“Kak Axel, komentar di unggahan itu sudah ada 400 lebih! Dan sampai detik ini terus bertambah dengan cepat. Takutnya akan segera tersebar ke satu kampus,” ujar temannya.“Diam! Diam kalian!” seru Axel.Kedua mata Axel terlihat memerah dan nyaris meledak karena emosi. Kalau sampai tersebar ke seluruh kampus, bagaimana dia bisa terus berada di universitas ini lagi?“Pasti ulah Josh dan Elsa! Mereka pasti ada hubungannya dengan ini! Kalian berani menghancurkan aku, aku akan buat kalian bayar semua akibatnya!” seru Axel dengan emosi meledak-ledak.***Josh yang tiba di gerbang kampus pukul 18.20 sudah melihat Elsa yang berdiri di sana.“Josh, sini!” Elsa melambaikan tangannya pada lelaki itu.“Kenapa kamu datang awal sekali?” tanya Josh sambil menghampiri perempuan itu.Waktu yang mereka janjikan adalah pukul 18.30, masih ada waktu sepuluh menit. Josh ingin datang lebih awal, tetapi ternyata Elsa datang jauh lebih awal dari dirinya.“Aku takut kamu tunggu kelamaan,” ujar Elsa sambil tersen
“Tentu saja nggak, dibandingkan makan di restoran, aku jauh lebih ingin coba masakan kamu. Dengan kamu masak sendiri, rasanya lebih tulus, bukan?” balas Josh sambil tersenyum.“Iya.” Elsa mengangguk dan merasa lebih tenang.“Depan itu rumahku,” ujar Elsa sambil menunjuk arah depan.Ketika baru tiba di depan rumah, pintu tetangga perempuan itu mendadak terbuka. Seorang perempuan paruh baya keluar dengan mengenakan pakaian tidur sambil membawa kantong sampah. Terlihat sepertinya dia hendak membuang sampah.“Elsa, kenapa kamu bawa lelaki asing pulang?” tanya perempuan itu sambil menatap Josh menilai.“Tante Indah, dia temanku,” jawab Elsa.“Teman kamu? Nggak mirip, sepertinya klien kamu. Elsa, kamu semakin sembarangan. Mana boleh jadiin rumah tempat prostitusi?” kata perempuan itu dengan raut tidak suka.Mendengar ucapan perempuan itu membuat Elsa seketika merasa marah.“Tante, Tante nggak boleh fitnah aku seperti itu! Aku bukan orang yang Tante bilang!” ujar perempuan itu dengan nada pro
“Lenny, terima kasih untuk perhatiannya. Tapi kamu nggak perlu memikirkannya,” ujar Elsa dengan dingin. Akan tetapi perempuan itu tidak berhenti, melainkan terus berkata,“Bukannya kamu butuh uang? Jangan bilang aku nggak setia kawan, sekarang aku sudah jadi manajer di bar dan kalau kamu bersedia kamu bisa kerja di bar aku. Satu bulan bisa dapat uang sebanyak sepuluh jutaan!”Elsa sudah membuka pintu dan berkata, “Terima kasih, nggak perlu. Josh, kita masuk saja.”Keduanya langsung masuk ke rumah tanpa menghiraukan kedua ibu dan anak itu lagi.“Elsa, mereka itu tetangga kamu, tapi mulutnya jahat sekali.” Josh merasa emosi setiap memikirkan ucapan mereka. Kalau bukan karena Elsa yang menarik tangannya, dia pasti akan memberikan mereka pelajaran.“Sebenarnya Lenny itu teman kecilku, kita dulu teman baik dan juga satu sekolah,” ujar Elsa.“Oh? Lalu kalian kenapa bisa begini?” tanya Josh terlihat penasaran karena sikap Lenny padanya tidak seperti teman baik. Elsa menunduk dan mengingat kej
