Setelah itu Elsa mendongak dan berkata dengan serius, “Aku sudah terbiasa dengan ucapan mereka. Aku rasa kita bukan teman biasa, lebih ke teman dekat, kan?”“Tentu saja!” sahut Josh.Setelah selesai makan, Josh pamit untuk pulang.“Elsa, waktu masih cukup pagi, kita jalan sebentar yuk!” ajak Josh yang memang sudah merencanakannya.“Jalan? Ke mana?” tanya Elsa.“Bar,” sahut Josh.“Bar? Josh, aku nggak suka ke tempat seperti itu,” ujar Elsa sambil menggelengkan kepalanya. Dia juga bingung kenapa Josh mendadak mengajaknya jalan ke bar.“Tenang saja, kita hanya main saja di sana, aku nggak ada maksud yang aneh-aneh. Hari ini aku sudah bantu kamu cari sponsor, kamu hanya perlu setuju dengan permintaanku ini saja,” kata Josh.“Baiklah.”Bagi Elsa, sosok Josh bukan lelaki jahat sehingga dia memutuskan untuk percaya dengan lelaki itu. Setelah berpamitan dengan ibunya, keduanya bergegas keluar dari rumah.***Setengah jam kemudian, mereka tiba di depan Romance bar.“Josh, ki-kita ke sini?”Elsa
“Yang mengganggu itu kamu! Cepat minta maaf untuk apa yang kamu katakan tadi!” kata Josh dengan dingin.“Minta maaf denganmu? Sepertinya kamu masih nggak tahu apa-apa. Habis kamu!” kata pelayan itu dengan nada mengancam.Jika yang memukulnya saat ini adalah orang kaya, pelayan itu pasti akan terima dan membiarkannya. Akan tetapi dia tidak terima jika dipukul oleh orang miskin.“Kak Lenny, di depan ada yang buat keributan! Ada yang pukul orang!” seru pelayan perempuan itu melalui walkie-talkie.“Josh, bagaimana ini?” bisik Elsa tampak panik dan ketakutan.Elsa tidak menyangka Josh akan langsung memukul orang. Di sini ada banyak sekuriti dan dia khawatir akan terjadi sesuatu.“Jangan khawatir,” ujar Josh menangkan. Dia tersenyum yakin agar perempuan itu tidak perlu panik.Di waktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian minim dan dandanan menor berjalan menghampiri mereka. Dia dalah Lenny! Perempuan itu membawa beberapa sekuriti yang mengikutinya dari belakang.“Siapa yang pukul?! Si
“Kalau nggak, lalu kenapa kamu masih diam di sana? Cepat bawa aku masuk ke sofa! Ingat! Sofa terbaik!” ujar Josh dengan suara yang tidak keras, tetapi tegas.“Kamu!” Wajah Lenny menggelap marah. Josh sedang meminta dirinya untuk melayani mereka berdua?“Apanya yang kamu?! Kami tamu di sini, layani tamu! Kalau nggak, aku akan laporkan pada bos kamu! Mengerti?!” sentak Josh.Ekspresi Lenny berubah keruh. Dia tahu kalau Josh menghabiskan uang hingga puluhan juta, dia harus melayani pemuda itu dengan sikap yang profesional. Jika tidak, Josh akan komplain dan dia akan disalahkan oleh atasannya.“Aku tanya, kamu mengerti nggak?! Kamu tuli? Jawab aku!” lanjut Josh lagi.“Me-mengerti,” jawab Lenny dengan terpaksa. Dia memaksakan seulas senyum pada pemuda itu.“Kalau mengerti, cepat bawa jalan!”“Baik, baik. Mari ikut saya,” ujar Lenny lagi sambil tersenyum terpaksa dan menganggukkan kepalanya.Setelah keduanya duduk di sofa, Josh berkata sambil mengibaskan tangannya, “Ambil minuman!”Lenny men
