali. Jared pun mengangguk, lalu melangkah maju dan membuka pintu ruangan itu. Kemudian, Jason juga ikut di belakangnya dan berjalan m
Sebelumnya, Jared masih sangat kebingungan. Padahal dia tidak pernah menyinggung Josh, kenapa Josh melakukan upaya sebesar ini untuk menghancurkannya? Dendam seperti apa sehingga Josh harus berbuat seperti ini? Sekarang, ketika Josh menyuruhnya untuk membawa anaknya, hal ini pun membuktikan bahwa putranya itulah yang sudah membuat Josh marah."Entah apa yang sudah dilakukan bocah sialan itu! Bisa-bisanya dia menyinggung Tuan Josh dan membuat Tuan Josh sampai menggerakkan seluruh pebisnis Kota Sunrise untuk memblokir Grup Weasley!" seru Jared dengan geram.Setelah keluar dari Grup Vagant, Jared langsung menelepon putranya."Halo, Ayah, ada apa?" Jason yang berada di ujung telepon itu terdengar sangat bahagia."Cepat pulang ke rumah sekarang!" bentak Jared dengan sangat emosi.…Saat ini, Jason sudah berada di rumah. Namun, dia masih kebingungan kenapa ayahnya mendadak emosi kepadanya di telepon barusan. Adapun masalah berbagai mitra kerja sama yang menghentikan kerja sama dengan Grup We