“Uang yang kamu dapatkan dari nyanyi dulu untuk biaya pengobatan? Kamu begitu peduli dengan beasiswa karena ini?” tanya Josh.Lelaki itu akhirnya mengerti semua pertimbangan Elsa.“Iya,” sahut Elsa sambil mengangguk.“Elsa, semua penderitaan ini sudah kamu tanggung selama bertahun-tahun, ya?” tanya Josh.Josh mengerti dan tahu apa rasanya menjadi Elsa karena dia juga merupakan anak yatim. Semua keadaan perempuan itu hampir mirip dengan dirinya. Yang berbeda adalah dirinya jauh lebih beruntung dibandingkan Elsa. Ibunya masih bisa bekerja dan Josh tidak perlu menanggung semua bebannya seorang diri.Yang paling beruntung adalah dia ternyata cucu dari Marcus!“Nggak penting, yang penting aku bisa melewatinya,” kata Elsa sambil tersenyum masam.Dia terdiam sebentar dan melanjutkan kembali ucapannya, “Kalau bukan karena mamaku yang minta aku harus tamat dari kuliah, aku pasti sudah berhenti dari awal dan cari kerja.”Membayangkan apa yang dilalui oleh Elsa membuat Josh merasa iba dan tidak t
Setelah itu Elsa mendongak dan berkata dengan serius, “Aku sudah terbiasa dengan ucapan mereka. Aku rasa kita bukan teman biasa, lebih ke teman dekat, kan?”“Tentu saja!” sahut Josh.Setelah selesai makan, Josh pamit untuk pulang.“Elsa, waktu masih cukup pagi, kita jalan sebentar yuk!” ajak Josh yang memang sudah merencanakannya.“Jalan? Ke mana?” tanya Elsa.“Bar,” sahut Josh.“Bar? Josh, aku nggak suka ke tempat seperti itu,” ujar Elsa sambil menggelengkan kepalanya. Dia juga bingung kenapa Josh mendadak mengajaknya jalan ke bar.“Tenang saja, kita hanya main saja di sana, aku nggak ada maksud yang aneh-aneh. Hari ini aku sudah bantu kamu cari sponsor, kamu hanya perlu setuju dengan permintaanku ini saja,” kata Josh.“Baiklah.”Bagi Elsa, sosok Josh bukan lelaki jahat sehingga dia memutuskan untuk percaya dengan lelaki itu. Setelah berpamitan dengan ibunya, keduanya bergegas keluar dari rumah.***Setengah jam kemudian, mereka tiba di depan Romance bar.“Josh, ki-kita ke sini?”Elsa
“Yang mengganggu itu kamu! Cepat minta maaf untuk apa yang kamu katakan tadi!” kata Josh dengan dingin.“Minta maaf denganmu? Sepertinya kamu masih nggak tahu apa-apa. Habis kamu!” kata pelayan itu dengan nada mengancam.Jika yang memukulnya saat ini adalah orang kaya, pelayan itu pasti akan terima dan membiarkannya. Akan tetapi dia tidak terima jika dipukul oleh orang miskin.“Kak Lenny, di depan ada yang buat keributan! Ada yang pukul orang!” seru pelayan perempuan itu melalui walkie-talkie.“Josh, bagaimana ini?” bisik Elsa tampak panik dan ketakutan.Elsa tidak menyangka Josh akan langsung memukul orang. Di sini ada banyak sekuriti dan dia khawatir akan terjadi sesuatu.“Jangan khawatir,” ujar Josh menangkan. Dia tersenyum yakin agar perempuan itu tidak perlu panik.Di waktu yang sama, seorang perempuan dengan pakaian minim dan dandanan menor berjalan menghampiri mereka. Dia dalah Lenny! Perempuan itu membawa beberapa sekuriti yang mengikutinya dari belakang.“Siapa yang pukul?! Si
“Kalau nggak, lalu kenapa kamu masih diam di sana? Cepat bawa aku masuk ke sofa! Ingat! Sofa terbaik!” ujar Josh dengan suara yang tidak keras, tetapi tegas.“Kamu!” Wajah Lenny menggelap marah. Josh sedang meminta dirinya untuk melayani mereka berdua?“Apanya yang kamu?! Kami tamu di sini, layani tamu! Kalau nggak, aku akan laporkan pada bos kamu! Mengerti?!” sentak Josh.Ekspresi Lenny berubah keruh. Dia tahu kalau Josh menghabiskan uang hingga puluhan juta, dia harus melayani pemuda itu dengan sikap yang profesional. Jika tidak, Josh akan komplain dan dia akan disalahkan oleh atasannya.“Aku tanya, kamu mengerti nggak?! Kamu tuli? Jawab aku!” lanjut Josh lagi.“Me-mengerti,” jawab Lenny dengan terpaksa. Dia memaksakan seulas senyum pada pemuda itu.“Kalau mengerti, cepat bawa jalan!”“Baik, baik. Mari ikut saya,” ujar Lenny lagi sambil tersenyum terpaksa dan menganggukkan kepalanya.Setelah keduanya duduk di sofa, Josh berkata sambil mengibaskan tangannya, “Ambil minuman!”Lenny men
