"Jangan-jangan ada hubungannya dengan Josh? Hari Jumat minggu lalu, Armand bahkan mengancam akan membuat Josh dikeluarkan. Sekarang Josh baik-baik saja, malah Armand sendiri yang pindah?" Banyak teman sekelas mereka yang menghubungkan kejadian ini dengan Josh.Menurut teman-teman sekelasnya, tentu saja Armand tidak mungkin tiba-tiba pindah sekolah tanpa alasan."Ini ... nggak mungkin, 'kan? Josh itu keluarganya sangat miskin, cara apa yang bisa digunakannya untuk membuat Armand pindah?""Ya, saking miskinnya, dia harus menerima beasiswa selama dua tahun berturut-turut. Mana mungkin dia bisa menghadapi Armand? Pasti ada alasan lain yang membuat Armand pindah.""Betul!"....Meskipun dari semua bukti yang ada mengarah pada Josh. Namun, tidak ada yang percaya dengan hal ini. Alasannya sangat sederhana, yaitu keluarga Josh sangat miskin, itu adalah fakta yang diketahui sebagian besar siswa. Tentu saja, mereka tidak tahu tentang acara pesta kemarin!Ketua kelas, Elsa, merasa lega mendengar
Axel jelas-jelas mengisyaratkan kepada Elsa untuk mengorbankan dirinya demi mendapatkan sponsor. Dengan begitu, pasti ada pengusaha yang bersedia membantunya.Setelah berhenti sejenak, Axel melanjutkan, "Selama kamu bisa mendapatkan sponsor ini, aku jamin, pada pemilihan berikutnya, aku akan merekomendasikanmu sebagai kepala departemen. Selain itu, untuk seleksi mahasiswa terbaik tahun ini, aku bisa membantumu mendapatkan beasiswa tingkat satu.""Beasiswa tingkat satu?" Elsa terlihat tertarik. Beasiswa dibagi menjadi tiga tingkatan, dengan beasiswa tingkat satu memiliki jumlah uang terbanyak, tetapi juga paling sulit didapatkan. Tanpa koneksi yang kuat, hampir tidak mungkin mendapatkan beasiswa tingkat satu.Elsa menyadari bahwa keluarganya sangat membutuhkan uang saat ini. Jika dia benar-benar bisa mendapatkan beasiswa tingkat satu, hal ini akan menjadi bantuan besar bagi keluarganya.Namun, Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Maaf, Kak Axel, aku tidak bisa melakukannya!"Meski
Axel melirik sekilas penampilan Josh dan Rubeus. Dari cara berpakaiannya, bisa dipastikan bahwa Josh dan Rubeus tidak memiliki latar belakang keluarga yang kaya."Kuperingatkan kalian berdua segera pergi dari sini. Kalau sampai membuatku marah, aku akan membuat kalian tidak bisa bertahan di universitas ini!" hardik Axel sambil menunjuk kedua orang itu dengan nada mengancam."Hehe, memangnya seorang Ketua Himpunan Mahasiswa punya kuasa sehebat itu? Konyol sekali," ucap Josh sambil menggelengkan kepalanya dan mencibir.Josh mengerti mengapa para anggota Himpunan Mahasiswa berani bertindak sewenang-wenang. Mereka sangat menikmati kekuasaan yang diberikan sehingga membuat mereka menjadi sombong."Aku memang punya kekuasaan sebesar itu. Menghancurkan kalian berdua sama mudahnya dengan membalikkan telapak tangan! Tunggu saja kehancuran kalian!" ancam Axel dengan sombong.Melihat situasi ini, Elsa buru-buru berkata, "Kak Axel, masalah ini nggak ada hubungannya dengan mereka! Kamu hanya memint
