Josh menjelaskan, "Paman, aku benar-benar nggak punya niat buruk terhadap putrimu. Aku hanya ingin mengembalikan uangnya.""Putriku sudah bilang bahwa uangnya nggak perlu dikembalikan lagi. Jadi, kamu bisa pergi saja," kata ayah Mona sambil mengusir Josh dengan melambaikan tangannya.Ayah Mona mengira Josh ingin mendekati putrinya. Sebagai seorang ayah, tentu saja dia ingin melindungi putrinya dari pria-pria yang berniat buruk. Sebab, selama ini sudah banyak orang yang ingin mendekati putrinya.Namun, tiba-tiba, terdengar sebuah suara sombong dari belakang Josh, "Wah, pemuda miskin sepertimu mau mendekati Dik Mona?"Josh menoleh dan melihat seorang pemuda yang sekujur tubuhnya mengenakan barang-barang bermerek. Dia mengenakan jam tangan Omega, sikapnya sangat sombong."Tuan Wallace!" Ekspresi Mona dan ayahnya berubah drastis setelah melihat pemuda itu. Josh mengerutkan kening karena perkataan pemuda itu jelas mengarah kepada dirinya.Pemuda bernama Wallace ini tiba-tiba berdiri di depa
"Kenapa bisa begini!"Di baris depan, Wallace melihat Josh yang naik ke panggung, wajahnya berubah menjadi pucat seketika. Dia langsung mengenali Josh, bukankah itu orang yang dia ajak berkelahi sebelumnya?Namun, orang yang seharusnya naik ke panggung sekarang adalah Dirut baru dari Grup Vagant!"Nggak mungkin dia! Pasti orang ini nekat naik ke panggung tanpa izin!" Wallace menggertakkan giginya. Dia tidak percaya bahwa pria itu adalah Dirut baru dari Grup Vagant.Di meja belakang, Agnes juga terkejut ketika melihat Josh di atas panggung. Bukankah ini orang yang dia cemooh di bar beberapa hari lalu? Pada saat itu, Josh bahkan pergi dengan mobil Lamborghini.Namun, setelah memikirkannya lagi, Agnes mengira bahwa mobil Lamborghini itu mungkin hanya dipinjam oleh Josh. Saat itu, dia bertekad untuk mempermalukan Josh jika bertemu dengannya lagi."Nggak mungkin dia itu Dirut baru dari Grup Vagant, nggak mungkin!" Agnes menggelengkan kepala, dia juga tidak percaya.Di meja lainnya ...."Ken
Ketika mengingat bagaimana dia berbicara kasar pada Josh sebelumnya dan bahkan mengancam untuk menghancurkannya, Wallace gemetar ketakutan."Kenapa? Aku bersulang denganmu, kamu tidak mau menerimanya?" Josh mengerutkan kening."Tentu saja mau!" Wallace buru-buru mengangkat gelas anggur, tetapi tangannya gemetar sehingga banyak anggur yang tumpah di atas meja dan tubuhnya.Tidak lama kemudian, ayah Wallace menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, dia tidak berani ikut campur sekarang.Josh mengangkat gelas anggur dan berkata dengan nada dingin, "Wallace, kamu mengancam akan menghancurkanku sebelumnya. Aku berada di hadapanmu sekarang, katakanlah, bagaimana kamu akan menghancurkanku? Aku akan mendengarkannya dengan saksama!""Pak Josh! Saat itu saya tidak tahu bahwa Anda adalah Dirut baru. Jadi ... jadi saya ...." Suara Wallace gemetaran dan wajahnya pucat pasi."Jadi, karena kamu mengira status sosialku lebih rendah darimu, makanya kamu bisa merendahkan dan menghinaku dengan