Rencananya sangat sederhana. Jika nanti Josh menolak minuman itu, maka dia bisa menyindir lelaki itu dengan mengatakan Josh tidak mampu membeli minuman itu. Dengan begitu maka harga diri Josh akan lenyap tak tersisa.Namun alangkah lebih baiknya jika Josh tidak menolak. Dia bisa menghabiskan semua uang lelaki itu. Menurut Lenny, uang Josh tidak banyak. Minuman 500 juta ini akan membuat lelaki itu kelabakan.Kemungkinan Josh tidak sanggup membayarnya. Jika sampai hal itu terjadi, dia bisa memberikan pelajaran pada lelaki itu.“Semuanya sudah lengkap, silakan dinikmati.” Lenny memaksakan seulas senyum. Setelah dia hendak pergi dari sana, tiba-tiba suara Josh menghentikan, “Tunggu sebentar, kamu jangan pergi.”“Ada apa? Ada yang bisa dibantu?” tanya Lenny.“Kamu temani minum!” kata Josh sambil melambaikan tangannya.Kening perempuan itu berkerut dan berkata, “Apa katamu? Aku menemani minum? Maaf, aku manajer dan bukan perempuan panggilan. Kalau kamu mau, aku bisa panggilkan.”“Nggak, aku
"Anak Muda, untuk apa kamu merasa bangga? Aku palingan hanya akan dikurung selama sepuluh hari, anggap saja itu sebagai liburan," jawab pria tua itu dengan tidak peduli.Melihat tampang pria tua yang tidak peduli itu, bisa dipastikan bahwa pria tua ini sudah sangat berpengalaman dalam melakukan hal seperti ini."Ditahan sepuluh hari? Apa kamu kira ini bisa berlalu semudah itu? Jangan harap!" seru Josh sambil tersenyum sinis."Apa maksudmu?" tanya pria tua itu sambil menatap Josh.Pria paruh baya dan Elmira yang berdiri di samping juga menatap Josh dengan kebingungan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari perkataan Josh."Maksudku gampang sekali. Kamu sudah merusak mobilku saat mencoba menipu tadi, jadi kamu harus ganti rugi," kata Josh sambil tersenyum.Ketika Josh ditangkap, dia pernah mengatakan kepada penipu itu bahwa dia akan membuat penipu itu mengeluarkan bayarannya! Josh tentu tidak hanya sekadar mengatakannya begitu saja. Adapun penahanan selama sepuluh hari itu, bagi Josh itu
"Elmira Gozali," seru Josh."Tuan Josh, aku sudah menegurnya, maaf sekali. Selain itu, Tuan Josh, Anda sudah boleh pergi sekarang," kata pria paruh baya itu sambil tersenyum."Pergi? Kenapa aku harus pergi? Kalian bisa membawaku kemari dengan mudah, tapi nggak semudah itu untuk menyuruhku pergi. Seperti kata pepatah, ada padi segala menjadi," ucap Josh sambil tersenyum."Ini …." Keringat dingin bercucuran di dahi pria paruh baya itu dan senyumannya tampak sedikit canggung.Kemudian, Josh langsung berbaring dan kembali berkata, "Menurutku, tempat ini sangat nyaman, aku nggak mau pergi lagi.""Tuan Josh, jangan bercanda. Anda adalah direktur utama dari Grup Vagant di Kota Sunrise. Anda masih punya banyak kesibukan," sahut pria paruh baya itu sambil tersenyum tidak berdaya."Nggak masalah, kalian yang akan menanggung kerugianku," balas Josh yang tampak tidak peduli."Ini …." Pria paruh baya itu hanya bisa menelan air liurnya.Dalam hatinya, pria paruh baya itu telah berulang kali mengutuk