Josh menarik Elsa ke belakangnya, lalu menyunggingkan seulas senyuman dan berkata, "Baik! Aku setuju!"Tanpa menunggu lama, Josh juga mengacungkan satu jari lagi, "Selain itu, sebenarnya aku nggak butuh waktu tiga hari, satu hari saja sudah cukup!""Satu hari? Haha, bagus!" balas Axel sambil tertawa. Mendengar Josh menaikkan tingkat kesulitan tantangan ini secara sukarela, tentu saja membuat Axel senang. Kenapa bisa ada orang sebodoh ini sampai mempersulit dirinya sendiri?Dalam situasi seperti ini, Axel semakin yakin bahwa dia pasti akan menang! Hanya dengan waktu satu hari, mereka kemungkinan besar bahkan belum sempat menghubungi perusahaan lain dalam waktu tersebut."Anak Muda, kita lihat saja hasilnya nanti." Setelah mengucapkan kata-kata ini, Axel langsung pergi.Setelah Axel pergi ...."Josh, kamu ... kenapa kamu bertaruh dengannya seperti ini? Kenapa kamu bisa setuju dengannya? Dia jelas ingin menjebakmu!" seru Elsa penuh kekhawatiran.Elsa benar-benar tidak bisa memahami bagaim
Keduanya berdiri di depan pintu masuk Grup Vagant. Terlihat dua orang petugas keamanan yang sedang menjaga gerbang perusahaan."Josh, apakah kita benar-benar harus pergi ke Grup Vagant? Kita nggak akan diusir, 'kan?" Elsa terlihat agak gugup."Jangan khawatir, ikut saja," kata Josh sambil tersenyum.Setelah berkata demikian, Josh berjalan ke depan terlebih dahulu dan Elsa mengikutinya dari belakang."Ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu petugas keamanan ketika mereka baru tiba di pintu masuk. Tentu saja petugas keamanan itu mengenal Josh, tetapi mereka berpura-pura tidak mengenalnya.Alasannya cukup sederhana, saat dalam perjalanan menuju ke sini, Josh sudah mengirim pesan kepada Juan. Dia menceritakan tentang semua situasinya dan meminta agar setelah tiba di perusahaan, orang-orang di sana berpura-pura tidak mengenalnya.Hal ini dilakukan untuk menjaga agar identitasnya tetap dirahasiakan dari Elsa."Kami adalah mahasiswa dari Universitas Sunrise. Baru-baru ini, sekolah kami ak
Setelah Josh dipeluk oleh Elsa, tubuhnya menegang kaku. Mungkin salah satu akibat dia terlalu gugup. Sejujurnya Josh masih perjaka ting-ting dan belum pernah melakukan apa pun bahkan berciuman bibir walaupun sudah berpacaran selama dua tahun. Detik selanjutnya Elsa tersadar dan berseru malu, “Aaah!” Setelah itu dia bergegas melepaskan Josh dengan wajah yang semerah tomat. “Eum … aku … aku tadi terlalu senang makanya … makanya ….” Elsa berusaha untuk menjelaskan pada lelaki itu, tetapi dia tergagap dan justru menjadi tidak jelas. “Eum? Senang? Aku mengerti,” sahut Josh sambil tertawa kecil. “Iya, aku benar-benar nggak menyangka bisa begitu mudah dapat sponsor dari Grup Vagant. Sekarang saja aku masih merasa sedang mimpi!” kata Elsa dengan ekspresi bahagia. Entah kenapa, Josh ikut merasakan bahagia ketika melihat Elsa begitu bahagia. “Bukannya aku sudah bilang kalau nggak sesulit itu,” ujar Josh sambil tertawa kecil. Tentu saja tidak sulit karena ini semua adalah rencananya Josh.