Rencananya sangat sederhana. Jika nanti Josh menolak minuman itu, maka dia bisa menyindir lelaki itu dengan mengatakan Josh tidak mampu membeli minuman itu. Dengan begitu maka harga diri Josh akan lenyap tak tersisa.Namun alangkah lebih baiknya jika Josh tidak menolak. Dia bisa menghabiskan semua uang lelaki itu. Menurut Lenny, uang Josh tidak banyak. Minuman 500 juta ini akan membuat lelaki itu kelabakan.Kemungkinan Josh tidak sanggup membayarnya. Jika sampai hal itu terjadi, dia bisa memberikan pelajaran pada lelaki itu.“Semuanya sudah lengkap, silakan dinikmati.” Lenny memaksakan seulas senyum. Setelah dia hendak pergi dari sana, tiba-tiba suara Josh menghentikan, “Tunggu sebentar, kamu jangan pergi.”“Ada apa? Ada yang bisa dibantu?” tanya Lenny.“Kamu temani minum!” kata Josh sambil melambaikan tangannya.Kening perempuan itu berkerut dan berkata, “Apa katamu? Aku menemani minum? Maaf, aku manajer dan bukan perempuan panggilan. Kalau kamu mau, aku bisa panggilkan.”“Nggak, aku
“Bisa, bisa! Tentu saja bisa! Tenang saja, saya lakukan sekarang,” ujar Wanto sambil mengangguk.Setelah itu dia bergegas memerintah salah satu pelayan, “Cepat! Panggil Lenny kemari!”“Baik, Pak Wanto,” sahut pelayan tersebut sambil bergegas pergi.Elsa yang ada di samping Josh hanya diam dengan penuh tanda tanya di kepalanya. Dia melihat sikap Wanto yang berubah ketika melihat kartu yang dikeluarkan oleh Josh. Dia tidak tahu tentang Kartu VIP Bisnis Diamond itu, tetapi baginya kartu tersebut hanya kartu ATM yang terlihat menarik saja.“Boleh saya tahu nama Bapak?” tanya Wanto sambil memasang senyum ramah.“Josh Barnett,” jawab Josh.“Josh Barnett?” gumam Wanto. Dia merasa akhir-akhir ini sering mendengar nama tersebut. Namun dia lupa dan tidak bisa mengingatnya. Di waktu yang sama sosok Lenny berjalan ke arah mereka.“Bos!” sapa Lenny sambil tersenyum pada Wanto.Saat ini Lenny terlihat tidak takut. Posisinya sebagai manajer bisa didapatkan dikarenakan dia ada hubungan gelap dengan Wa
Lenny menunduk dan menuangkan minuman dengan patuh. Di waktu yang sama, Lenny menangkap Kartu VIP Bisnis Diamond yang diletakkan oleh Josh di atas meja.“Kartu VIP Bisnis Diamond!”Mendadak rasa terkejut menghampiri hatinya. Dia tahu bahwa orang yang memiliki kartu tersebut merupakan orang yang luar biasa kaya. Detik itu juga Lenny mengerti kalau Josh bukan orang miskin. Dia menyadari siapa sosok menyeramkan yang sudah dia usik.Ternyata Elsa mendapat kekasih yang begitu kaya? Dia iri dan benci, tetapi Lenny tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana dia mau melawan Elsa jika perempuan itu dibantu oleh kekasih yang begitu kaya raya?Ketika Lenny menuangkan minuman, mendadak Elsa berkata, “Lenny, ternyata jabatan kamu ini kamu dapatkan dengan menukarkannya dengan tubuhmu? Kenapa kamu harus melakukannya? Apakah setimpal?”Dulu setiap Elsa melihat Lenny, dia selalu merasa rendah diri dan tidak bisa dibandingkan dengan perempuan itu. Namun semenjak lima menit yang lalu, dia tidak lagi merasakan
Setelah masuk ke dalam kantor, Josh langsung jalan ke meja resepsionis.“Pagi, Pak! sapa resepsionis pada Josh.“Juan ada di kantor?” tanya Josh.“Pak, Pak Juan lagi survey di lokasi proyek. Tapi akan kembali sebentar lagi,” jawab resepsionis itu dengan tersenyum lebar.“Kalau begitu saya tunggu dia di sini saja.”Setelah itu dia berjalan ke arah ruang tunggu sambil memainkan ponselnya untuk menghabiskan waktu.Setelah beberapa menit kemudian, seorang lelaki dengan kacamata berbingkai emas juga ikut duduk di hadapan Josh.“Bro, kamu juga melamar di Grup Vagant?” tanya lelaki itu sambil menatap Josh menilai.“Ada apa?” tanya Josh sambil tersenyum.Josh menebak sepertinya pemuda itu datang untuk melamar pekerjaan.“Nggak ada apa-apa. Aku hanya nggak hanya menyangka kalau Grup Vagant akan mempekerjakan orang seperti kamu?” kata lelaki itu dengan sarat akan menyindir.Meski lelaki itu sambil tersenyum, ucapan lelaki itu menyimpan maksud menyindir. Josh tidak marah dan justru bertanya,“Aku