"Aku nggak takut membuat keributan," ucap Josh sambil merentangkan tangannya."Oke, karena kamu mau begitu, aku juga nggak takut! Kita lihat siapa yang akan kalah nanti," seru pria tua itu dengan tegas.Pria tua itu sudah memutuskan dalam hatinya. Sekalipun nanti polisi datang, dia akan bersikeras bahwa dia telah ditabrak. Lantaran tidak ada saksi, polisi juga tidak bisa berbuat apa pun kepadanya sekalipun dia ketahuan menipu.Setelah beberapa menit berlalu, sebuah mobil patroli datang. Seorang wanita muda dan dua pria turun dari mobil patroli tersebut. Josh melihat lencana pangkat di seragam wanita itu sekilas. Dia adalah inspektur polisi tingkat satu dan terlihat cantik."Siapa yang membuat pengaduan? Apa yang terjadi?" tanya wanita muda itu."Nona, saya yang melapor. Pak tua ini penipu, tolong kamu urus dia," kata Josh.Wanita muda itu pun langsung melihat ke arah pria tua tersebut.Pria tua itu seketika tampak kesakitan dan berteriak, "Aduh, Bu Polisi, tolong bantu aku. Pria ini su
"Pufft!" Josh sontak tertawa terbahak-bahak.Ini adalah rencana Josh untuk mewakili sepupu Rubeus memberi pelajaran kepada wanita matre itu. Membuat wanita itu dengan sukarela mencampakkan pacarnya sendiri dan ikut dengannya, lalu menghancurkan mimpi indah wanita itu. Jika wanita matre yang bernama Grace ini benar-benar mencintai pacarnya, dia tidak akan menaiki mobil Josh. Jadi, jika ada yang harus disalahkan, itu adalah keserakahannya yang membuatnya terjebak.Setelah turun dari mobil, Grace berjalan ke depan. Grace sangat emosi karena sekarang dia tidak mendapatkan apa pun. Dia sudah mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang sebelumnya. Jika kembali sekarang, mereka tidak mungkin bisa berbaikan lagi.Broom!Josh menginjak pedal gas dan kembali mengendarai mobilnya ke hadapan Grace. Kemudian, dia menurunkan jendela mobilnya."Mau apa lagi?" tanya Grace dengan ekspresi wajah yang sangat buruk sambil menatap ke arah Josh."Kamu kira aku menginginkan uang dua juta milikmu ini? Kamu benar
Wanita matre itu melihat Lamborghini Aventador yang keren secara sekilas, lalu tatapannya seketika berbinar."Tapi … tapi aku sudah punya pacar," kata wanita matre itu kepada Josh."Nggak masalah, aku nggak keberatan," jawab Josh dengan ekspresi tidak peduli.Setelah berhenti sejenak, Josh lanjut berkata, "Aku sangat sibuk, jadi cepat putuskan. Kalau kamu mau, ayo naik mobilku.""Aku mau! Aku mau!" Wanita matre itu langsung menyetujuinya.Wanita matre itu tahu jika dia menolaknya, dia mungkin tidak bisa menjalin hubungan dengan pemuda kaya yang mengendarai Lamborghini lagi seumur hidupnya. Jadi, dia tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini!"Baiklah, ayo naik," kata Josh yang langsung membuka pintu penumpang depan."Grace, a … apa maksudmu!" Begitu melihat pacarnya ingin pergi dengan Josh, raut wajah pria berambut rapi itu seketika menjadi suram."Tentu saja mau ikut dengannya. Dia mengendarai Lamborghini, sedangkan kamu hanya Honda," kata wanita matre itu dengan percaya diri. Lant
Namun, Sunny teringat saat Josh datang ke rumahnya untuk mencarinya kemarin. Ketika berpikir Josh peduli kepadanya, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diutarakan dalam hatinya.…Di ruang kelas Josh. Josh sedang melamun sambil memandangi punggung Elsa yang ada di depan. Pada saat ini, Rubeus tiba-tiba menepuk Josh dan berkata, "Kak Josh, si berengsek Jason itu sudah menghapus unggahan di forum itu. Apa Kak Josh yang sudah memperhitungkannya dengannya?""Bisa dibilang begitu," jawab Josh sambil mengangguk."Kak Josh, Jason memang harus diberi pelajaran. Kamu seharusnya menyuruhnya untuk mengeluarkan unggahan permintaan maaf di forum sekolah. Hal itu baru bisa melampiaskan kekesalan," seru Rubeus.Josh hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun. Setelah kejadian kali ini, Josh yakin Jason pasti tidak berani melawannya lagi."Oh, ya, Kak Josh. Aku mau meminta bantuanmu," kata Rubeus sambil menggaruk kepalanya."Katakan saja ada apa, jangan sungkan denganku," ucap Josh sambil menepuk p