“Kenapa? Kalian merasa tugasnya nggak mungkin makanya datang untuk minta ampun sama aku?” kata Axel sambil tertawa. Elsa berkata dengan dingin, “Axel, kamu salah. Kami sudah dapat sponsor!” “Apa? Kalian bilang kalian sudah dapat sponsor?” ulang Axel sambil tercengang. Setelah itu Axel langsung terbahak. “Hahaha! Kalian lucu sekali! Aku kasih kalian tugas baru saja beberapa jam yang lalu, bisa-bisanya kalian bilang sudah dapat sponsor? Kalian pikir aku bodoh?” Tentu saja lelaki itu tidak eprcaya. Bagaimana mungkin dalam waktu dekat bisa mendapatkan uang sponsor sebesar 400 juta? “Aku juga tahu kalau kamu nggak akan percaya. Nggak apa-apa, kamu lihat sendiri saja,” kata Josh sambil tersenyum. Setelah itu dia meletakkan tas koper di tangannya ke atas meja dan membuka tutup koper tersebut. Susunan uang yang tertata rapi terlihat memenuhi tas tersebut. Axel yang semula tertawa lebar langsung membeku dan membelalakkan matanya terkejut. “Ini … ini uang palsu, kan? Pakai uang palsu itu
Axel mengerti kalau merupakan sebuah jasa besar jika bisa mendapatkan perusahaan besar seperti Grup Vagant sebagai sponsor. Dia berencana untuk mengatakan bahwa ini semua adalah hasil usahanya agar jabatannya bisa naik. “Hentikan!” kata Josh sambil menghentikan lelaki itu agar tidak mengambil uang serta proposalnya. “Apa yang mau kamu lakukan? Aku ketua dari himpunan, Elsa adalah anggotaku. Karena dia sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik, tentu saja uang dan proposalnya harus diserahkan padaku juga,” ujar Axel. “Nggak perlu kamu yang repot-repot, biar dia sendiri yang lapor,” ujar Josh. Tentu saja Josh bisa menebak apa yang sedang direncanakan oleh lelaki itu. Dia tidak mungkin menyerahkan uang dan proposal pada Axel. Setelah itu Josh menoleh dan berkata, “Rubeus, Elsa, kalian simpan uang dan dokumennya baik-baik.” Rubeus buru-buru menyimpan uang dan Elsa menyimpan dokumen proposal yang sudah ditandatangani itu. “Kalian!” Axel terlihat marah hingga wajahnya memerah. “Nggak p
"Anak Muda, untuk apa kamu merasa bangga? Aku palingan hanya akan dikurung selama sepuluh hari, anggap saja itu sebagai liburan," jawab pria tua itu dengan tidak peduli.Melihat tampang pria tua yang tidak peduli itu, bisa dipastikan bahwa pria tua ini sudah sangat berpengalaman dalam melakukan hal seperti ini."Ditahan sepuluh hari? Apa kamu kira ini bisa berlalu semudah itu? Jangan harap!" seru Josh sambil tersenyum sinis."Apa maksudmu?" tanya pria tua itu sambil menatap Josh.Pria paruh baya dan Elmira yang berdiri di samping juga menatap Josh dengan kebingungan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari perkataan Josh."Maksudku gampang sekali. Kamu sudah merusak mobilku saat mencoba menipu tadi, jadi kamu harus ganti rugi," kata Josh sambil tersenyum.Ketika Josh ditangkap, dia pernah mengatakan kepada penipu itu bahwa dia akan membuat penipu itu mengeluarkan bayarannya! Josh tentu tidak hanya sekadar mengatakannya begitu saja. Adapun penahanan selama sepuluh hari itu, bagi Josh itu
"Elmira Gozali," seru Josh."Tuan Josh, aku sudah menegurnya, maaf sekali. Selain itu, Tuan Josh, Anda sudah boleh pergi sekarang," kata pria paruh baya itu sambil tersenyum."Pergi? Kenapa aku harus pergi? Kalian bisa membawaku kemari dengan mudah, tapi nggak semudah itu untuk menyuruhku pergi. Seperti kata pepatah, ada padi segala menjadi," ucap Josh sambil tersenyum."Ini …." Keringat dingin bercucuran di dahi pria paruh baya itu dan senyumannya tampak sedikit canggung.Kemudian, Josh langsung berbaring dan kembali berkata, "Menurutku, tempat ini sangat nyaman, aku nggak mau pergi lagi.""Tuan Josh, jangan bercanda. Anda adalah direktur utama dari Grup Vagant di Kota Sunrise. Anda masih punya banyak kesibukan," sahut pria paruh baya itu sambil tersenyum tidak berdaya."Nggak masalah, kalian yang akan menanggung kerugianku," balas Josh yang tampak tidak peduli."Ini …." Pria paruh baya itu hanya bisa menelan air liurnya.Dalam hatinya, pria paruh baya itu telah berulang kali mengutuk