“Wah! Pak Juan sepertinya datang menghampiriku,” kata pemuda itu yang menyadarinya.Setelah itu dia bergumam dengan antusias, “Jangan-jangan Pak Juan tahu dari resepsionis kalau aku mau melamar pekerjaan makanya sengaja menemuiku? Wah! Sepertinya tebakanku benar!”Di dalam ruangan itu hanya ada pemuda berkacamata emas dan Josh saja. Bagi pemuda itu, Josh hanya seseorang yang datang melamar menjadi sekuriti. Oleh karena itu, Juan pasti datang untuk mencarinya. Mendadak perasaan antusias menghampirinya.Namun beberapa detik kemudian, pemuda itu menyadari kalau Juan langsung menghampiri Josh.“Pak Josh!” sapa Juan yang langsung memberikan salam pada Josh.“Pak Josh!” sapa puluhan karyawan dan petinggi perusahaan yang ada di belakang Juan.“Ba-Bapak?” gagap pemuda itu dengan wajah terkejut. Dia langsung menoleh ke arah Josh sambil meneguk air liurnya susah payah. Setelah itu dengan suara bergetar dia bertanya, “Ap-apakah kamu CEO dari Grup Vagant?”“Benar!” jawab Josh dengan lantang.Bruk!
"Anak Muda, untuk apa kamu merasa bangga? Aku palingan hanya akan dikurung selama sepuluh hari, anggap saja itu sebagai liburan," jawab pria tua itu dengan tidak peduli.Melihat tampang pria tua yang tidak peduli itu, bisa dipastikan bahwa pria tua ini sudah sangat berpengalaman dalam melakukan hal seperti ini."Ditahan sepuluh hari? Apa kamu kira ini bisa berlalu semudah itu? Jangan harap!" seru Josh sambil tersenyum sinis."Apa maksudmu?" tanya pria tua itu sambil menatap Josh.Pria paruh baya dan Elmira yang berdiri di samping juga menatap Josh dengan kebingungan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari perkataan Josh."Maksudku gampang sekali. Kamu sudah merusak mobilku saat mencoba menipu tadi, jadi kamu harus ganti rugi," kata Josh sambil tersenyum.Ketika Josh ditangkap, dia pernah mengatakan kepada penipu itu bahwa dia akan membuat penipu itu mengeluarkan bayarannya! Josh tentu tidak hanya sekadar mengatakannya begitu saja. Adapun penahanan selama sepuluh hari itu, bagi Josh itu
"Elmira Gozali," seru Josh."Tuan Josh, aku sudah menegurnya, maaf sekali. Selain itu, Tuan Josh, Anda sudah boleh pergi sekarang," kata pria paruh baya itu sambil tersenyum."Pergi? Kenapa aku harus pergi? Kalian bisa membawaku kemari dengan mudah, tapi nggak semudah itu untuk menyuruhku pergi. Seperti kata pepatah, ada padi segala menjadi," ucap Josh sambil tersenyum."Ini …." Keringat dingin bercucuran di dahi pria paruh baya itu dan senyumannya tampak sedikit canggung.Kemudian, Josh langsung berbaring dan kembali berkata, "Menurutku, tempat ini sangat nyaman, aku nggak mau pergi lagi.""Tuan Josh, jangan bercanda. Anda adalah direktur utama dari Grup Vagant di Kota Sunrise. Anda masih punya banyak kesibukan," sahut pria paruh baya itu sambil tersenyum tidak berdaya."Nggak masalah, kalian yang akan menanggung kerugianku," balas Josh yang tampak tidak peduli."Ini …." Pria paruh baya itu hanya bisa menelan air liurnya.Dalam hatinya, pria paruh baya itu telah berulang kali mengutuk