"Baik, baik, baik! Saya tidak akan pernah mengganggu Mona lagi." Wallace menganggukkan kepalanya berulang kali. Setelah mendengar ucapannya, Josh berbalik dan pergi ke meja berikutnya.Setelah Josh meninggalkan meja tersebut ...."Dasar anak durhaka! Berani-beraninya kamu menyinggung Pak Josh!"Plak! Tamparan keras mengenai wajah Wallace, sebagai pelampiasan atas amarah ayahnya."Dengarkan baik-baik, kamu dilarang keluar rumah selama satu tahun! Renungkan kesalahanmu!" Marshal menunjuk ke arah Wallace, sambil menghardiknya dengan keras.Mendengar hukuman yang diberikan ayahnya, hati Wallace terasa getir. Namun, dia tidak berani memprotes. Siapa suruh dia menyinggung Dirut Baru dari Grup Vagant?Serangkaian peristiwa tadi diam-diam diawasi oleh Mona dan ayahnya. Hati mereka dipenuhi dengan perasaan kagum. Sebelum acara dimulai, mereka mengkhawatirkan keselamatan Josh dan mengusahakan agar Josh segera meninggalkan lokasi acara.Namun, siapa sangka, Josh adalah Dirut baru dari Grup Vagant
Josh memapah ayah Mona dengan tersenyum sambil berkata, "Paman nggak usah khawatir, aku nggak marah pada Paman. Paman menyuruhku menjauhi Mona adalah demi melindunginya. Wajar saja seorang ayah melakukan hal seperti itu. Mengenai permintaanmu menyuruhku segera meninggalkan acara ini, semua itu memang demi kebaikanku."Para bos lainnya yang melihat adegan ini merasa iri. Ketika Josh bersulang dengan mereka tadi, dia tidak terlalu banyak bicara dengan mereka. Namun, dia tampak sangat ramah kepada ayah Mona dan bahkan memanggilnya "paman". Bagaimana mungkin mereka tidak iri?Mendengar Josh memanggilnya paman, ayah Mona merasa sangat terhormat. Bagaimanapun, kesenjangan status antara Josh dan dirinya ini sangat jauh berbeda. Josh adalah Dirut yang terhormat dari Grup Vagant, sementara dia hanya seorang pemilik perusahaan kecil.Oleh karena itu, ayah Mona buru-buru berkata, "Pak Josh, aku tidak layak menerima panggilan itu, panggil saja aku Jasper.""Paman Jasper, Mona telah membantuku kema
"Aku?" Wajah Mona sontak merona merah."Ya, kemarin kamu membantuku di restoran. Jadi, aku berutang budi padamu dan hari ini aku membantumu sebagai balasannya." Josh tersenyum."Tapi ... kemarin aku hanya membantumu membayar beberapa juta saja, sedangkan kerja sama ini melibatkan profit hingga ratusan miliar," kata Mona.Meskipun Mona sangat ingin bekerja sama dengan Grup Vagant, dia tidak ingin membuat Josh mengalami banyak kerugian karena dirinya. Hal itu akan membuatnya merasa bersalah."Nggak masalah, bagiku ini hanya sejumlah kecil uang saja." Josh tersenyum."Tapi, perusahaan kami cukup kecil dan kapasitas produksi kami mungkin tidak akan mencukupi." Mona mengungkapkan kekhawatirannya."Masalah itu mudah diatasi. Kami akan menginvestasikan 200 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi perusahaan kalian!" ujar Josh."Kamu mau investasi 200 miliar?" Jasper dan Mona terkejut mendengar kabar mendadak ini."Aku ... aku nggak sedang bermimpi, 'kan?" Jasper menelan ludahnya, merasa s
Ketika Josh tiba di rumah, kakeknya sudah menunggu di dalam."Josh, ayo duduk di sini!" Marcus meminta Josh duduk di sebelahnya dengan antusias."Josh, bagaimana seminggu ini? Semuanya baik-baik saja, 'kan?" tanya Marcus dengan ramah.Josh tersenyum dan berkata, "Kakek, jujur saja, jadi orang kaya itu rasanya sangat menyenangkan. Seminggu ini berjalan dengan sangat baik."Sejak Marcus mengakui Josh sebagai cucunya, Josh memang menjalani seminggu yang sangat menyenangkan. Musuh-musuhnya kini sudah tidak berani mencari gara-gara dengannya, orang-orang yang dulu meremehkannya juga kini telah menghormatinya. Josh akhirnya bisa bangkit dari keterpurukan. Tentu saja, Josh sadar bahwa semua ini berkat bantuan dari kakeknya."Haha, baguslah kalau begitu!" Marcus tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Josh.Sesaat kemudian, Marcus berkata lagi, "Apa kamu tahu, sebenarnya selama seminggu ini, Kakek juga diam-diam mengamatimu.""Mengamatiku?" Josh agak terkejut, sejujurnya dia tidak menyadari