"Aku nggak takut membuat keributan," ucap Josh sambil merentangkan tangannya."Oke, karena kamu mau begitu, aku juga nggak takut! Kita lihat siapa yang akan kalah nanti," seru pria tua itu dengan tegas.Pria tua itu sudah memutuskan dalam hatinya. Sekalipun nanti polisi datang, dia akan bersikeras bahwa dia telah ditabrak. Lantaran tidak ada saksi, polisi juga tidak bisa berbuat apa pun kepadanya sekalipun dia ketahuan menipu.Setelah beberapa menit berlalu, sebuah mobil patroli datang. Seorang wanita muda dan dua pria turun dari mobil patroli tersebut. Josh melihat lencana pangkat di seragam wanita itu sekilas. Dia adalah inspektur polisi tingkat satu dan terlihat cantik."Siapa yang membuat pengaduan? Apa yang terjadi?" tanya wanita muda itu."Nona, saya yang melapor. Pak tua ini penipu, tolong kamu urus dia," kata Josh.Wanita muda itu pun langsung melihat ke arah pria tua tersebut.Pria tua itu seketika tampak kesakitan dan berteriak, "Aduh, Bu Polisi, tolong bantu aku. Pria ini su
"Pufft!" Josh sontak tertawa terbahak-bahak.Ini adalah rencana Josh untuk mewakili sepupu Rubeus memberi pelajaran kepada wanita matre itu. Membuat wanita itu dengan sukarela mencampakkan pacarnya sendiri dan ikut dengannya, lalu menghancurkan mimpi indah wanita itu. Jika wanita matre yang bernama Grace ini benar-benar mencintai pacarnya, dia tidak akan menaiki mobil Josh. Jadi, jika ada yang harus disalahkan, itu adalah keserakahannya yang membuatnya terjebak.Setelah turun dari mobil, Grace berjalan ke depan. Grace sangat emosi karena sekarang dia tidak mendapatkan apa pun. Dia sudah mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang sebelumnya. Jika kembali sekarang, mereka tidak mungkin bisa berbaikan lagi.Broom!Josh menginjak pedal gas dan kembali mengendarai mobilnya ke hadapan Grace. Kemudian, dia menurunkan jendela mobilnya."Mau apa lagi?" tanya Grace dengan ekspresi wajah yang sangat buruk sambil menatap ke arah Josh."Kamu kira aku menginginkan uang dua juta milikmu ini? Kamu benar
Wanita matre itu melihat Lamborghini Aventador yang keren secara sekilas, lalu tatapannya seketika berbinar."Tapi … tapi aku sudah punya pacar," kata wanita matre itu kepada Josh."Nggak masalah, aku nggak keberatan," jawab Josh dengan ekspresi tidak peduli.Setelah berhenti sejenak, Josh lanjut berkata, "Aku sangat sibuk, jadi cepat putuskan. Kalau kamu mau, ayo naik mobilku.""Aku mau! Aku mau!" Wanita matre itu langsung menyetujuinya.Wanita matre itu tahu jika dia menolaknya, dia mungkin tidak bisa menjalin hubungan dengan pemuda kaya yang mengendarai Lamborghini lagi seumur hidupnya. Jadi, dia tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini!"Baiklah, ayo naik," kata Josh yang langsung membuka pintu penumpang depan."Grace, a … apa maksudmu!" Begitu melihat pacarnya ingin pergi dengan Josh, raut wajah pria berambut rapi itu seketika menjadi suram."Tentu saja mau ikut dengannya. Dia mengendarai Lamborghini, sedangkan kamu hanya Honda," kata wanita matre itu dengan percaya diri. Lant