"Aku nggak takut membuat keributan," ucap Josh sambil merentangkan tangannya."Oke, karena kamu mau begitu, aku juga nggak takut! Kita lihat siapa yang akan kalah nanti," seru pria tua itu dengan tegas.Pria tua itu sudah memutuskan dalam hatinya. Sekalipun nanti polisi datang, dia akan bersikeras bahwa dia telah ditabrak. Lantaran tidak ada saksi, polisi juga tidak bisa berbuat apa pun kepadanya sekalipun dia ketahuan menipu.Setelah beberapa menit berlalu, sebuah mobil patroli datang. Seorang wanita muda dan dua pria turun dari mobil patroli tersebut. Josh melihat lencana pangkat di seragam wanita itu sekilas. Dia adalah inspektur polisi tingkat satu dan terlihat cantik."Siapa yang membuat pengaduan? Apa yang terjadi?" tanya wanita muda itu."Nona, saya yang melapor. Pak tua ini penipu, tolong kamu urus dia," kata Josh.Wanita muda itu pun langsung melihat ke arah pria tua tersebut.Pria tua itu seketika tampak kesakitan dan berteriak, "Aduh, Bu Polisi, tolong bantu aku. Pria ini su
"Pufft!" Josh sontak tertawa terbahak-bahak.Ini adalah rencana Josh untuk mewakili sepupu Rubeus memberi pelajaran kepada wanita matre itu. Membuat wanita itu dengan sukarela mencampakkan pacarnya sendiri dan ikut dengannya, lalu menghancurkan mimpi indah wanita itu. Jika wanita matre yang bernama Grace ini benar-benar mencintai pacarnya, dia tidak akan menaiki mobil Josh. Jadi, jika ada yang harus disalahkan, itu adalah keserakahannya yang membuatnya terjebak.Setelah turun dari mobil, Grace berjalan ke depan. Grace sangat emosi karena sekarang dia tidak mendapatkan apa pun. Dia sudah mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang sebelumnya. Jika kembali sekarang, mereka tidak mungkin bisa berbaikan lagi.Broom!Josh menginjak pedal gas dan kembali mengendarai mobilnya ke hadapan Grace. Kemudian, dia menurunkan jendela mobilnya."Mau apa lagi?" tanya Grace dengan ekspresi wajah yang sangat buruk sambil menatap ke arah Josh."Kamu kira aku menginginkan uang dua juta milikmu ini? Kamu benar
Wanita matre itu melihat Lamborghini Aventador yang keren secara sekilas, lalu tatapannya seketika berbinar."Tapi … tapi aku sudah punya pacar," kata wanita matre itu kepada Josh."Nggak masalah, aku nggak keberatan," jawab Josh dengan ekspresi tidak peduli.Setelah berhenti sejenak, Josh lanjut berkata, "Aku sangat sibuk, jadi cepat putuskan. Kalau kamu mau, ayo naik mobilku.""Aku mau! Aku mau!" Wanita matre itu langsung menyetujuinya.Wanita matre itu tahu jika dia menolaknya, dia mungkin tidak bisa menjalin hubungan dengan pemuda kaya yang mengendarai Lamborghini lagi seumur hidupnya. Jadi, dia tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini!"Baiklah, ayo naik," kata Josh yang langsung membuka pintu penumpang depan."Grace, a … apa maksudmu!" Begitu melihat pacarnya ingin pergi dengan Josh, raut wajah pria berambut rapi itu seketika menjadi suram."Tentu saja mau ikut dengannya. Dia mengendarai Lamborghini, sedangkan kamu hanya Honda," kata wanita matre itu dengan percaya diri. Lant
Namun, Sunny teringat saat Josh datang ke rumahnya untuk mencarinya kemarin. Ketika berpikir Josh peduli kepadanya, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diutarakan dalam hatinya.…Di ruang kelas Josh. Josh sedang melamun sambil memandangi punggung Elsa yang ada di depan. Pada saat ini, Rubeus tiba-tiba menepuk Josh dan berkata, "Kak Josh, si berengsek Jason itu sudah menghapus unggahan di forum itu. Apa Kak Josh yang sudah memperhitungkannya dengannya?""Bisa dibilang begitu," jawab Josh sambil mengangguk."Kak Josh, Jason memang harus diberi pelajaran. Kamu seharusnya menyuruhnya untuk mengeluarkan unggahan permintaan maaf di forum sekolah. Hal itu baru bisa melampiaskan kekesalan," seru Rubeus.Josh hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun. Setelah kejadian kali ini, Josh yakin Jason pasti tidak berani melawannya lagi."Oh, ya, Kak Josh. Aku mau meminta bantuanmu," kata Rubeus sambil menggaruk kepalanya."Katakan saja ada apa, jangan sungkan denganku," ucap Josh sambil menepuk p