"Kakek, siapa dia?" Josh sangat penasaran dengan asal-usul orang ini."Namanya Vance, dia dulu bertugas di pasukan khusus saat muda. Setelah pensiun, dia menjadi petarung bawah tanah. Aku pernah menyelamatkan nyawanya sekali dan sejak saat itu, dia mengikutiku. Sekarang, sudah 10 tahun dia bersamaku," ucap Marcus mengenang kembali masa lalu."Pensiunan pasukan khusus? Petarung bawah tanah?" Josh terkejut, dia hanyalah seorang bocah miskin dan belum pernah berhubungan dengan orang dari lingkungan seperti ini sebelumnya."Josh, sejujurnya, aku telah meminta Vance untuk melindungimu secara diam-diam selama ini. Aku tidak ingin cucu kesayanganku mengalami kecelakaan apa pun," kata Marcus sambil tersenyum lembut."Begitu ya? Terima kasih, Kakek," ujar Josh seraya mengangguk.Ketika diculik sebelumnya, Josh merasa keselamatannya sangat tidak terjamin. Sekarang, dia baru menyadari bahwa kakeknya telah memikirkan masalah keamanannya sejak awal. Jika para penculik tidak membebaskannya saat itu,
"Anak Muda, untuk apa kamu merasa bangga? Aku palingan hanya akan dikurung selama sepuluh hari, anggap saja itu sebagai liburan," jawab pria tua itu dengan tidak peduli.Melihat tampang pria tua yang tidak peduli itu, bisa dipastikan bahwa pria tua ini sudah sangat berpengalaman dalam melakukan hal seperti ini."Ditahan sepuluh hari? Apa kamu kira ini bisa berlalu semudah itu? Jangan harap!" seru Josh sambil tersenyum sinis."Apa maksudmu?" tanya pria tua itu sambil menatap Josh.Pria paruh baya dan Elmira yang berdiri di samping juga menatap Josh dengan kebingungan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari perkataan Josh."Maksudku gampang sekali. Kamu sudah merusak mobilku saat mencoba menipu tadi, jadi kamu harus ganti rugi," kata Josh sambil tersenyum.Ketika Josh ditangkap, dia pernah mengatakan kepada penipu itu bahwa dia akan membuat penipu itu mengeluarkan bayarannya! Josh tentu tidak hanya sekadar mengatakannya begitu saja. Adapun penahanan selama sepuluh hari itu, bagi Josh itu
"Elmira Gozali," seru Josh."Tuan Josh, aku sudah menegurnya, maaf sekali. Selain itu, Tuan Josh, Anda sudah boleh pergi sekarang," kata pria paruh baya itu sambil tersenyum."Pergi? Kenapa aku harus pergi? Kalian bisa membawaku kemari dengan mudah, tapi nggak semudah itu untuk menyuruhku pergi. Seperti kata pepatah, ada padi segala menjadi," ucap Josh sambil tersenyum."Ini …." Keringat dingin bercucuran di dahi pria paruh baya itu dan senyumannya tampak sedikit canggung.Kemudian, Josh langsung berbaring dan kembali berkata, "Menurutku, tempat ini sangat nyaman, aku nggak mau pergi lagi.""Tuan Josh, jangan bercanda. Anda adalah direktur utama dari Grup Vagant di Kota Sunrise. Anda masih punya banyak kesibukan," sahut pria paruh baya itu sambil tersenyum tidak berdaya."Nggak masalah, kalian yang akan menanggung kerugianku," balas Josh yang tampak tidak peduli."Ini …." Pria paruh baya itu hanya bisa menelan air liurnya.Dalam hatinya, pria paruh baya itu telah berulang kali mengutuk