Namun, Sunny teringat saat Josh datang ke rumahnya untuk mencarinya kemarin. Ketika berpikir Josh peduli kepadanya, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diutarakan dalam hatinya.…Di ruang kelas Josh. Josh sedang melamun sambil memandangi punggung Elsa yang ada di depan. Pada saat ini, Rubeus tiba-tiba menepuk Josh dan berkata, "Kak Josh, si berengsek Jason itu sudah menghapus unggahan di forum itu. Apa Kak Josh yang sudah memperhitungkannya dengannya?""Bisa dibilang begitu," jawab Josh sambil mengangguk."Kak Josh, Jason memang harus diberi pelajaran. Kamu seharusnya menyuruhnya untuk mengeluarkan unggahan permintaan maaf di forum sekolah. Hal itu baru bisa melampiaskan kekesalan," seru Rubeus.Josh hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun. Setelah kejadian kali ini, Josh yakin Jason pasti tidak berani melawannya lagi."Oh, ya, Kak Josh. Aku mau meminta bantuanmu," kata Rubeus sambil menggaruk kepalanya."Katakan saja ada apa, jangan sungkan denganku," ucap Josh sambil menepuk p
"Aku … aku jamin akan segera meninggalkan Sunny!" ucap Jason dengan bibir yang bergetar dan dahinya dipenuhi keringat dingin.Josh mencibir sambil menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Aku sudah memberimu kesempatan kemarin, tapi kamu nggak menghargainya. Sekarang, aku sudah marah, apa kamu merasa kemarahanku bisa mereda hanya dengan satu kalimat? Kamu merasa masalah ini bisa berakhir tanpa perlu mengeluarkan bayaran apa pun?""Tuan Josh, Anda katakan saja. Bagaimana bisa meredakan amarah Anda?" sahut Jared yang berdiri di samping.Josh berbalik, lalu berkata dengan perlahan sambil memandang ke luar jendela, "Potong satu jari tangan anakmu biar dia bisa mengingatnya!""Apa?" Jared dan Jason sontak terkejut begitu mendengar hal itu."Tuan Josh, ini … ini terlalu kejam, 'kan?" kata Jared sambil menggertakkan giginya."Kalau kamu merasa terlalu kejam, silakan pulang. Nggak ada yang mengundang kalian kemari, kalian sendiri yang datang untuk memohon padaku," jawab Josh dengan tenang."Ini
Mobil Jared pun tiba di Gedung Vagant dengan sangat cepat.Kemudian, Jared membawa anaknya, Jason, masuk ke Gedung Vagant. Di bawah bimbingan dari resepsionis, mereka pun akhirnya sampai di lantai teratas Gedung Vagant."Pak, direktur utama kami ada di dalam," kata resepsionis itu sebelum berbalik dan pergi.Jared dan Jason pun berdiri di depan pintu."Jason, kalau benar-benar hanya salah paham, cukup selesaikan kesalahpahamannya saja. Tapi, kamu ingat bahwa dia adalah cucu kandung Pak Marcus. Kita sama sekali nggak bisa menyinggungnya, jadi kamu jangan asal bicara," pesan Jared kepada Jason."Tenang saja, aku pasti nggak akan menyinggungnya," sahut Jason sambil tersenyum.Jason merasa bahwa dia sama sekali tidak menyinggung tokoh besar seperti direktur utama Grup Vagant itu. Dia yakin bahwa ini hanya salah paham sehingga dia tidak terlihat takut sama sekali. Jared pun mengangguk, lalu melangkah maju dan membuka pintu ruangan itu. Kemudian, Jason juga ikut di belakangnya dan berjalan m
Sebelumnya, Jared masih sangat kebingungan. Padahal dia tidak pernah menyinggung Josh, kenapa Josh melakukan upaya sebesar ini untuk menghancurkannya? Dendam seperti apa sehingga Josh harus berbuat seperti ini? Sekarang, ketika Josh menyuruhnya untuk membawa anaknya, hal ini pun membuktikan bahwa putranya itulah yang sudah membuat Josh marah."Entah apa yang sudah dilakukan bocah sialan itu! Bisa-bisanya dia menyinggung Tuan Josh dan membuat Tuan Josh sampai menggerakkan seluruh pebisnis Kota Sunrise untuk memblokir Grup Weasley!" seru Jared dengan geram.Setelah keluar dari Grup Vagant, Jared langsung menelepon putranya."Halo, Ayah, ada apa?" Jason yang berada di ujung telepon itu terdengar sangat bahagia."Cepat pulang ke rumah sekarang!" bentak Jared dengan sangat emosi.…Saat ini, Jason sudah berada di rumah. Namun, dia masih kebingungan kenapa ayahnya mendadak emosi kepadanya di telepon barusan. Adapun masalah berbagai mitra kerja sama yang menghentikan kerja sama dengan Grup We