"Aku … aku jamin akan segera meninggalkan Sunny!" ucap Jason dengan bibir yang bergetar dan dahinya dipenuhi keringat dingin.Josh mencibir sambil menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Aku sudah memberimu kesempatan kemarin, tapi kamu nggak menghargainya. Sekarang, aku sudah marah, apa kamu merasa kemarahanku bisa mereda hanya dengan satu kalimat? Kamu merasa masalah ini bisa berakhir tanpa perlu mengeluarkan bayaran apa pun?""Tuan Josh, Anda katakan saja. Bagaimana bisa meredakan amarah Anda?" sahut Jared yang berdiri di samping.Josh berbalik, lalu berkata dengan perlahan sambil memandang ke luar jendela, "Potong satu jari tangan anakmu biar dia bisa mengingatnya!""Apa?" Jared dan Jason sontak terkejut begitu mendengar hal itu."Tuan Josh, ini … ini terlalu kejam, 'kan?" kata Jared sambil menggertakkan giginya."Kalau kamu merasa terlalu kejam, silakan pulang. Nggak ada yang mengundang kalian kemari, kalian sendiri yang datang untuk memohon padaku," jawab Josh dengan tenang."Ini
Mobil Jared pun tiba di Gedung Vagant dengan sangat cepat.Kemudian, Jared membawa anaknya, Jason, masuk ke Gedung Vagant. Di bawah bimbingan dari resepsionis, mereka pun akhirnya sampai di lantai teratas Gedung Vagant."Pak, direktur utama kami ada di dalam," kata resepsionis itu sebelum berbalik dan pergi.Jared dan Jason pun berdiri di depan pintu."Jason, kalau benar-benar hanya salah paham, cukup selesaikan kesalahpahamannya saja. Tapi, kamu ingat bahwa dia adalah cucu kandung Pak Marcus. Kita sama sekali nggak bisa menyinggungnya, jadi kamu jangan asal bicara," pesan Jared kepada Jason."Tenang saja, aku pasti nggak akan menyinggungnya," sahut Jason sambil tersenyum.Jason merasa bahwa dia sama sekali tidak menyinggung tokoh besar seperti direktur utama Grup Vagant itu. Dia yakin bahwa ini hanya salah paham sehingga dia tidak terlihat takut sama sekali. Jared pun mengangguk, lalu melangkah maju dan membuka pintu ruangan itu. Kemudian, Jason juga ikut di belakangnya dan berjalan m
Sebelumnya, Jared masih sangat kebingungan. Padahal dia tidak pernah menyinggung Josh, kenapa Josh melakukan upaya sebesar ini untuk menghancurkannya? Dendam seperti apa sehingga Josh harus berbuat seperti ini? Sekarang, ketika Josh menyuruhnya untuk membawa anaknya, hal ini pun membuktikan bahwa putranya itulah yang sudah membuat Josh marah."Entah apa yang sudah dilakukan bocah sialan itu! Bisa-bisanya dia menyinggung Tuan Josh dan membuat Tuan Josh sampai menggerakkan seluruh pebisnis Kota Sunrise untuk memblokir Grup Weasley!" seru Jared dengan geram.Setelah keluar dari Grup Vagant, Jared langsung menelepon putranya."Halo, Ayah, ada apa?" Jason yang berada di ujung telepon itu terdengar sangat bahagia."Cepat pulang ke rumah sekarang!" bentak Jared dengan sangat emosi.…Saat ini, Jason sudah berada di rumah. Namun, dia masih kebingungan kenapa ayahnya mendadak emosi kepadanya di telepon barusan. Adapun masalah berbagai mitra kerja sama yang menghentikan kerja sama dengan Grup We