"Aku nggak takut membuat keributan," ucap Josh sambil merentangkan tangannya."Oke, karena kamu mau begitu, aku juga nggak takut! Kita lihat siapa yang akan kalah nanti," seru pria tua itu dengan tegas.Pria tua itu sudah memutuskan dalam hatinya. Sekalipun nanti polisi datang, dia akan bersikeras bahwa dia telah ditabrak. Lantaran tidak ada saksi, polisi juga tidak bisa berbuat apa pun kepadanya sekalipun dia ketahuan menipu.Setelah beberapa menit berlalu, sebuah mobil patroli datang. Seorang wanita muda dan dua pria turun dari mobil patroli tersebut. Josh melihat lencana pangkat di seragam wanita itu sekilas. Dia adalah inspektur polisi tingkat satu dan terlihat cantik."Siapa yang membuat pengaduan? Apa yang terjadi?" tanya wanita muda itu."Nona, saya yang melapor. Pak tua ini penipu, tolong kamu urus dia," kata Josh.Wanita muda itu pun langsung melihat ke arah pria tua tersebut.Pria tua itu seketika tampak kesakitan dan berteriak, "Aduh, Bu Polisi, tolong bantu aku. Pria ini su
"Pufft!" Josh sontak tertawa terbahak-bahak.Ini adalah rencana Josh untuk mewakili sepupu Rubeus memberi pelajaran kepada wanita matre itu. Membuat wanita itu dengan sukarela mencampakkan pacarnya sendiri dan ikut dengannya, lalu menghancurkan mimpi indah wanita itu. Jika wanita matre yang bernama Grace ini benar-benar mencintai pacarnya, dia tidak akan menaiki mobil Josh. Jadi, jika ada yang harus disalahkan, itu adalah keserakahannya yang membuatnya terjebak.Setelah turun dari mobil, Grace berjalan ke depan. Grace sangat emosi karena sekarang dia tidak mendapatkan apa pun. Dia sudah mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang sebelumnya. Jika kembali sekarang, mereka tidak mungkin bisa berbaikan lagi.Broom!Josh menginjak pedal gas dan kembali mengendarai mobilnya ke hadapan Grace. Kemudian, dia menurunkan jendela mobilnya."Mau apa lagi?" tanya Grace dengan ekspresi wajah yang sangat buruk sambil menatap ke arah Josh."Kamu kira aku menginginkan uang dua juta milikmu ini? Kamu benar
Wanita matre itu melihat Lamborghini Aventador yang keren secara sekilas, lalu tatapannya seketika berbinar."Tapi … tapi aku sudah punya pacar," kata wanita matre itu kepada Josh."Nggak masalah, aku nggak keberatan," jawab Josh dengan ekspresi tidak peduli.Setelah berhenti sejenak, Josh lanjut berkata, "Aku sangat sibuk, jadi cepat putuskan. Kalau kamu mau, ayo naik mobilku.""Aku mau! Aku mau!" Wanita matre itu langsung menyetujuinya.Wanita matre itu tahu jika dia menolaknya, dia mungkin tidak bisa menjalin hubungan dengan pemuda kaya yang mengendarai Lamborghini lagi seumur hidupnya. Jadi, dia tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini!"Baiklah, ayo naik," kata Josh yang langsung membuka pintu penumpang depan."Grace, a … apa maksudmu!" Begitu melihat pacarnya ingin pergi dengan Josh, raut wajah pria berambut rapi itu seketika menjadi suram."Tentu saja mau ikut dengannya. Dia mengendarai Lamborghini, sedangkan kamu hanya Honda," kata wanita matre itu dengan percaya diri. Lant
Namun, Sunny teringat saat Josh datang ke rumahnya untuk mencarinya kemarin. Ketika berpikir Josh peduli kepadanya, ada sebuah perasaan yang tidak bisa diutarakan dalam hatinya.…Di ruang kelas Josh. Josh sedang melamun sambil memandangi punggung Elsa yang ada di depan. Pada saat ini, Rubeus tiba-tiba menepuk Josh dan berkata, "Kak Josh, si berengsek Jason itu sudah menghapus unggahan di forum itu. Apa Kak Josh yang sudah memperhitungkannya dengannya?""Bisa dibilang begitu," jawab Josh sambil mengangguk."Kak Josh, Jason memang harus diberi pelajaran. Kamu seharusnya menyuruhnya untuk mengeluarkan unggahan permintaan maaf di forum sekolah. Hal itu baru bisa melampiaskan kekesalan," seru Rubeus.Josh hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun. Setelah kejadian kali ini, Josh yakin Jason pasti tidak berani melawannya lagi."Oh, ya, Kak Josh. Aku mau meminta bantuanmu," kata Rubeus sambil menggaruk kepalanya."Katakan saja ada apa, jangan sungkan denganku," ucap Josh sambil menepuk p