"Aku … aku jamin akan segera meninggalkan Sunny!" ucap Jason dengan bibir yang bergetar dan dahinya dipenuhi keringat dingin.Josh mencibir sambil menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Aku sudah memberimu kesempatan kemarin, tapi kamu nggak menghargainya. Sekarang, aku sudah marah, apa kamu merasa kemarahanku bisa mereda hanya dengan satu kalimat? Kamu merasa masalah ini bisa berakhir tanpa perlu mengeluarkan bayaran apa pun?""Tuan Josh, Anda katakan saja. Bagaimana bisa meredakan amarah Anda?" sahut Jared yang berdiri di samping.Josh berbalik, lalu berkata dengan perlahan sambil memandang ke luar jendela, "Potong satu jari tangan anakmu biar dia bisa mengingatnya!""Apa?" Jared dan Jason sontak terkejut begitu mendengar hal itu."Tuan Josh, ini … ini terlalu kejam, 'kan?" kata Jared sambil menggertakkan giginya."Kalau kamu merasa terlalu kejam, silakan pulang. Nggak ada yang mengundang kalian kemari, kalian sendiri yang datang untuk memohon padaku," jawab Josh dengan tenang."Ini
Mobil Jared pun tiba di Gedung Vagant dengan sangat cepat.Kemudian, Jared membawa anaknya, Jason, masuk ke Gedung Vagant. Di bawah bimbingan dari resepsionis, mereka pun akhirnya sampai di lantai teratas Gedung Vagant."Pak, direktur utama kami ada di dalam," kata resepsionis itu sebelum berbalik dan pergi.Jared dan Jason pun berdiri di depan pintu."Jason, kalau benar-benar hanya salah paham, cukup selesaikan kesalahpahamannya saja. Tapi, kamu ingat bahwa dia adalah cucu kandung Pak Marcus. Kita sama sekali nggak bisa menyinggungnya, jadi kamu jangan asal bicara," pesan Jared kepada Jason."Tenang saja, aku pasti nggak akan menyinggungnya," sahut Jason sambil tersenyum.Jason merasa bahwa dia sama sekali tidak menyinggung tokoh besar seperti direktur utama Grup Vagant itu. Dia yakin bahwa ini hanya salah paham sehingga dia tidak terlihat takut sama sekali. Jared pun mengangguk, lalu melangkah maju dan membuka pintu ruangan itu. Kemudian, Jason juga ikut di belakangnya dan berjalan m
Sebelumnya, Jared masih sangat kebingungan. Padahal dia tidak pernah menyinggung Josh, kenapa Josh melakukan upaya sebesar ini untuk menghancurkannya? Dendam seperti apa sehingga Josh harus berbuat seperti ini? Sekarang, ketika Josh menyuruhnya untuk membawa anaknya, hal ini pun membuktikan bahwa putranya itulah yang sudah membuat Josh marah."Entah apa yang sudah dilakukan bocah sialan itu! Bisa-bisanya dia menyinggung Tuan Josh dan membuat Tuan Josh sampai menggerakkan seluruh pebisnis Kota Sunrise untuk memblokir Grup Weasley!" seru Jared dengan geram.Setelah keluar dari Grup Vagant, Jared langsung menelepon putranya."Halo, Ayah, ada apa?" Jason yang berada di ujung telepon itu terdengar sangat bahagia."Cepat pulang ke rumah sekarang!" bentak Jared dengan sangat emosi.…Saat ini, Jason sudah berada di rumah. Namun, dia masih kebingungan kenapa ayahnya mendadak emosi kepadanya di telepon barusan. Adapun masalah berbagai mitra kerja sama yang menghentikan kerja sama dengan Grup We