"Aku … aku jamin akan segera meninggalkan Sunny!" ucap Jason dengan bibir yang bergetar dan dahinya dipenuhi keringat dingin.Josh mencibir sambil menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Aku sudah memberimu kesempatan kemarin, tapi kamu nggak menghargainya. Sekarang, aku sudah marah, apa kamu merasa kemarahanku bisa mereda hanya dengan satu kalimat? Kamu merasa masalah ini bisa berakhir tanpa perlu mengeluarkan bayaran apa pun?""Tuan Josh, Anda katakan saja. Bagaimana bisa meredakan amarah Anda?" sahut Jared yang berdiri di samping.Josh berbalik, lalu berkata dengan perlahan sambil memandang ke luar jendela, "Potong satu jari tangan anakmu biar dia bisa mengingatnya!""Apa?" Jared dan Jason sontak terkejut begitu mendengar hal itu."Tuan Josh, ini … ini terlalu kejam, 'kan?" kata Jared sambil menggertakkan giginya."Kalau kamu merasa terlalu kejam, silakan pulang. Nggak ada yang mengundang kalian kemari, kalian sendiri yang datang untuk memohon padaku," jawab Josh dengan tenang."Ini
Mobil Jared pun tiba di Gedung Vagant dengan sangat cepat.Kemudian, Jared membawa anaknya, Jason, masuk ke Gedung Vagant. Di bawah bimbingan dari resepsionis, mereka pun akhirnya sampai di lantai teratas Gedung Vagant."Pak, direktur utama kami ada di dalam," kata resepsionis itu sebelum berbalik dan pergi.Jared dan Jason pun berdiri di depan pintu."Jason, kalau benar-benar hanya salah paham, cukup selesaikan kesalahpahamannya saja. Tapi, kamu ingat bahwa dia adalah cucu kandung Pak Marcus. Kita sama sekali nggak bisa menyinggungnya, jadi kamu jangan asal bicara," pesan Jared kepada Jason."Tenang saja, aku pasti nggak akan menyinggungnya," sahut Jason sambil tersenyum.Jason merasa bahwa dia sama sekali tidak menyinggung tokoh besar seperti direktur utama Grup Vagant itu. Dia yakin bahwa ini hanya salah paham sehingga dia tidak terlihat takut sama sekali. Jared pun mengangguk, lalu melangkah maju dan membuka pintu ruangan itu. Kemudian, Jason juga ikut di belakangnya dan berjalan m
Sebelumnya, Jared masih sangat kebingungan. Padahal dia tidak pernah menyinggung Josh, kenapa Josh melakukan upaya sebesar ini untuk menghancurkannya? Dendam seperti apa sehingga Josh harus berbuat seperti ini? Sekarang, ketika Josh menyuruhnya untuk membawa anaknya, hal ini pun membuktikan bahwa putranya itulah yang sudah membuat Josh marah."Entah apa yang sudah dilakukan bocah sialan itu! Bisa-bisanya dia menyinggung Tuan Josh dan membuat Tuan Josh sampai menggerakkan seluruh pebisnis Kota Sunrise untuk memblokir Grup Weasley!" seru Jared dengan geram.Setelah keluar dari Grup Vagant, Jared langsung menelepon putranya."Halo, Ayah, ada apa?" Jason yang berada di ujung telepon itu terdengar sangat bahagia."Cepat pulang ke rumah sekarang!" bentak Jared dengan sangat emosi.…Saat ini, Jason sudah berada di rumah. Namun, dia masih kebingungan kenapa ayahnya mendadak emosi kepadanya di telepon barusan. Adapun masalah berbagai mitra kerja sama yang menghentikan kerja sama dengan Grup We